Kento masih meminum wiski sembari melihat peti kayu itu. Memasukkan passcode rumit dan membukanya perlahan. Semua ada di sana, mulai dari surat-surat Kenichi Sato, buku diary Yumi, foto kebersamaannya dengan Kusno, catatan mesiu yang digunakannya saat memusnahkan kakak kandungnya serta beberapa barang yang di taruhnya di dalam kotak yang berbeda.
Kento membukanya satu per satu.
1. Kotak pertama berisi kacamata dengan frame berwarna pink yang lensanya sudah retak. Terlihat pula saputangan dengan ukiran bunga dengan inisial V dan handphone.
2. Kotak kedua berisi kalung emas putih dengan liontin berbentuk bulan sabit dan handphone case doraemon.
3. Pada kotak ketiga, terdapat cermin, tanda pengenal (KTP) dan handphone yang pecah.
Melihat itu Kento tersenyum sinis, bentuk manifestasi pikirannya. Lalu memasukkan kembali barang-barang tersebut ke kotak masing-masing. Menyusun rapi dalam peti kayu besar miliknya. Tidak merasa bersalah, Kento menambahkan kotak keempat hasil kejahatan kejinya.
4. Berisi bros kerudung berbentuk bunga dan sebuah handphone. Barang-barang familier, yang ternyata milik Rini. Wanita yang sedang mengandung anaknya, yang baru saja Kento bunuh serta kubur di rumah persembunyiannya.
Kemudian sambil duduk pada sofa kamarnya, Kento membaca lembar demi lembar diary yang dituliskan Yumi. Buku usang berwarna coklat yang sudah keras karena terkena air lalu dikeringkan kembali. Curahan hati pilu seorang kakak yang menyayangi adiknya, serta kisah malang istri yang diselingkuhi suami yang dipercaya.
Hati Kento sedikit teriris, bagaimanapun Yumi adalah kakak yang baik, yang rela berkorban demi keluarga. Namun otak Kento lebih mengandalkan logika, perasaannya untuk Kusno ada karena terbiasa. Entah kapan hal itu terjadi, namun Kento menyadari kebaikan Kusno padanya membuatnya luluh, melembutkan hati kerasnya.
"Biar saya saja, Dek," ucap Kusno pada Kento yang sedang mengangkat lemari baju Seikha.
"Biar saya saja, Dek," ucap Kusno pada Kento yang sedang membelah kayu bakar untuk api unggun pada acara camping keluarga.
"Biar saya saja, Dek," ucap Kusno saat melihat Kento kewalahan dengan pekerjaannya.
"Biar saya saja, Dek," ucap Kusno saat mendengar Kento mendengus lelah karena disuruh oleh Yumi, kakaknya.
Teringat kata-kata yang membuat Kento selalu memikirkan kakak iparnya. Kento selalu terkesima dengan kedisiplinan Kusno baik dalam berolahraga maupun pekerjaan. Selain bertanggungjawab, Kusno juga sangat penyayang. Begitu perhatian pada Yumi, Seikha dan lingkungan sekitarnya.
Saat Seikha berusia dua tahun, Kento yang sedang kesulitan dalam pekerjaannya, meminta bantuan Kusno dan tim. Mereka pergi bersama saat malam tahun baru dan bermalam di Singapura. Kilauan kembang api yang riuh, membuat Kento selalu menatap Kusno dalam-dalam. Kusno awalnya merasa risih, ia terus saja menghindar.
Tapi bukan Kento namanya jika tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Kento terus saja mendekati Kusno, menggunakan Seikha agar mendapatkan perhatian kakak iparnya. Kusno perlahan gusar, menyadari keanehan dalam hatinya. Kusno berusaha keras menolak pikirannya berulang kali, namun ia seperti tersihir akan tatapan mata Kento.
Sampai suatu waktu saat gerhana matahari biasa, mereka melakukan upacara Seikerei. Kusno yang kelelahan, tersungkur, jatuh sakit. Yumi disibukkan oleh Seikha yang semakin aktif. Belum lagi mengurusi kebutuhan rumah tangga yang semakin banyak saja. Sehingga Yumi seringkali meminta bantuan Kento untuk menemani Kusno.
Saat itulah Kento dan Kusno semakin dekat. Tabu dan mengherankan, tapi nyata adanya. Kusno sulit menolak rasa penasarannya. Kusno dan Kento yang sudah dipergoki Yumi, diam-diam masih berhubungan di belakangnya. Alih-alih mengunjungi kediaman kakaknya, Kento selalu mengajak Kusno ke rumah air terjun di mana ia berada sekarang.
Kento memiliki perasaan yang kuat sejak lama. Perasaan yang tidak pernah terbayangkan akan muncul. Hubungan terlarang yang semakin dalam saja. Di sisi lain, Kusno juga sangat menyayangi Yumi dan Seikha. Namun, ada perasaan segan, sedikit tertekan, terhadap adik iparnya itu. Kento mendominasi, memprovokasi, membuat Kusno tidak bisa lari.
Yumi yang berada di dunianya sendiri, tidak bisa diharapkan untuk berkorban pada Dewa. Maka Kento dengan inisiatif, mengkhianatinya. Terlebih menginginkan Kusno hanya untuk dirinya seorang diri. Namun Kento takut Dewa marah dan melimpahkan bencana padanya. Seperti saat kejadian gempa bumi dulu, yang diyakininya karena Dewa marah pada umat manusia. Namun seiring berjalannya waktu, dunia dan realita membuatnya serakah.
Saat kejadian ledakan Yumi, malam sebelumnya Yumi duduk sendiri di balik lukisan terakhirnya. Kusno mendatanginya, memeluknya. Kusno merasa bersalah karena dirinyalah alasan Yumi menjadi seperti hilang arah. Ia ingin selalu berada di sisi Yumi dan Seikha, Kusno pun seringkali menangis atas kesalahannya.
Di sisi lain, Kento yang jenius, membuat rakitan bom yang bisa meleburkan apapun tak bersisa. Ia menggunakan senyawa kimia berbahaya seperti nuklir, amonium nitrat, bubuk mesiu, trinitrotoluena, aziroazide azide, nitroselulosa, dan bahan-bahan kimiawi lainnya. Kento menemukannya dari berbagai riset yang ia lakukan di lab tersembunyi yang berada di rumah dekat Air Terjun Wringin. Rumah milik ayah dan ibunya saat ia kecil dulu bersama Yumi.
Saat malam sebelum ledakan Yumi, Kento sudah membuat bom peledak rakitan tersebut. Ia menaruhnya di balik kemudi mobil baru yang dihadiahkan Kusno pada Yumi. Ledakan yang berhasil membuat Yumi menghilang tanpa jejak, sudah Kento rencanakan dari jauh hari.
Kento secara sembunyi-sembunyi datang ke tempat parkir halaman rumah mereka, memasang bom pelebur di mobil Yumi. Lalu Kento menelepon Kusno agar Yumi diizinkan melakukan penghormatan matahari (Seikerei) saat sudah diprediksi akan terjadi gerhana matahari.
Kusno tidak tahu apapun, ia hanya berpikir Yumi akan senang melihat gerhana matahari yang memang disukainya. Psikis Yumi yang sudah stabil, membuat Kusno mengizinkan Yumi menyetir sendiri membawa Seikha. Sebenarnya hal itu yang menjadi keinginan Yumi sejak lama, tetapi Kusno melarangnya karena khawatir.
"Obatnya sudah diminum? Perlu Mas temani tidak?" Kento yang cemas berkata pada Yumi sambil merapikan rambut Seikha.
"Tidak perlu, Mas," ucap Yumi sembari menggandeng tangan putri cantiknya.
"Hati-hati, kalau ada apa-apa telepon Mas ya." Kalimat Kusno yang sayangnya menjadi kata terakhir yang Yumi dengar.
Mendengar adanya ledakan yang menewaskan istrinya, Kusno panik, merinding, ketakutan. Firasat tajamnya langsung mencurigai semua adalah ulah Kento. Namun ia tidak bisa melakukan apapun. Karena Kusno menyadari, Kento yang dia percaya sangat berbahaya. Jika tebakannya benar, saudara kandungnya saja dimusnahkan, artinya Seikha dalam bahaya.
Kusno patah hati, ia sungguh menyayangi Yumi. Segala kenangan indah dengan wanita yang memberinya putri cantik itu selalu terngiang di kepalanya. Hatinya sungguh sakit memikirkan istrinya yang menderita hingga akhir hayatnya, bahkan ia pernah memasungnya karena tidak memiliki pilhan. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan rasa bersalah dan kehilangan yang Kusno rasa.
Kusno ingin menjaga jarak dengan Kento, demi melindungi keselamatan Seikha. Namun ternyata menjauh hanya menjadi angan-angan belaka. Kento tidak membiarkan Kusno seorang diri, ia terobsesi dengannya. Kusno terpaksa melakukan apapun agar Seikha baik-baik saja. Termasuk menghilang dari muka bumi, ia rela mengorbankan dirinya agar Seikha tidak perlu menjadi bagian ritual keluarga.
****
"Kento, sebaiknya Seikha tidak perlu dilibatkan dengan semua ritual dan kepercayaan kita." Kusno mendekati Kento sembari memberinya minuman.
"Yumi sudah pergi meninggalkan Seikha di usia yang terlalu kecil. Seikha tidak tahu apapun tentang itu. Sudah saatnya kita akhiri semuanya. Mari kita hidup normal seperti yang lainnya." Tambah Kusno memelas.
"Tidak bisa, Mas. Jika kita hentikan, pengorbanan Yumi maupun Papaku dulu sia-sia," jawab Kento sembari mengeluarkan rokok di saku celanaya.
"Apa kamu tahu? Semua yang kita dapatkan termasuk kekayaan yang selalu ada, berkat siapa? Sungguh tidak habis pikir. Kenapa kamu begitu tidak tahu diri?" Kento menyerang Kusno, mendekatkan diri padanya, menatap tajam kakak iparnya itu, menghembuskan asap rokok pada wajah Kusno.
"....... , Baik," jawab Kusno sembari batuk, suara seraknya terdengar lemah, ia menyadari tidak bisa lepas dari ini semua.
"Ayo kita berangkat, semua pengikut sudah menunggu. Giliranmu memberikan orasi dan kesaksian," ajak Kento pada Kusno.
Kento meneruskan Ken Nakamura dan Kenichi Sato menjadi Ketua Sekte Matahari. Pengikutnya saat ini berjumlah 115 orang yang berasal dari seluruh negeri. Semakin sedikit dibanding saat dipegang Sato yang mencapai kurang lebih 250 orang. Mereka percaya bahwa keselamaatan bumi ada ditangan orang-orang pilihan seperti mereka.
Ada yang mengaku sebagai indigo langka, yang bisa memprediksi alam serta pikiran manusia. Ada yang bisa melihat dan berkomunikasi dengan makhluk halus, bahkan ada yang mengaku dapat meramalkan bencana yang akan terjadi. Mereka percaya satu sama lain, memiliki ideologi dan kepercayaan yang kuat.
Saat Ken Nakamura menenggelamkan dirinya, semua pengikut berada dibelakangnya melakukan Seikerei. Mereka juga melemparkan ratusan bunga dandelion sebagai bentuk penghormatan. Namun berbeda dengan Yumi, ia tidak dipersembahkan, melainkan dibunuh.
Kento yang saat itu memberikan penjelasan pada pengikut, mengaku Yumi mengorbankan dirinya dengan meledakkan mobil kesayangannya. Yumi diketahui juga memiliki kemam;puan dalam merakit senjata atau sejenisnya, sama dengan Kento. Mereka diajarkan sedari kecil sebagai bentuk pertahanan diri.
Kusno sebenarnya jarang mengikuti rapat atau kegiatan sekte mereka, tetapi semenjak kematian Yumi, Kusno terlibat lebih dalam lagi. Sedangkan Seikha, yang seharusnya menjadi akar tradisi generasi, justru tidak diperkenalkan sama sekali olehnya. Seikha seharusnya menjadi penerus utama klan keturunan Sato.
Karena tidak memiliki keturunan laki-laki, otomatis Seikha menjadi calon penerus tahta ketua sekte selanjutnya. Meneruskan Sato, Ken, serta Yumi dan Kento. Namun Kusno tidak menginginkan hal itu terjadi. Maka Kusno membuat perjanjian dengan Kento dan para pengikut Sekte Matahari, bahwa keterlibatan Seikha harus setelah ia berusia 21 tahun nanti.
Sayang sekali, suatu kejadian tak terbayangkan menimpa Kusno. Menjadikan titik balik kehidupan Kento, yang membangkitkan monster dalam tubuhnya.
"Tunggu hingga Seikha berusia 21 tahun, Mas. Aku akan membuatnya menjadi sepertiku. Karena darahku mengalir dalam darahnya. Kamu sungguh mudah dibodohi. Semoga kamu bisa tenang. " Ucap Kento berdiri di depan Tugu Prasasti Monumen Gempa Jogja 2006 di Padukuhan Potrobayan, Kapanewon Pundong. Kento mengingat momen pahit kehilangan Kusno, manusia yang dicintainya. Ya, Kusno meninggal saat gempa terjadi, tanggal 27 Mei 2006.
****
Lalu siapa selama ini yang menemani Seikha sejak tahun 2007 hingga 2010? Siapa "Kusno" yang menghilang?...........