Chereads / Hunter with Synthesis Plugin / Chapter 1 - chapter 1

Hunter with Synthesis Plugin

Belut_Listrik
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 1.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - chapter 1

"tuan... tenanglah di alam sana, terimakasih untuk semuanya"

seorang pemuda berumur 18 membungkuk memberi hormat pada makam di depannya.

pemuda tersebut bernama Aji, dia adalah seorang yatim piatu namun di adopsi oleh pemilik kuil saat berumur 5 tahun.

makam di depannya adalah makam pemilik kuil yang lama, meninggal 3 tahun lalu. Aji saat ini sedang melakukan ziarah tahunan.

melihat hari mulai gelap, Aji pulang ke kuil.

***

Aji akhirnya sampai di kuil pukul 8 malam.

kuil tempatnya berada cukup kecil dan sederhana, karena pemilik lama telah meninggal hanya aji yang tinggal dan mengurus kuil saat ini.

setelah selesai makan malam, aji duduk dan merenung di depan halaman kuil.

"apakah saya harus turun gunung dan menjadi HUNTER?"

5 tahun lalu kejadian yang mengubah bumi terjadi. sebuah peringatan muncul di langit bahwa bumi mengalami peningkatan kehidupan.

karena kejadian tersebut bumi mengalami banyak perubahan.

ukuran bumi membesar 100 kali lipat. perluasan tidak merata dengan skala, namun meluas dari titik tengah. membuat permukaan bumi lama menjadi datar.

portal monster juga muncul secara tak terduga di permukaan bumi. titik tengah hunian bumi telah bersih dari portal. namun tidak ada yang tahu berapa banyak monster di luar perbatasan.

manusia yang berumur 15 tahun ketika pertama kali memasuki portal akan mendapatkan system dan terinstal secara otomatis. manusia dengan system inilah yang disebut HUNTER.

Aji dalam 5 tahun sejak kemunculan portal tidak pernah memasuki portal karena di larang oleh pemilik kuil lama. namun setelah 3 tahun kematian pemilik lama, aji mulai khawatir dengan masa depannya.

selama 3 tahun ini, dia hanya hidup dari sumbangan orang-orang yang berdoa di kuil dan juga dari hasil alam di sekitar gunung seperti umbi-umbian dan sayuran.

setelah merenung selama 30 menit tanpa hasil dan keputusan, aji masuk ke kuil dan tidur.

***

pagi hari pukul 7 aji sedang duduk di depan kuil membaca kitab suci, ini adalah rutinitas hariannya di pagi hari.

namun pada saat sedang asik membaca, seorang perempuan yang seumuran dengannya muncul dari bawah tangga gunung.

"selamat pagi, bagaimana kabarmu" ucap perempuan tersebut sambil terus berjalan menuju kursi di seberang aji.

"selamat pagi laras, baik-baik... ada apa? kenapa datang sepagi ini?

perempuan tersebut bernama Laras, dia adalah teman masa kecil Aji. perempuan inilah yang selalu menemani aji untuk mengobrol semenjak pemilik kuil lama meninggal.

"hehe... saya ada kabar baik, tebak apa?" Laras berkata dengan gembiranya.

"hmmmm... kamu naik ke tingkat D?" ucap aji dengan percaya diri. dia juga merasa ada yang aneh dengan Laras, aura di sekitarnya membuatnya tidak berdaya.

"kenapa kamu tau? apakah kamu peramal aji? hhhh"

"tapi, apapun itu, kamu benar... saya sangat kuat sekarang, mau coba adu panco?"

Laras menunjukkan oto lengannya kepada aji, dia terus membual tentang kenaikan tingkatnya.

itu adalah hal yang wajar, mengingat tingkat D sangat sedikit di sebuah desa.

aji menggulung buku di atas mejanya dan memukul kepala Laras dengan santai.

"kenapa kamu menjadi sombong setelah menjadi lebih kuat?"

"pergi jangan janggu saya"

"aduh duh..." Laras memegang kepalanya dengan dua tangan seakan-akan telah di pukul dengan keras menggunakan besi.

"tapi aji, apakah kamu tidak mau menjadi HUNTER? saya mendengar dari berita pagi ini bahwa, negara kita membutuhkan banyak Hunter baru"

"jika negara kita tidak menghasilkan Hunter S dalam 5 tahun ke depan, pertahanan negara kita akan hancur, dan Indonesia tidak akan ada lagi, seperti negara-negara yang hancur saat awal kemunculan portal"

Laras memberitahu kecemasannya kepada aji, mereka saat itu berumur 13 tahun dan masih mengingat kekacauan saat portal pertama kali muncul, berita korban jiwa dan kehancuran sebuah negara terus bermunculan.

walaupun keluarga mereka tidak termasuk korban, namun bayang-bayang keganasan monster masih tercatat jelas di pikiran mereka.

"saya juga sedang memikirkannya, namun saya sedikit bimbang dengan resiko menjadi Hunter, lalu siapa yang menjaga kuil" ucap aji berhenti membaca kitab suci.

"masalah resiko tenang saja, ada saya yang akan membantumu, dan juga kita tidak berburu jauh di luar perbatasan"

"lalu untuk kuil, ada apa? kamu tidak perlu seharian berburu monster"

Laras terus meyakinkan aji untuk menjadi Hunter, dia tidak ingin teman masa kecilnya ini mati jika bencana datang.

...

setelah berdiskusi cukup lama, aji diyakinkan dan akan pergi ke asosiasi Hunter besok untuk menjadi Hunter.