Chapter 98 - BAB 88

LOVELY REVIEW 😍

Uwu ... makasih!

Waktu itu, Jirayu tidak pernah menyangka bahwa sosok Kim yang masih bocah sudah memiliki banyak kegelapan. Hal yang disimpannya seorang diri, dan memang baru dirinya saja yang tahu.

"Tunggu, apa maksud perkataanmu?" tanya Jirayu tak habis pikir. Jangan bilang guru lacur yang Kim bicarakan pernah melecehkannya?

Kim pun menduduki dada Jirayu, lalu menarik kerahnya hingga wajah mereka semakin mendekat. "Maksudku itu jelas sekali," katanya. "Kalau kau kepikiran untuk menafsuiku, coba saja. Akan kuludahi wajahmu dan kuanggap perasaanmu tak pernah ada."

Sejak saat itu, hubungan aneh mereka pun dimulai begitu saja. Kadang menunggangi, kadang ditunggangi. Tapi Kim tak pernah mengizinkan mereka menjadi satu--ha ha ha ... memang semuanya bisa dihitung seks, apa? Jirayu pikir tidak samasekali. (**)

"Betapa konyolnya kita berdua...." pikir Jirayu dengan gelengan yang penuh prihatin. Apalagi tindakan Kim sangat-sangat adil. Bila Jirayu sanggup melakukan apa yang dia mau, Kim baru membalasnya dengan saling sentuh semalam. Namun, sekali saja Jirayu melampaui batas, Kim akan menggampar begitu keras, bahkan memerintah beberapa klona menyeretnya keluar kamar.

PLARRRRR!!!

"SUDAH KUBILANG TAHU BATASMU, BRENGSEK! JANGAN SENTUH BAGIAN ITU! KAU TAKKAN BISA MENGUASAIKU!!"

"HA HA HA HA HA HA HA!!!" Mengingat semuanya Jirayu pun tertawa terbahak-bahak. Dia merasa begitu lelah, dan kamar langsung diisi dengan gelak sakit dari dadanya. "HA HA HA HA HA HA HA!! HA HA HA HA HA!!"

Harusnya Jirayu tahu, kedua mata Kim tidak pernah melihatnya. Lelaki itu hanya memanfaatkan dirinya!! Dari dulu hingga sekarang, Kim tidak pernah menganggap apapun yang dia lakukan secara nyata.

Just the fuck with this shitty shit, katanya? Perubahan Kim kini sudah terlalu besar. Sebab dia selalu pura-pura tidak tahu, padahal Jirayu sering melakukan sesuatu untuknya.

Apa Kim pikir dirinya anjing? Yang hanya setia pada majikan, tapi tidak boleh menggonggong jika lupa diberi makan. Bisa-bisanya dia tidak ingat bagaimana mereka bisa memulai semua ini ....

"HA HA HA HA HA HA HA!! TANPAKU KAU CUMA SAMPAH--SHIT! HA HA HA HA HA!"

Jirayu pun keluar dari kamar dan menuruni tangga secepet angin. Lelaki itu menggila, menyeret kunci mobil sambil menyambar jaketnya, kemudian melesat hilang keluar gerbang.

"HA HA HA HA HA HA HA HA!!"

BRAKKHHHH!!!

BRRRMMMMMMMMM!!!!

Suara mesinnya seperti geraman binatang buas. Dia mendadak merasa bebas, dan persetan dengan segalanya.

Membangun ulang atap markasnya, hah?! Buat apa?! Kim pasti hanya akan menatapnya datar-datar saja. Sebab yang ada di otak lelaki itu hanya mayat busuk Tawan--yang katanya sudah hidup seolah ini dunia sihir.

"FUCK YOU, KIM! THE HELL WHAT DO YOU THINK YOU ARE?! DAMMIT!! DAMMIT!!"

BRAKHH!! BRAKHH!! BRAHH!!

Jirayu pun memukuli setirnya sepanjang jalan. Matanya memerah hingga berair, dan terus memaki sekasar yang dirinya suka.

BRRRMMMMMMMM ....!!!

Dia memutuskan untuk kembali ke Venezia. Lagipula ... semua mafia tolol itu mengungsi di kota ini. Jadi tak seorang pun sanggup mencegah Jirayu kembali ke sana demi menyasar pusat sistem yang tak diawasi sang eksekutif.

"Tuan Jirayu! Syukurlah Anda kemari!" seru seorang klona yang tampak begitu lega. Siang kira-kira pukul 1, Jirayu pun disambut dengan senyuman oleh mereka. "Tolong ... bisa bicara sebentar? Kami kesulitan menjawab Inspektur Smith!"

"Oh, ya?" Meski wajahnya datar, Jirayu pun mengikuti langkah si klona dengan senang hati. "Dimana orangnya? Aku ingin bertemu ...."

"Lewat sini, Tuan."

"Oh, oke."

Seperti biasa, saat kekacauan apapun terjadi, Jirayu akan jadi lelaki terdepan yang membereskan segalanya. Baik itu ulah Kim, Ken, atau dirinya sendiri ... hingga wajahnya mulai dihapal berbagai lapisan petugas pemerintahan, walau selama ini tak pernah terjadi yang seheboh ini.

"Ehi, amico. Va tutto bene?" tanya Inspektur Smith. Lelaki itu langsung menemui Jirayu begitu para klona mempersilahkan. (*)

(*) Bahasa Italia - "Hei, Bung. Apa semua baik-baik saja?"

"Sì, bene. C'è solo un piccolo problema qui." Jirayu menjabat tangan inspektur Smith seolah saudara. (*)

(*) "Tentu saja. Tapi memang ada kesalahan teknis sedikit di dalam."

"Problemi tecnici come?" tanya Inspektur Smith dengan kening mengerut. (*)

(*) "Kesalahan teknis seperti apa?"

"Ha ha. Rilassati un po." tawa Jirayu sambil merangkul bahu-bahu sang inspektur. Mereka berjalan berdampingan di sana, kemudian menatap sisa-sisa kekacauan. "Che ne dici di entrare prima? Te lo spiego mentre camminiamo insieme." (*)

(*) "Oh, ayolah. Tenang sedikit. Mari kita masuk sambil kujelaskan perlahan-lahan.

Tentu saja si inspektur bingung. Sebab ruangan yang ditunjukkan Jirayu sudah tergenang air, seolah-olah sisa usaha pemadaman di luar bukan apapun, karena yang di atap bangunan aktif dengan sendirinya.

"Oh ... jadi apinya sempat masuk ke dalam?" pikir Inspektur Smith. Namun, hanya sedikit noda darah yang tertinggal. Mungkin karena sebelum dirinya ke sini, mayat-mayat yang tertinggal sudah diamankan. Namun, benar-benar tidak ada satu pun korban jiwa yang tampak pada matanya.

"Kau pikir kami itu bodoh? Lagipula mayat-mayatnya bisa dijadikan sampel klona yang baru ...."

"Perché, ispettore?" tanya Jirayu dengan senyuman kecil. "Non vieni dentro?" (*)

(*) "Kenapa, Inspektur? Tidak jadi masuk ke dalam?"

Inspekstur Smith justru berbisik pada waklie talkie, lalu memerintah pasukannya masuk dengan tim penyelam demi memeriksa keadaan.

Ha ha ha ha. Tidak heran sih kalau kali ini pihak aparat curiga. Karena sebersih apapun para klona mengurus para korban mereka, bekas-bekas tembakan masihlah ada. Banyak peluru dan mesiu di mana-mana, begitu juga darah-darah segar bermuncratan di sekitar.

Harusnya, Jirayu butuh kekuatan super dulu untuk mencuci otak mereka semua, atau uang triliunan euro demi menutupi kasus. Namun, kali ini dia tidak melakukan apapun.

Kedua mata Jirayu hanya menatap dengan senyuman, lebih-lebih saat para aparat pemerintahan menyelam ke dalam.

"Mati kau, Kim ...." batin Jirayu dengan seringai melebar hingga sampai telinga. "Dalam waktu dekat-dekat ini saja, aku pasti membuat tubuhmu dipajang di muka umum sebagai kriminal laten."

Waktu mendadak berjalan begitu cepat. Polisi di luar, polisi di dalam ... semuanya ribut dengan kegiatan masing-masing. Banyak wartawan yang mulai menyemut di sekitar juga. Bahkan para klona yang mulai gusar menatap dia.

"Tuan Jirayu, tunggu ... kenapa mereka dibiarkan begitu saja?"

Jirayu hanya mengibaskan tangan padanya. "Ha ... kau ini tidak perlu ikut-ikut campur," katanya. "Kim saja memberikan urusan ini padaku, kenapa kau malahan tidak percaya?"

Si klona pun diam membisu. Bagaimana pun, Jirayu memang pihak eksekutif mereka selain Ken, sehingga tidak ada yang berani melawan.

"Kalian tunggu saja proses penyidikannya," kata Jirayu sambil menepuk bahu si klona. "Aku akan menemui Wik dulu." (*)

(*) Wik Nakjunorn Ma: merupakan tangan kanan Kim yang dibawa pulang ke Keluarga Theerapanyakul saat dia tidak membawa klona lainnya. Pernah menemani peristiwa pengeboman pulau tempat Kinn dan Porsche resepsi. Rusak parah karena tembakan peluru suruhan Laura. STATUS: Dalam masa perbaikan, dan jadi satu-satunya pemilik akses terbatas yang masih tertidur. (Bab 26).

"Eh? Baik."

"Ngomong-ngomong, dimana lokasi perbaikannya?" tanya Jirayu. "Bukankah Kim merehab ulang desain Wik setelah penembakan dalam pulau malam itu?"

"Iya, Tuan. Apa Anda butuh sesuatu dengannya?"

"Tentu. Bisa tunjukkan padaku tempatnya?" tanya Jirayu. "Dia akan membantuku membereskan ini."

Tanpa bertanya apapun lagi, Jirayu pun dibawa ke tempat Wik melalui jalur khusus. Mereka masuk ke dalam laboratorium dengan pintu kecil yang tersembunyi di balik bangunan kolam, lalu terus meluncur dengan lift berkapasitas 3 orang saja.

Alhasil, mereka sampai di tempat perbaikan dalam waktu satu menit, sementara aparat Inspektur Smith masih berenang-renang di lantai atas, dan sekarang entah sampai dimana.

"Tuan, apa Anda butuh sesuatu yang lain?" tanya si klona cemas. Antara takut dan ingin tahu tujuan Jirayu melakukannya, tapi rasa hormatnya terlalu besar. (***)

Jirayu pun menghampiri tubuh Wik yang terpejam diam dalam sebuah kaca, menatapnya dengan binar yang senang, lalu merubah beberapa unsur programnya melalui jalur manual.

"Tidak, tidak. Sudah cukup. Sampai sini biar aku sendiri yang mengurusnya," kata Jirayu. "Kau ikutlah dengan yang lain. Kemudian laporkan padaku apa saja yang sudah ditemukan inspektur tadi."

"Baik."

Si klona pun keluar dengan langkah yang gamang. Dia sempat menoleh sekilas pada apa yang dilakukan Jirayu, tapi tidak berkomentar apapun lagi.

Bersambung ....

(**) Soal tebak-tebakan role Jirayu dan Kim, apa kalian puas? Mereka enggak pernah bener-bener ngewe/tusuk menusuk, ha ha ... 🗿 (Well, bayangkan sendiri seintim apapun make out-nya, mereka sama-sama muncrat di luar) Terlalu dominan semuanya (Walau semisal Kim kaga ada trauma, sebenarnya dia yang dijadiin Jirayu uke. Cuman karena rasa sayangnya Jirayu ini terlalu gede, dia juga kaga pernah nyakitin selama ini).

(***) Di sini para klona tahu lah ya hubungan Jirayu sama Kim bagaimana (Secara kasat mata, mereka berdua pasti pernah ciuman atau apa di depan klona-klona. So, semuanya udah nganggep mereka pasangan).

______________________________________

"No need to force yourself,

Because the sun still shines bright even though it's alone."

[Quotes of The Day]

....

Salam,

Ren