Chereads / KAISAR SEMUT / Chapter 7 - BAB 7 Kesembuhan Sang Ibu

Chapter 7 - BAB 7 Kesembuhan Sang Ibu

Rini: bibi,sekarang semua orang sudah keluar izinkan aku melepas pakaian mu.

"' Luli mengangguk dan langsung Rini melakukan tugasnya.

Rini: sekarang bibi bersila dan pejamkan mata,fokuskan ke titik penyumbatan energi,apakah bibi bisa menunjukan letaknya.?

"' Luli mengganguk pelan, yang terlihan sisa energi mencoba dialirkan ke seluruh tubuh tapi itu membuatnya merasakan sakit kerena energi tersumbat akan menumpuk dan menjadi beban yang tidak stabil.

Rini: tidak kusangka ternyata ada sebanyak ini sumbatan energi, tapi kenapa ada orang bisa bertahan sampai di titik/situasi ektream seperti ini.

Luli: apakah aku bisa selamat hari ini.?"dengan nada terbata-bata yang terlihat raut wajah perjuangan yang memudar.

Rini: tentu saja bibi,aku adalah salah satu dari 4 jenius tabib terbaik kerajaan,

Luli: aku perca." Luli langsung pingsan karena sudah melewati batas untuk menahan rasa sakit.

Rini: sial,aku harus lebih ekstra lagi untuk menstabilkan kondisi bibi Luli.

"' 1 jam menunggu,2jam berlalu,hingga 5 jam.

Bagas: beristirahatlah kamu sudah mundar mandir selama 5 jam,mungkin ini akan selesai besok pagi.

Arif: apa kamu bilang,istirahat,bagaimana bisa aku tenang sedangkan ibuku mempertaruhkan nyawa dalam pengobatan.

Bagas: tapi,ibumu sedang ditangani oleh seorang dari salah satu 4 jenius.

"' sepertinya ada anak bau yang mengakui kehebatanku"suara itu yang terdengar dari dalam ruangan.

Arif: bagaimana keadaan ibuku.??

Rini: tenang saja, meskipun 2 dari 16 penyumbatan cukup berbahaya tapi ibumu selamat dan sedang tertidur, jika beristirahat secara penuh selama 2 bulan,ibumu pasti akan sembuh total.

Arif: benarkah,terima kasih banyak atas pertolonganmu,pertolongan ini,akan ku ingat seumur hidup.

"' wajah Rini memerah karena melihat Arif yang begitu bahagia dengan mata berbinar.

Rini: hhehh,sudah dulu aku akan pulang beristirat,ingat jangan sampai kalian menggangu tidurnya bibi Luli.

Arif: ya,akan kupastikan ibuku tak akan terganggu."sembari mengangguk kecil dengan senyum tipis.

Bagas: kamu dengar itu,sekarang biar aku saja yang menjaga tempat ini,kamu beristirahatlah.

Arif: lebih baik kamu saja, yang paling capekan kalian berdua kerena pertarungan yang kemarin pasti menguras energi.

Bagas: ya baiklah tapi ingat jika kamu sudah lelah bangunkan saja aku,hei bangun vestu, jangan tidur disini.

Vestu: hah,kenapa-kenapa ada apa.?

Bagas: ayo pindah tempat tidur bukan disini.!!

Vestu: maaf Rif aku ketiduran.

Arif: tidak masalah lagi pula aku berutang budi padamu.

Vestu: tidak perlu sungkan,kalo begitu aku pamit untuk tidur ya.

Arif: ya baiklah,terimakasih atas pertolongan yang berharga ini.

….

"' Seorang perempuan yang mulai membuka mata," sepertinya tubuhku mulai membaik.

Arif: ibu,ibu sudah siuman syukurlah, ibu harus tetap beristirahat.

Di dalam ruangan terdapat sesosok wanita terbaring dengan keringat di sekujur tubuhnya, sambil ter-ngah-engah.selang beberapa saat tiba-tiba suara ketukan pintu memecahkan keheningan ruangan tersebut.

"tok.took…tok.

Ibu Luli: ..silahkan,masuk''

Pintu terbuka dan 4 anak masuk dengan sopan.

Ibu luli: terimakasih,sudah berkunjung maaf kalo tempatnya seperi ini.

"Arif langsung memotong perkataan."bu sudahlah, lagi pula kedatangan mereka untuk membantu mengobati ibu.

Senyum terlihat di wajah ibu luli,dan dia berkata,memangnya penyakit ibu ini sudah di temukan obatnya, apakah mahal atau jangan-jangan kalian patungan untuk membeli obat ini.jika seperti itu, ibu akan ganti uang kalian,jika ibu sudah membaik.

Arif: ibu,tenanglah yang penting ibu bisa sembuh,yang terpenting sekarang adalah kesembuhan ibu.

Rini: sebaiknya kalian keluar dari ruangan ini.selebihnya biar aku yang urus.

Arif: izin kan aku tetap di sini aku ingin melihat pemulihan ibu ku"tampak enggan untuk meninggalkan ruangan itu

Rini: aku perlu konsentrasi penuh untuk meningkatkan keberhasilan, lagi pula metode yang ku gunakan memakai akupuntur jadi kamu sebagai lelaki tidak boleh ada disini meskipun kamu anaknya.jika sudah mengerti keluar lah

Arif:ibu,ibu."sembari tersedu-sedu."Rini,menatap bagas dan bola mata nya bergerak mengarah ke arif.

Bagas,pun mengangguk dan menarik tangan arif.ayolah biar rini melalukan tugasnya dengan baik.

"pintu tertutup,sekarang yang ada dikamar hanya rini dan ibu luli."

Rini: baiklah sekarang aku akan melepaskan pakaian bibi.

"Setalah di lepas,rini terkejut punggung putih dipenuhi luka memar dengat urat- urat seperti menggumpal di bagian perut.

Ibu: maaf ya memperlihatkan hal seperti ini padamu.

Rini: tenang saja bibi, lagi pula aku sebagai alkemis harus terbiasa dengan hal seperti ini,tadi aku hanya terkejut saja,soal nya bibi terus bersikap tenang dengan luka seperti ini.baiklah mari kita mulai,aku akan memur-nikan batu ini,sebaiknya bibi bemeditasi dan memfokuskan ke wadah mana.bersiaplah bibi, aku akan langsung menyalurkan energi ini.

Ibu luli: baiklah.aku sudah siap.

"Sebuah energi bercahaya hijau dengan hangat perlahan terserap dan perlahan mengembalikan vitalitas."wajah yang awal nya pucat kembali terlihat segar dengan aura kehidupan yang semakin terlihat jelas.

Rini: bibi, kita sudah ditahap akhir,sebaiknya bibi menahan karena ini akan terasa sangat menyakitkan,maka bersiaplah.

Suara teriakan terdengar hingga ruang tamu yang membuat arif cemas dan hendak melihat keadaan ibunya, sebuah tangan memblokir.mau kemana,bersabarlah aku bisa merasakan energi di dalam masih stabil,mungkin ini efek penyembuhan.

Baiklah.jika yang mengatakan bagas maka aku akan mencoba menenangkan diri.

Arif mencoba menenangkan pikiran, Perlahan tapi pasti ke khawatiran ditekan hingga terlihat tenang, seolah kepanikan yang terlihat jelas mulai memudar

Di ganti ketenangan.

Rini:baiklah bibi.aku akan menutup luka luar dengan ini sudah selesai.

Gelombang energi berpencar.setelah beberapa lama keluar lah rini dari pintu dan menutup lagi.untuk sementara waktu biarkan bibi luli beristirahat dulu.

Arif: bagaimana keaadan ibuku kenapa aku tidak boleh lihat,bukankah sudah selesai pengobatannya.

Rini: kau seperti anak kecil jika menyangkut tentang ibumu kau tidak pernah berfikir panjang ya. "Dengan wajah kesal tapi disisi lain inilah salah 1 yang membuat aku suka padamu,kau lebih memperioritaskan hal yang sangat penting untukmu tanpa memirkan hal apa yang akan terjadi padamu."

saudara kecil keluarlah."teriakan dari luar rumah menganggetkan lamunan rini

Rini: bajingan siapa yang menggangguku.

Semua orang terkejut,mendengar perkataan kasar keluar dari rini yang biasanya terlihat anggun.

Rini langsung sadar dan dia langsung berkata,sebaiknya kita keluar dan melihat apa yang terjadi diluar sana.sembari berjalan mengarah ke pintu keluar.

"sebenarnya rini tidak sengaja, sifat lainnya terbongkar di depan arif"untung saja iya bisa cepat mengelak dan pergih dari sana tanpa perlu menjelaskan.

Dengan berkeringat dan wajah agak masam keluar gadis kecil dari rumah.

Bocah-bocah itu sekarang ketakutan dan hanya mengirim gadis kecil untuk menghadapi kita,sungguh tindakan yang bodoh."cibir tetua riti dengan arogan.

Agus: tetua riti, sebaiknya jaga ucapanmu.!!!

"Tetua riti, langsung menundukan kepala dan tidak berkata apa apa lagi.dia sangat patuh seolah sikapnya langsung terborgol dengan sangat rapat.

Agus: bagus,lagi pula aku belum memutuskan apakah anak ini, benar atau tidak.

Tetua riti: patriak memang bijaksana."dengan tatapan kagum tapi didalam dirinya dia jengkel.

Nona muda. apakah benar kalo batu hijau dirampas oleh teman nona,jika itu benar bisakah nona memanggil mereka kemari,aku hanya ingin berbicara dengannya.

"tampak perkataan sangat sopan bahkan kepada anak kecil, kebijaksanaan dan kerendahan hatinya sudah terkenal ke sekte lain.

"setelah selesai berbicara,3 anak bersama ibunya keluar dari rumah.

Tetua riti: itu mereka, bocah pencuri yang membunuh 2 murid sebelumnya,para murid ayo tangkap mereka.

baik,jawab para murid yang langsung bergerak,sekitar 20 murid di ranah pengumpulan mana tahap 3,bergerak serentak.

"Suara hentakan kaki,yang menghasilkan gelombang angin meskipun golombang biasa yang tidak berbahaya tapi itu sudah cukup membuat para murid berhenti dan katakutan.

Agus: seorang perempuan di ranah 2 pengerasan tubuh dan jiwa,belum lagi kekuatannya sangat besar."jarang sekali perempuan yang tinggal di desa punya kultivasi cukup tinggi di tempat seperti ini.

Luli: tuan-tuan kenapa kalian ingin menangkap anak ini.?

Agus: mohon maaf sebelumnya,kedatangan kami ingin mendapatkan keadilan.

Luli: memang nya hubungannya apa dengan anak ini."yang memotong pembicaraan.

"Agus. tampak terkejut ini kali pertama ada orang yang memotong saat di berbicara belum lagi yang memotong perkataannya adalah orang desa,ini suatu pelanggaran yang sulit di toleransi.

Tetua riti: berani sekali orang rendahan memotong perkataan patriak kami,kau bisa langsung di penggal jika bukan karena kebaikan patriak kami.

Luli: oohhh jadi begitu.kalo begitu maafkan kelancangan saya,saya tidak tau kalo tuang-tuan dari orang sekte, belum lagi tuan adalah patriak.

Agus: tidak masalah lagi pula seperti yang kami katakan sebelumnya kalo kami ingin meminta pertanggung jawab kepada anak-anak ini.

Luli: memangnya apa yang mereka lalukan hingga patriak sendiri yang turun tangan.

Tetua riti: mereka mencuri batu hijau dan membunuh 2 murid kami.

"Luli,langsung menoleh ke arif dan meminta penjelasan.