Setelah perjalanan yang hanya sebentar dengan menggunakan kereta kilat antar distrik, Zuriel tiba di distrik pusat. Saudara sepupunya menjemputnya begitu ia tiba dan langsung mengantarnya ke akademi.
"Kak..lu gak beliin gue apa-apa?" tanya Zuriel ketika mereka tengah dalam perjalanan menuju akademi.
"Dasar tukang malak...ambil tas kecil di bangku belakang tuh!" ujar Kak Thea.
"Waw....kakak emang pengertian!!! tengkyu kak!!" ucap Zuriel sumringah. Thea mendengus pelan.
"Dasar bocah!! cepat makan sebelum sampai..." omel Thea.
"Iya..iya... " balas Zuriel sambil memakan makanan yang ada di dalam tas kecil itu. Mereka tiba di akademi beberapa saat kemudian.
"Ati-ati kak!" pamit Zuriel. Thea hanya mengangguk dan melajukan mobilnya kembali ke rumahnya.
Setelah itu, Zuriel diarahkan bersama dengan murid-murid lainnya menuju ke sebuah ruangan. Di ruangan itu mereka mendengarkan ceramah yang membosankan. Zuriel bahkan menguap beberapa kali saking bosannya. Tapi, ditengah-tengah ceramah...tiba-tiba telinganya berdengung hebat. Begitu pula dengan matanya yang mendadak berkunang-kunang. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saat ia merasa sudah lebih baik. Ia sudah berada di ruangan yang berbeda dari tempat tadi. Bersama dengan beberapa murid lainnya yang tampak kebingungan sepertinya. Disaat mereka tengah bingung-bingungnya, seorang pria berjas rapi dan wangi yang semerbak memenuhi ruangan tiba-tiba muncul di depan mereka.
"Kalian pasti bingung karena tiba-tiba dipindahkan kesini...sebelum aku menjelaskan apa yang terjadi, aku akan memperkenalkan diri..." Pria itu diam sesaat kemudian melanjutkan bicaranya lagi.
"Aku adalah penanggung jawab kalian untuk kedepannya, Ms. Andrew...seorang Irregular ke 52 dari generasi ke 2 Irregular. Irregular...kalian pasti tidak tahu apa itu. Tapi, mulai saat ini, kalian akan mulai memahami perbedaan kalian dan orang lain. Singkatnya, kalian manusia-manusia luar biasa yang lahir dengan kemampuan yang istimewa dari orang lain... nah, sekarang kalian harus memasuki ruangan itu satu per satu untuk mengetes kemampuan kalian..." ucap Ms. Andrew. Mereka masuk ruangan tersebut seperti yang di arahkan. Ruangan itu gelap dan saat Zuriel masuk. tiba-tiba sebuah suara menyapanya.
"Halo murid Lazuriel Nacht... " setelah suara itu berhenti, sebuah layar muncul di hadapannya.
Lazuriel Nacht. 16. Ability: Sense. Stability: 87%
Setelah layar menghilang, ia tiba-tiba sudah berada di luar. Murid lainnya pun sudah kembali sepertinya.
"Sekarang karena kalian sudah tahu kemampuan kalian, tugas kami sebagai penanggung jawab adalah membimbing kalian untuk meningkatkan kemampua kalian. Karena di masa depan, akan ada hal buruk yang terjadi jika kalian tidak melatih kemampuan yang kalian miliki... kalian pasti masih bingung. Tapi kalian akan memahaminya jika kalian terus memasuki kelas khusus yang akan dilaksanakan setiap hari di ruang klub. Seminggu ke depan, akan dibuka pendaftaran klub. Kalian bisa masuk ke klub manapun, tapi ada satu klub yang harus kalian masuki. Klub WI. sebelum kalian kami kirim ke kamar kalian, kalian bisa menerima aksesori yang akan dibagikan. aksesori ini akan merekam perkembangan kalian dan akan mengirim laporan secara otomatis kepada kami. dan kalian bisa mengecek perkembangan kalian sendiri jika kalian mengelus bagian sinar sensornya." Beberapa penjaga berseragam yang sedari tadi berjaga di setiap sudut ruangan mendatangi para murid satu-persatu. Mereka mengambil aksesori yang mereka sukai. Beigitu pula dengan Zuriel. ia memilih sebuah tindik berrrwarna hitam dengan sinar sensor berwarna biru neon dan segera memasangnya begitu penjaga itu menyuruhnya memasangnya. Ketika Zuriel telah selesai memasang tindik itu di teinganya, ia melihat sekeliling. beberapa murid sedang menunggu giliran mereka untuk mendapatkan aksesori tersebut. Mata Zuriel terhenti pada seseorang yang berdiri di bagian kanannya dengan jarak 2 orang. Ia melihat wajah yang sangat familiar bagi warga distriknya.
"Wah...ternyata gue bisa liat superstar gagal disini?!" gumamnya. Orang yang ia perhatikan menoleh ke arahnya. Seakan menyadari seseorang sedang memperhatikannya. Karena terlanjur ketahuan, Zuriel enggan pura-pura tidak melihat dan tetap bertatapan dengan orang itu. Saat dikira orang itu akan mengumpatinya, orang itu justru tersenyum.
"WTF?!! Kemana dia senyumnya??? ke gue?!" gumam Zuriel kemudian. Ia menatap orang itu dengan raut yang mengatakan.'Bajingan prik!!'