Chereads / The Elemental - Force of Wind / Chapter 1 - Chapter I: A Family

The Elemental - Force of Wind

Shimazu_yuuta
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 1.5k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Chapter I: A Family

Pagi hari keluarga Arata yang beranggotakan Matsuo Arata (Ayah), Ayumi Arata (Ibu), dan Hiruko Arata (Anak) sedang melakukan kesehariannya sebagai sebuah keluarga dan pada pagi ini Hiruko yang berusia 11 Tahun akan diantar oleh ayahnya Matsuo kesekolah dan sebelum berangkat ibu Hiruko tidak lupa memberinya nasehat dan juga bekal makan untuk disekolahnya. Matsuo lalu sedikit memaksa agar Hiruko cepat berangkat agar cepat sampai sekolah dan tidak terlambat.

"Jangan terlalu cepat saat mengendarai mobil tenang saja ini masih pagi, Hiruko tidak akan telat". Jawab Ayumi.

Matsuo menjawab dengan muka serius "Aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada anak kita, sebaiknya lebih cepat sampai lebih baik".

"Jadi masalahmu itu belum juga selesai dan mau sampai kapan kita semua harus bersembunyi dari mereka?". Tanya Ayumi dengan bertanya-tanya.

"Sampai semua yang kukerjakan selesai dan kita akan aman". Jawab Matsuo.

Lalu Hiruko dan Matsuo berangkat dan berpamitan dengan Ayumi. Dan saat diperjalanan Matsuo berkata pada Hiruko.

"Jika kamu bertemu dengan seseorang yang tidak dikenal selalu ingat dengan perkataan ayah Hiruko". Dengan muka serius.

"Tenang ayah, ayah sudah berkali-kali berkata seperti itu dan itu membuatku bosan berbicara dengan ayah yang selalu berbicara tentang hal itu uterus-menerus". Jawab Hiruko dengan kesal.

"Ayah hanya ingin menjaga dirimu Hiruko tidak ada yang bisa ayah lakukan selain menjaga diirimu dan Ibu, jadi tolong jangan lupakan nasehat ayah". Berbicara dengan serius kembali.

Beberapa saat kemudian Matsuo dan Hiruko sudah sampai disekolah dan sekali lagi Matsuo mengingatkan kembali tentang perkataanya itu dan membuat Hiruko langsung berpaling dari Ayahnya dan meninggalkannya tanpa sepatah kata pun.

"Semoga kau selalu dilindungi Hiruko dan ayah tidak akan menyerah sampai kau dan Ayumi aman tanpa gangguan lagi, aku akan berusaha semaksimalku".

Setelah mengantarkan Hiruko ke sekolah Matsuo langsung bergegas pulang kerumah untuk menemui Ayumi untuk membicarakan sesuatu yang sangat penting. Saat sampai dirumah ternyata rumah masih aman dan tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan disekitar rumah dan komplek perumahan. Setelah sampai dirumah Matsuo berkata pada Ayumi.

"Kita harus pergi dari rumah ini, rumah ini sudah tidak aman. Cepat packing semua barang yang diperlukan baju dan lain-lainnya". Dengan tergesa-gesa Matsuo memberi tahu Ayumi.

"Harus berapa kali lagi kita berpindah-pindah rumah aku mulai capek dengan semua ini harus berpindah-pindah rumah setiap minggu dan juga tidak bisa leluasa untuk keluar rumah. Apa masalahmu tidak bisa selesai dengan cara lain?". Dengan nada agak marah

"Tenanglah dulu Ayumi aku juga sedang berusaha agar alat yang ku buat cepat selesai dan membuat kita semua aman dan tidak ada gangguan seperti ini lagi tenang dan sabarlah sedikit lagi". Jawab Matsuo dengan tenang dan sedikit bingung.

"Aku takut jika orang-orang itu datang kembali dan terjadi hal yang tidak ku inginkan terhadap anak kita". Jawab Ayumi dengan ketakutan.

"Orang-orang itu tidak akan bisa mengusik anak kita dimana pun ia berada, meski waktu itu mereka datang saat anak kita belum lahir tapi mereka juga tidak mengenali muka anak kita selama 10 tahun terakhir dan hanya kita yang dikejar". Jawab Matsuo dengan tenang.

"Meski begitu jika mereka membuntutimu dari belakang…".

"Sudalah jangan dipikirkan terus hal-hal aneh itu, yang terpenting sekarang bagaimana cara kita untuk menyelesaikan alatku dan keluar dari dunia ini dan membuat hidup baru lagi. Tenanglah, pikirkan dengan tenang semua masalah ini". Jawab Matsuo dengan tenang.

Setelah perdebataan yang cukup panjang dengan Ayumi. Matsuo langsung pergi kedalam tempat kerjanya dan dengan tenang dan focus berusaha untuk memperbaiki alat yang rusak untuk ditempatkan pada alat yang ssedang dibuat oleh Matsuo yang selama ini dikatakan oleh Matsuo sebagai alat penyelamat kehidupan mereka semua sekeluarga.

Setelah beberapa jam berlalu Ayumi memanggil Matsuo untuk menjemput Hiruko disekolah dan Matsuo pun menjawab panggilan dari Ayumi untuk menjemput Hiruko dari sekolahnya.

"Aku pergi dulu Ayumi jaga dirimu baik-baik aku tidak ingin terjadi hal buruk terhadap dirimu karna hanya kau dan Hiruko saja yang bisa aku lindung dan ku jaga selama hidupku". Jawab Matsuo sambil tersenyum.

"Kau juga berhati-hatilah saat menjemput Hiruko, aku tidak ingin kau terluka diluar sana dan jagalah Hiruko juga agar dia selamat sampai rumah". Jawab Ayumi sambil sedikit kebingungan.

"Baiklah aku pergi dulu Ayumi". Sambil mencium kening Ayumi.

"Hati-hati". Jawab Ayumi penuh dengan pertanyaan.

"Apa yang terjadi pada Matsuo?. Dia tidak pernah seromantis itu selama 12 tahun aku menikahinya. Apa jangan-jangan telah terjadi sesuatu didalam ruangan kerjanya?".

Setelah Matsuo berangkat menjemput Hiruko disekolahnya. Ayumi sempat beberapa saat bertanya-tanya akan suaminya tersebut karena perilakunya hari ini sungguh sangat berbeda hanya berlangsung beberapa jam saja sifatnya berubah sangat drastis dari orang yang serius, kaku dan tidak peduli akan soal percintaan tiba-tiba saat keluar dari kantornya ia berubah menjadi seseorang yang sangat romantic dan tidak kaku terhadap keadaan seakan-akan dirinya yang sekarang adalah dirinya yang 12 tahun yang lalu saat mereka berdua belum menikah.

Dua belas tahun yang lalu adalah hari terbaik dimana Ayumi saat itu bersama Matsuo 2 Bulan sebelum pernikahannya Matsuo pernah berkata,

"Tenanglah aku akan menjaga dirimu dan tidak pernah meninggalkan dirimu meski banyaknya pekerjaan yang akan kuhadapi untuk memenuhi kehidupan kita kelak nanti". Sambil tersenyum bahagia.

"Jangan terlalu jauh memikirkan hal itu, kita saja masih hubungan sebagai pacar belum waktunya untuk memikirkan hal semacam itu. Nikmati saja masa pacaran dan masa muda kita dulu". Sambil memegang tangan Matsuo.

"Jika aku memberikan hadiah special hari ini apa kamu akan menerimanya?". Tanya Matsuo sambil malu-malu.

"Hadiah apa memang yang ingin kau berikan padaku? Sampai dirimu terlihat sedikit pucat? Kamu sakit?". Tanya Ayumi sambil melihat Matsuo.

"Tidak… aku tidak sakit hanya saja hadiah yang penting itu ini… terimalah semoga kau suka dengan hadiahku Ayumi". Matsuo memberikan hadiah dengan gugup dan juga berkeringat dingin.

Setelah membuka hadiah tersebut terlihat dari wajah Ayumi terlihat sedikit demi sedikit tersenyum dan dan langsung menengok kearah wajah Matsuo dan dengan bangganya Ayumi berkata,

"Hadiah ini… sungguh untuk diriku? Kamu tidak bercanda bukan?". Dengan wajah bahagia dan juga sambil bertanya-tanya akan hadiah yang ia terima dari Matsuo.

"Selama kita berpacaran apa aku pernah tidak bersungguh-sunguh terhadap dirimu? Aku ingin kau menjadi bagian hidupku untuk selama-lamanya Ayumi. Maukah kau menikah denganku?". Dengan muka yang sedikit tersenyum pada wajah Matsuo.

"Aku tidak akan pernah bilang tidak kepada dirimu Matsuo, aku mau". Jawab Ayumi dengan bahagia sembari meneteskan air mata.

Hadiah yang diberikan Matsuo berupa cincin pernikahan yang membuat Hari itu tanggal 13 Maret adalah hari terbaik yang dimiliki oleh Ayumi selama hidupnya, dan setelah menerima hadiah itu dari Matsuo akhirnya cerita mereka berdua pun telah dimulai.

"Hanya dirimu seorang yang ada dihatiku dan aku tidak akan pernah mengecewakanmu sampai kapan pun dan sampai maut memisahkan kita berdua dan aku telah berjanji untuk diriku dimasa depan. Hal terpenting itu adalah dirimu seorang". (Matsuo Arata).

Setelah hari itu Matsuo dan juga Ayumi merencanakan hari pernikahan mereka berdua diadakan pada tanggal 13 Mei yang juga dimana tanggal 13 tersebut adalah tanggal dimana mereka berdua ditakdirkan bersama. Persiapan demi persiapan mereka lakukan dalam dua bulan terakhir ini sampai dimana Matsuo mulai sedikit berubah, ia mulai sedikit demi sedikit berubah dimana dibeberapa waktu Matsuo tidak datang ke tempat persiapan pernikahannya dan hamper semua persiapan pernikahannya diurus oleh pihak keluarga wanita dan juga termasuk Ayumi itu sendiri. Ayumi pun bertanya-tanya kemana perginya Matsuo akhir-akhir ini dan tidak pernah lagi membantu persiapan pernikahan mereka. Jika Matsuo beralasan karna keluarga itu juga tidak masuk akal dikarenakan ayah dan ibu Matsuo sudah tidak ada dan dia hanya anak tunggal jadi alasan yang masuk akal yang dipikirkan oleh Ayumi adalah karena pekerjaan Matsuo itu sendiri.

Setelah beberapa minggu terakhir Matsuo jarang membantu dalam persiapan pernikahannya dan saat ditanya oleh Ayumi kemana perginya Matsuo selama ini tidak pernah dijawab, pada akhirnya satu-satunya jalan yang harus ditempuh adalah mengikuti Matsuo kemana ia pergi dan apa yang dilakukannya hingga sampai rela tidak membantu dan menghadiri pernikahannya sendiri.

Setelah beberpa hari terakhir mengikuti Matsuo dan selalu berakhir kehilangan jejak dari Matsuo, Ayumi pun langsung saja menyakan ke Matsuo saat dijalan,

"Kau sebenarnya mau kemana dan apa yang kau lakukan sehingga tidak datang ke tempat pernikahanmu sendiri untuk membantu persiapannya?". Tanya Ayumi dengan sedikit marah.

"Sejak kapan kau mengikutiku, aku kan sudah bilang aku hanya ada urusan mendadak jadi…" dan langsung dipotong pembicaraan oleh Ayumi.

"Urusan mendadak apa? Apa urusanmu itu lebih penting daripada urusan kita berdua, apa kau sudah lupa dengan janjimu sendiri yang waktu itu kau bilang tidak akan pernah meninggalkanku meski itu urusan pekerjaan?". Tanya Ayumi dengan nada agak tinggi.

"Tenanglah dulu, bukannnya aku lupa atau mengingakari janji itu. Tapi ini adalah hal sangat penting bagi masa depan kita berdua aku hanya ingin menyelesaikan masalah ini segera dan melanjutkan hidup kita berdua dengan tenang hanya itu saja" jawab Matsuo dengan muka yang berusaha meyakinkan Ayumi.

Meski sudah dijelaskan oleh Matsuo panjang lebar, Ayumi tetap tidak mau mendengarkannya dan langsung saja meninggalkan Matsuo sendiri. Matsuo pun takut akan terjadi hal buruk terhadap Ayumi dkarenakan ditempat terbuka ini dan juga Ayumi adalah orang terakhir yang berbicara pada Matsuo, akhirnya Matsuo pun mengejar Ayumi untuk berjalan bersamanya agar sesuatu hal jahat tidak terjadi pada Ayumi.

"Aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, maka dari itu Ayumi saat aku ada pekerjaan jangan kau ikuti aku dan jangan pernah untuk datang saat aku menjalankan pekerjaanku, aku mohon kepadamu Ayumi demi keselamatan kita dan masa depan kita". (Matsuo Arata).

Setelah kejadian tersebut Matsuo dan Ayumi mulai berdamai dan berbaikan akan hal yang kemarin terjadi dan mereka berdua telah berjanji untuk tidak merahasiakan apapun lagi dari mereka berdua. Semoga itu terjadi pada Ayumi.

Dan setelah semua selesai dan persiapan pernikahan pun telah usai. Hari yang ditunggu-tunggu oleh mereka berdua pun digelar pada tanggal 13 Mei dimana hari paling berbahagia bagi mereka berdua Matsuo dan Ayumi yang akan melanjutkan hubungan mereka dan menjadikan mereka sebagai pasangan suami dan istri. Setelah penggelaran acara pada hari itu selesai akhirnya Matsuo dan ayumi pulang dengan bahagia yang disambut oleh orang-orang yang telah datang.

Disatu sisi Matsuo bahagia akan hari tersebut dikarenakan ini adalah hari dimana ia akan hidup selamanya dengan orang yang ia cintai tapi disatu sisi ada hal yang menggangu pikirannya terus dan di beberapa waktu ia melihat seseorang yang muka dan juga bentuk tubuh yang mirip dengan dirinya yang membuat Matsuo semakin kepikiran dan membuatnya sedikit tidak focus terhadap pernikahannya sendiri.

Pernikahan pun berjalan dengan lancar dan setelah acara berakhir ternyata Ayumi menyadari bahwa gerak gerik Matsuo selama acara seperti orang ketakutan dan kebingungan dalam satu waktu yang membuat Ayumi bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.

"Ada apa Matsuo? Kau terlihat begitu bingung dan sedikit pucat". Tanya Ayumi sembari memegang tangan Matsuo.

"Tenanglah aku baik-baik saja, jangan terlalu dipikirkan kita nikmati dulu acara berbahagia ini jangan pikirkan hal yang lainnya". Jawab Matsuo dengan muka agak canggung.

"Tapi dengan wajahmu dan perilakumu yang seperti itu bagaimana aku tidak memikirkan apa yang terjadi padamu dan membuatku bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi". Jawab Ayumi dengan sedikit cemberut kepada Matsuo.

"Sudah-sudah jangan dipikirkan, aku baik-baik saja yang terpenting itu adalah hari ini dan jangan buat hari ini menjadi hari terburuk buat kita berdua. Kita kesampingkan dulu masalah itu dan kita bisa bicarakan nanti". Jawab Matsuo dengan sedikit tegas.

Setelah perdebatan yang cukup panjang akhirnya Matsuo dan Ayumi keluar ke tempat acara dan menyambut para undangan dan juga menikmati hidangan yang telah disiapkan dan menikmati malam tersebut dengan tenang dan bahagia.

Setelah menikmat acara pada malam hari itu Matsuo dan juga Ayumi pulang dengan mengendarai sebuah mobil. Dan selama diperjalanan diantara mereka berdua Matsuo dan juga Ayumi sempat diam tidak berbicara sepatah kata pun yang membuat suasana sedikit lebih canggung dikarenakan sebelum pulang Ayumi sempat menyinggung masalah sebelumnya yang membuat Matsuo sedikit marah dan berakhir mereka berdua berdiam selama perjalanan.

Setelah beberapa menit akhirnya Ayumi membuka pembicaraan untuk Matsuo.

"Kita akan kemana sehabis dari acara tadi?". Tanya Ayumi dengan muka sedikit tersenyum.

"Kita akan pulang kerumah. Aku sudah cukup lelah karena acara tadi jadi hari ini kita langsung pulang saja". Jawab Matsuo dengan muka yang capek dan mata yang sedikit tertutup.

"Hei… kau menyetir dengan tertidur atau bagaimana, kalau terjadi hal buruk bagaimana". Teriak Ayumi agar Matsuo sedikit terbangun.

"ah… maafkan aku, aku sedikit lelah karena tadi makanya mau tidak mau kita pulang saja". Jawab Matsuo sambil menahan kantuknya.

"Aku tidak mennyuruhmu untuk pergi ketempat lain, aku hanya ingin suasana dimobil hari ini tidak seperti kita bukan sepasang suami istri, melainkan seperti orang yang baru kenal saja". Jawab Ayumi dengan muka sedikit sedih.

"Tenanglah semua akan baik-baik saja, dan juga tidak terlalu mempermasalahkan masalah yang sebelumnya. Aku hanya leleah maka dari itu aku diam saja karna aku berusaha focus sambil menyetir". Jawab Matsuo dengan santai dan menahan kantuknya.

"Baiklah, maafkan aku juga tadi sempat membuatmu marah aku hanya ingin kau terlihat bahagia diacara berbahagia kita. Hanya itu saja". Jawab Ayumi.

"Sudah jangan dipikirkan lagi semua…".

Tiba-tiba dari arah belakang mobil Matsuo dan Ayumi ada beberapa motor yang menembaki mobil mereka dari belakang yang membuat Matsuo dan Ayumi panic dan segera menekan pedal gas mobil dengan cepat agar terhindar dari tembakan orang-orang tersebut.

"AHH…". Teriak Ayumi dengan takut.

"TENANGLAH AYUMI TUNDUKKAN KEPALAMU KEBAWAH DAN JANGAN LHAT KEATAS". Teriak Matsuo memberitau Ayumi.

"APA YANG SEBENARNYA TERJADI MATSUO? SIAPA MEREKA?". Tanya Ayumi sembari ketakutan dan merunduk kebawah.

"AKU JUGA TIDAK TAHU, YANG PENTING KITA HARUS SELAMATKAN DIRI KITA TERLEBIH DAHULU". Teriak Matsuo kepada Ayumi.

Setelah kejar-kejaran dengan beberapa penembak itu, akhirnya satu persatu penembak itu dilumpuhkan oleh Matsuo dengan cara menabrakan beberapa motor hingga mereka semua tidak ada yang mengejar Matsuo dan Ayumi lagi.

"Apa sudah aman?". Tanya Ayumi sambil menaikan sedikit demi sedikit wajahnya.

"Kelihatanya sudah aman. Berdirilah". Jawab Matsuo sambil melihat sekitar.

"Mereka siapa sebenarnya, dan kenapa mereka menembak kita?". Tanya Ayumi sambil ketakutan.

"Aku juga tidak tahu tentang siapa mereka dan apa alasan mereka menembak kita yang pasti dilain waktu kau jangan keluar sendiri dan jika ada urusan yang penting atau ada sesuatu, kau bilang kepadaku agar ku antar". Jawab Matsuo dengan muka serius.

"Kenapa kau tidak memanggil polisi saja untuk mengurus masalah itu?". Tanya Ayumi.

"Tidak ada gunanya meminta bantuan pada pihak berwajib untuk masalah ini, aku sudah pernah mencobanya". Jawab Matsuo.

"Kau pernah mencobanya? Apa kau pernah terlibat kejadian ini sebelumnya?". Tanya Ayumi yang semakin penasaran.

"T..Tidak madsud ku dulu saat masih muda ayahku juga pernah mengalammi hal yang sama begitulah". Jawab Matsuo sambil sedikit memasang muka kaget dan juga takut.

"Ayahmu? Bukannya kau pernah cerita bahwa ayahmu pergi meninggalkan ibumu sebelum kau lahir? Sebenarnya apa yang kau rahasiakan selama ini kepadaku? Aku kira kita sudah sepakat tidak ada hal-hal semacam rahasia tentang kita berdua tetapi kau yang melakukannya dan bahkan akupun tidak tahu akan hal itu". Jawab Ayumi dengan marah.

"Tenanglah dulu aku akan ceritakan saat nanti kita dirumah saja, oke". Jawab Matsuo dengan muka panic.

"Dan jangan lupa kau ceritakan juga kenapa denganmu saat diacara tadi". Jawab Ayumi dengan muka cemberutnya.

"Baiklah nanti kan kuceritakan semuanya padamu". Jawab Matsuo dengan wajah pasrah.

"Dan juga kali ini tidak ada kata berbohong dan juga rahasia lagi". Jwab Ayumi.

Dan mereka berdua pulang menuju rumah mereka yang dipertengahan jalan Matsuo meminggirkan mobilnya ke tempat dealer mobil untuk mengembalikan mobil sewaan itu.

"Apa yang terjadi dengan mobilku, apa yang kau lakukan dan juga banyak sekali bekas lubang tembak pada mobilku?". Tanya Han selaku pemilik dealer mobil dengan bingung dan juga marah kepada Matsuo.

Tiba-tiba Matsuo mengeluarkan tasnya yang ada dimobil dan membuka tas tersebut lalu memberikan dua ikat uang kepada Han untuk membayar kerusakan yang dialami oleh mobil Han.

"Apa segini cukup untuk membayar kerusakan mobil itu?". Tanya Matsuo dengan muka serius.

Lalu Han mengambil uang tersebut dari tangan Matsuo dan pergi dari pandangan Matsuo dan juga Ayumi.

"Aku akan kebelakang sebentar untuk menghitungnya". Kata Han sambil pergi ke kantornya.

Selama Han pergi menghitung uangnya Matsuo dan juga Ayumi mulai berdebat kembali perihal masalah tadi untuk kesekian kalinya.

"Jadi kau sudah tau bahwa hal itu akan terjadi sampai-sampai kau sudah menyiapkan uang cash itu dibelakang mobil?". Tanya Ayumi sambil memasang muka bertanya-tanya.

"Tenanglah Ayumi, kitakan sudah sepakat bahwa kita akan membahas semua masalah ini saat kita sudah sampai dirumah nanti. Sudahlah tenang saja". Jawab Matsuo dengan tenangnya.

"Baiklah akan kutunggu janjimu tersebut". Jawab Ayumi dengan muka kesal

Beberapa saat berlalu Han datang dan berkata,

"Oke aku terima, sebagai ganti atas kerusakan mobilku ini…"

Lalu tiba-tiba Matsuo mengeluarkan beberapa lembar uang kembali dan memberikannya pada Han dan sambil mendekat ke Han, Matsuo berbisik.

"Terimalah uang ini dan jangan sampai kejadian ini diketahui oleh orang-orangku dan orang lain apalagi sampai terdengar oleh pihak berwajib". Jawab Matsuo sambil memasang wajah seriusnya"

Setelah berkata seperti itu Han langsung saja pergi dengan wajah panic dan juga membiarkan Matsuo dan juga Ayumi pergi dari tempatnya.

"Apa yang sebenarnya kau katakana pada orang itu? Orang itu terlihat takut dan panic?", Tanya Ayumi sambil kebingunggan.

"Biarkan saja, mungkin dia sedang sakit atau apa". Jawab Matsuo dengan tenang.

Setelah kejadian tersebut Matsuo dan Ayumi pulang dengan naik mobil taksi untuk sampai kerumah mereka berdua. Dan setelah mereka berdua sampai dirumah, dan saat sudah masuk ke rumah Ayumi dengan muka seriusnya langsung berdiri didepan Matsuo dan berkata didepannya, menanyakan hal yang sebelumnya belum dijawab oleh Matsuo.

"Sekarang kau harus katakana padaku atas semua hal yang terjadi hari ini padaku dan jangan sampai kau berani membohongiku dan merahasiakan beberapa masalah padaku lagi. Aku

juga berhak mengetahui masalah yang kau hadapi mungkin saja aku bisa membantumu atau apa yang bisa kulakukan". Tanya Ayumi dengan muka serius dan juga tegas.

"Tenangkan dirimu dulu biar kau bisa mengerti apa yang aku katakan ini". Jawab Matsuo dengan tenangnya.

"Baiklah aku akan kembali beberapa menit lagi, aku mandi terlebih dahulu" jawab Ayumi sembari pergi dengan suasana hati tidak tenang.

Saat Ayumi pergi itulah Matsuo perlahan pergi ke sebuah ruang bawah tanahnya yang tidak diketahui oleh Ayumi dan melakukan sesuatu yang membuat beberapa saat lampu rumah dan sekitar komplek redup sesaat.

"Matsuo… apa yang terjadi? Kenapa lampunya mati?" Teriak Ayumi dari dalam kamar mandinya.

"Matsuo… apa kau disana? Kenapa kau tidak menjawabku. Matsuo… Matsuo…?". Teriak sekali lagi Ayumi memanggil Matsuo tetapi masih belum ada jawaban.

Dan akhirnya Ayumi bergegas keluar dari kamar mandi dan mencari Matsuo yang tiba-tiba menghilang dari rumah. Ayumi sempat beberapa kali menelpon Matsuo dan suara handphone Matsuo terdengar dari lantai bawah secara samar-samar. Ayumi sempat berpikir apa ada ruangan dibawah rumahnya karena Ayumi pun tidak mengetahuinya selama 2 bulan terakhir hidup serumah dengan Matsuo dan baru kali ini ia mengetahuinya dari suara handphone Matsuo yang berasal dari bawah tanah.

"Matsuo…? Apa kau dibawah?" Tanya Ayumi sambil kebingungan.

Karena tidak ada jawaban dari Matsuo, Ayumi pun mencari cara agar bisa masuk keruangan yang ada dibawah dan berusaha mencari pintunya.

Setelah beberapa saat mencari, Ayumi belum juga menemukan ruangannya dan tiba-tiba ia melihat karpet yang sedikit terlipat berada dipojok rumah disebelah lemari baju.

"Sepertinya ada seseorang yang habis keluar, karna dibalik karpet itu pintu menuju keruang bawah sedikit terbuka". (Ayumi).

Setelah mendekati karpet tersebut, Ayumi melihat samar-samar seperti pintunya telah terbuka dan saat sudah ingin membukanya tiba-tiba Matsuo memegang pundak Ayumi yang membuat Ayumi kaget dan berteriak ke Matsuo.

"aaa… Siapa kau". Teriak Ayumi sambil memukul-mukul Matsuo.

"Hei… hei… tenanglah ini aku Matsuo, ada apa Ayumi?". Tanya Matsuo sambil kebingungan.

"Tidak tadi aku hanya mendengarkan suara handphonemu dibawah lantai tadi". Jawab Ayumi sambil kebingungan.

"Tidak ada, tadi handphoneku jatuh makanya aku kembali untuk mengambilnya… lihat itu handphoneku (handphone berada dibawah karpet disebelah karpet lemari)". Jawab Matsuo dengan tenang.

"Soalnya tadi sempat terdengar samar-samar… ah.. aku juga melihat ada ruangan terbuka dibawah karpet sebelah lemari lihat.. lihat". Tanya Ayumi sambil menunjuk karpet disebelah lemari baju.

Lalu Matsuo membuka karpet dan melihat apa yang ada dibawah karpet tersebut.

"Dimana? Tidak ada apa-apa disini". Jawab Matsuo sambil kebingungan.

"Aku tadi melihat ada semacam pintu geser yang terbuka sedikit, sini aku akan coba membukannya". Ayumi dengan sedikit amarah dan menuju ke karpet sebelah lemari.

Lalu Ayumi berusaha untuk membuka lantai yang tadi ia lihat terbuka seperti pintu dan dengan sekuat tenaga ia membuka tetap tidak terbuka dan alhasil itu hanyalah sebuah lantai kayu biasa.

"Tenanglah dulu Ayumi, itu hanyalah lantai kayu biasa". Jawab Matsuo dengan sedikit keingungan.

"Mungkin aku terlalu capek jadi aku sedikit berhalusinasi, maafkan aku Matsuo menuduhmu yang tidak-tidak" jawab Ayumi dengan sedikit terengah-engah.

"Tidak apa-apa Ayumi, tidurlah jika kau mengantuk aku akan menonton tv sebentar sebelum tidur" jawab Matsuo dengan muka yang segar.

"Tunggu kau tidak mau tidur? Kau tadikan juga bilang ingin tidur setelah pulang dari acara tadi saat dimobil?". Tanya Ayumi dengan perasaan yang bingung.

"Aku masih belum bisa tidur, jadi kau tidurlah dulu Ayumi sebentar lagi aku akan menyusulmu". Jawab Matsuo.

"Baiklah aku akan tidur dulu, jangan terlalu larut malam" jawab Ayumi dengan tubuh yang sudah capek.

"Baiklah…"

Setelah Ayumi memasuki kamar, Matsuo langsung membuka tv dan menyaksikan berita dan juga mencari-cari sesuatu di tv seakan-akan Matsuo bingung dengan apa yang terjadi sekarang dan seolah-olah dari raut wajahnya bertanya-tanya…

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku saat ini?". (Matsuo).

Keesokan harinya, Ayumi terbangun sendirian dikasur dan tidak mendapati Matsuo disebelahnya dan itu membuat Ayumi bertanya-tanya, "Kemana Matsuo pagi-pagi sudah tidak ada dirumah".

Setelah mencaari-cari Matsuo disekitar rumah, Matsuo datang dari depan pintu dan bertanya.

"Kau sedang apa Ayumi?". Tanya Matsuo sambil kebingungan.

"Aku mencari dirimu Matsuo, kau kemana saja dari pagi sudah mengilang" Tanya Ayumi kembali.

"Aku hanya jalan-jalan pagi saja dan membelikan beberapa makanan untukmu Ayumi. Bagaimana?". Jawab Matsuo dengan senyuman diwajah.

"Baiklah aku kira kau kemana tiba-tiba menghilang". Jawab Ayumi sambil beranjak ke dapur.

Setelah makan pagi Ayumi tiba-tiba menanyakan akan kejadian malam kemarin yang masih membuatnya bingung dan tidak percaya akan malam kemarin.

"Matsuo aku ingin bertanya sesuatu padamu, bagaimana kau menjelaskan kejadian tadi malam yang membuat kita berdua hampir terbunuh dan juga kejadian saat acara pernikahan kita kau berlaku seperti orang yang aneh?" sambil memakan sisa makanan dipiring.

Dengan wajah yang kaget dan juga reflek badan bergerak sedikit Matsuo berkata.

"Apa yang sedang kau bicarakan? Aku tidak mengerti. Tadi malam ada apa dan apa yang terjadi, seingatku kemarin malam kita sedang makan malam bersama dan setelah itu aku keruangan kerjaku dan terbangun diruangan kerjaku dan beranjak pergi dipagi hari untuk membelikanmu makanan. Itu saja aku tidak melakukan hal lainnya". Jawab Matsuo dengan muka terheran-heran.

"Kamu lupa dengan kejadian malam kemarin? Dan ruangan kerja yang mana? Bahkan kemarin kita baru saja menyelesaikan acara pernikahan kita dan kamu lupa secepat itu?". Jawab Ayumi sambil sedikit membentak.

"Menikah? Acara? Bukankah kita sudah menikah 2bulan yang lalu? Apa kamu lupa dengan tanggal pernikahan kita?". Jawab Matsuo dengan terheran-heran dan juga kebingungan.

"Sebentar, jadi tanggal pernikahan kita kapan?". Tanya Ayumi dengan muka sedikit serius.

"13 Maret dan aku masih menghafalnya bagaimana aku…".

Lalu tiba-tiba suasana hening untuk beberapa saat dimana Matsuo tersadar sesuatu yang membuatnya terdiam hingga beberapa saat.

"Inikah yang dinamakan kehidupan selanjutnya atau aku sedang berada dimimpi ku sendiri?", (Matsuo.).

Setelah perdebatan itu Matsuo dan Ayumi sempat terdiam dan saling menatap bingung dan canggung memikirkan apa yang telah terjadi sebenarnya hingga membuat Matsuo terdiam dari ceritanya.

"Ada apa Matsuo? Kenapa kau diam?". Tanya Ayumi terheran-heran.

"Sebentar… Pernikahan? Ruangan kerja? Tanggal pernikahan?... sebentar… apa kau tau tentang ruang kerja yang selalu kubicarakan kepadamu?". Tanya Matsuo sambil kebingungan.

"Kau tidap pernah memberi tahuku tentang ruangan kerjamu dan bahkan aku belum tau selama ini kau bekerja sebagai apa dan dimana tempat kerjamu". Jawab Ayumi dengan muka kebingungan.

"Apa alatnya telah berhasil…?". Matsuo berbicara dengan suara yang kecil dan sambil memegang dagunya.

"Ada apa Matsuo, kau seperti orang yang kebingungan?". Tanya Ayumi dengan herang dan memegang bahu Matsuo.

"Sebentar aku harus ke ruangan kerjaku dulu untuk memastikannya". Matsuo berbicara sambil jalan ke karpet disebelah lemari.

Matsuo menggeser sedikit lemari itu dan membuka karpet dan menggeser lantai kayu tersebut dan membuka sebuah ruangna rahasia yang belum pernah dilihat oleh Ayumi sebelumnya, yang membuat Ayumi sangat terkejut bahwa ada ruangan lain dirumah mereka.

"Seingatku tadi malam kau merahasiakan ruangan ini. Tapi sekarang kau malah memberitahuku akan ruang ini kembali?", Tanya Ayumi sambil terheran-herang dan kebingungan.

"Memangnya aku yang dulu tidak pernah memberi tahu tentang ruangan ini ya?". Tanya Matsuo sabil bertanya-tanya.

"Dari awal kita kenal hingga menikah aku tidak tahu-menahu pekerjaanmu apa dan kau selalu melakukan apa saja disaat jam kerja dan ruangan seperti ini saja aku baru tahu. Dan kenapa selama kita berpacaran aku tidak mengetahui apa-apa karena selama kita berpacarang aku selalu menjaga privasi dirimu dan diriku juga sampai perjanjian tidak ada kata rahasia dan berbohong lagi saat kau melamarku untuk menikah". Jawab Ayumi dengan nada rendah.

Setelah bercerita panjang lebar, sedikit demi sedikit Ayumi menyadari sesuatu bahwa Matsuo yang dihadapannya adalah bukan Matsuo yang Ayumi kenal dan seperti memiliki aura yang jauh berbeda yang membuat Ayumi sampai siang hari bertanya-tanya akan siapa sebenaranya yang ada dihadapan Ayumi sekarang.

Setelah Matsuo berangkat dari rumah untuk menjemput anaknya, disisi lain Hiruko yang sudah keluar dari sekolah menunggu didepan sekolahnya dan terlihat ada mobil yang mencurigakan didepan sekolah Hiruko. Hiruko yang mengetahui itu bukan mobil ayahnya langsung bergegas memasuki sekolah lagi karna sesuai perkataan sang ayah kepada Hiruko tadi pagi. Setelah Hiruko pergi, mobil hitam van bergambar burung phoenix dan tengkorak itu pun beranjak pergi juga meninggalkan sekolah.

Beberapa saat kemudian Matsuo pun datang menemui Hiruko dan menunggunya keluar dari dalam sekolah sambil menghubungi Hiruko agar keluaar dari sekolahnya. Dan setelah beberapa saar menunggu, Hiruko keluar dari sekolah dan langsung menceritakan apa yang terjadi tadi bahwa ada sebuah mobil htam dengan ciri-ciri bergambar phoenix dan tengkorang dibody mobilnya yang langsung membuat Matsuo tersadar siapa yang telah datang menemui anaknya itu.

Setelah bercerita, Matsuo langsung menancap gas mobilnya dan berkendara dengan secepat yang ia bisa sampai-sampai Hiruko ketakutan karena ayahnya mengemudi mobilnya dengan cepat sekali.

"Pelan-pelan ayah, nanti sesuatu hal buruk akan terjadi". Tanya Hiruko kepada ayahnya sambil memegang kursi mobil dan raut wajah ketakutan.

"Diamlah dulu, sesuatu yang buruk tetap akan terjadi Hiruko". Jawab Matsuo dengan serius menyetir mobilnya.

Saat mereka berada di tengah jalan tol, tiba-tiba ada dua mobil yang mengikuti mereka bergambar phoenix dan tengkorak mulai mengeluarkan senjata api untuk menembaki mereka berdua.

"HIRUKO MERUNDUKLAH…". Teriak Matsuo sambil menghindari tembakan dari mobil tersebut.

Hiruko merunduk dan Matsuo berusaha untuk menyingkirkan kedua mobil tersebut dengan berbagai cara.

"AYAH… TOLONG…". Teriak Hiruko ketakutan.

Lalu Matsuo berusaha menabrak salah satu mobil tersebut hingga menabrak sebuah pohon, dan tersisa satu mobil lagi yang terus menembaki Matsuo dengan senjata machine gun yang membuat ban mobil Matsuo terkena tembakannya.

"Tidak…tidak…tidak, tidak akan kubiarkan kau mengambil nyawah anakku AARRGGHH…" Teriak Matsuo dengan menabrakan mobilnya ke mobil yang mengikutinya hingga mobil dari mereka sama-sama menabrak tembok dan pembatas jalan.

"Ayah… ayah… bangun ayah, jangan tinggalkan aku ayah". Panggil Hiruko ke-ayahnya dengan tersedu-sedu.

Matsuo lalu terbangun dan melihat kearah Hiruko yang masih selamat dan sedikit demi sedikit melihat kearah mobil mencurigakan itu lagi.

"Ayah kau tidak apa-apa kan? Ayo kita bergegas pulang ayah… aku takut" Tanya Hiruko sambil sedikit menangis.

"Argh… ayo Hiruko kita harus cepat pulang…" Jawab Matsuo sambil menahan rasa sakitnya.

Saat dalam perjalanan pulang Matsuo dan Hiruko datang dengan selamat tanpa ada yang mengkuti mereka lagi dan saat mereka sudah sampai dirumah Matsuo dan Hiruko masuk kedalam dan Matsuo menanyakan sesuatu ke Ayumi.

"Ada apa Matsuo? Kenapa kau berdarah seperti ini, apa yang terjadi? Hiruko… kau tidak apa-apa sayang?". Tanya Ayumi dengan muka cemas dan panic.

"Apa kau sudah melakukan apa yang kusuruh tadi Ayumi? Kau sudah mempacking barang kita? Karna kita sudah tidak punya waktu lagi. Kita harus pergi dari sini sebelum hal buruk terjadi". Jawab Matsuo sambil menahan sakit dan sedikit pucat.

"Sudah kulakukan Matsuo, lalu kita pergi menggunakan apa? Mobil kita sudah hancur seperti itu". Tanya Ayumi dengan panic.

"Ada mobil lagi digarasi yang sudah aku siapkan… ugh.. ugh…". Jawab Matsuo sambil terbatuk-batuk.

"Matsuo…"

"Ayah…"

Matsuo batuk dan tiba-tiba tidak sadarkan diri untuk beberapa saat.

"Matsuo bangunlah kau tidak apa-apa Matsuo?". Suara samar-samar terdengar oleh Matsuo

"Ayah bangun ayah…". Terdengar suara samar-samar kembali oleh Matsuo.

Matsuo pun tersadar kembali setelah tidak sadarkan diri selama 1 jam didalam ruang tamu mereka.

"Ayumi, Hiruko… maafkan aku tidak bisa melindungi kalian dengan cara apapun. Bahkan alat yang kuciptakan belum bisa menyelamatkan kita…". Matsuo berkata sambil berusaha bediri dari sofa.

"Sudalah Matsuo kitakan berjuang bersama-sama dan kita tidak akan meninggalkan satu sama lain, kita adalah keluarga". Jawab Ayumi sambil ketakutan dengan keadaan..

(Apa yang harus kulakukan agar Hiruko dan Matsuo tidak kenapa-napa?, yang bisa kulakukan hanya duduk dan melihat Matsuo berjuang sendiri). (Ayumi).

Setelah beristirahat Matsuo langsung bergegas menaruh barang-barang packing kedalam mobil dan meyuruh Hiruko masuk menunggu didalam mobil dan diam saja. Setelah selesai menaruh barang-barang dimobil, tiba-tiba ada 4 mobil yang datang didepan rumah Matsuo dan sama seperti mobil sebelumnya yang memiliki gambar yang sama.

"MATSUO… MENYERAHLAH DAN SERAHKAN DIRIMU… KAU SUDAH DIKEPUNG DAN KAU TIDAK BISA KEMANA-MANA LAGI… JIKA KAU INGIN ISTRI DAN ANAKMU SELAMAT… SERAHKAN DIRIMU SEKARANG". Orang berjas itu memanggil Matsuo menggunakan horn speaker.

Setelah ditunggu berlama-lama dari sebelah kiri rumah Matsuo ada sebuah mobil berkecepatan tinggi yang melaju meninggalkan rumah dan orang-orang yang menunggu diluar langsung menghindari mobil tersebut, akan tetapi orang-orang ini sepertinya tau yang keluar tadi bukanlah Matsuo melainkan keluarganya dan orang berjas itu lagi-lagi memanggil Matsuo kembali.

"MATSUOO.. INI PERINGATAN TERAKHIR UNTUKMU… KELUARLAH DAN SERAHKAN DIRIMU DAN KAMI TIDAK AKAN MENGEJAR ISTRI DAN ANAKMU YANG TEALH BERHASIL KABUR. KAMI TAU KAU MASIH DIDALAM RUMAH.. KELUARLAH MATSUOO.." Teriak orang berjas hitam tersebut.

Tidak lama kemudian Matsuo keluar dengan tidak menggunakan body anti peluru atau senjata ditangannya seperti dia sudah menyerahkan diri ke orang tersebut.

"Matsuo kau ditahan karena kau telah melanggar aturan yang sang penting dan membuat sebuah masalah yang cukup besar terhadap dunia ini, dan kami pasukan khusus (Phoenix Corpse) akan menahanmu sebagai tahanan berbahaya didunia". Jawab orang berjas itu sambil menunjuk ke Matsuo.

"Apa kau yang ingin menangkapku? Aku kira pemerintahan telah mengirim seseorang gangster untuk menangkapku. Ternyata pihak pemerintahanpun ikut turun tangan, jadi siapa yang mau menangkapku? Kau atau pihak gangster? Aku merasa menjadi orang terkenal hingga dicari-cari oleh dua pihak. HA-HA-HA". Jawab Matsuo sambil membuat muka menjelekan orang berjas tersebut.

"Kami bukan suruhan dari pemerintahan dan kami turun kesini atas kemauan dari atasan tertinggi kami yang menginginkan dirimu untuk ditangkap dan kami berhasil menangkap beberapa dari dirimu yang sudah melakukan hal beresiko seperti dirimu. Jadi serahkan diri agar hukumanmu menjadi lebih ringan". Jawab orang berjas itu sambil menyiapkan sebuah borgol bertenaga listrik.

"Kau tidak akan pernah bisa menangkapku Henderson… meski kau berusaha sekuat apapun itu". Jawab Matsuo dengan muka yang mengejek.

Setelah Matsuo berkata, pasukan dari (Phoenix Corpse) langsung mengeluarkan senjatanya dan yang terjadi selanjutnya…

(To Be Continue…)