Chereads / THE BLACK CHESHIRE PRINCESS / Chapter 8 - [08]. The Guardian Sister

Chapter 8 - [08]. The Guardian Sister

Berita mengenai keluarga Zurone itu adalah fakta dan tersebar dengan begitu cepat. Dan kini Renata menjadi sasaran pembullyan, bukan Jenna Jameson lagi

"Ini ulahmu kan?!."

Canon menatap datar

"Kau diam saja saat ia hendak membunuhku?. Kakakmu sendiri?." Telak Canon

"Kalaupun bisa, aku tak mau menjadi adikmu!. Kau hanya mempermalukan keluarga kita!. Dan kau ingin menggantikan posisi ayah bukan?. Untuk itu kau selalu melarangku belajar dan menjadi pintar!. Iya kan?!." Sentak Ophelia

"Lia, listen-."

"Enough!. I don't want to hear you anymore!." Ophelia pergi sambil menutup pintu dengan keras

Canon menghela nafas sambil memegang kepalanya. Kirene keluar dari tempat persembunyiannya

"Kau baik'saja?."

"Yahh, aku memang memakluminya karena dia masih masa pubertas. Ternyata dunia pertemanannya sangat buruk, aku tak bisa membiarkannya. Aku tak peduli ia akan membenciku atau tidak, yang jelas dia adalah adikku dan aku punya hak untuk merubahnya." Final Canon seraya mengepalkan tangannya yakin

Kirene tersenyum dan tertegun

"Oh Ken!. Lihat itu!." Tunjuk Kirene

"Wow, a shooting star ha?."

"Apa keinginanmu?." Ujar Kirene

"Aku tak percaya dengan miracle. Oh bel sudah berbunyi, tandanya aku harus kembali ke kamar sebelum guru keamanan menemukanku." Canon berbalik dan pergi dari sana meninggalkan Kirene yang terdiam

(Keesokan Harinya...)

"Ken, biar aku yang obati." Zoe mengambil alih obat merah dan mengolesnya ke luka Canon

"Thanks."

Zoe mengangguk dan Canon memakai pakaiannya. Pagi itu jam masih menunjukkan pukul 5 pagi dan pelajaran Roylt akan dimulai pukul 08.30

"Zoe, aku ingin bertanya satu hal."

"Hm?. Apa itu?."

Canon diam

"Tentang kutukan orang kelima. Katanya tiga tahun sekali bukan?. Dan kejadian Erica, itu dua tahun yang lalu, artinya ini tahun ketiga bukan?." Ujar Canon

Zoe berhenti dan mengangguk

"Apa kau berencana ... mencari korban selanjutnya?." Tebak Zoe

"Tidak. Aku tidak suka ikut campur. Aku hanya ingin berjaga-jaga dengan adikku."

Zoe mengangguk paham dan lanjut minum. Canon mengambil jaketnya

"Oh kau mau kemana?." Tanya Zoe

"Mengenal Roylt lebih dalam." Zoe terkekeh

Canon ikut terkekeh lalu keluar dari kamarnya. Dan ternyata teman-temannya sudah bangun dari tadi, hanya Zoe yang menyadarinya

"Sepertinya berat ya menjadi Canon." Ujar Claire

"Hoamm, iya. Apalagi punya adik yang membencinya." Tambah Evelyn

"Aku yakin gitu-gitu Canon juga merasa sedih." Sahut Shofie

Semuanya mengangguk. Zoe menaruh gelasnya

"Kita juga harus membantunya."

"But how?."

"Ayo kita juga jaga Ophelia!." Sentak Zoe bersemangat. Semuanya tersenyum dan setuju

Kembali ke Canon. Ia berjalan di taman sambil mengantongi tangannya dan senyum mengembang

"Kirene akan datang jam 6 ya. Hmm, disini dulu deh selagi nunggu." Canon lanjut berjalan dan menemukan air mancur serta tanaman yang penuh bunga warna-warni

"Wahh yeppo*!."

*cantik dalam bahasa Korea

Canon mencelupkan tangannya ke air dengan mata berbinar

"Sekagum itukah kau?."

Raut wajah Canon berubah melihat pantulan asal suara itu

"Terserahku dong." Canon mengibaskan air ke Laks

"Hey!."

Canon meledek dan tertawa lalu pergi dari sana. Laks menyusul

"Kenapa mengikutiku?." Kesal Canon

"Apa?. Aku bangun kepagian dan semua temanku masih tertidur." Bela Laks membuat Canon berdecak kesal

"Emm... bagaimana itu?."

"Ha?."

"Your wound."

Canon berhenti dan memegang pinggangnya

"Already better. Bekas jahitannya aja masih ada." Canon terdiam melihat wajah Laks yang tak bisa dibaca

Tiba-tiba Canon tersentak

"Are you … feeling dejavu?." Laks mengusap tengkuknya dan mengangguk kecil

"Hey Laks, listen-."

"Ya aku tau itu kejadian di masa lalu dan kita sudah semakin besar. Hanya saja … kejadian itu masih membekas." Ujar Laks

"I'm so sorry."

"Ini bukan salahmu oke?. Aku kesal dengan adikmu. Kenapa dia diam saja saat kau diserang?. Jika saja dia tau cerita itu-." Laks diam saat Canon menaruh telunjuk di bibirnya

"Bisa ada yang dengar. Aku wajar dengan sifat Ophelia, dia masih kecil oke?. Anggap saja kita tidak bertemu disini. Aku mau ke perpustakaan, bye Laks." Canon berbalik dan pergi

Laks pergi sambil terus menatap punggung gadis itu yang kian lama menghilang

Pelajaran pertama untuk anak kelas dua dimulai dengan olahraga, seluruh murid Roylt segera mengganti seragam mereka dan berkumpul di lapangan

"Hmm, bagus juga seragam ini. Kukira mau apapun itu bajunya, yang putri pasti diberi rok." Tutur Canon

"Haha bukan baju olahraga namanya kalau begitu." Tawa Claire

"Hey ayo turun!." Panggil Evelyn

Mereka berlima segera keluar sambil mengobrol dan sesekali tertawa. Saat sampai di lapangan, seorang laki-laki melempar bola ke arah Shofie

"Aw!."

"Shofie, kau baik'saja?." Kaget Evelyn

"Aduh pundakku sakit." Keluh Shofie

"Ups sorry ya. Kami gak sengaja." Kekeh laki-laki itu

Dia adalah anak buah Luxtine. Sementara anggota Luxtine hanya tersenyum kemenangan

"Oy." Semuanya menengok ke Canon yang mendapat bola itu

"Biar ku tunjukkan bagaimana melempar bola dengan baik." Ujar Canon dingin

Canon mengambil posisi. Laki-laki tadi tertawa meremehkan dan merentangkan tangannya untuk menangkap bola tersebut. Canon melempar bola itu dengan terbelalak

Laki-laki itu tersenyum meremehkan, tapi ketika bola itu mendekat ia refleks menghindar hingga terjatuh. Bola itu melesat dengan cepat dan orang-orang bisa melihat ada kilatan api, hingga bola itu menembus tanaman tepat disebelah Ruu. Semuanya terdiam seperti waktu yang berhenti

"Ups sorry, aku gak sengaja." Canon menyeringai lalu merangkul Shofie dan mereka berlima pergi dari sana

"Argh sialan!." Sentak Ruu penuh amarah

"Gadis j*lang, kita harus membalasnya Ruu." Ujar Cherry. Freedom berada di posisi 4

"Tentu saja. Dia pikir dia siapa sih." Tutur Joya seraya melipat tangannya. Epifania berada di posisi 9

Sementara Ruu mengepalkan tangannya yang memerah dan Yumna hanya diam

Waktu berlalu dan pelajaran olahraga selesai

"Huaa, melelahkan ya." Keluh Canon seraya meminum air

"Canon hebat ya. Kau mengalahkan tim laki-laki." Puji Zoe

"Haha bukan apa-apa kok." Selagi minum, Canon melirik ke lantai dua

Disana ada seorang wanita tanpa ekspresi, membuat Canon sedikit merinding

'Tu guru ato hantu?'

Canon mengikuti arah pandang wanita itu. Yaitu Ophelia yang tengah berjalan sendirian sambil memeluk bukunya. Ketika Canon kembali menatap wanita itu, ia menghilang

'Gak heran sih kalo ada hantunya'

Canon tersenyum maklum dan menatap Ophelia sampai gadis itu masuk ke kelasnya

"Sh*t, perasaanku gak enak." Gumamnya

(Malam Harinya…)

"Hoamm, aduh kebelet." Canon bangkit dan berlari kecil menuju toilet

Setelah selesai membuang hajat, Canon pergi ke dapur untuk mengambil air lalu kembali berbaring

"Nah kan gak bisa tidur lagi. Argh." Canon memutuskan untuk bangkit dan keluar dari kamar secara perlahan agar tak membangunkan teman-temannya

"Wahh, mereka bersusah payah ya membuat sekolah tetap kelihatan anggun walau di malam hari. Apa-apaan lampu warna-warni itu?. Dipikir ini sekolah anak SD?. Ck." Canon mengantungi tangannya

Karena tengah malam angin terasa sangat dingin. Canon hanya mengikuti kakinya yang mengarah ke taman

"~~♪♪~~. Aku bukan gadis feminim, tapi aku suka aroma bunga. Indah sekali." Canon menatap langit dan tak sengaja ia kembali melihat wanita yang ia temukan tadi pagi

Dan juga … adiknya. Seketika Canon terbelalak merasakan aura gelap yang keluar dari wanita itu, dan sepertinya wanita itu menunggu Ophelia mendekat. Tapi setelah dilihat betul-betul, Ophelia tidur sambil berjalan

"Ophelia tak pernah begitu." Canon berasumsi mengambil plastik sampah dan mengeluarkan isinya

Ia berlari ke lantai dua dan tepat di belakang wanita itu, ia menutup kepalanya dengan plastik itu membuat wanita itu memberontak marah. Canon segera menarik Ophelia bersembunyi dan gadis itu terbangun dengan terbelalak

"Kau-."

"Sstt!." Canon menunjuk wanita itu yang mengeluarkan suara mengerikan

Ophelia gemetar takut. Canon yang mengetahui itu segera menggemgam tangan adiknya dan tersenyum meyakinkan bahwa semuanya akan baik'saja

Merasa tak menemukan Ophelia, wanita itu berubah menjadi bayangan hitam yang mengerikan dan … mempunyai satu mata, ia kemudian menghilang terbawa angin

Canon menghela nafas lega dan mereka duduk dengan tenang

"Kau … baik'saja?." Tanya Canon ragu

Ophelia segera melepaskan tangannya dari Canon

"Apa dia … mengincarku?." Canon mengangguk kecil

"Makhluk apa itu?." Tanya Canon

"Dia bukan manusia ataupun hantu. Infomasi tentang mereka biasanya dirahasiakan, tapi aku tahu sedikit. Mereka adalah EYES." Ujar Ophelia

"EYES?."