"Beberapa jam perjalanan sampai lah dia di pagar pembatas, sekitar 5 meter dari luar hutan.pagar pembatas itu ditempelkan sebuah kertas berwarna kuning dengan tulisan huruf unik,mungkin itu bermaksud untuk menghindari marabahaya dari dalam hutan. Setelah melewati pagar setinggi kurang lebih 1 meter dia melihat ada 2 orang anak memikul kayu yang terkejut melihat dia keluar dari hutan 100 roh.wajar saja karena semua orang sudah pasti tau kalo tempat itu sangat berbahaya dan hanya orang dewasa yang memiliki kekuatan besar untuk masuk, itupun karena mencari tanaman obat dan logam mulia yang sangat berharga.
Vestu : haii nak bisa kau memberi tau tempat apa ini.?
"'Kedua bocah itu langsung saling pandang dengan wajah keheranan..nak..kau memanggil kami nak. haii bocah kau bahkan lebih muda dariku tapi kau berbicara seperti seolah kau sudah berusia ratusan tahun.
"'Vestu sadar,kalo dia sekarang ada ditubuh anak kecil di menghela nafas dan berkata.
Vestu: maaf saudaraku bisakah kamu memberi tauku tempat apa ini.??
Bagas: apa katamu saudara sejak kapan kita jadi saudara." dengan wajah yang memerah tampak kesal dan temannya menenangkannya.
Arif: maaf sebelumnya, bisakah kamu memberi taukan siapa namamu terlebih dahulu.?
ini membuat vestu mengangguk dan melihat dengan seksama bocah yang dihadapannya.
Vestu:..ohh'' tentu saja, maaf atas ketidak sopananku barusan. namaku vestu.vestu leomi." dengan nada sedikit lebih sopan dari sebelumnya.
Bagas: tunggu sebentar, leomi, seperti tidak asing ditelingaku. "yang memotong perkataan tapi dimana ya aku mendengarnya,hmmm dimana ya,ya sudalah aku juga tidak ingat."dengan acuh tak acuh.
Arif:.aku arif.arif volyo dan ini kawanku dia memang bertingkah semaunya tapi di sebenarnya baik." sambil menepuk bahu bagas.
"' dengan cepat, sembari memasang dada yang membusung dengan maksud menunjukkan kewibawaan.
Bagas: memangnya kau dari tempat yang jauh atau kau korban bandit,apakah kau anak bangsawan yang dibuang.??
"' Wajar saja orang seperti bagas penasaran, karena kulit sawo matang dengan rambut hitam bermata coklat terbilang langka di benua seperti ini.
"' pukulan kuat mengenai kepala bagas dia langsung terjungkal kesakitan,maafkan bagas dia memang kalo penasaran akan banyak bertanya.dengak wajah jengkel ditutupi senyum.
Vestu: iya tidak apa,dengan senyum tipis.apakah bisa aku membantu mencari kayu.?
Bagas: tidak perlu.lagi pula kami juga akan pulang.kau lihat di langit. kalau hari mau gelap,sungguh bodoh menawarkan diri mencari kayu bakar."dengan ketus membalas.
Vestu: kalau begitu boleh kah aku ikut aku tidak ada tempat tinggal dengan wajah memelas sambil meraih tangan arif.
Arif: baiklah jika kau mau ikut.''jawab arif dengan cepat''
Bagas: apakah kau yakin membawa orang asing kerumah, bisa saja di berniat buruk denganmu.
Arif: diamlah,apakah kau tega,lagi pula menolong orang yang kesusahan adalah tanggung jawab kita, sebagai sesama kultivator.
Bagas: kau selalu saja seperti ini bahkan dirimu saja sedang kesulitan."cibir bagas dengan kesal tapi ada rasa kagum dalam dirinya.
Bagas: baiklah, tapi aku ingin tau asal-usul mu untuk memastikan saja.!!
''walaupun terkesen seperti introgasi tapi sebenarnya dia hanya penasaran dari mana tempat asalnya vestu.''
Awalnya bagas menempatkan vestu sebagai orang yang sangat diwaspadai tapi makin lama di terlihat sangat akrab dengan wajah senang sambil terus bertukar pertanyaan dan hingga beberapa saat kemudian sampailah di gerbang desa, dengan dijaga 1 penjaga yang sudah tua di sudut gerbang. duduk bersandar di tiang lonceng.Setelah melewati gerbang.tunggu sebentar,suara teriakan dari orang tua penjaga gerbang.siapa kamu sepertinya kakek ini baru melihatmu.?
Arif: ini vestu. saudara jauhku kek." dengan wajah ragu-ragu sambil menyeka keringat.oh benarkah begitu kalo begitu silakan lanjutkan, saat beberapa langkah,kemarilah kalian, situasi sangat tegang saat sudah mendekat. kakek itu memberikan uang dan menyuruh kami membelikan sebotol arak.mendengar hal itu ada rasa kesal tapi disisi lain ada rasa lega,baik dengan ramah tapi aku pulang dulu aku ingin menaruh kayu bakar ini dulu dirumah.kakek itupun mengangguk dan melambaikan tangan dan kami langsung pamit.tidak jauh dari gerbang sebuah rumah tua terbuat dari kayu yang kayu-nya pun ada sebagian yang terlihat lapuk.
Arif: masuklah, ini rumah kami, mungkin rumah ini sudah tua tapi tempat ini dijamin akan membuat mu nyaman dengan senyum hangat dan bangga.
saat membuka pintu,suara batuk dari kamar terdengar.arif dan bagas berlari memasuki ruangan tersebut seorang wanita berkulit putih berpakain coklat, kira-kira berumur 30 tahunan berambut panjang terurai bersandar di kasur dengan wajah pucat.
Arif: bu,ibu, teriakan dari arif langsung menanyakan kondisi wanita tersebut.
Luli Ibu arif: aku baik-baik saja, jangan khawatir lagi pula aku sudah terbiasa seperti ini,jadi jangan khawatirkan ibu.
Vestu: aku akan membeli obat tunggu sebentar.
Saat bergegas pergih tangan arif ditangkap ini membuat arif menoleh ke ibunya.
Ibu Luli : apakah kau ingin menghabiskan hasil kerja keras mu. Lebih baik kamu pake untuk dirimu sendiri.
Arif: apa yang ibu bicarakan "iya tidak kuat dan meneteskan air mata sambil mengepalkan tangan dengan erat,dengan wajah yang tidak percaya".sudah ibu tunggu saja.gas tolong jaga ibuku aku akan membeli obat sebentar.sambil berlari keluar rumah.
Bagas: sebaiknya kau temani arif biar aku saja yang merawat.
"'vestu mengangguk dan mengejar arif.tunggu aku rif.
"'hingga sampailah di toko kecil penjual obat.