Seorang dengan usia muda bisa sering meminta maaf sekalipun sangat terpaksa.
Tapi, seorang yang diatas usianya, belum tentu mau meminta maaf pada di bawahnya, sekalipun salah memaknai perspektif.
Bukankah pengalamannya lebih mumpuni?
Bukankah sudah semestinya cara pandangnya dapat melihat disegala aspek, disetiap kondisi.
Sialnya, terkadang manusia jadi berbahaya ketika merasa benar sendiri, dengan melihat perspektifnya sendiri.
Tak melulu soal usia, dan tak menyorot pada jenis kelamin. Siapapun bisa berbahaya karenanya.
Yang tertinggal adalah goresan, yang tak dilihat adalah kecewa.
Tapi, sakit hati sudah tak ada yang makin perduli.
Semua pemikiran berkembang pesat dengan ironi di dalamnya.