Gilda melirik Kendrick dan menggeleng. "Tidak. Lagi pula sebenarnya aku bukan keluarga dari Edzhar, kakek Mateo yang mengundangku ke acara ini. Ngomong-ngomong, nama panggilanku Gilda, panggil saja Gilda ...."
"Tapi aku suka dengan nama Violet, terdengar cantik dan cocok untukmu."
Gilda dengan spontan mendelik dan ekspresi itu membuat Kendrick tertawa kecil. "Aku jarang sekali dipanggil Violet."
"Baiklah, Gilda ... jadi, kau bukan saudara jauh Edzhar?" Gilda menjawab 'tidak' dengan singkat dan memilih fokus pada MC yang membuka sesi acara dengan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang datang. Kendrick mengangguk paham dan lanjut bertanya, "Jika begitu, apa hubunganmu dengan kakek?"
"Ed dan aku adalah teman kuliah hingga sekarang. Karena itu kakek Mateo menganggapku sebagai keluarganya," terang Gilda singkat.
Sesudah itu keduanya memerhatikan acara, dengan Kendrick yang tak bisa berhenti menatap Gilda sepenuhnya. Lelaki itu teramat kagum dengan pesona Gilda pada sore ini, dan berharap Mateo mengizinkannya untuk mengenal Gilda lebih jauh. Hanya Gilda yang benar-benar fokus pada MC di depan sana.
Acara lamaran itu berlanjut pada sang MC yang menceritakan perjalanan kisah cinta Biantara Edzhar Martinez dan Carla Florine dengan cukup detail. Mulai dari berkenalan, berpacaran, sampai ada di titik ini. Mendengar baik-baik semua itu, tanpa sadar air mata Gilda menetes. Menghapus air matanya dengan hati-hati, Gilda bangkit berdiri, dan pamit pada Kendrick, "Aku ingin ke kamar kecil."
"Kau ingin kutemani?"
"Tidak perlu, sepertinya aku akan lama," jawab Gilda yang langsung pergi.
Buru-buru Gilda keluar dari ruang khusus acara dan memilih lari ke taman depan rumah Carla. Kebetulan taman tersebut sepi. Semua orang benar-benar sedang di dalam, dan Gilda merasa sangat lega setelah duduk di salah satu bangku hitam dengan napas panjang berhembus dari hidungnya.
"Seharusnya kau tidak boleh begini ...," bisik Gilda pada dirinya sendiri sambil menatap langit yang mulai gelap di atas sana.
"Kau mencintai Edzhar?" tanya pria yang baru dikenalnya tadi itu dengan wajah datar. Ia mendekati Gilda dan berakhir duduk di sebelahnya. "Kau tidak tahan mendengar kisah mereka, bukan? Oleh sebab itulah kau memilih menyendiri di sini."
"Sebaiknya kau tidak perlu tanya. Bukan urusanmu untuk tahu," balas Gilda yang langsung bangkit dari bangku dan hendak meninggalkan Kendrick. Belum sempat mengayunkan kakinya lebih jauh, Kendrick menarik tangannya dan membuat Gilda jatuh di atas pangkuan Kendrick. "Apa yang kau lakukan?!" bentak Gilda saat kedua tangan Kendrick melingkari pinggangnya. "Lepaskan aku!" sentaknya yang kali ini dengan nada lebih tinggi.
"Tentu menjadi urusanku, karena aku tidak akan membiarkan gadis secantik dirimu merasa sedih hanya karena seorang Edzhar," balas Kendrick yang bukannya menyingkirkan tangan dari pinggang ramping Glda, tapi makin memeluk erat. "Dia tidak pantas untukmu, Violet ...," bisik Kendrick yang seketika itu membuat Gilda merinding dan menelan ludahnya.
Dalam satu detik saja tangan kanan Gilda sudah mendarat di pipi Kendrick. "Kau pria gila!" sembur Gilda kemudian. Ia bahkan memukul dada Kendrick serta memberikan tamparan tambahan sebelum tubuhnya terlepas dari pelukan Kendrick. "Aku akan mengadukan perlakuanmu ini pada kakek Mateo!"
"Ada apa, Nona Gilda?!" pekik seseorang yang baru saja berlari dari halaman rumah setelah turun dari mobil. "Kau baik-baik saja, Nona?!"
"Aku baik-baik saja, tapi pria itu sepertinya sudah tidak waras!" jawab Gilda sambil menunjuk ke arah Kendrick yang tengah mengelus-elus pipi, dengan tatapan tertuju padanya.
"Kau ingin pergi ke mana, Nona Gilda?" tanya Mona saat Gilda makin berjalan menjauh. Asisten rumah tangga Mateo itu pun berlari, mengejar Gilda dan menarik tangan wanita itu dengan berkata, "Maaf jika saya berbuat lancang, Nona Gilda. Apa kau ingin pergi?"
"Sepertinya aku harus pulang," jawab Gilda begitu Mona sudah menahan tangannya.
"Kau tidak ingin di sini sebentar saja, Nona? Tuan Mateo pasti mencarimu, beliau pasti cemas jika kau tidak ada di sini."
"Kau sudah melihatku, dan kau tahu aku ingin ke mana. Karena sudah tahu, biarkan aku pulang."
Kendrick mendekati dua wanita beda generasi tersebut, lalu menarik Gilda. "Kau tenanglah, aku akan menjaganya untuk kakek. Dia akan tetap di sini sampai acara ini selesai," ucap Kendrick pada Mona, yang membuat Gilda mendongak ke arahnya. Kendrcik menggeret pinggang Gilda supaya beranjak dari hadapan Mona saat itu juga.
Gilda yang masih kaget, tak langsung memberontak. Wanita itu justru mengikuti ke mana Kendrick membawanya. "Ikuti ucapanku jika tidak ingin aku membongkar isi hatimu itu pada Edzhar maupun Carla ...," bisik Kendrick setelah keduanya menjauhi Mona.
Dengan sangat terpaksa Gilda mengikuti Kendrick. Wanita itu dibawa masuk kembali, dan ternyata Kendrik memintanya untuk duduk bersama. Keduanya pun mengikuti rangkaian acara pertunangan Edzhar dan Carla dengan tenang.
Tampak Gilda yang tidak memperlihatkan ekspresi senangnya. Wanita bergaun merah kelap-kelip itu seperti berusaha tersenyum. Meski ada keanehan di dalam hati, Gilda tetap memerhatikan pasangan di depan sana. Perasaannya sedikit tidak nyaman saat jari manis Carla tersemat sebuah cincin yang dipasangkan oleh sahabat laki-lakinya.
"Bagaimana? Panas?" tanya Kendrick yang membuat Gilda melirik sekilas pada pria sok asik itu. "Kau tidak ada keinginan untuk menangis?"
Gilda benar-benar menengok ke arah Kendrick, di sebelah kiri. "Kau sendiri? Bukankah kaulah yang merasa panas? Aku tahu, kaulah yang paling sakit hati saat melihat Carla tersenyum senang di sana, seperti sekarang ...," balas Gilda dengan senyum miring. Tentu yang dikatakan Gilda adalah suatu kebenaran, karena sempat melihat sorot mata Kendrick yang seakan membenci pemandangan pertunangan dua orang di depan mereka.
"Kau tahu itu?" Gilda mengiyakan dengan terus menatap Edzhar dan Carla. "Tapi sepertinya ada wanita lain yang mengisi hatiku," ucap Kendrick yang membuat Gilda menarik napas sebentar. "Bukankah kita sama-sama tidak suka dengan pertunangan mereka?"
"Lalu?"
"Bagaimana kalau kau dan aku menjalin hubungan?" Tentu saja Gilda mendelik dan mengalihkan tatapannya menjadi ke arah pria di sampingnya. Ia terdiam, hampir saja ia ingin meneriaki nama Kendrick saat itu juga. Akan tetapi, ucapan MC di depan sana membuatnya kembali fokus pada acara. "Apa kau ingin kita langsung menikah saja?"
"Kau memang sudah gila!" pekik Gilda setelah pembawa acara mempersilakan para tamu untuk menikmati hidangan yang tersedia di bagian deretan paling belakang para tamu.
"Aku saja baru kenal dirimu beberapa menit lalu!"
"Baiklah, kalau begitu mengapa tidak kita coba berkenalan lebih jauh dulu? Lagi pula kau sedang tidak berhubungan dengan seseorang, bukan?" Gilda menggeleng seraya bangun dari kursinya. "Kau mau ke mana?!" Tepat kala Kendrick berhasil menjangkau pergelangan tangan Gilda, suara Carla memanggil pria itu terdengar oleh keduanya.