"Iya, makasih ya, Na. Eh ajarin aku yang ini dong." Tunjuk Putri pada aplikasi yang sedang viral.
"Sini aku ajarin." Una mengajarkan Putri dari memasukan lagu edit dan juga yang lainnya.
Tak terasa sudah jam 5 sore, Putri pun pamit pulang.
Sesampai di rumah setelah mengucap salam Putri masuk ke kamarnya, Dila sedang menonton kartun kesukaannya. Sampai malam hari pun Putri masih betah di kamar dengan tatapan terus memerhatikan layar ponselnya.
"Kak, kakak di panggil Ibu. Makan malam katanya." Ujar Dila.
"Iya, nanti." Putri menjawab tanpa menoleh pada Adiknya. Putri asik berbalas pesan dengan temannya di grub wa. Karena senin nanti akan masuk sekolah lagi beberapa temannya mengajak Putri untuk bersantai di taman kota.
Tak lama Ibunya memanggil Putri.
"Nak, kamu nggak makan malam? Ayah sama Dila sudah makan."
"Iya sebentar lagi, Bu. Aku belum laper." Jawab Putri.
Santu keluar dari kamar Putri dan menuju meja makan.
"Gimana, Bu?" Tanya Yanto.
"Katanya nggak laper."
"Oh biar lah mungkin dia sudah makan di rumah temannya tadi." Ujar Yanto.
Pukul 20:30 Dila masuk ke kamar, sedangkan Putri masih memainkan ponselnya sambil sesekali tertawa.
"Liat apa, Kak? Kayaknya seru." Tanya Dila mendekati Putri.
"Ih, kepo. Sana tidur." Ujar Putri.
"Mau liat dong." Dila berusaha menengok layar ponsel Putri
"Nggak boleh." Putri menyimpan ponsel di dadanya.
"Pelit!" Kata Dila seraya berjalan menuju tempat tidur.
Putri keasikan berbalas pesan dengan temannya dan juga satu cowok yang sekelas dengannya. Jam menunjukan pukul 00:00 baru lah Putri tertidur.
"Kak, bangun!" Kata Dila mengguncang bahu Putri.
"Apa sih aku ngantuk."
"Sudah jam 8 kak."
"Iya, sebentar lagi." Jawab Putri.
***
"Mana kakak, Nak?"
"Masih tidur, Bu. Nggak bisa di bangunin." Ujar Dila.
"Hemm, pasti gara-gara main ponsel." Gumam Santi.
Jam 9 pagi Putri bangun dan langsung pergi mandi. Setelah rapi berpakaian Putri ke dapur untuk sarapan.
"Kenapa baru bangun?" Tanya Ibunya.
"Aku masih ngantuk, Bu. Lagian masih libur juga jadi nggak apa kan?"
"Nggak biasanya, apa kamu main ponsel sampai larut malam?" Tanya Ibunya.
"Nggak, kok. Aku jam 9 sudah tidur." Jawab Putri.
"Kalo kamu ketahuan main ponsel sampai larut malam nanti Ibu ambil ponsel kamu." Kata Ibunya mengancam.
"Iya." Jawab Putri. Setelah sarapan dia pamit ingin ke rumah Una.
"Jangan ke sore,an kalo pulang." Kata Ibunya.
"Iya, Bu." Setelah mencium tangan sang Ibu Putri berangkat ke rumah Una dengan berjalan kaki.
Sesampainya Putri di rumah Una, Una langsung mengajak Putri masuk, kedua orang tua Una bekerja di kantor jam 3 sore baru mereka pulang sedangkan kakak Una kuliah di kota sebelah.
"Eh gimana kita jadi buat video?" Tanya Una.
"Ayok, ajarin ya."
Mereka pun membuat video berjoget bareng dan mengoplod di aplikasi yang lagi ngetred itu.
"Eh, Put. Nggak nyangka video yang di oplod kemaren banyak yang nonton sampai 10 ribu." Ujar Una.
"Masa, sih?" Kata Putri.
"Iya, coba buka akun kamu bertambah nggak followersnya."
"Eh, iya bertambah. Jadi seratus." Kata Putri.
"Kita harus rajin oplod biar followers terus bertambah." Kata Una semangat.
"Iya." Jawab Putri.
"Eh, kamu gimana. Jadi nggak ikut ke taman?" Tanya Putri.
"Jadi lah, tapi aku nebeng kamu ya."
"Sip lah itu." Jawab Una. "Eh, Put. Ku lihat di grub rame kamu berbalas pesan sama Alek." Kata Una.
"Kan dia yang nanya ya mesti ku jawab."
"Terus gimana, kan nggak lama kalian nggak muncul lagi lanjut japri ya?" Tanya Una penasaran.
"Japri, maksudnya?"
"Jalur pribadi maksudnya, ih kudet banget sih."
"Hehe, mana ku tau bahasa itu kan nggak ada di plajaran." Ujar Putri.
"Ya elah, jadi gimana dia chat langsung gitu?"
"Iya." Jawab Putri tersenyum malu.
"Ih apa,an wajah begitu, ada apa nih jawab dong dia nembak kamu ya?"
"Nembak? Mati dong kalo aku ditembak." Jawab Putri tertawa.
"Ih nggak asik!"
"Kamu sih nanya yang enggak-enggak, aku cuma berbalas pesan biasa aja."
"Tapi kamu tau kan dia naksir sama kamu."
"Terus?"
"Ya kalian jadian lah, masa sampai sekarang kamu nggak pernah pacaran." Ujar Una.
"Sudah ah ngapain bahas itu, mending kita ngapain kek." Ujar Putri.
"Hemm, gimana kamu temani aku live di insta ku."
"Aku harus ngapain?"
"Ya temani aja di sampingku, aku banyak lo followersnya."
"Iya, ayok."
"Bentar aku dandan dulu, kamu dandan juga ya, Put."
"Kenapa pake dandan segala."
"Biar keliatan lebih cantik." Ujar Una. Setelah Una berdandan sedikit dia mendandani Putri.
"Kamu kalo nggak berhijab lebih cantik, Put." Kata Una.
"Ah masa, tapi aku lebih suka berhijab."
"Rambut kamu panjang kalau di buat ikal bergelombang bagus nih, Put." Ujar Una.
"Nggak deh." Ujar Putri menolak.
"Coba dulu ya, nanti kita siaran langsung kamu tetap pake hijab kok." Ujar Una.
"Iya, deh." Jawab Putri.
Una mengambil perlatannya dan langsung mendandani rambut Putri menjadi ikal bergelombang.
"Astaga, Put. Benerkan apa kataku kamu cantik banget kalo di giniin." Ujar Una merasa puas dengan hasilnya.
Putri bergegas ke depan cermin, wajahnya jadi sangat berbeda setelah di dandani Una.
"Ya kan, jadi jauh lebih cantik." Kata Una.
"Ya jadi agak berbeda sih." Jawab Putri.
"Yuk kita buat siaran langsung." Ajak Una.
"Bentar aku pake hijabku dulu."
"Hemm, ya sudah."
Una dan Putri melakukan siaran langsung di insta, tak sedikit followers Una menanyakan Putri dan ingin memfollow akun Putri. Setelah selesai Una dan Putri tertawa bersama, Putri merasa senang melihat pujian dari orang yang menonton. Ya jelas saja, Putri cantik dan manis lebih cantik dari Una.
Una tidak pernah melakukan live saat dia di sekolah, dia pasti melakukan siaran langsung ketika di rumah karena memudahkannya untuk berpenampilan seksi juga aduhai.
"Nanti kita buat konten bareng ya, Put. Pasti akan semakin banyak followers kalo kita buat bersama."
"Iya, Na." Ujar Putri.
"Kita makan yuk, sudah jam 1 nih perutku lapar." Ajak Una.
"Makan apa? Aku lupa bawa uang."
"Tenang, aku punya uang. Biar kamu ku traktir." Ujar Una.
Putri pulang ke rumah tepat pukul 3 sore. Sang Ayah duduk di kursi teras sambil menyeruput kopi hitamnya.
"Dari mana, Nak?" Tanya Ayahnya.
"Rumah temen." Jawab Putri sambil mencium tangan Ayahnya lalu berlalu masuk ke rumah.
Ibu dan Adiknya Dila asik menonton televisi.
"Kenapa baru pulang, Nak?" Tanya sang Ibu melihat Putri berlalu begitu saja.
"Aku keasikan main di rumah Una." Jawab Putri sebelum membuka pintu kamar.