Setelah kejadian itu 7 tahun pun berlalu.
Arsille adalah nama dari desa tempat dimana keluarga Felix tinggal.
Kebanyakan mereka yang hidup disini adalah orang biasa, hanya org normal yg hidup miskin namun berkecukupan.
Walaupun ekonomi mereka lebih rendah dari rata rata org normal, mereka tetap menjalaninya dengan bersyukur.
Mengapa begitu? Karena kebanyakan penduduk disini mereka penganut agama dari Dewa Manusia.
Memang sedari kecil warga sudah diajarkan untuk bersyukur atas segala yang ada. Mereka tidak diajarkan untuk membalas siapapun yang menjahati mereka, namun mereka harus membalas mereka dengan kebaikan.
Itu juga penyebab didesa ini tidak ada kriminalitas, Desa yang kecil namun penduduknya sejahtera saat itu.
Walaupun tekanan dari para bangsawan atas pajak yang tinggi, warga tetap mengikutinya karena mungkin keamanan desa yang saat itu dijaga oleh para kesatria dari bangsawan wilayah tersebut membuat mereka aman dari segala ancaman bandit maupun monster.
Namun tidak segalanya terlihat begitu baik, memang keadaan desa saat itu sangatlah aman, tapi atitude yang dimiliki para kesatria sangatlah buruk terutama para bangsawan.
Tak sedikit warga yang diintimidasi oleh mereka, dan terkadang para pimpinan kesatria meminta beberapa wanita muda yang belum menikah untuk didatang ke dalam barak mereka, bukan sebagai pekerja ataupun maid tapi sebagai pemuas hasrat seksual mereka.
Warga terpaksa menerima permintaan buruk mereka, beberapa sukarelawan diantarkan kedalam barak tentara dan Pagi hari sebelum terang mereka pasti akan kembali.
Para warga mau tidak mau harus menerima kenyataan ini.
Perempuan muda akan dibawa ke barak sedangkan untuk laki laki, disaat mereka menginjak usia remaja 16 tahun mereka dipaksa untuk menjadi tentara untuk para bangsawan.
Dibalik kenyataan itu semua Felix hidup dibawah kasih sayang orang tuanya, membuatnya tumbuh seperti anak yang normal. Yang hanya mengerti tentang hal hal baik yang telah diajarkan orang tuanya.
Namun hal normal itu hanya berlangsung sementara, setiap kali dia bertambah umur ingatannya mulai kembali.
Secara perlahan ingatan itu kembali seperti pecahan pecahan kaca, mereka semua kacau dan tidak dimengerti oleh felix.
Mereka semua datang pada felix dan selalu menghantui mimpi felix. Mimpi ini tentang anak remaja yang selalu membenci dunia.
____________________________________
"kwaaakk!... kwaakkk!...
Suara burung gagak terdengar diatas rumah kecil, tempat dimana keluarga felix tinggal disana.
Rumah tsb tidaklah besar, kecil namun bagi mereka rumah itu sangat berharga.
"suara gagak, sepertinya malam sudah tiba"
Ucap chris saat dia mulai menarik kursi dari meja makan dan mulai duduk, bersiap untuk makan malam.
Di dunia ini (heimr) burung gagak hanya muncul saat malam, Mereka merupakan hewan keramat bagi dunia ini.
Mengapa begitu?, itu karena burung gagak adalah perwujudan dari Dewa Kematian itu sendiri. Mereka hanya datang saat malam hari, terkadang mereka juga datang pada siang hari. Namun bila mereka datang disiang hari itu merupakan pertanda buruk yang berarti seseorang akan mati sebentar lagi.
Dan itu semua akurat, oleh karena itu burung gagak dianggap hewan sakral.
Chris kemudian duduk dengan wajah lemas, dia memegang punggungnya dan mulai mengeluh.
"haish... tubuhku sangat lelah, apa mungkin faktor usia ya?"
ucap chris.
"mana mungkin begitu... umurmu bahkan belum menyentuh 40 tahun"
"dan juga jangan terlalu sering mengeluh chris.. kamu ingatkan? Mengenai janjimu kepada orang tuaku sebelum kita menikah?"
Sena menjawab dengan senyuman masam.
"e..ehehehe b... benar juga ya"
chris kemudian menghela nafas.
"haaaa... maaf aku salah"
Sena menutup mulutnya dengan tersenyum dan kemudian berkata.
"yahh bagaimanapun itulah yang aku suka darimu chris, walaupun kamu banyak mengeluh dan kadang tidak begitu serius mengenai sesuatu, namun sebenarnya kamu sedang mengerjakan hal itu dengan sangat serius dan tidak kenal lelah."
Wajah chris mulai memerah dan tersipu. Dia memang tidak bisa menang ketika berdebat dengan istrinya.
Kemudian sena bertanya pada chris.
"hmm sayang?... bisakah kau panggil felix? Dia sedang ada dikamarnya, sepertinya dia sedang membaca buku"
*
"iyaa... hmm dan juga sepertinya felix punya sedikit obsesi terhadap buku kurasa, dia menyukai semua buku yang aku belikan untuknya"
"dia mirip denganmu"
Chris menjawab dengan heran.
"aku memang menyukai buku tapi tidak sefanatic felix kau tau"
"yah mungkin kamu benar, dia sedikit berbeda dari kebanyakan anak pada usianya"
Sena juga terheran pada anaknya, karena felix dia lebih memilih untuk membaca buku daripada bermain dengan anak anak seusianya.
"bagaimanapun dia tetap anak kita, rata rata anak berumur 6 tahun di desa ini belum ada yang bisa membaca dengan lancar, namun felix dia bisa membaca dengan lancar pada umur 5 tahun"
Ujar chris.
"iya kamu benar, dia terkadang juga sering menghela nafas sama sepertimu, tapi bedanya kalau felix dia tidak pernah mengeluh"
Sena dengan tersenyum mengatakan itu seakan dia menyindir chris.
Chris dengan tersenyum mulai berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke arah kamar felix.
"hmm kamu benar hahaha"
Chris membuka pintu kamar felix dengan perlahan dan dia melihat felix yang sedang membaca, tidak langsung memanggilnya chris justru sedikit terkejut saat melihat felix. Seperti semacam sebuah perasaan nostalgia.
Anaknya tidak membaca di meja namun dia sedang berapa disamping jendela kecil dan tengah duduk sambil memegang buku.
Sinar bulan memasuki kamarnya yang gelap, menyinari rambutnya yang putih seperti salju dengan pose membaca yang serius. Seakan felix sedang memasuk dunianya sendiri.
Dalam pikiran chris saat melihat felix, dia terlihat sangat mirip dengan ibunya, Sena juga punya hobi membaca namun tidak sefanatic felix.
Momen pertama kalinya chris bertemu sena adalah disaat dimana chris sedang berjalan ke sebuah danau pada malam hari untuk mencari udara segar, mungkin saat itu dia sedang banyak pikiran membuatnya sangat lelah secara mental.
Secara tidak sengaja disana dia melihat seorang wanita berambut putih yang duduk sendirian di pinggir danau tengah membaca buku.
Rambutnya yang putih bersinar ketika terkena cahaya rembulan, parasnya yang sangat cantik serta pantulan cahaya dari air danau yang menghiasinya. Membuatnya tampak seperti malaikat bila dibandingkan dengan manusia.
"malaikat tanpa sayap"
Sebuah kalimat yang terucap tanpa sadar dari mulut chris. Wajahnya sangat terpukau layaknya dia melihat sebuah keajaiban.
Dia tau bahwa rambut putih itu sangat jarang bahkan bila dihitung secara kuantitas bahkan itu hanya 1/100 dari seluruh dunia.
Ini pertama kalinya dia melihat seseorang berambut putih.
Rambut putih yang indah serta parasnya yang cantik terhias cahaya gemerlapan pada malam hari membuatnya nampak seperti seorang malaikat tanpa sayap.
Itu mungkin pertama kalinya chris jatuh cinta kepada seseorang dan awal pertemuan dari chris dan sena.
Dari situ chris menyadari sesuatu. Chris memang memiliki wajah rupawan, namun warna mata dan rambut dari anaknya sama persis seperti milik ibunya.
"apel memang jatuh tidak jauh dari pohonnya"
Chris dengan tersenyum bergumam sedikit mengenai kemiripan antara felix dan juga sena.
Pada saat yang sama Felix menyadari ayahnya masuk kedalam kamarnya.
"oh ayah? Apa sudah waktunya makan malam?"
Ucap felix.
"benar sudah waktunya makan malam"
"pffttt...."
Chris sedikit tertawa sambil menutupi mulutnya.
"apakah ada sesuatu yang lucu?"
Felix bertanya tanya mengapa ayahnya tiba tiba tertawa kecil seperti itu.
"tidak hanya saja, kamu benar benar mirip dengan ibumu"
Chris menjawabnya dengan senyum kecil diwajahnya.
Felix yang waktu itu masih kecil dia tidak begitu mengerti perkataan ayahnya.
"jglak.."
Suara pintu tertutup.
Sena yang sedang menyiapkan masakan melihat chris dan felix berjalan ke meja makan.
"ha..... aku tidak mengerti maksudmu ayah"
Dengan wajah sedikit masam felix menjawabnya, tapi kemudian dia teringat sesuatu dan mulai tersenyum.
"ayah, besok jangan lupa untuk membelikanku buku baru"
Ucap felix dengan tersenyum saat teringat janji ayahnya akan membelikan dia sebuah buku baru sebulan sekali.
"ha..... iya iya aku ingat, dan bagaimana bila kamu ikut juga ke toko buku?"
"Mungkin disana kamu bisa menemukan buku yang cocok untukmu?"
Ucap chris.
"wahh apakah boleh?"
Wajah felix berbinar binar setelah mendengar perkataan ayahnya.
"tentu saja dengan izin ibumu"
Chris menjawab dengan mengedipkan satu matanya.
"ibu apakah aku boleh pergi?"
Matanya felix yang berbinar binar membuat ibunya tidak bisa menolaknya.
"ya baiklah tapi pastikan kau selalu dekat dengan ayahmu ya?"
Jawab sena dengan senyum.
"tentu saja ibu aku janji hehe".
Sena yang melihat chris dan felix mereka berdua sangat mirip, mungkin mata dan rambut felix sama seperti miliknya, namun dia mewarisi wajah rupawan chris dan juga sifatnya yang sering menghela nafas itu sangat mirip dengan ayahnya.
"pffft hahaha.."
Sena yang tiba tiba tertawa membuat felix dan chris heran.
"kurasa aku paham, sepertinya kamu berpikir kalo kita mirip yakan?
Ucap chris.
Kemudian sena menjawab.
"yup kamu benar"
"baiklah mari makan sebelum makanannya jadi dingin"
*
"haha benar, mari makan"
"iya ayah"
_______________________________________
Mohon beri kami rating dan komentar agar kami semangat untuk menulis ..