Andrew duduk di lantai bilik. Meskipun jijik, tapi ia tidak punya pilihan lain. Kalau ia duduk di kursi, Satrya dan Sharon pasti akan melihatnya.
Satrya dan Sharon masih juga berbicara sambil tertawa-tawa di sana. Ya sudah, sabar saja deh. Pasti nanti juga mereka bosan dan pergi sendiri. Lagipula bel kan sudah berbunyi. Masa mereka tidak buru-buru ke kelas?
Tidak. Mereka masih di sana sampai bel pelajara nkedua berbunyi. Ah sial! Dosa apa sih dia hari ini sampai ia sial begini? Apa karena ia tadi menerobos tiga lampu merah? Atau karena ia hari ini memakai motor abangnya tanpa berkata apapun? Aduh, apa pun itu Andrew minta maaf, deh! Tolong suruh kedua orang itu pergi dari sini!!!
"Oh iya, bang!" seru Sharon.
"Kenapa?"
"Gua ada kelas sama Lexa sekarang. Gua ke kelas dulu, ya!"
Apa? Sharon akan pergi ke kelas?! Yes yes yes! Akhirnya!
Satrya tertawa dan mengelus rambutnya lembut dan berkata, "Okay. See you on our lunch break, lady."
Andrew memerhatikan bayangan kedua orang itu yang berjalan melewati bilik. Perlahan, ia berdiri dan merenggangkan badannya ketika mereka tiba-tiba berhenti berjalan. Dengan panik, Andrew kembali membungkuk, bersembunyi di balik bilik.
"Ah… bang, kalau gitu aku ke kelas lewat taman saja." kata Sharon lirih.
Hah? Ada apa, sih?
Andrew mengintip perlahan dan melihat Sharon berjalan ke arahnya. Dengan panik ia kembali duduk dan mengintip beberapa detik setelah bayangan Sharon menjauh. Ia benar-benar pergi lewat luar kantin.
Satrya berjalan melewati kepala Andrew yang tersembul keluar, membuatnya cepat-cepat memasukkan kepalanya. Hasilnya, rambut keritingnya malah tersangkut sebagian di antara celah kayu. Aduuh!
Setelah rambutnya berhasil ditarik, tentu saja sebagaian akhirnya terlepas dari kepalanya dan tersangkut selamanya di bilik, Andrew kembali mengintip. Satrya terlihat berhenti sebentar, seakan menunggu Sharon menghilang, sebelum kemudian berjalan melewati rerumputan. Bagus! Ini saatnya!
Andrew kembali berdiri, merenggangkan badannya. Ia baru saja melangkahkan kakinya menuju kantin ketika tiba-tiba Satrya datang dari arah berlawanan, seakan datang dari gedung sekolah GIS, dan berseru, "Nicholas Aipassa?!"
Andrew membelalakan matanya dan cepat-cepat bersembunyi kembali ke dalam bilik. Ah sial sial sial! Kalau ia pergi sekarang dan terlihat oleh Satrya, pasti Satrya sadar ia ada di sana dari tadi!!
Akhirnya Andrew terjebak di sana sampai bel istirahat berbunyi.