aku..17 tahun. hmm.. masih kurang menyangka. aku melirik Allen ma. kata nya sih dia menyukaiku. entah nyata atau dia hanya membual. aku menuliskan kata kata di secarik kertas. tulisan nya adalah, Hei Allen, mau ngantin bareng?. lalu melemparkan ke kepalanya. hahaha. Allen Ma si blasteran Taiwan-Amerika itu mengambil pulpen dan menuliskan jawaban di kertas itu. dia melemparkan nya ke belakang tanpa menolehkan wajahnya. bener bener. asal lempar saja. jawaban nya adalah.. okei dokei Yoon Jiwoo. aku emang selalu mengejar dulu. perempuan tidak boleh kalah dengan laki laki. perempuan juga harus berani mengejar. asal dengan cara yang elegan. aku hanya berteman saja dengan Allen itu. kurasa dia hanya membual. nanti coba ku buktikan.
KRING KRING ISTIRAHAT TELAH TIBA
"YoonYoon, ayok!" ajak Allen. "haduh sebentar dong LenLen". kami memang punya nama sendiri haha. selengket itu pertemanan kami. "eh tapi..gimana dengan Kim Dongjun temanmu itu?" tanyaku. dia menggeleng masa bodoh. "biarin deh, lu nggak usah khawatir in dia segala palingan dia ketiduran di ruang guru lagi" jawabnya. beuh, sok iye ni bocah pake lu gue. "sok iye lu, yaudah cabut keburu rame". aku dan Allen sampai di kantin.
"hei lihat bahkan hari ini mereka barengan lagi loh".
"eh iyaa, gila gila. pintar banget ya Jiwoo. dia cantik sih, jadi sekali kejar, dapat deh".
"iyalah metode mengejar laki laki duluan kan cuma dilakukan oleh profesional cantik saja".
"cocok deh".
ya begitu deh. gue udah bosen sejujurnya denger kaya gini. orang gue tuh cuma temenan. "Allen, nggak nyaman ya denger kaya gini, sorry ya next gue gak ngajak lu lagi" ujarku. "halah sok iye lu. gak apa apa. ngapain nggak nyaman. asal..ada kamu aku nyaman nyaman aja kok" jawabnya. dih dih. apa apaan itu. sok iye sekali. "bercandanya dikurangi ya bestieku" ujarku. Allen hanya tertawa tawa.
#Allen
sejujurnya ini gak bercanda. andai kamu tahu ya. aku sangat takut kehilanganmu
aku duduk di kursi paling pojok. begitu juga dengan Allen. Allen mencicipi makanan nya. keningnya mengernyit. aku bingung. ada apa dengannya?. "ada..apa Allen?" tanyaku. dia diam sebentar lalu tersenyum. "nggak papa, YoonYoon" jawabnya. "ah bohong, biarkan aku merasakan nya juga" celotehku. Allen mengambilkan sepotong kecil dadu daging sapi dengan sumpitnya dan meyuapkan nya ke dalam mulutku. deg ! seketika aku merasa ada yang berbeda dengan jantung dan hatiku. mataku tak henti menatapnya. ke..kenapa dia menyuapi ku? aku kan bisa mengambil sendiri dasar sok iye sekali dia. kenapa..aku tak bisa mengalihkan pandanganku?!. Allen menyadari aku menatapnya sedari tadi. "kau..melihatiku daritadi ya?" tanyanya. seketika itu aku baru bisa mengalihkan pandanganku. "ah, kau ini sok iye sekali, jangan pede deh" jawabku sambil mengelap mulutku dengan tisu dan membuangnya ke tempat makan ku yang sudah habis. duh..kenapa jantungku berdebar begini. apakah artinya ini?. "Jiwoo, muka mu merah, kau nggak apa²? apa kau keracunan daging kodok ini??" tanyanya membulatkan matanya. dia memang suka bercanda kelewatan. "ini daging sapi tau, kau mau dipukul ya?" jawabku tanpa menoleh. a..aku harus cepat konsultasi pada ahlinya. siapa ya.. aha! Jin Soomin, sahabatku. Ah tapi nggak ada salahnya aku tanya ini pada Allen dulu. "anu Allen" panggilku. dia menoleh, "hah? kamu berbicara? oh bukan. seram sekali heheh". sudahlah aku malas. sok iye sekali. "hahah aku akan merobek robekmu nanti! haha btw apa kau pernah..punya pa..car?" tanyaku. dia yang tadinya tersenyum kini mendadak datar. "lu nggak sakit kan?" tanyanya memastikan. dia memegang keningku. lagi lagi setiap dia menyentuhku, hatiku terasa berdegup. "apaan sih, aku baik² aja tau. cepat jawab, udah mau masuk nih". aku mendesaknya. "ada sih, 1 tapi sudah lama putus" jawabnya. a..apa?. gila. si paling sok iye ini benar benar pernah punya pacar?. kenapa mendengar jawabannya begitu..rasanya ada yang menyedot energi tubuhku ya. ekspresiku juga menjadi datar. "hei, tadi nanya sekarang malah diam. lu kenapa sih?" tanyanya. aku menjawabnya dengan menggelengkan kepalaku. "hah pokoknya intinya lu jangan nanya alasan kami putus. konyol banget tau gak" ujarnya berdiri. hah? apa ya? si paling sok iye ini menyembunyikan susuwatu. eh sesuatu. kali ini aku coba deh. aku merangkulnya. "gak penting itu, gue nanya aja kok. kita kan..bestie. ya kan ya kan. kalau lu ada yang nyakitin bilang gue ya" ucapku merangkulnya. Allen tampak agak salah tingkah. dengan posisi dirangkul begini aku bisa lihat ekspresi wajahnya. ya emang kalau dari dekat tampan sih. tapi aku kan..hanya teman nya. nggak mungkin juga Allen suka denganku. apaan sih yang kamu pikirin Jiwoo .. "haha iya iya Jiwooku, sok iye banget lu". Allen hanya biasa saja. dari sini lah aku tau dia hanya bercanda soal dia suka padaku. kami berdua masuk kelas. hari ini hanya Soomin yang tidak hadir. tiba tiba ada chat masuk dari..hah..Soomin?!.
Soominku: Jiwookuu
aku: kenapa tiba tiba chat? kau darimana?
Soominku: pulang sekolah mampir sambil talangin beli paracetam*l gak?
aku: duh sakit ya? iya iya bisa. santai
Soominku: makasih JiJiii
aku: udah sana enyah kau
Soomin: ahaa jaaatt.
aku tersenyum sendiri membalas chat sahabatku. sampai tak sadar jika Allen melihatiku. "ekhem chat sama siapa tuh? sok iye banget" ledeknya. "apa sih Soomin tau, lu tuh yang sok iye" jawabku. "eh LenLen, nanti ke apotika ya". "siapa yang sakit?" tanyanya. aku menghela nafas. "Jinjin lah siapa lagi" jawabku. dia hanya oh saja.
#apotika
aku mengambil satu obat panas bervolume 30ml. dan menuju kasir.
"eh aduh dek, ini sudah paling murah kalau nggak mau kembalikan saja dek".
eh? mbak mbak kasir itu kenapa ya. aku menghampirinya. "anu maaf saya mau bayar, tapi ada apa ini?" tanyaku. "baik..anu ini kak, anak ini mau beli buyfee (obat penurun panas tempel) tapi uangnya kurang". aku menatap anak itu. wah..tampan nya. dari seragam nya mungkin anak SMP. "ah saya saja yang bayar kak". anak itu melihatiku. aku balas dengan senyuman. setelah aku membayar beberapa produk obat, aku keluar dari apotika. "ehm..YoonYoon" panggil Allen. aku menoleh. "apa?". "aku..duluan ya, kamu hati hati di jalan" pamitnya. aku tersenyum tipis. "iya..kamu juga, dadah". aku melambaikan tangan. Allen tersenyum tipis. tatapan mata nya dalam. ah hari ini kenapa sih. aku merasa ada yang tidak beres antara kita berdua. poni ku terombang ambing kena angin. begitu juga dengan poni Allen. yah, bentuk rambutnya Allen Ma itu seperti idol idol. sedangkan rambutku pendek bob sepundak. wajahku memerah melihat rambutnya terkena angin. begitupun Allen, wajahnya semerah lemparan sandal di wajahnya. haha tidakk. dia malah melamun omaigat. "ah, kenapa nggak langsung pergi aja?" ucapku membuyarkan lamunan nya. "hahh kau mengusirku ya?? baikk aku pergi! fufufu". dia membalikkan badan dan melangkah pergi. ahh kaki ku reflek mengejar dan tanganku lagi lagi merangkulnya. aku menatap matanya.
...
apa ini?..jan..jantungku. "a..aku gak mengusirmu kok, sensi sekali" ujarku tanpa menatap matanya. tiba tiba saja mataku tak berani menatapnya. "a..apa sih tiba tiba..a..aku juga bercanda doang kali, sok iye banget kamu" ujarnya juga tanpa menoleh. "ah apapun itu ya sudah! a..aku pergi". aku melepas rangkulan nya dan berlari. eh? anak itu dari tadi melihat gerak gerikku pada Allen ya? kenapa aku tidak menyadari bahwa anak itu masih disini, di depanku.