Chereads / suamiku ternyata mafia / Chapter 4 - awal mula 4

Chapter 4 - awal mula 4

semalaman aku tidak bisa tidur sama sekali , karena memikirkan apa yang akan dia lakukan hari ini .

aku melihat mobilnya datang , ternyata itu tuan Lucien asisten pribadinya yang menjemputku dan dia juga meminta berkas yang dipinta kemarin oleh tuan Declan yang sudah di siapkan oleh papahku.

"mari nona , tuan Declan telah menunggu anda" ucap nya sambil membuka pintu mobil itu .

"baiklah" sahutku .

di dalam perjalanan aku hanya diam dan banyak sekali pertanyaan di dalam otakku. tak beberapa lama akupun sampai diii....

"eeerrrggghhhh!!! bukankah ini hotel ?" pikirku .

"ma..ma..maaf tuan Lucien, ke..kenapa kita kesini? bu..bukankah kita akan .... Mmmenemui tuan Declan?" ucapku sambil terbata - bata.

"ya, disinilah tuan Declan menunggu anda nona" sahutnya sambil mengajakku masuk ke dalam hotel itu.

dalam perjalanan menuju tuan Declan menunggu, aku bertanya pada tuan Lucien

"tuan Lucien, bolehkah aku bertanya?"

"apa yang ingin anda tanyakan nona?" sahutnya sambil memencet tombol lift .

"mmmhh...seperti apakah tuan Declan di mata anda?" tanyaku.

tuan Lucien langsung menatapku dan mengatakan

"apa anda sangat penasaran nona? bukankah tidak baik membicarakan orang lain" jawabnya.

"bu..bukan seperti itu , maksudku... aku hanya ingin mengetahui seperti apa calon suamiku ini" sahutku sambil menundukkan kepala.

"akan lebih bagus jika anda menanyakannya langsung pada tuan Declan, karena dia yang lebih tahu tentang dirinya" tegasnya sambil meyeringai.

aku terdiam, tidak bertanya lagi sampai tiba dimana tuan Declan menunggu di sebuah kamar VIP , kamar itu sangat luas dengan pemandangan yang luar biasa.

"akhirnya kau sampai juga, masuk dan lihat - lihatlah ke dalam , aku ada urusan sebentar dengan Lucien" ucapnya sambil menggiring tuan Lucien keluar.

entah apa yang mereka bicarakan aku tidak perduli, aku terpesona dengan pemandangan yang ada di luar jendela kamar hotel ini , sungguh menakjubkan.

karena terlalu terpesonanya aku dengan pemandangan ini, aku sampai tidak sadar dia datang dan memelukku dari belakang , akupun kaget

"ahh..apa yang kau lakukan?"

"kenapa? aku hanya sedang memandangi pemandangan itu bersama istriku, apa aku salah?" jawabnya sambil memelukku erat.

"maaf tuan, jangan seperti ini, kita belum sah menikah!" kataku sambil melepas perlahan pelukannya.

"baiklah aku akan tahan, sampai hari pernikahan itu tiba, persiapkanlah dirimu" godanya dia sambil mencium pipiku.

akupun hanya bisa terdiam.

"bagaimana menurutmu? hotel ini adalah tempat pesta kita dan kamar ini akan menjadi kamar pengantin kita" sambungnya.

"sejujurnya aku akan mengikuti semuanya yang kau pilih, tapi ini sungguh bagus dan indah..." jawabku dengan senyuman.

"baiklah jika kau suka, Lucien akan mengurusnya" sahutnya lagi sambil mengajakku duduk di kursi yang sudah tersedia beberapa makanan di atas mejanya.

dia selalu bertanya tentangku dan aku menjawab seadanya, dan dia juga mengizinkanku untuk bertanya tentang kehidupannya dan jati dirinya, tapi aku masih belum berani menanyakan apapun tentang dia, entahlah kenapa... semua pertanyaan yang ada di kepalaku tidak mau keluar lewat mulutku , aku hanya bisa diam dan mengangguk saja seperti boneka yag ada di dalam mobil.

sampai waktunya pulang dia mengantarku sampai depan rumah, aku meyuruhnya masuk tapi dia tidak mau karena masih ada hal yang harus di lakukannya , entahlah apa itu aku tidak mau tahu. saat masuk kedalam rumah ternyata mamah dan papah sedang menunggu di ruang tamu , ketika melihatku mereka langsung menghampiriku dan menanyakan apa saja yang terjadi hari ini, mereka sangat penasaran, tetapi aku malas untuk megeluarkan suaraku , aku langsung masuk ke dalam kamar dan menguncinya.