Melihat Kesuksesan yang gemilang dan cemerlang di raih sang kakak, Samudera pada hasilnya Balaputera ikut mencatatakan namanya dalam lembaran sejarah.
Kakaknya memang dapat di kategorikan sebagai perwira berbakat dengan prestasi dan reputasi tiada tara, sehingga dalam level teman seangkatan, Samudera merupakan lulusan akademi yang kariernya kian melesat tajam.
Berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) Samudera membuktikan kalo dirinya benar-benar putera terbaik yang di dalam darahnya adalah keturunan sekaligus anak seorang tokoh berpengaruh negara, Narendra Sanggrama.
Balaputera terjun menggeluti dunia bisnis juga tak ayal, karena peran sang ayah Narendra Sanggrama.
Sebagai wirausahawan yang sukses dalam berbagai bidang bisnis, Balaputera juga terus mengembangkan diri menjadi pemuda yang bertalenta dalam status sosial di masyarakat.
Pertama, Balaputera berhasil mengembangkan bisnis media lokal yang maju dalam peradaban modern dalam waktu singkat dan menyelaraskan keadaan di sosial ekonomi masyarakat.
Awal mula yang di rintis melalui media lokal bernama "Good Governance " atau dapat di sebut sebagai media pengelolaan pemerintahan yang baik.
Mencakup segala bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, kesehatan dan semua ruang lingkup aspek yang berkaitan langsung fokus pada pemerintahan di Nusantara menjadikan suatu terobosan baru dalam kancah media regional.
Tidak selamanya media yang di bangun pro terhadap berbagai kebijakan-kebijakan pemerintahan di Nusantara, tak segan dirinya terjun langsung beropini sebagai saluran aspirasi masyarakat terhadap pemerintahan demi pembangunan yang berkompeten dalam kemajuan suatu negara.
Di sisi lainnya, kesejahteraan anggota, pers seperti halnya jurnalis selalu di beri kesempatan berorientasi menjenjang karier yang lebih baik dengan adanya dukungan hasil upah jurnalis yang sangat sesuai peraturan undang-undang negara, memberi ruang gerak beropini dan berekspresi, melanjutkan pendidikan lebih tinggi dan dukungan secara moril serta hukum yang bertaat pada aturan negara.
Kedua, bisnis ekspor-impor pertanian di lakukan oleh Balaputera, sekalipun tidak adanya dukungan pemerintah yang signifikan dan memadai tetap saja dia mampu menjalani dengan prosedur dan cara tersendiri.
Kuncinya Balaputera selalu berpedoman pada keinginan konsumen, apabila telah sesuai standard konsumen sudah pasti jelas produknya akan dapat di terima pihak konsumen.
Padi yang di kemas menjadi beras unggul dan berkualitas, sayuran, gula, kopi, rempah, daging minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya.
Menganggap Nusantara adalah negara agraris yang minim surplus karena psimistis pemerintahan yang buruk maka suatu negara dengan ideologi dan slogan tertentu hanya sebagai asa pengalihan isu atas ketidakmampuan pemerintah dalam mengembangkan potensi yang ada.
Selain kebutuhan pokok tersebut, Ikan juga menjadi modal ekspor yang berharga dan bernilai, sehingga dalam tahapan ekspor dan impor tersebut dapat memacu nilai tukar rupiah terhadap perdagangan dunia berstandar perdagangan nilai mata uang dollar.
Petani, Nelayan, selalu di perhatikan Balaputera baik mengenai upah kerja maupun jaminan sosial dan kesehatan, di tambah bantuan hukum yang apabila terbentur akan hal-hal yang mengganggu kinerja mereka.
Pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan yang artinya pembinaan yang di sertai modal moril, pengetahuan dan bantuan finansial guna menunjang produktivitas menjadi pedoman Balaputera yang dapat memberi kesejahteraan berupa timbal balik yang signifikan bagi para pekerja lokal.
Ketiga, Balaputera mewarisi bakat dari sang kakek dari ayahandanya yang merupakan mantan insinyur pada zamannya.
Membidangi kontraktor pembangunan di dalam negara yang memiliki potensi sangat menggiurkan alangkah sayangnya apabila negeri dan rakyat sendiri tidak dapat menikmati.
Melalui kerja sama dengan rekan bisnis, dan pihak pendanaan Balaputera sukses memancarkan bisnis kontruksi pembangunan di dalam negeri.
Tak segan-segan turun tangan ke negeri pamansam Amerika Serikat, Amerika sedia memberi bantuan financial dengan bunga yang sesuai.
Membangun Perumahan Rakyat dengan perhitungan "Down Payment" atau DP, berdasar hasil tahunan para pekerja lokal hanya satu kali bayar DP, membuat masyarakat tertarik dengan semarak.
Selain itu, pembangunan berupa wilayah dan kawasan perkantoran atau perniagaan guna perdagangan juga menjadi prioritas.
Perumahan rakyat yang berkualitas dengan tampilan minimalis, uang muka terjangkau sekali bayar, dan cicilan rendah setiap bulan.
Melihat situasi dan kondisi pendapatan perkapita atau perkepala keluarga yang masih rendah Balaputera menyadari pembangunan perumahan rakyat haruslah berkesinambungan dan menyesuaikan dengan fenomena sosial dalam negara.
Sedangkan Kawasan Industri tata ruang perniagaan seperti halnya pembangunan rukan-rukan, dapat menjadi tolak ukur pemacu ekonomi kerakyatan.
Kaum Mayoritas Pribumi dapat mengambil rukan tersebut tanpa jaminan, hanya saja syarat untuk mengisi rukan tersebut haruslah jelas ada usaha yang akan di operasionalkan dan sama halnya dengan pembayaran perumahan rakyat.
Tidak ada kekhawatiran bagi Balaputera karena sudah berkoordinasi dengan pihak pendanaan apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dan melanggar hukum pembayaran cicilan tentu saja tidak diperkenankan mengeluarkan sertifikat bangunan, lantas mengapa harus di persulit dalam membangun kontribusi bagi bangsa dan negara guna kepentingan rakyat.
Kesuksesan Balaputera tidak luput akan bimbingan Narendra Sanggrama sebagai Ayahanda.
Putri Anggraini juga selain dulunya pernah bekerja sebagai karyawan swasta juga merupakan pembisnis lokal dari ayahnya.
Yang artinya Balaputera juga mewarisi bakat bisnis dari ibu dan kakek ibunya juga.
Balaputera mungkin tidak begitu mewah bergeliat di bisnis seperti pengusaha lainnya, namun baginya Pertanian, Perikanan, dan Kontruksi bisnis dengan memperhatikan kepentingan rakyat secara berkelanjutan dapat memberi manfaat bagi semua secara merata.
Narendra Sanggrama selalu menanamkan kepada kedua puteranya agar kehidupan dapat berguna bagi orang lain adalah hal nyata dalam bersosialisasi kepada sesama.
Jangan ada dusta, antara kepentingan, nafsu dan ambisi semata yang dapat membutakan semua tanpa sebab pertumpahan darah di negeri Nusantara.
Bahkan Balaputera sendiri baru menyadari bahwa Narendra Sanggrama seorang mafia judi dalam peredaran bisnis ilegal dengan dukungan banyak pihak.
Sekalipun bersifat sudah pasif Narendra Sanggrama dalam menjalankan bisnis haram tersebut, Narendra Sanggrama tidak ingin sebuah organisasi yang sudah di rintis, di bangun dan di besarkannya dapat menjadi bumerang bagi keluarganya di kemudian hari.
Dalam segala hal cinta dan kasih adalah anegerah bamun apabila tidak di sikapi secara seksama dapat menjadikan insan dan jiwa menjadi pribadi yang lemah, maka pandai-pandailah dalam menyikapinya, perihal nasehat Narendra Sanggrama kepada Balaputera.
Yang pada Akhirnya Narendra Sanggrama melalui Sembilan Naga Hitam resmi memperkenalkan Balaputera, sebagai Putera dan Pewaris semua bisnisnya terutama perjudian kelas kakap di asia dan dunia.
Narendra Berpesan agar menjaga wibawa, nilai dan cita-cita negara.
Hal paling utama adalah bahwa Balaputera dan Samudera dapat saling membantu yang nantinya menduduki posisi penting dalam pemerintahan negara seperti yang di harapkan Narendra Sanggrama.
Intelektual tinggi dapat sebagai modal utama, finasial adalah pendukungnya namun emosional dan kebijaksanaan akan lebih indah di wujudkan dengan tekad dan semangat yang lebih berat tak semudah membalikkan badan lalu menembak lawan.
Suatu Kebahagian bagi Narendra Sanggrama dapat melihat kedua anaknya berprestasi di bidangnya masing-masing.
Seperti insyarat seorang ayah kepada putera untuk meninggalkan ke negeri kahayangan sebagai tempat singgah yang sakral bagi insan manusia.
Barangkali suatu saat cukuplah sampai disini, perjuangan seorang Narendra Sanggrama dalam hiruk-pikuk kehidupan dunia.
Untuk selanjutnya mengembangjan karier dan kehidupan anak-anaknya, dirasa sudah cukup kompeten tergantung bagaimana mereka menyelaraskan antara nasib dan takdir dalam perjuangan dan pengorbanan masing-masing dalam mengemban serta mewujudkan nawacita keluarga untuk negara.
Karena apabila Pohon yang berdiri kokok tentu saja yang menanam sebuah kebaikan akan menghasilkan kebaikan pula, yang sudah menjadi sebuah semestinya buah jatuh setidaknya bersumber mengikuti pohon yang menghasilkan buah itu sendiri selanjutnya tentang perbedaan di masa depan adalah garis Tuhan yang mengatur kehidupan manusia dan semua alam semesta jagat raya.