Chapter 6 - Bab 6

"Sungguh? Bisakah anda benar-benar menyembuhkan ibuku?" Usopp bergegas ke arah Vermillion dengan wajah yang masih belepotan dengan air mata dan ingus.

"Tentu saja, aku punya dokter ahli disisiku. Bawa kita menemui ibu anda."

"Oke, tolong ikuti saya." Usopp menyeka air matanya lalu memimpin Vermillion dan lainnya menuju rumahnya.

"Bu, aku membawa dokter baru. beliau bilang bisa menyembuhkan penyakitmu!" Usopp menangis sekali lagi ketika melihat ibunya yang terbaring lemas di tempat tidur.

"Usopp, terima kasih." Wanita itu memandang Usopp sambil mengangguk lemah. Kemudian dia menatap ke arah ketiga orang asing tersebut.

"Halo, saya Banchina. Terima kasih atas keinginan baik anda."

"Nona, jangan khawatir, kita pasti akan menyembuhkan anda." Vermillion menoleh ke arah Tsunade, "Tsunade, akan aku serahkan kepadamu."

Tsunade mengangguk. "Serahkan padaku, Master."

Setelah melakukan pemeriksaan, Tsunade berkata, "Terjadi infeksi virus pada kedua paru-paru, hal ini menyebabkan demam tinggi yang konstan serta kelemahan daya tahan tubuh."

"Dengan meminum obat tertentu, seharusnya anda akan menjadi lebih baikan." Tsunade menyentuh dagunya, "Tapi aku tidak yakin apakah ada obat tersebut di pulau ini."

Tsunade mengulurkan tangannya lalu memposisikannya tepat di dada Benchina. Beberapa detik kemudian, telapak tangan Tsunade bersinar dengan cahaya lembut berwarna hijau.

"A-apa itu?!" Melihat tangan Tsunade yang bersinar, mata Usopp langsung melotot terkejut.

"Jangan khawatir, itu adalah teknik yang dapat mempercepat pemulihan penyakit ibumu." Vermillion memberi tahu Usopp.

"Apakah benar begitu? Luar biasa!" Usopp kembali menatap ibunya, tapi kali ini dengan perasaan penuh harap.

Beberapa menit berlalu, sinar yang ada di tangan Tsunade perlahan-lahan mulai meredup.

"Oke, semuanya sudah selesai. Selanjutnya anda hanya perlu beristirahat lebih banyak, makan makanan yang sehat dan rajin berolahraga. Anda akan pulih secara perlahan." Kata Tsunade kepada Benchina.

Wajah Banchina yang sebelumnya pucat kini telah berubah jauh lebih baik setelah perawatan.

"Bagus, Ibu, bagaimana perasaanmu sekarang?" Usopp bergegas ke sisi ibunya.

"Aku merasa jauh lebih baik, Usopp. Tubuhku menjadi lebih ringan, hanya sedikit lemas saja." Banchina tersenyum.

"Usopp, pergi dan ambil uang dari dalam kotak. Tolong bayar dokter yang baik hati tersebut."

"Baik Ibu, aku akan segera mengambilnya." Usopp mengangguk.

"Tidak perlu repot-repot. Simpan uang anda untuk membeli makanan bergizi." Vermillion menolak dengan lembut.

"Tapi, tuan..."

"Tidak ada tapi. Karena penyakit anda sudah disembuhkan, maka kita akan pergi." Setelah itu Vermillion keluar dari dalam rumah dengan kedua Servant cantiknya.

"Terima kasih, dokter, tuan, terima kasih banyak!" Banchina berterima kasih dengan tulus, merasa sangat tersentuh akan kebaikan dermawan tersebut.

"Paman, Bibi, Dokter, terima kasih banyak." Usopp membungkuk pada mereka bertiga.

Vermillion hanya memberikan lambaian tangan sambil tersenyum kecil.

"Tsk, pengobatan gratis." Tsunade mengikuti Vermillion di belakang.

"Yah, keuangan keluarga mereka tidak terlalu baik. Anggap saja sebagai amal baik." Vermillion tidak mau ambil pusing.

"Lihat ke sana, kita akan menghasilkan banyak uang di rumah besar tersebut. Tsunade, sekali lagi, aku akan mengandalkanmu." Vermillion menunjuk ke arah rumah besar milik Kaya.

"Oke, serahkan padaku." Tsunade membusungkan dadanya.

***

Setelah melewati persawahan dan rumah-ruman penduduk sekitar, ketiganya akhirnya sampai di depan pintu Vila. Di halaman Vila tersebut, ada gadis berambut pirang yang saat ini sedang menyiram tanaman.

Di belakangnya, ada seorang pria berperawakan ramping dengan seragam pelayan yang berdiri diam. Dari waktu ke waktu, pria itu akan merapikan kacamatanya.

'Kuro, aku telah menemukanmu.' Vermillion bergumam dalam hati. 'Sebelum itu, mari selesaikan masalah gadis kecil itu terlebih dahulu.'

"Halo, gadis kecil yang imut, apakah orang tuamu ada di rumah? Ada urusan yang perlu saya bicarakan dengan orang tuamu."

"Hoo? Apakah anda tamu ayahku?"

"Ya, apakah ayahmu ada di rumah, gadis imut?"

"Tolong tunggu sebentar, aku akan pergi memanggil ayahku." Kaya tersenyum lebar layaknya anak kecil yang tidak berdosa. Kemudian dia berlari ke dalam rumah untuk memanggil ayahnya.

"Ayah, seseorang mencari anda di luar."

Kuro yang selalu diam mulai melirik ke arah ketiga tamu yang tak diundang tersebut. Tak lama kemudian dia berbalik mengikuti Kaya.

Melihat punggung Kuro, ekspresi tak sedap muncul di wajah Vermillion.

***

"Permisi, apakah ada sesuatu yang anda inginkan?" Pria paruh baya keluar bersama dengan putrinya, Kaya.

"Halo, kami mendengar bahwa putri anda mengidap menyakit. Kami memiliki dokter yang berpengalaman, jika berkenan, kita bisa mencoba menyembuhkan putri anda."

"Dokter?" Pria paruh baya itu memandang ketiga orang tersebut dengan heran. Dia tidak pernah menyangka bahwa salah satu dari mereka adalah dokter.

"Tsunade, tolong tunjukkan." Melihat keraguan ayah Kaya, Vermillion menoleh ke arah Tsuande.

Tsunade melangkah maju lalu merentangkan tangannya. Mengeluarkan sebuah kunai, Tsunade menggores kulitnya, dan darah keluar perlahan. (Tsunade tidak lagi takut dengan darah.)

"Apa yang anda coba lakukan?" Pria itu nampak curiga.

Tsunade tidak menjawab melainkan melanjutkan apa yang dia lakukan. Meletakkan telapak tangan kanannya tepat di bagian yang terluka, cahaya lembut kehijauan langsung menyala.

Setelah beberapa detik, Tsunade menunjukkan bagian yang terluka tadi ke arah pria paruh baya itu. Ayah kaya langsung terkejut, luka yang sebelumnya terlihat jelas telah sembuh, bahkan tidak ada bekas luka sama sekali!

"M-mustahil..." Pria itu terkejut.