KRIIIIIINGGGGG....!!!
ALarm berbunyi tepat pukul 6 pagi, aku bergegas untuk mandi dan sarapan untuk segera berangkat sekolah. Semangat hari ini karena aku akan segera melaksanakan TES KEDUA. Setelah kelas hari ini, aku mulai ikut berkumpul di aula untuk melakukan TES KEDUA. Disana aku bertemu langsung dengan Tony, "HAI TONY, SIAP UNTUK TES KEDUA?". "KAPANPUN DEEN, AKU SELALU MENANTIKAN INI", Sahut Tony. Saat itu juga, Nicha datang menghampiriku. "HAI DEEN, MASIH SEMANGAT UNTUK HARI INI???". Tentu aku bersemangat, karena Nicha ada. "TENTU, KAMU JUGA HARUS SEMANGAT YA!!". "SIAPP", Sahut Nicha. Pembina kami datang, aku harus segera masuk ruangan. Peserta yang tinggal 94, Pembina kami segera memulai TES KEDUA."34 SISWA TERELIMINASI PADA TES SEBELUMNYA, DAN BEBERAPA ANAK MENGUNDURKAN DIRI. SAYA HARAP KALIAN BISA LEBIH SERIUS UNTUK MENGIKUTI TES INI... KARENA SELEKSI KAMI KETAT, KURANG LEBIH CALON YANG LOLOS DAN DILANTIK ADA 30-35 SISWA/SISWI. PAHAMMM??!!!".
"SIAPP PAHAMM!!!", Jawab kami dengan serentak. "PADA TES KEDUA INI KALIAN AKAN MELAKSANAKAN TES FISIK, YAKNI LARI SPRINT 100m DAN DIBERI WAKTU SEKIAN. KAMI MENGAMBIL 70 TERBAIK DIANTARA KALIAN. PAHAMM??!!!". "SIAPP PAHAMM!!!!", Jawab kami dengan serentak. "20 MENIT LAGI KALIAN HARUS SUDAH SIAP DAN ADA DILAPANGAN SELURUHNYA, YANG TERLAMBAT AKAN TERELIMINASI. INI JUGA TERMASUK LATIHAN KEDISIPLINAN. WAKTU DIMULAI DARI SEKARANG!!! BUBARR!!!". Kami langsung menuju kamar mandi, ruang ganti, bahkan ada yang ganti baju di kelas dan UKS. Kami benar benar mengejar waktu.
Aku datang tepat waktu, begitu juga dengan mereka. 5 menit tersisa, kudengar masih ada banyak yang sedang ganti baju bahkan ada yang masih di kamar mandi. Sepertinya waktu telah habis, Pembina kami menuju depan barisan. "UNTUK SELURUHNYA, SIAPKAN STAMINA KALIAN. TES INI DILAKUKAN BERGANTIAN BEREGU, LARI BERGANTIAN 4 SISWA/SISWI." kami dikelompokkan 4 orang setiap regu, aku berbeda regu dengan tony dan lainnya. Sekarang aku satu regu dengan orang yang diperhatikan Tiara saat ujian pertama. Aku ingat banget bahwa dialah orangnya. Kini saatku untuk tes sprint, "SIAAAAAPPPPP... DORRR!!!" (Aba - Aba pistol). Aku berlari sekuat tenaga. "YA, DEEN DAN FIN 12,3 DETIK. SCORE YANG SAMA PERSIS DIDAPATKAN, PENGUMUMAN KELULUSAN TES KEDUA DIBERIKAN NANTI SETELAH SELESAI" ucap panitia. Aku sedikit terengah engah dan aku baru tau bahwa namanya adalah FIN. "WAHHH, WAKTU KITA SAMA, NICE ONE DEEN" ucap Fin padaku. "HHH, PIKIRKAN DIRIMU SENDIRI" kukatakan itu dan meninggalkannya.
Kini tes kedua telah selesai, aku bersyukur kami berhasil. Namun sayang sekali Tiara harus gagal. "SYUKURLAH KAMU BERHASIL DIN, KUDENGAR TONY JUGA... TAPI SAYANGNYA TIARA GAGAL". Awalnya aku sedikit tidak percaya.. Tapi kucoba untuk tidak peduli tentang tiara. "EMHHH... BAGAIMANA DENGANMU NICHA?". Tanyaku, "AKU BERHASIL LOLOS" jawab Nicha. "HEY HEY HEYYY KAMU MULAI GAK PEDULI TENTANG TIARA DEEN, APA KAMU BENAR BENAR MELUPAKANNYA" Sahut Tony. "PAAN?, DIA HANYA TEMAN UJIAN SAAT TES PERTAMA" jawabku tegas. "CIEE SI MONYET MULAI BISA KENDALIIN SIKAP DAN PERASAAN NICHH" goda Tony. "PAAN UDAH GAADA, SEKARANG AYO BELI MINUM" Balasku sembari menarik tangan Nicha dan mengajaknya beli minum, tentu aku mengajak Tony juga, Kulakukan hanya karena malas membicarakan Tiara.
Aku membuka Pesan, aku lupa ada pesan dari Tiara semalam.
TIARA :"HAI DIN, APA KABAR?"
Aku merasa sedikit bersalah, kurasa hanya karena aku tidak terus memperhatikannya bukan berarti aku harus membencinya kan. Dia juga orang baik, hanya saja perasaannya mungkin bukan untukku. "mungkin aku harus menanyakan tentang ini ke mamah malam nanti" pikirku. Aku mencoba membalasnya, aku sedikit canggung... Tapi kurasa itu hanya rasaku. Kucoba yakinkan bahwa tidak akan ada perasaan apa apa lagi. Aku membalasnya..
DEEN :"OH, KABARKU BAIKK KOK... AKU DENGAR KAMU GAGAL TES KEDUA?? YANG SABAR YAA... TETAP SEMANGAT!!"
Aku mencoba menulis pesan itu dengan sebatas teman, tanpa merasakan lebih, dan aku berhasil.
Karena sibuk lihat HP, Tony melirik HP ku. Dia memanggilku dengan suara rendah "DEEN??" dia memanggilku sambil tersenyum. "ADA APA, TONYY??" tanyaku. "GAK KOK GAK ADA",balasnya. Sebenarnya aku tau yang dipikirkan Tony, dia penasaran tentang perasaanku pada Tiara, apakah masih atau tidak.. Aku berusaha meyakinkan Tony untuk tau bahwa aku sudah tidak peduli tentangnya. Untuk sekarang aku ingin Nicha yang ada bersamaku.
"HEYY?? ADA APA DENGAN KALIANNN??" Nicha bertanya. "KAMI BINGUNG MAU MAKAN APA LAGI" Usahaku untuk sembunyiin yang sebenarnya. Aku benar benar gak mau dia tau tentang PDKT ku yang lalu dengan Tiara. "KENTANG GORENG DAN SAUS KAMU MAU??" tawaran Nicha, "OHH... TERIMA KASIH NICHA, TAPI BIARKAN AKU MENTRAKTIRMU HARI INI" pintaku. "OKE OKEE..." jawab Nicha.
Kami selesai minum, aku berpisah dengan Nicha untuk kelas terakhir. Kulambaikan tangan sambil meninggalkan Nicha "SAMPAI NANTI NICHAA, SEMANGAT UNTUK KELAS HARI INI" ucapku. "TERIMAKASIH DEEN" jawab Nicha sambil tersenyum gembira. Aku merasakan bahagia yang luar biasa hari itu... Aku merasakan kebahagiaan yang lebih daripada hanya bertepuk sebelah tangan waktu itu.
Namun aku mengajak Tony pergi keatap lagi, karena aku tau bahwa hari itu kelas terakhir kelas kosong. Aku menceritakan perasaanku pada Tiara yang telah hilang dan mengatakan perasaan yang sebenarga. "KAMU MAU NGAPAIN?" tanya Tony, "AKU AKAN CERITAKAN SESUATU" jawabku. Kami telah sampai di tempat biasanya. "CERITA TENTANG APA?" tanya Tony, "AKU INGIN KAMU MENGERTI, BAHWA SAAT INI AKU BERUSAHA MENJADI LEBIH DARI SEKEDAR TEMAN DENGAN NICHA, KUHARAP DIA TIDAK SEPERTI YANG SEBELUMNYA. DAN AKU MERASA TERLALU MEMBELAKANGI TIARA, AKU PERNAH KENAL, TAPI AKU MERASA DIA YANG TELAH MENGECEWAKANKU BUKAN TEMANKU. APA AKU SALAH?" Tanyaku. "KAMU HANYA MERASAKAN ITU PADA DIRIMU, TIARA MERASA KAMU ADALAH TEMANNYA, WALAU TAK SEDEKAT NICHA. TAPI DIA TIDAK MEMBENCIMU, KAMU TIDAK HARUS MEMBENCINYA KARENA KECEWA. CUKUP PERASAANMU YANG TELAH HILANG DAN ANGGAP TIARA ADALAH TEMAN YANG KAU KENAL DI SEKOLAH INI, BUKAN DARI APLIKASI ATAU APAPUN ITU. LUPAKAN PERASAAN, BUKAN MELUPAKAN ORANGNYA!!" Tegas Tony. Aku merasa bersalah, tapi kurasa aku harus meminta maaf dalam hati. Aku membayangkan ketika aku tiba tiba meminta maaf, apa yang akan dipikirkan Tiara nanti. Kukatakan pada Tony, "AKU INGIN MINTA MAAF, TAPI TIDAK PADANYA SECARA LANGSUNG. AKU TAKUT SALAH PAHAM.. DIA PAHAM PUN ITU TERLALU BERAT BAGIKU UNTUK MENCERITAKANNYA. MENURUTKU DIA TAU DAN TIDAK, TIDAK ADA BEDANYA UNTUK PERMINTAAN MAAFKU NANTI. YANG ADA DIA JADI BERBEDA, KUHARAP INI YANG TERBAIK UNTUK MENGUBAH DIRIKU DAN PERASAANKU SENDIRI. DAN MULAI MEMBUKA LEMBAR KOSONG KISAHKU". "MUNGKIN ITU LEBIH BAIK" tanggap Tony. Kuingin menghilangkan perasaan dan menulis lembaran baru untukku dan Nicha, aku berniat mengajaknya main ke rumah malam nanti. Kuharap dia mau...