Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Berbahaya! Aku Jatuh Cinta Pada Pria KUE STRAWBERRY! [INDO]

YuuSa
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.8k
Views
Synopsis
Pria narsis yang manis!. Penampilannya yang segar dan lembut membuat setiap mata gadis-gadis muda tergoda untuk mencicipinya. Tidak!. Maksudku tergoda untuk mendekatinya! Ah, dia sangat berbahaya!. "Ya Tuhan, aku akan mengalami Diabetes seumur hidupku jika tinggal bersama dengan pria ini!" *** Apa yang kau rasakan ketika memakan sepotong cake strawberrry?. Manis?, Asam?, Lembut?. Menyenangkan?!. Luo Fang Ying merasakan cinta dan jatuh ke dalamnya saat pertama kali mencicipi sepotong kue strawberry dari seorang seorang chef Pâtissier yang tidak ia tau namanya. Ia hanya ingat jika master kue manis itu memiliki senyuman yang hangat. Lima belas tahun kemudian, Fang Ying tumbuh menjadi gadis berusia 19 tahun yang manis, cantik dan berbakat sebagai seorang Pâtissier terbaik di kotanya. Sebuah rahasia kecil telah di sembunyikannya selama bertahun-tahun. Tak ada yang tau jika Pâtissier muda terbaik yang kini membuka toko kuenya sendiri yang sedang terkenal saat ini sebenarnya telah di dorong oleh sebuah perasaan manis yang telah tumbuh ketika ia mencicipi sepotong kue strawberry untuk pertamakalinya saat ia berusia empat tahun dari pemberian seseorang yang selama ini ia cari sosoknya. Zhu Yu Fei, Kakak laki-laki angkat Fang Ying yang baru saja datang dalam hidupnya telah membuat Fang Ying bertanya-tanya pada senyuman lembut nan manis dan sikap menghibur yang diberikannya kepadanya setiap saat. Apakah Yu Fei Gege-nya itu sebenarnya adalah orang yang ia cari selama ini?. Mungkinkah Zhu Yu Fei adalah pria strawberry shortcake yang telah membuatnya merasakan manisnya cinta?. "Tapi ini berbahaya!. Bagaimana bisa aku jatuh cinta pada kakak laki-lakiku sendiri?!" Karakter : 1. Luo Fang Ying 2. Zhu Yu Fei
VIEW MORE

Chapter 1 - 1. One, Two, Strawberry

...

 "Tepung terigu, gula, telur, susu, dan Strawberry!" Gumam Feng Ying sembari mengecek satu persatu bahan yang sudah ia masukan ke dalam keranjang belanjaannya. 

Fang Ying lalu menemukan satu barang yang belum ada di tas keranjangnya dan itu adalah bahan paling utama dari kue yang harus ia buat untuk pesanan seseorang pelanggan setianya. 

Tiga jam lagi, cake strawberry spesial buatannya harus sudah jadi dan siap di ambil oleh pelanggan anggota khusus tokonya yang saat ini sedang meningkat penjualanannya, jadi ia tidak boleh telat dan mengecewakan pelanggan yang rela membayar lebih untuk keanggotaan khusus di toko kuenya. 

Karena persediaan di akhir minggu sudah menipis, jadi mau tak mau Fang Ying harus berlari ke supermarket untuk membeli persediaan bahan yang terus berkurang. Hal seperti ini terdengar merepotkan, tapi Fang Ying sangat gembira karena semua itu terjadi setelah toko kuenya menjadi begitu terkenal di Guangzhou!. 

Bahkan Fang Ying mungkin akan rela bolak-balik ke supermarket hanya untuk membeli beberapa persediaan bahan yang terus habis setiap jamnya karena permintaan di toko kuenya yang sangat tinggi setiap harinya. Apalagi kue strawberry shortcake yang menjadi menu utama di tokonya. 

Fang Ying berjalan menuju rak pendingin berisi banyak buah-buahan import dari Korea, Jepang, dan Indonesia. Namun, kedua mata Fang Ying yang jeli hanya memperhatikan satu rak yang biasanya menjadi tempat berisi berpack-pack buah strawberry premium yang terlihat manis dan segar. 

Senyuman Fang Ying sedikit memudar. Kedua matanya yang jeli menjadi lebih tajam ketika ia sadar jika di chiller rak pendingin itu hanya ada satu pack strawberry yang tersisa. Warna‐warna merahnya yang cantik begitu mencolok di tengah warna putih--rak pendingin yang menjadi tempat para tuan dan nona strawberry itu terdiam menunggu tangan cekatan Fang Ying mengambilnya. 

Tapi, nampaknya Fang Ying kurang berhati-hati. Nyatanya langkah kakinya masih kurang cepat untuk membuat satu pack strawberry yang tersisa itu menjadi miliknya. Tepat selangkah lagi, tubuh seorang pria berambut pirang pucat seperti permen kapas tiba-tiba muncul di hadapannya dan menghalangi jalannya untuk mengambil apa yang ia butuhkan segera. 

Dengan cepat-cepat. Fang Ying segera maju dan menggeser posisi pria setinggi 188 centimeter itu dari hadapannya. Tangan cekatan Fang Ying juga segera menyambar satu pack strawberry di dalam chiller tanpa peduli apakah pria yang tadi berdiri menghalangi pandangannya membutuhkan strawberry itu juga atau tidak. 

"Maaf, saya yang melihatnya duluan, jadi ini milik saya. Permisi!" Ucap Fang Ying. Ia mengambil satu pack strawberrry dengan cekatan lalu pergi berlalu begitu saja tanpa memperdulikan pria rambut permen kapas yang seebenarnya baru saja berusaha berbicara dengannya, namun Fang Ying mengabaikannya secara nyata. 

"Milikku?" Gumam si pria dengan mengulang sepotong kalimat yang di ucapkan Fang Ying tadi. 

Tanpa sadar, pria itu ikut berjalan mengikuti langkah Fang Ying untuk mengejarnya. Ia merasa sikap Fang Ying yang membuatnya harus terpaksa berhenti bicara tadi saangatlah tidak sopan. Ditambah sikap Fang Ying yang langsung mengambil buah strawberry yang jelas dirinya duluan yang melihatnya dan bahkan ia juga yang lebih dulu sampai depan rak pendingin. 

Jika berbicara siapa pemilik strawberry itu. Jawabannya adalah para strawberry itu seharusnya menjadi milik si pria itu bukan?. 

Tidak seperti penampilannya yang terlihat lembut, pria itu ternyata memiliki sikap yang cukup berbeda dengan penampilannya. Dengan langkah kakinya yang panjang, pria itu dengan cepat mampu mengejar langkah Fang Ying yang hanya memiliki tinggi tubuh 162 centimeter. 

Setelah berada tepat di belakang Fang Ying, pria tinggi itu dengan mudahnya mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi 'miliknya' jika ditentukan dari siapa yang melihat dan tiba di depan rak pendingin itu terlebih dahulu. 

"Maaf. Ini milikku" ucap pria itu tanpa merasa bersalah sedikitpun. 

Fang Ying terkejut sesaat lalu dengan cepat sadar siapa orang yang sangat tidak sopan itu.

"Hei!. Apa maksudmu!?. Dimana etika-mu dasar tidak sopan!" Tukas Fang Ying. Ia merasa menjadi orang yang sangat benar dan menjadi berani dengan pria yang menurutnya sangatlah tidak sopan.

"Etika??. Baiklah. Kau benar. Aku tidak seharusnya tiba-tiba mengambil ini, tapi bukankah seharusnya sekarang kau sadar dengan apa yang ku rasakan sebelumnya?" Ucap pria itu. Ia menatap Fang Ying dengan tatapan serius yang berani namun tak menusuk sama sekali seperti pedang tumpul yang digunanakan untuk latihan. 

"Tadi aku juga hampir mengambil buah ini tapi kau mengambilnya lebih dulu, padahal aku yang melihatnya duluan. Kau juga sadar bukan jika aku sudah tiba disana lebih dulu?" Jelas pria itu. Dia terlihat seperti sedang mengajari seekor anak musang yang nakal dan suka mencuri. 

"Apa?. Apa yang dia bicarakan?!. Kenapa orang ini sangat sensitif?!" Batin Fang Ying. 

"..." Fang Ying baru saja membuka mulutnya hendak bicara namun ia tidak diberi kesempatan. Pria itu masih melanjutkan kata-katanya. 

"Lalu. Buah ini juga belum kau bayar, jadi buah ini masih bisa menjadi 'milik' siapapun. Bukan milikmu ..." 

"Kau!---" Fang Ying mulai emosi dan bersiap silat lidah dengan pria itu.

"Bagaimana caranya aku bisa membayar buah itu jika ada pencuri yang baru saja merampasnya dari tanganku!" Tukas Fang Ying. Ia melepaskan emosinya dan memainkan kata-kata tanpa ada niat untuk menerima kekalahan. 

"Pencuri?!---" pria itu nampak emosi, tapi siapapun yang tenggelam di dalamnya adalah orang yang kalah jadi ia menekan emosinya dengan baik dan memainkan kata-katanya lagi dengan lebih baik untuk mengalahkan perempuan manis yang sebenarnya sudah menyerahkan kekalahannya lebih dulu. 

Pria itu tersenyum penuh kemenangan dan berkata, "baiklah. Kau benar. Aku adalah pencuri dan aku akan ambil buah ini. Jadi buah ini telah menjadi milik si pencuri ... permisi" 

Pria itu mulai berfikir jika penampilan manis Fang Ying ternyata tidaklah mencerminkan sifatnya. Fang Ying seperti strawberry yang terlihat manis di luar penampilannya namun rasanya sangat asam ketika dicicipi. 

"Seharusnya dia dicelupkan kedalam gula agar bisa menjadi tanghulu manis" gumam si pria itu sembari berjalan menuju kasir untuk membayar strawberry yang ada di tangannya. 

Disisi lain, Fang Ying termenung untuk sesaat setelah di pukul telak kekalahan. Pada akhirnya emosi hanya akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. 

"Hei!. Tunggu!. Tunggu!. Dengar!. Aku salah!. Aku yang salah!. Aku minta maaf!. Jadi tolong kembalikan strawberry itu!. Aku tidak punya waktu lagi untuk mencari ke tempat lain!. Aku harus membuat pesanan cake dengan strawberry itu!--" teriak Fang Ying. 

Fang Ying berusaha keras mengejar langkah kaki pria tinggi itu yang berjalan begitu cepat. Bahkan ia telah selesai membayar buah itu ketika Fang Ying baru saja selesai dengan kalimat terakhirnya. 

Tap!.

Pria tinggi itu berhenti berjalan mendadak setelah mendengar kalimat terakhir yang Fang Ying katakan dan mau tak mau, Fang Ying jadi harus menabrak tubuhnya. 

"Ah!" Rintih Fang Ying, "kenapa kau tiba-tiba berhenti!" Lanjutnya lagi dengan kesal. 

"Apa?. Bukankah kau yang menyuruhku untuk berhenti berjalan tadi?" Ucap pria itu dengan nada datar. Nampaknya ia seperti merasa sedikit bersalah telah membuat Fang Ying harus menabrak tubuhnya. 

Setelah mendengar ucapan itu, Fang Ying merasa sumbu di kepalanya hampir habis terbakar, tapi ia tidak membiarkan dirinya meledak atau ia akan menghancurkan dirinya sendiri seperti tadi. 

"Ya. Ya. Aku butuh strawberry itu. Bisakah kamu memberikannya untukku?. Aku akan membayar dua kali lipat?, bagaimana?. Tolong jangan berdebat lagi, aku benar-benar sudah kehabisan waktu ..." jelas Fang Ying tanpa diminta.