"Aku datang kesini untuk menjalankan tugas yang diberikan kepadaku dan tugas itu adalah untuk menangkap dan menahan putra dari tuan Duke San Minerva, Florian Randall San Minerva," ucap nona Violetta.
Mendengar itu, senior Florian pun terkejut.
"A-apa ?!? m-menangkap saya ?! Memangnya apa yang saya perbuat sampai harus ditangkap ?," tanya senior Florian yang terkejut.
"Alasan aku ditugaskan untuk menangkapmu adalah karena kamu lah yang menyuruh putra dari tuan Duke San Angela untuk membunuh Rid Archie di hutan Hevea. Kebenaran dari insiden yang terjadi di hutan Hevea sudah terbongkar. Rid Archie dinyatakan tidak bersalah karena dia hanya melindungi dirinya sendiri dengan membunuh orang-orang yang berusaha membunuhnya. Pelaku yang bersalah dalam insiden itu sudah diketahui dan salah satu pelaku itu adalah kamu yang menyuruh putra dari tuan Duke San Angela untuk membunuh Rid Archie. Untuk itulah, nona Karina yang saat ini sedang berada di gedung pengadilan, memerintahkanku untuk menangkap serta membawamu ke penjara San Sabaneta," ucap nona Violetta.
Senior Florian dan putri Amelia yang mendengar itu pun sangat terkejut.
"Apa ?!?!," ucap putri Amelia yang terkejut.
"Ti-tidak, ini pasti tidak benar. A-anda pasti bercanda kan, nona Violetta ?," tanya senior Florian yang terkejut.
Dia terlihat tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh nona Violetta.
"Terserah kamu mau percaya atau tidak, tapi yang aku katakan adalah kenyataan. Aku memang diperintahkan oleh nona Karina untuk menangkapmu, tetapi yang memerintah nona Karina untuk memerintahku adalah Yang Mulia Ratu. Secara tidak langsung, perintah ini berasal dari Yang Mulia Ratu sendiri. Jadi lebih baik kamu jangan melawan dan biarkan aku menangkapmu, sebab jika kamu melawan itu sama saja kamu tidak mematuhi Yang Mulia Ratu," ucap nona Violetta.
Senior Florian pun terdiam seakan tidak percaya dengan perkataan nona Violetta. Wajahnya nampak pucat.
"Kalian, segera tangkap putra tuan Duke San Minerva," ucap nona Violetta kepada para prajuritnya.
"Baik, komandan," ucap para prajurit itu.
Para prajurit yang terdiri dari lima orang itu pun langsung bergegas mendekati senior Florian. Namun saat mereka hendak menangkap senior Florian, tiba-tiba senior Florian mengeluarkan sihir yang terlihat seperti sihir angin dan membuat sihir itu menyelimuti seluruh tubuhnya.
"Mana mungkin aku akan membiarkan diriku ditangkap semudah itu," ucap senior Florian.
Sihir yang menyelimuti senior Florian perlahan mulai melebar dan membesar. Nona Violetta yang melihat hal itu terlihat sedang melakukan sesuatu dengan cepat.
~Storm Magic : Storm Explosion~
Tidak lama kemudian, ledakan sihir yang cukup besar pun terjadi di ruangan itu. Ledakan sihir itu membuat seluruh ruang Elevrad hancur dan menjebol salah satu sisi dinding bagian luar dari lantai 7 gedung tengah yang merupakan lokasi dari ruang Elevrad. Ledakan sihir itu membuat para murid, staf dan pengajar yang berada di luar sangat terkejut ketika melihat dan mendengar ledakan itu.
"Apa yang terjadi ?!?!,"
"Ada ledakan yang muncul di lantai 7 gedung tengah,"
"Ledakan itu bahkan menjebol salah satu sisi dinding bagian luar,"
"Bukankah disana itu adalah ruang Elevrad ?," ucap orang-orang itu.
Mereka terus melihat ke arah lantai 7 gedung tengah itu khususnya melihat ke arah salah satu sisi dinding yang jebol itu. Meskipun dinding itu sudah jebol, mereka tidak bisa melihat keadaan di dalam lantai 7 itu karena keseluruhan lantai itu saat ini tengah dipenuhi oleh debu asap akibat ledakan itu. Tidak lama kemudian, terlihat ada bayangan seseorang yang perlahan bergerak keluar dari dinding yang jebol itu.
"Hei lihat, ada seseorang yang hendak mau keluar melewati dinding yang jebol itu,"
"Lantai itu berada di lantai 7 loh. Jika orang itu mau keluar lewat dinding yang jebol itu, apa dia berniat untuk terjun bebas sampai ke lantai 1 ?," ucap orang-orang itu.
Mereka terus melihat ke arah dinding yang jebol itu untuk mengetahui siapa seseorang yang berniat keluar dari dinding yang jebol itu. Lalu orang itu pun melesat keluar dari kepulan asap itu hingga keluar melewati dinding yang jebol itu. Orang-orang yang melihat dari luar gedung tengah itu pun terkejut saat melihat orang yang keluar dari dinding yang jebol itu. Karena orang yang keluar dari dinding yang jebol itu adalah senior Florian.
"Orang itu, bukannya dia adalah senior Florian,"
"Dia itu adalah ketua Elevrad kan ?,"
"Apa yang sebenarnya terjadi di ruang Elevrad ?," ucap orang-orang itu.
Setelah senior Florian berhasil keluar melewati dinding yang jebol itu, senior Florian menggunakan sihirnya untuk terus melesat di udara tanpa terjatuh ke bawah gedung itu. Senior Florian terus melesat melewati bangunan akademi dan pergi menuju gerbang akademi.
Sementara itu, di dalam ruangan Elevrad. Seluruh ruangan itu saat ini sudah hancur dan rusak parah. Sementara di salah satu sisi ruangan itu, terlihat ada sebuah kotak berukuran besar yang terbuat dari beragam macam bunga. Bagian luar dari kotak itu terlihat sudah rusak parah. Tidak lama kemudian, kotak berukuran besar itu pun menghilang secara perlahan. Saat kotak itu perlahan menghilang, di bagian dalam kotak itu terlihat ada nona Violetta dan kelima prajuritnya . Selain itu, ada putri Amelia juga yang berada di bagian dalam kotak itu.
"Kalian tidak apa-apa ?," tanya nona Violetta.
"Kami tidak apa-apa, komandan. Terima kasih karena telah melindungi kami. Jika komandan tidak menggunakan sihirnya untuk memindahkan dan melindungi kami, mungkin saat ini kami sudah mati," ucap salah satu prajurit.
Prajurit yang lainnya pun mengangguk menanggapi prajurit itu.
"Baguslah kalau kalian tidak apa-apa. Bagaimana denganmu, Amelia ?," tanya nona Violetta.
"A-aku tidak apa-apa," ucap putri Amelia.
"Syukurlah kalau kamu tidak apa-apa," ucap nona Violetta.
"Ngomong-ngomong, kak, apa benar kalau senior Florian lah yang bersalah dalam insiden di hutan Hevea ?," tanya putri Amelia.
"Ya, itu benar. Nona Karina sudah memberitahu tentang apa yang terjadi di gedung pengadilan. Kamu mungkin tidak menyangkanya karena sebelumnya kamu sedang asyik berbicara dengannya," ucap nona Violetta.
"I-iya, aku tidak menyangka kalau dia lah dalang dari insiden itu. Padahal aku tadi sedang asyik berbicara dengannya tentang masalah Elevrad," ucap putri Amelia.
"Begitu ya. Selain itu, aku juga diberitahu oleh nona Karina kalau sebelumnya terjadi suatu insiden besar di gedung pengadilan. Bahkan aku sangat terkejut ketika mendengar kabar itu," ucap nona Violetta.
"Insiden apa itu, kakak ?," tanya putri Amelia.
"Kamu tunggu saja surat kabar yang akan terbit besok. Aku yakin insiden itu akan dimuat di surat kabar dan insiden itu pastinya akan membuat seluruh kerajaan ini gempar. Aku tidak bisa memberitahu dan menjelaskan kepadamu secara langsung tentang insiden itu karena aku tidak mempunyai banyak waktu. Aku harus mengejar dan menangkap putra dari Duke San Minerva," ucap nona Violetta.
Nona Violetta perlahan berjalan menuju salah satu sisi dinding yang jebol, tempat senior Florian melarikan diri.
"Kalian semua, tolong panggil rekan-rekan kalian untuk membersihkan dan memperbaiki ruangan ini. Jika nona Karina melihat ruangan ini telah hancur berantakan, mungkin beliau akan marah. Urusan untuk menangkap dan menahan putra Duke San Minerva, biar aku saja yang urus," ucap nona Violetta.
"Baik, komandan," ucap para prajurit itu.
Lalu kelima prajurit itu meninggalkan ruang Elevrad untuk memanggil rekan-rekan mereka.
"Amelia, lebih baik sekarang kamu pergi meninggalkan ruang dan gedung ini. Soal insiden yang terjadi di gedung pengadilan, tunggu saja surat kabar yang akan terbit besok atau mungkin nanti ayahandamu yang akan memberikan kabar itu secara langsung," ucap nona Violetta.
Lalu nona Violetta langsung melesat dengan cepat keluar dari dinding yang jebol itu untuk mengejar senior Florian. Putri Amelia terus melihat ke arah nona Violetta yang melesat pergi.
"Ada insiden besar yang terjadi di gedung pengadilan dan juga Florian tiba-tiba ketahuan sebagai pelaku dalam insiden di hutan Hevea. Apa yang sebenarnya terjadi di gedung pengadilan ?," pikir putri Amelia.
-
Sementara itu di sekitar gerbang Akademi.
Terlihat senior Florian terus melesat ke arah gerbang akademi. Dia kelihatannya berusaha untuk keluar dari gerbang akademi dan melarikan diri agar tidak ditangkap. Tetapi para prajurit yang menjaga gerbang melihat senior Florian yang sedang melesat di atas.
"Itu kan tuan Florian, putra dari Duke San Minerva,"
"Bukannya komandan Violetta dan yang lainnya mau menangkapnya ?,"
"Kelihatannya dia berusaha melarikan diri dari komandan Violetta,"
"Kita harus menghentikannya, jangan sampai dia melarikan diri," ucap para prajurit itu.
Para prajurit itu bersiap menyerang senior Florian yang sedang melesat di atas mereka. Mereka menyerang menggunakan sihir dan senjata yang dipakai mereka. Namun senior Florian dengan mudah menghindari serangan-serangan itu. Meski berhasil menghindari serangan itu, namun pergerakan senior Florian jadi melambat akibat terus fokus menghindari serangan itu yang membuatnya tidak bisa secepatnya pergi meninggalkan gerbang akademi.
"Orang-orang sialan, berhenti menghalangi jalanku," ucap senior Florian.
Senior Florian nampak marah dan dia berniat untuk menyerang para prajurit yang menyerangnya itu dengan sihirnya. Senior Florian terus menghindari serangan-serangan yang dilancarkan para prajurit itu sambil mengarahkan tangan kanannya ke arah para prajurit itu. Di telapak tangan kanannya itu, perlahan muncul kumpulan sihir yang terlihat seperti sihir angin. Kumpulan sihir itu secara perlahan membentuk ukuran seperti sebuah bola. Setelah ukuran bola itu sudah terbentuk, senior Florian pun bersiap menyerang para prajurit itu.
~Storm Magic : Storm Bla-
Saat senior Florian hendak melesatkan serangan sihirnya itu ke arah para prajurit, tiba-tiba nona Violetta datang dan langsung menendang senior Florian hingga menghantam dinding pagar yang berada di samping gerbang akademi sampai hancur.
*BUMMMMM
Suara benturan pun terdengar dan tempat senior Florian menghantam dinding itu pun mulai dipenuhi oleh debu asap. Para prajurit yang melihat senior Florian menghantam dinding secara tiba-tiba pun terkejut. Kemudian mereka melihat ke atas untuk mengetahui penyebab senior Florian menghantam dinding. Lalu mereka melihat nona Violetta sedang melayang di atas.
"Komandan!," ucap para prajurit itu.
"Kalian cepat pergi menjauh dari gerbang akademi," ucap nona Violetta.
"Eh, kenapa komandan ?," tanya salah satu dari prajurit itu.
"Jangan banyak tanya, cepat pergi sekarang!," ucap nona Violetta dengan tegas.
"Baik, komandan," ucap para prajurit itu.
Lalu para prajurit itu mulai pergi meninggalkan gerbang akademi dengan berlari ke dalam wilayah akademi. Saat para prajurit itu sedang berlari, tiba-tiba sebuah serangan sihir yang dahsyat muncul dari tempat senior Florian menghantam dinding. Serangan sihir itu diarahkan ke arah para prajurit yang sedang berlari itu. Para prajurit yang melihat serangan itu pun terkejut dan mereka semua pun panik.
~Flower Magic : Flower Shield~
Namun tiba-tiba sebuah perisai yang berbentuk seperti bunga berukuran besar muncul dan menahan serangan sihir yang dahsyat itu. Ledakan pun terjadi akibat dari serangan sihir itu yang menghantam perisai bunga yang tiba-tiba muncul. Asap pun bermunculan di tempat itu.
Tidak lama kemudian, asap yang bermunculan itu pun perlahan menghilang. Terlihat perisai bunga itu masih kokoh meski dihantam oleh serangan sihir yang dahsyat itu. Para prajurit yang melihat serangan itu berhasil ditahan pun merasa lega. Mereka lalu menoleh ke arah nona Violetta.
"Terima kasih karena telah melindungi kami, komandan," ucap para prajurit itu.
Mereka berterima kasih ke nona Violetta karena perisai bunga itu adalah perisai yang berasal dari sihir milik nona Violetta.
"Iya, sekarang lebih baik kalian segera pergi dari tempat ini. Tolong imbau para murid, staf, pengajar dan prajurit lainnya untuk jangan datang ke tempat ini karena tempat ini mungkin akan menjadi tempat yang berbahaya," ucap nona Violetta.
"Baik, komandan," ucap para prajurit itu.
Para prajurit itu pun terus berlari ke dalam wilayah akademi. Kemudian, nona Violetta melihat ke arah tempat senior Florian yang masih diselimuti oleh debu asap.
"Padahal aku sudah menahan diri ketika melakukan tendangan itu tapi aku tidak menyangka kalau tendangan itu tetap membuatnya terhempas ke dinding pagar itu dan membuat dinding pagar itu hancur. Nona Karina pasti akan marah jika melihat hal ini," ucap nona Violetta.
Tidak lama kemudian, debu asap itu pun menghilang. Debu asap itu menghilang bukan dengan sendirinya melainkan karena suatu tekanan yang membuat mereka menghilang secara paksa. Setelah debu asap itu menghilang, terlihat senior Florian sedang memegang sebuah pedang yang cukup besar yang terbuat dari sihir badai miliknya. Sihir badai itu juga saat ini tengah menyelimuti seluruh tubuhnya.
"Meskipun anda adalah salah satu komandan di kerajaan ini. Saya tidak akan membiarkan anda menangkap saya. Lebih baik anda membiarkan saya melarikan diri atau jika tidak, saya akan membunuh anda," ucap senior Florian.
"Mana mungkin aku membiarkanmu melarikan diri karena tugasku adalah untuk menangkapmu bukan untuk membiarkanmu melarikan diri. Aku diperintahkan untuk menangkapmu hidup-hidup, tetapi melihatmu yang ingin melawan seperti ini, sepertinya akan sulit untuk menangkapmu hidup-hidup," ucap nona Violetta sambil bersiap menyerang senior Florian dengan menggunakan pedangnya.
-Bersambung