Chereads / Menjadi koki di dunia penuh masalah / Chapter 7 - Noise from the pot

Chapter 7 - Noise from the pot

1/4/16 U.C

03:00

Kurang lebih sudah 10 hari berlalu semenjak renovasi bangunan ini agar bisa merubahnya menjadi hunian tempat tinggal.

Dan akhirnya aku pun sampai ke bagian utamanya. Yaitu area kedai tempatku bisa menyajikan hidangan kepada para pelanggan yang akan menjadi sumber pemasukan sampingan selama bersekolah di tempat ini.

Berdasarkan perhitunganku bangunan ini memiliki ukuran 90 meter dari panjang dan lebar sekitar 210 meter dengan tinggi bangunan yang mencapai sekitar 12 lantai yang masing-masing tinggi lantainya sekitar 5 kaki.

Gedung ini cukup besar juga karena sepertinya saat diriku kehilangan ingatan sepertinya aku melakukan renovasi untuk mengikuti standar baru yang berlaku di central park. Yaitu bangunan di sini harus melebihi 10 lantai untuk mengatasi krisis hunian di area Central Park.

Namun aku pun hanya menguap sembari meraih tabung berwarna keemasan yang bersinar dengan terang dari lemari dan meletakannya ke kontainer khusus. Sebelum kututup secara perlahan dan kotak tersebut ke pinggang kiriku.

Lalu kuraih ke belakang jaket dan kukeluarkan tabung yang memancarkan sinar keputihan ke dalam lemari tersebut.

Dengan perlahan kututup pintu lemari tersebut dengan pelan dan secara perlahan tanpa adanya suara.

[Cairan darah parasite yang digunakan oleh para penyihir untuk memperkuat efek pemunculan sihir mereka. Jika kau menggunakannya akan kumusnahkan dirimu seperti kepribadian lain yang ada di tubuhmu yang ketagihan elixir.]

Bisa terlihat tulisan hologram itu di depanku, jangan bilang ini sabuk yang sudah mulai aktif lagi.

Tenang saja karena aku tidak tertarik untuk menggunakannya, aku hanya menukarnya saja dengan serum elixir. Karena gabut tidak bisa tertidur.

Dengan bisa kurasakan adanya pergerakan yang mendekati tempat ini hingga akhirnya aku pun memalingkan pandangan ke sekitar dengan gagang pintu yang ada di ujung ruangan ini mulai berputar beberapa kali, lalu terhenti beberapa detik kemudian terhenti.

Kupikir mereka sudah menyadari keberadaanku, ternyata mereka sudah pergi. Jika begini kurasa lebih baik aku pergi dulu dari tempat ini.

Yang mana aku pun memalingkan pandangan ke sekitar dengan sensor panas ke arah sekitar yang terlihat ruangan ini gelap sekali.

"Para orang-orang yang terinfeksi sudah datang ke sini, gawat sekali, jika mereka menyentuh kulitku bisa-bisa mereka akan menodai kesucianku." Bisa terdengar suara dari seseorang pria dengan nada serius dan kesal.

Dengan aku pun bisa merasakan langkah kaki yang terburu-buru bergerak mendekati tempatku berada yang akhirnya membuatku berjalan mundur ke belakang hingga menyentuh tembok sementara kudapati sensor panas yang tertuju ke arah pintu yang mulai terbalut dalam api kelabu.

" Candidate Seat 5 Holy Cardinal of Water of Templar, Lichtenstur Nemorea. Putra penerus dari Duke Nemorea, penguasa selatan di kekaisaran elsyium, berani sekali kau melanggar kesepakatan diantara para penyihir dengan kami dengan menyebarkan kembali elixir di Univercity!" Bisa terdengar suara dari seorang perempuan dengan nada yang amat sangat dingin dan tegas.

Dari balik pintu tersebut bisa terlihat seorang perempuan berambut putih sebahu dengan empat tanduk yang melengkung dari sekitar kepalanya dengan sinar keputihan di atasnya.

Dengan dirinya yang memiliki mata merah yang menyala dengan terang, sangat kontras sekali dengan kegelapan di ruangan sekitar.

"Jadi seorang yang terinfeksi, berani-beraninya kau berada di sini! Akan kugunakan tubuhmu sebagai hukuman atas berani menunjukan dirimu yang kotor di hadapanku." Ucap pria tersebut dengan nada serius yang disusul dengan adanya kobaran api yang muncul di udara yang di tangkap sensor panas.

Aneh sekali, aku bisa melihat suhu panas dari perempuan yang baru memasuki tempat ini. Tetapi dimana sensor untuk pria itu?

Hingga perlahan lampu pun perlahan menyala dengan sensor dari pakaian ketat ini mulai beradaptasi dan menangkap warna yang ada di sekitar.

Bisa terlihat perempuan berambut putih itu yang mengenakan model pakaian gaun berlengan panjang dengan bagian rok dan juga lengannya yang berwarna kelabu gelap dengan bagian dalam berwarna merah. Sementara itu terdapat seragam putih yang ia kenakan terdapat dasi merah yang sebagian besar tertutup oleh kerah dari seragam itu.

Jika tebakanku benar, maka perempuan ini berasal dari kelas bangsawan. Tetapi fitur tanduk unik itu, kurasa hasil mutasi adaptasi tubuh untuk membuat aliran energi tubuh stabil karena elixir memaksanya membuat energi lebih.

"Zirah itu, apakah kau berasal dari militer?" Tanya perempuan tersebut dengan nada yang amat sangat penasaran.

Sementara di sisi lain terlihat sosok pria berambut oirang keemasan dengan mata biru yang terlihat mengenakan pakaian serba putih itu memalingkan pandangan ke arahku dengan wajahnya yang secara perlahan terlihat pucat.

"Si-Si Aneh 391-100! Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya sosok pria tersebut dengan nada ketakutan.

Dengan dirinya yang perlahan mengarahkan tangannya ke arahku dan terlihat munculnya lingkaran dengan pola rumit yang disusul melesatnya bola api besar ke tubuh ini.

"Proses netralisasi miranium sudah berlangsung, tampaknya kita ketahuan." Bisa terdengar suara dari sabuk tersebut dengan nada serius.

"Padahal aku berencana untuk pulang setelah ini, tetapi kurasa aku harus menulis laporan kepada Administrasi terkait laporan ini." Balasku dengan nada tenang.

Kobaran api itu pun mulai meredup dengan dirinya yang terlihat amat sangat kesal dan bergerak ke area lemari. Namun langkahnya terhenti ketika terdapat pasukan berpakaian ketat biru gelap dengan zirah hitam di bagian dada dan juga helm dengan kaca pelindung yang modelnya satu di depan mata mereka

Yang terlihat jelas jika mereka memegang senjata laras panjang dengan posisi waspada sembari memasuki ruangan ini sembari mengelilingi sosok pria ini. Dengan dua orang terlihat memegangi tubuhnya, dua orang yang mengarahkan senjata laras panjang ke kepalanya.

"Lepaskan aku, aku berjanji akan memberikan kalian nama orang-orang yang terlibat dalam penyebaran elixir." Ucap pria tersebut dengan nada ketakutan.

"Simpan kata-katamu untuk para sponsormu, tugas kami di sini hanyalah untuk mencegah kekacauan yang bisa kau sebabkan." Balas salah satu tentara dengan nada serius.

Tangan dari prajurit tersebut terlihat menembus bagian dada sosok tersebut yang kemudian menarik sebuah batu berwarna keemasan yang perlahan di genggam keras hingga batu tersebut pun hancur.

Sementara rambut kepirangan dan juga mata biru sosok itu mulai memudar dan terganti dengan rambut biru gelap dan mata merah gelap sebelum sebuah tanduk pun muncul di kening kanannya.

"Sekarang kau boleh mengurusnya, Agen Centrion. Dan juga, Agen Cross, kami tahu otorisasimu sudah berada di tingkat 10, yang melebihi semua kelompok besar di univercity. Tetapi seharusnya kau tahu posisimu yang hanya seorang manusia biasa yang tidak bisa melakukan apapun!" Ucap sosok berzirah tersebut dengan nada serius.

Sosok tersebut terlihat mengarahkan senapan laras panjang di tangan kirinya yang tertuju ke arahku.

"Karena ulahmu kini seluruh penyihir dan protogenitor berdarah murni terkena imbasnya. Jika kau mau mengorbankan dirimu kami masih bisa menggunakan sihir kami seperti dulu, dasar orang egois!" Ucap sosok tersebut dengan nada serius.

Dengan aku pun yang hanya menghela nafas panjang sembari memandanginya.

"Egois, aku hanya ingin hidup normal saja dan tumbuh besar menjadi orang dewasa. Kalian para penyihirlah yang merupakan seorang yang amat sangat egois, berani sekali kalian mengorbankan nyawa orang lain demi keinginan kalian sendiri." Jawabku dengan nada datar dan membosankan.

"Kalian itu seharusnya tidak pernah terlahir, hanya aku dan juga generasiku saja yang akan menjadi generasi terakhir dari kemanusiaan di bumi. Tetapi kau terlahir dan mengacaukan segalanya! Jika begini bisa-bisa sejarah suci kekaisaran suci unitopia akan terlupakan oleh semua orang!" Ucap sosok prajurit tersebut dengan nada serius.

"Kekaisaran suci unitopia, maksudnya adalah penjajah yang telah menyebabkan perang suci terakhir. Tidak, kau salah, mereka tidak akan pernah dilupakan oleh semua orang." Balasku dengan nada datar dan membosankan.

"Benarkah, itu bagus sekali jika itu keluar dari mulutmu. Benar sekali, setelah kematianmu diumumkan maka semua orang akan mengingat kehebatan kekaisaran suci unitopia yang membawa kedamaian abadi ke dunia ini." Balas sosok berzirah tersebut dengan nada serius.

"Kedamaian abadi dimana orang-orang yang memiliki rambut pirang dengan mata biru, para bangsa aryan, kelompok terkuat di dalam sejarah manusia. Itu sama saja bohong karena kalian menjadi penindas terhadap para orang-orang yang tidak memiliki kedua faktor itu yang kalian anggap jauh lebih rendah dari kalian." Responku dengan nada yang amat sangat tenang.

"Itu adalah bayaran yang harus mereka terima karena memang benar kedua faktor itulah yang menentukan kesucian seseorang untuk mendapatkan kuasa untuk mengendalikan sihir sesuai dengan kasta yang berlaku di kekaisaran suci unitopia!"Ucap sosok tersebut dengan nada serius.

"Gawat, dua faktor terburuk di dunia ini ternyata menyatu. Sekarang aku harus hidup satu era dengan penyihir Nazi!" Balasku dengan nada datar dan membosankan.

Sebelum sosok itu hanya mengarahkan senapan laras panjangnya ke kepala sosok yang dipegangi oleh para pengguna zirah lainnya yang bertukar pandangan satu sama lain.

Salah satu yang memeganginya langsung menarik tubuh tersebut ke belakang dengan kencang sementara itu prajurit tersebut terlihat menarik pelatuk senapannya dengan sebuah peluru yang melubangi lantai.

"Apa yang kalian lakukan? Ini adalah hukuman yang harus ia terima karena berani melanggar hukum yang berlaku!" Bisa terdengar suara dari sosok tersebut dengan nada serius.

Sembari dirinya yang memalingkan pandangan ke belakang yang disambut dengan dua sosok dengan zirah yang mengarahkan laras panjang ke wajahnya.

"Tugas kita bukanlah untuk mengirimkannya ke alam surgawi, tetapi untuk mengamankan situasi ini. Mohon kendalikan dirimu!" Ucap sosok tersebut dengan nada serius.

Hingga terlihat dirinya yang hanya mengangguk sekali.

"Mohon maafkan aku soal yang tadi, tetapi sampah sepertinya amat sangat tidak layak untuk diintrogasi karena informasinya tidak akan berguna. Informasi dari kelompokku sajalah yang paling akurat untuk mengatasi penyebaran elixir, bagaimana kalau kita bekerjasama untuk membereskan si aneh 391-100 sekarang?" Tanya sosok zirah tersebut lagi dengan nada serius.

Jadi, nampaknya pengaruh politik sudah mulai tersebar ke dalam univercity. Ini tidak mengejutkan.

"Access Code : Cross, Disengage all Military Assisted Support System." Ucapku dengan nada tenang.

Hingga bisa terlihat adanya keberadaan dari zirah di sekitar tubuh para pengguna zirah tersebut yang terdapat pancaran sinar keputihan dari lensa di helm mereka. Sebelum semuanya perlahan berubah menjadi energi keputihan yang menghilang di udara.

Yang menyisakan adanya tiga orang berseragam santai dari militer yang memiliki warna biru gelap dan juga corak hitam di beberapa bagian. Sementara dua sisanya terlihat agak mencolok.

Sosok yang tadi mencoba menembak pria malang itu adalah seorang pria berambut pirang keemasan dengan mata biru yang memiliki tubuh tinggi sempurna dengan seragam putih. Jika dideskripsikan maka dirinya bisa dibilang cukup menawan dan tampan dari standar manusia biasa.

Sementara yang lain adalah seorang perempuan dengan adanya telinga lancip dengan sepasang tanduk di kepalanya dengan rambut biru gelap mengenakan seragam berwarna putih. Sementara bawahannya terlihat mengenakan celana pendek selutut dengan sepatu boot hitam.

"Apa yang sudah terjadi?" Tanya salah satu prajurit dengan nada kebingungan.

"Aku mencabut kesepakatanku dengan pihak prajurit kedamaian yang berbasis di utara univercity. Singkatnya kalian sudah tidak bisa menggunakan infrastruktur, fasilitas, teknologi, dan juga pendanaan dari Noctrune Research institute." Jawabku dengan nada serius.

Sembari kuraih ke sebelah kanan dari sabuk ini dengan perlahan pandanganku pun menggelap selama beberapa saat sebelum kembali normal.

"Anda, jadi benar-benar sudah kembali. Jadi anda adalah sponsor utama dari militer, mohon maaf soal yang tadi. Ini adalah ulah berlebihan dari salah satu anak titipan dari para politikus untuk publikasi kedamaian kedua belah pihak di media massa. Namamu pun akan diliput di media massa juga sebagai yang memimpin penangkapan ini." Ucap salah satu prajurit dengan nada serius.

"Tidak ada publikasi ke media massa sampai penyelidikan ini selesai, biarkan aku yang mengurus tersangka ini." Jawabku dengan nada serius.

Dengan para orang-orang itu hanya memasang wajah yang amat sangat serius dan terdiam di tempat.

"Ja-Jangan lukai kakakku, ia melakukan ini untuk melindungiku yang lemah!" Bisa terdengar suara dari seorang perempuan dengan nada yang amat sangat amat lemas dari kasur.

Kupalingkan pandangan ke sumber suara itu dengan terlihat seorang gadis bertelinga kucing berwarna kebiruan dengan rambut kelabu yang mengenakan gaun putih tak berlengan terlihat memandangiku dengan wajah serius.

Mata birunya pun perlahan menjadi memerah dengan terdapatnya sinar kemerahan yang menyebar dari mata ke sekitar telinganya yang bisa kurasakan adanya kekuatan besar mulai membuat tubuhku terdorong ke belakang.

Lalu kupalingkan pandangan ke arah sekitar yang terdapat para orang-orang itu yang terpental ke dinding kecuali gadis bertanduk itu yang terlihat menahan diri di tempat sembari mengarahkan pistol ke sana.

"Kakak, cepatlah kabur selagi sempat!" Ucap gadis tersebut dengan nada yang amat sangat serius.

"Aku tidak akan membiarkanmu sendirian lagi! Tidak setelah kau dijual oleh orang tua kita yang sudah teracuni dengan elixir!" Ucap sosok pria tersebut dengan nada serius.

Sementara itu terlihat perempuan berambut putih itu hanya terlihat memalingkan pandangan ke sekitar dan memandangiku sembari memasuki ruangan ini.

Lalu kuhela nafas dan hanya mengangkat tanganku ke atas dengan mengaliri aliran energi itu di dalam tangan kanan yang perlahan terbalut dalam sinar kemerahan.

"Kau, seorang yang sama sepertiku. Seorang yang mengemban seluruh kekuatan kegelapan dari para protogenitor lainnya, Sineater!" Ucap gadis tersebut dengan nada serius.

"Sineater, sudah lama sekali tidak mendengar kata itu. Benar sekali, aku sama sepertimu, seorang sineater." Jawabku dengan nada yang amat sangat serius.

"Tetapi, itu mustahil karena seorang protogenitor dengan kutukan sineater akan mati dalam sekejap." Balas gadis tersebut dengan nada serius.

"Maaf nona kucing, nampaknya kutukan itu justru cocok dengan seorang protogenitor berdarah manusia sepertiku yang mana darah dari sisi manusiaku ini sudah berevolusi selama 500 tahun terakhir untuk menghadapi radiasi energi kegelapan dari mahluk luar angkasa. Dilihat dari respon tubuhmu nampaknya kau juga memiliki darah manusia, jadi tenang saja karena kau tidak akan mati akibat kutukan ini." Responku dengan nada tenang.

Kupalingkan pandangan ke arah sekitar dengan dari pintu masuk yang terlihat dimasuki beberapa pengguna zirah berwarna biru gelap dengan pakaian ketat hitam yang memliki senjata laras panjang yang sama seperti prajurit tadi dan memalingkan pandangan ke arah sekitar.

"Protogenitor generasi ketiga lainnya, jadi ada eksistensi lain selain Agen Cross di dunia ini. Apakah kau yang mencoba mengedarkan elixir ke univercity?" Tanya salah satu pengguna zirah itu dengan nada serius.

"Be-Benar sekali, aku adalah pemegang kursi kelima dari kardinal air di templar. Tetapi aku hanya mengikuti perintah dari pusat yang tidak bisa kulanggar! Aku bersumpah demi langit suci unitopia jika aku sudah berhenti mengkonsumsinya satu minggu yang lalu!" Jawab sosok tersebut dengan nada serius.

"Tanduk itu, apa salah satu tandukmu pernah patah?" tanya salah satu prajurit lainnya dengan nada serius.

"Tidak, aku sudah terlahir dengan tanduk ini semenjak dulu." Jawab kardinal itu dengan nada serius.

"Kurasa kau sudah dijebak untuk publisitas di media massa, karena seorang yang terlahir dengan satu tanduk akan dianggap rendahan oleh komunitas daemon. Tetapi kami tetap membutuhkan beberapa pengetesan untuk mendukung perkataanmu, jadi mohon ikutlah dengan kami ke markas militer, bersama adikmu. Tenang saja karena kami tidak akan melukai kalian!" Ucap prajurit lain dengan nada tenang.

"Baiklah, aku akan bekerjasama." Balas kardinal tersebut dengan nada serius.

Sementara itu dirinya terlihat memalingkan pandangan ke arah kasur dengan sinar merah di sekitar mata perempuan tersebut pun perlaham mulai meredup.

Lalu pandangan dari gadis berambut putih itu terlihat tertuju ke arahku sembari hanya memasang mata merahnya.

"Agen Cross, mereka bukanlah bagian dari prajurit inti pasukan perdamaian bumi. Mereka hanya bagian dari pasukan pengawal senator, jadi kuharap kesepakatan damai dan juga kerjasama diantara noctrune Research institute tetap berlanjut demi koeksitensi diantara manusia dan penyihir yang ingin kulihat." Ucap salah satu prajurit dengan nada serius.

Sebelum aku pun hanya mengangguk dan bergerak ke area pintu masuk yang terbuka