...market...
Disebuah etalase pasar kaki lima Gaara berjalan seorang diri, namun orang yang berada disekitar memberikan tatapan sinis.
setelah kejadian ichibi mengamuk membuat orang disekeliling Gaara menjauh dan semakin mengucilkan Gaara. rasa sakit dihatinya seakan akan menusuk dari sebuah tatapan dingin dan penuh kebencian mengarah ke Gaara dia hanya bisa memalingkan tatapannya.
'menyakitkan sekali, bagaimana aku bisa menghadapi semua masalah ini?' pikir Gaara.
ia berlari menjauh dari keramaian dia duduk dibalik sebuah lekukan tebing. disana ia memikirkan bagaimana solusi agar diterima? rasa kesepian, kebencian, dan amarah menjadi satu menjadi sebuah emos,
'tack...tackk....' bunyi suara kayu yang dipukul. Gaara pergi menghampiri suara itu ia melihat seorang anak laki laki berkulit coklat sawo matang, berambut hitam ke abu abuan dan bermata coklat.
dia adalah pengguna taijutsu jenius yang sebanding dengan rock Lee. Gaara mencoba mendatangi nya. "hallo!" seketika anak lelaki itu terdiam sejenak dan membalikkan badannya.
ia melihat anak laki laki yang lebih muda darinya, dia berambut merah, berkulit putih, dan bermata hijau tanpa alis. 'anak kecil yang aneh' pikir Shira.
"siapa kamu!?" tanya Shira .
"aku adalah Gaara, namamu siapa?" ucap Gaara.
"Gaara...Gaara...ahhhh anaknya kazekage?" Shira terkejut "aku adalah Shira". "
kamu sedang apa disini?" tanya Gaara.
"aku sedang latihan taijutsu, aku ingin menjadi ninja tapi...." Shira mengepalkan tangan nya namun terhenti karena mengingat ia gagal dalam tes akademi ninja di sunagakure.
"tapi apa?".
"aku tidak berbakat dibidang genjutsu dan ninjutsu, aku hanya bisa taijutsu". ujar Shira.
"taijutsu kah?!... bisa kah aku melihat nya?" Gaara dengan mata berbinar-binar.
"ughhh.... baiklah jika itu kamu mau, perhatikan dengan seksama ya?".
shira memasang kuda kuda dan mengeluarkan beberapa teknik silent fist miliknya. "ouuhhhh....keren sekali" Gaara merasakan sensasi yang luar biasa, Gaara mencoba meniru gerakan silent fist "Hyatt...hyattt...osu".
"ehhh kamu sedang apa?" Shira terkejut melihat Gaara yang melakukan gerakan aneh.
"aku mencoba mengikuti gerakan mu, tapi aku tidak bisa hahaha...." Gaara tertawa.
"hmmm kenapa kita tidak latihan bersama sama disini? aku akan senang hati mengajarimu. "
"benar kah Shira? aku senang sekali, aku akan menuruti perintah mu shira-sensei" Gaara menunduk kepalanya ia menghormati Shira seperti guru nya.
"ehhhh jangan pakai sensei, Shira saja sudah cukup yang terpenting kamu jangan menundukkan kepala mu."
kedua anak kecil itu melakukan latihan sepanjang hari hingga hari menjelang malam dan keduanya berpisah pulang kerumah masing masing.
... kazekage room...
"aggghhhh.... rencana ku gagal , aku tidak mengirim Gaara untuk melakukan penyerangan ke Konoha" rasa-sama merasakan rencana nya gagal.
"rasa-sama seperti nya kita tidak perlu untuk melakukan perang dengan konohagakure." ucap tetua ebizo ia menggunakan jubah berwarna hitam dengan sorban berwarna putih ke abu abuan.
"itu benar rasa-sama, sumber daya kita tidak cukup kuat". tambah tetua chiyo.
"ugghhhh....tapi kita pasti bisa apalagi kita akan menjalin aliansi dengan otogakure dalam melakukan penyerangan." tambah rasa ia mencoba menyakinkan.
"hmmm...aku hanya ingin sunagakure bisa damai dan sejahtera " ujar tetua ebizo, ia jalan menuju pintu keluar bersama dengan tetua chiyo.
"..." rasa-sama terdiam langkah kaki kedua tetua itu perlahan tidak terdengar dan ruangan menyisakan kazekage sama seorang diri.
'srrtt...srrtt...srrt..' kazekage menulis sesuatu dilembaran gulungan.
...
keesokan harinya, kazekage memanggil seorang jonin bernama baki. 'tock...tockk...' suara ketukan pintu. seorang jonin dengan perban dikepalanya dan slayer putih menutupi mata kanannya, ia adalah baki.
"lapor kazekage-sama, saya telah hadir".
"hmmm bagus...." kazekage duduk didepannya terdapat meja yang terpenuhi dokumen dokumen penting, beberapa dari dokumen itu menunjukkan beberapa kandidat genin. yaitu kankuro, Temari, dan Gaara.
"tugasmu adalah menjadi kepala tim di kelompok 1 , yang berisikan anak anak ku. kuharap kamu bisa menjaga dan membimbing nya" ujar rasa-sama.
"ahhhh....dan juga kamu akan berperan penting dalam rencana kedepannya, untuk saat ini fokus melatih timmu dan paling penting Gaara kuharap ia bisa mengkontrol monster yang ada didalam dirinya." rasa-sama berkata dengan penuh harapan.
"baik dimengerti, kazekage-sama" baki menundukkan kepala nya sembari membawa beberapa lembar gulungan mengenai informasi tim 1.
... training field...
lapangan kosong disana hanya ada beberapa boneka kayu yang digunakan sebagai latihan fisik Gaara. Gaara berhasil menguasai ilmu dari silent fist, dengan ini dia menjadi lebih kuat dari anak anak seusia nya.
Gaara telah berhasil lulus tidak terkecuali dari akademik mengingat ia adalah senjata rahasia kazekage dan seorang anak dari kazekage itu sendiri.
"semuanya sudah berkumpul bukan!" tanya baki. baki mengumpulkan timnya yang terdiri dari kankuro, Temari dan Gaara.
"saat ini saya akan memberikan misi kepada kalian, yaitu kalian bertiga akan sparring santai denganku. ".
baki merupakan seorang elite jonin, ia dipercaya kan oleh rasa-sama Untuk membimbing anak anak nya.
kankuro dan Temari saling tukar tatapan. Gaara berdiam sambil mengamati dari kejauhan. lalu ia memberikan chakra nya, tanah disekitar Gaara membentuk sebuah tangan dan menyerang ke arah baki.
tidak ketinggalan kankuro mengerahkan boneka nya. 'klakk...kalatakkk...tak ...tak...' boneka itu berdecitan.
"futon: break through" 'swoossshhhh.....' angin itu saling bergejolak mengarah baki-sensei.
"ninpo: kawarinari jutsu" 'puff' sekumpulan asap putih keluar dan posisi baki sensei tertukar menjadi sebatang kayu.
kayu itu hancur dari beberapa serangan itu. "ohhh ya... mengerikan sekali kekuatan kalian" 'hampir saja saya akan mati perjaka, terutama Gaara dia tidak segan segan mengeluarkan serangan nya' pikir baki sensei.
"tchh...lincin sekali baki sensei" ujar Gaara.
"hiekkk....neh Gaara bagaimana kita menangkap baki sensei?" tanya kankuro.
kankuro tengah sibuk menggerakkan boneka kayu nya kesana kemari untuk menangkap baki sensei.
Boneka kankuro dan baki sensei saling menyerang dan menghindar.