Adam23, begitu nama pria yang tertera di aplikasi biru yang menyapaku siang itu. Aplikasi Blued memang sudah lama aku gunakan untuk mencari kepuasan birahi. Dalam 3 tahun terakhir entah sudah berapa banyak cowok yang aku kenal di aplikasi biru sudah aku tiduri. Aku telah memilih oreintasi seksual ini semenjak duduk di bangku SMP, sampai sekarang usiaku sudah 31 tahun, dengan role yang selalu sama, yaitu sebagai TOP.
Aplikasi biru ini aku gunakan hanya untuk mencari kesenangan semata, hampir tidak ada niat untuk mencari teman apalagi pasangan. Dan semua cowok yang aku cari adalah berondong-berondong muda yang tampan, semuanya aku bayar. 3 tahun aku menjalani kebiasaanku itu, aku mendapatkan kepuasan dan kesenangan yang luar biasa.
Meskipun aku suka membooking berondong-berondong tampan, bukan berarti aku jelek sehingga tidak pede mencari yang sama-sama suka. Aku memiliki kulit putih bersih tanpa jerawat dan bermata lumayan besar, meskipun aku keturunan chinese, badanku lumayan tinggi dengan bentuk tubuh cukup atletis. Aku bekerja di salah satu bank investasi asing besar dengan posisi dan gaji yang lumayan tinggi.
Membooking para berondong ini menjadi kebiasaanku, karena aku tidak ingin terikat suatu hubungan yang serius. Selain itu aku adalah tipikal pria yang suka menghabiskan waktu sendiri, aku merasa dengan membayar berondong-berondong itu, mereka tidak bisa menuntut hubungan lebih lanjut.
Dengan usia kepala tiga, aku tidak ingin terjebak dalam perasaan. Aku sudah mengalami sakit perasaan. Betapa beratnya mengobati rasa tidak nyaman itu. Dulu ketika masih kuliah, aku pernah punya pacar cowok yang umurnya lebih muda dariku. Hubungan kami berjalan lancar, cukup lama dan aku sangat mencintainya. Kami menghabiskan banyak waktu berdua, seakan-akan saat itu aku aku rela melakukan apa pun untuknya, dan dia pun begitu.
Tapi pada akhirnya kami berpisah. Perpisahan yang membuat kami merasa sangat sakit dan menderita. Perpisahan itu bukan karena kami ingin, tapi keadaan yang membuatnya harus terjadi. Aku tidak ingat berapa minggu atau mungkin bulan aku lewati dalam kemurungan hingga kehidupanku berjalan normal kembali. Ada lubang besar yang gelap menyelimuti diriku, seakan lubang itu menelan dan memenjarakanku di dalamnya, sunyi, sepi dan penuh Penderitaan. Rasa sakit yang timbul meninggalkan rasa takut mendalam bagiku untuk kembali memulai suatu hubungan.
Aku mencoba beberapa kali meet up dengan beberapa cowok, ada yang lebih muda, seumuran atau yang lebih tua dariku. Semuanya tidak pernah meninggalkan kesan di hatiku, meskipun kami sampai melakukan persetubuhan.
Ketika aku sudah mulai bekerja dan mapan secara finansial, aku mulai terbiasa dan menikmati kesendirianku. Aku bisa pergi kemana pun sesukaku, makan apa pun dan membeli apa pun yang aku mau, sesuai dengan kondisi keuanganku tentunya.
Apalagi sekarang, pengguna media sosial Facebook dan Instagram mulai bermigrasi ke aplikasi Tiktok dan menghabiskan banyak waktunya di Tiktok. Akupun memiliki akun Tiktok, meskipun followernya biasa-biasa saja, namun bagiku Tiktok tetap menjadi media utama untuk mengekspresikan diri. Dan yang paling penting, banyak cowok-cowok pelangi yang membuka diri di aplikasi itu.
Bagiku Tiktok adalah Blued kedua, banyak cowok-cowok tampan yang dengan terang-terangan membuka orientasi seksualnya, sehingga tidak sulit mencari dan memilih tipe yang sesuai seleraku. Meskipun mereka tidak membuka jati dirinya, instingku sudah cukup berpengalaman mendeteksi dan menebak bahwa cowok-cowok tampan tersebut berorientasi sama denganku. Hasilnya, aku juga mendapatkan banyak berondong-berondong tampan dari aplikasi Tiktok untuk aku booking.
Aku sangat menikmati saat-saat menjalani kebiasaanku ini, mungkin setiap minggu aku melakukannya. Mencari berondong-berondong bayaran dari media sosial bukan hal yang sulit, mereka mengiklankan diri di Twitter dan Blued. Dengan tarif mulai dari Rp. 500.000,- sampai dengan Rp. 1.000.000,- untuk layanan short time bagi cowok lumayan ganteng, Rp. 1.000.000,- sampai dengan Rp. 3.000.000,- untuk layanan short time bagi cowok yang sangat ganteng. Kadang di antara mereka ada yang berprofesi sebagai model, influencer dan selegram (untuk longtime kadang bisa Rp. 5.000.000,-).
Aku melakukannya berkali-kali dan sangat menikmati setiap moment dan kadang menghayalkanya kembali. Ada ponsel yang aku khususkan untuk berinteraksi dengan mereka. Banyak cerita dan pengalaman menarik yang aku alami selama menjalani hobiku itu. Ada yang aku hubungi berkali-kali untuk melayani nafsuku dan pada akhirnya menjadi langgananku. Ada yang aku hubungi lagi tapi dia menolak bertemu dengan alasan tertentu, ada juga yang sudah tidak aktif lagi nomor ponsel dan akunnya, dan ada juga yang terus menghubungiku namun aku abaikan karena kurang cocok.
Hobi ini aku jalani bertahun-tahun dengan lancar, nyaman dan tenang, karena aku selalu berpegang dengan prinsipku sendiri, yaitu "NGGAK BOLEH BAPER". Aku membooking berondong-berondong ini hanya untuk kesenangan, di pikiranku hanya ada nafsu untuk menggerayangi, menelanjangi dan menyetubuhi mereka, sebaliknya mereka hanya ingin kenikmatan dariku, baik secara birahi dan tentu saja UANG.
Untuk tidak baper, perlu usaha yang gigih dan itu bukan hal mudah, terutama berondong yang sudah menjadi langgananku. Bukan saja karena mereka tampan, tapi lebih karena sudah nyaman, sering bertemu dan tentu saja bersetubuh.
Seperti hubunganku dengan Fandy. Aku mengenalnya dari twitter, lalu menghubunginya untuk bertransaksi. Dia setuju dibayar Rp. 700.000,- untuk pijat plus-plus short time. Kami bertemu di salah satu hotel bintang 4 di kawasan Thamrin.
(Fandy, merupakan nama samaran, tapi orang nya betul dan nyata)
Aku sudah chek in dari jam tiga sore, dan Fandy pun tiba di lobby hotel dua jam kemudian. Aku menjemputnya di lobby, sedikit terkejut dengan penampilannya yang melebihi ekspektasiku. Fandi berkulit putih dengan tinggi sekitar 175cm, wajah bersih dan bertubuh atletis. Kami ngobrol sebentar di lobby hotel sebelum ke kamar yang berada di lantai 6. Di dalam kamar hotel, kami tidak banyak berbicara, aku langsung melunasi pembayaran sebelum Fandy memulai aksinya.
Aku membuka semua pakaianku, dan mulai berbaring. Fandy melakukan hal yang sama, hanya saja dia tetap mempertahankan celana dalamnya yang seksi untuk menutup kontolnya, yang tampaknya sudah tegang. Muncul sensasi menyenangkan dalam pikiranku, aku yakin kontol Fandy tegang karena dia juga bernafsu denganku.
Perlahan Fandy menuangkan minyak zaitun ke bagian betisku, lalu mulai memijat lembut tapi bertenaga. Kami juga mengobrol ringan. Fandy dengan ramah bercerita tentang pekerjaan utamanya, yaitu sebagai resepsionis di salah satu apartemen mewah di Jakarta. Gaji pemuda tampan ini cukup untuk membiayai hidupnya di Jakarta, tapi tetap saja, menjual jasa pijit plus-plus khusus kaum pelangi memberikannya tambahan uang lebih besar dari gajinya.
Ia bercerita, dalam sebulan dia bisa dapat 6 sampai dengan 8 orang pelanggan, dan dari pelanggan itu, ia mendapatkan cukup uang untuk memenuhi gaya hidupnya di Jakarta, dan sebagian gajinya dapat ia tabung.
Aku membalikkan tubuhku, dan terlentang, karena Fandy akan mulai memijat bagian depan tubuhku. Tangannya yang mulus perlahan memijat bagian kakiku hingga lutut, dan dilanjutkan ke arah paha sampai bagian atas. Pada sesi itu aku dan Fandy tidak lagi berbicara, aku memejamkan mataku, seraya menikmati sensasi tangan Fandy yang mulai berselancar di sekitar pahaku. Sesekali tangannya sengaja menyenggol kontolku yang sudah tegang menghadap ke atas.
(Fandy, merupakan nama samaran, tapi orang nya betul dan nyata)
Fandy terus bermain di bagian selangkanganku, lalu mulai mengelus bagian perut hingga puting susuku, nafasku mulai tidak teratur, jantungku pun mulai berdetak lebih cepat. Aku menarik tangan Fandy ke arahku, dan langsung mencium bibirnya yang merah. Kami berciuman pelan dan lembut, sesekali Ia memasukkan lidahnya ke mulutku, dan aku melumat lidahnya, lalu secara bergantian aku pun melakukan hal yang sama.
Aku membalik tubuh Fandy, melepaskan celana dalamnya yang sudah mulai basah dan menjilat lehernya, lalu mulai memainkan puting susunya dengan lidahku. Tubuh Fandy menggeliat, Ia mendesah dan membuka lebar kedua pahanya, sehingga aku bebas menindih kontol tegang Fandy dengan kontolku. Perlahan aku menjilat dan mencium bagian perut dan pusar anak itu, dan bulu-bulu jembutnya, dan pada akhirnya mulutku melahap kontol Fandy yang sudah menegang dari tadi.
Tidak begitu lama, Fandy menarik kepalaku ke arahnya dan langsung melumat bibirku, kami saling melumat bibir cukup lama sampai Fandy mengalihkan bibirnya untuk menjilat bagian leher, puting susuku dan pada akhirnya memasukkan kontolku ke dalam mulutnya.
Jujur, anak ini sangat pandai melakukan hal itu. Kontolku dimain-mainkan di dalam mulutnya, sampai terasa begitu nikmat. Sesekali badanku bergetar menahan rasa nikmat yang begitu dalam. Keringat kami bercucuran membasahi tubuh licin dan berminyak. Kami saling berpelukan, tubuh kami yang basah bergeliat dan saling menggesek.
Aku sudah pada puncak birahiku, aku menarik tubuh Fandy ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya terlentang dengan kedua paha terbuka, memamerkan bagian lubang surgawi yang begitu bersih. Perlahan aku sentuh dengan jariku, matanya terpejam sambil menggigit bibirnya, menandakan Fandy menikmati setiap sentuhanku.
Menatap wajah tampan Fandy yang mendesah, membuatku semakin terangsang. Kulumaskan Menmonogatari Lubricant di kontolku, lalu perlahan kumasukkan ke lubang surgawi Fandy, yang tidak terlalu sempit.
"Akhhhhhhhhhhhhhhhh" Fandy mengerang.
Aku mulai mengatur ritme dan hentakan ketika mulai menyetubuhi Fandy, kontolku keluar masuk perlahan di dalam lubang duburnya yang bersih.
"Akhhhh, mentokin bang, akh, enak banget" desahan Fandy keluar berkali-kali dari mulutnya, yang langsung aku lumat.
Sambil mencium bibirnya, kontolku dengan kuat dan cepat menusuk dan menggoyang lubang Fandy. Terasa begitu nikmat, lubang surgawi Fandy begitu hangat, aku menarik keluar kontolku, dan memasukkannya lagi dengan hentakan kuat, Fandy kembali mendesah.
"Enak bang, enak banget, akhhhhhhh, enak bang." Kembali desahan Fandy terdengar kencang.
Kami terus bercinta, bersetubuh, berhubungan intim, dengan beberapa kali merubah posisi, dan pada akhirnya kontolku menyemburkan sperma yang sangat banyak di dalam lubang dubur Fandy, dan Ia pun menyemburkan spermanya, memenuhi perut dan dada bahkan sampai mengenai wajahnya yang tampan.
Kami merebahkan tubuh kami yang lemas di tempat tidur setelah bersetubuh hampir satu jam. Lalu membersihkan tubuh kami masing-masing, dan setelah berbincang tidak begitu lama, kami pun berpisah.
Fandy adalah salah satu langgananku. Aku bersetubuh dengan Fandy cukup sering, karena sudah kenal cukup lama, aku selalu meminta jasa layanan long time. Kadang aku mengajak Fandy menemaniku untuk menghabiskan waktu weekend di hotel. Aku memberikannya uang jajan yang cukup untuk itu, bahkan lebih besar dari gajinya sebulan sebagai resepsionis. Hubungan kami berjalan sangat baik, bahkan sampai sekarang, aku tidak memendam rasa apa pun pada Fandy, hanya sebatas teman seks semata.
Fandy bukan satu-satunya langgananku, ada Sebastian siswa kelas XII SMA swasta di Jakarta, remaja bertubuh atletis dan seorang selegram. Aku menyetubuhinya paling tidak sekali dalam sebulan, dan kami telah berkenalan 1 tahun, yang artinya remaja itu sudah 10 kali aku gagahi.
Ronald, mahasiswa semester akhir di salah satu perguruan tinggi juga menjadi langgananku. Dengan postur tubuh bak model, kulit sawo matang, dan bulu-bulu jembutnya tumbuh sampai daerah pusarnya, menjadikan Ronald salah satu cowok terseksi yang sering aku setubuhi. Dan yang paling aku suka dari Ronald adalah bokongnya yang montok, sehingga lubang surgawi yang ia miliki tampak begitu menggoda.
Dan Deryll, seorang pemuda tampan yang bekerja di salah satu gerai Indomaret. Dadanya ditumbuhi bulu bulu halus, yang menyebar sampai ke bagian perut dan pusarnya. Meskipun hanya bertelanjang dada, dari bulu-bulu halus yang tumbuh di bagian pusarnya, sudah membangkitkan nafsuku sambil berimajinasi dengan apa yang ada di bawah pusar Deryll. Deryll mungkin salah satu yang minta jatah setiap minggu, dan kadang tiga hari sesudah aku bercinta dua kali dalam satu malam dengannya di apartemenku. Tentu saja aku tidak melayani Deryll setiap dia minta.
Rendy masuk dalam daftar langgananku selanjutnya. Aku mengenalnya dua tahun yang lalu saat ia kelas 12 sekolah menengah atas. Rendy juga sebagai anggota Paskibra di sekolahnya. Aku mulai menyetubuhinya ketika ia tamat SMA, sebelumnya kami hanya sebatas bermain di luar lubang surgawi miliknya.
Masih ada beberapa langgananku yang lain dengan cerita mereka masing-masing, dan cukup banyak cowok-cowok yang hanya aku pakai satu kali dan kami tidak pernah bertemu lagi. Penyebabnya cukup umum, aku tidak terlalu tertarik untuk membookingnya lagi, atau dia merasa tidak cukup puas denganku, dan kadang juga kontaknya hilang dan akun media sosialnya ditangguhkan.
Bersetubuh dengan banyak lelaki tampan sudah menjadi rutinitasku, setidaknya aku melakukannya paling sedikit satu kali seminggu. Mungkin hal ini yang membuatku tidak membutuhkan teman di dunia pelangi. Aku hanya ingin kepuasan seksual, apalagi aku punya kehidupan lain yang cukup menyita waktuku, yaitu pekerjaan. Banyak teman kantor, anak buah dan bahkan pekerja magang yang menjadi teman-teman dalam lingkaranku.
Kehidupanku berjalan lancar, antara hobi, pekerjaan, kehidupan pribadi, dan kebutuhan seksual berjalan selaras dan saling melengkapi, dan menurutku cukup untuk membuatku bahagia, hingga dua bulan yang lalu, semuanya mulai berubah.
Hari itu adalah hari Rabu, aku menjalani rutinitasku di kantor seperti biasa. Mengecek beberapa berkas, menandatangani dan menyetujui disposisi dokumen, rapat dan kadang ngobrol santai dengan beberapa teman kantor. Setelah aku kembali ke ruanganku, aku mengeluarkan ponsel yang biasa aku gunakan untuk membooking berondong-berondong tampan. Niatnya hanya iseng, dari layar depan sudah kelihatan banyak notifikasi masuk yang belum aku baca, terakhir aku membuka ponsel itu adalah sore hari sebelumnya. Aku membuka aplikasi Blued dan membaca beberapa pesan, ada yang aku balas dan banyak juga yang aku abaikan.
Adam23, begitu nama akun Blued yang dia gunakan. Akun yang entah mengapa menarik perhatianku. Foto profil yang Ia gunakan sangat biasa, foto yang menampakkan sebagian baju, celana dan sepatu, yang Ia ambil sendiri sambil berdiri. Kelihatannya foto itu diambil ketika sedang mengantri di Bank. Informsasi di akunnya pun cukup minim, umur 19 tahun, tinggi 178 cm, berat 62 kg, kurus, lajang, Indonesia, dan tentu saja bottom. Dan hanya ada satu momen yang berisi video pendek di coffe shop dengan keterangan "sambil mengerjakan tugas".
"Hallo, stay dmn" isi pesan pertama dari Adam23. Pesan itu dikirim pukul 13.55 WIB. Berarti sudah 3 jam yang lalu.
Aku membalas pesan anak itu dan kami saling berkirim pesan sampai waktu pulang kantor. Cukup lama sebenarnya, tapi kami tidak banyak chating, karena dia baru membalas pesan kadang lebih dari 15 menit, begitu juga denganku. Yang kuketahui tentang anak itu dari percakapan kami di aplikasi biru adalah dia masih kuliah dan berumur 19 tahun. Ia bersedia mengirim fotonya, dan cukup tampan serta manis menurutku.
Tapi percakapan itu terasa cukup aneh dan berbeda dari biasanya. Adam sama sekali tidak membahas masalah "BO", mengingat hampir semua yang mengirim pesan ke akunku akan membahas hal itu. Memang di bio profilku, aku muat dengan rinci dan jelas tujuan membuat akun adalah untuk mencari berondong-berondong yang mau dibooking, dengan beberapa kriteria tertentu.
Aku pulang ke apartemenku cukup sore dan tidak memikirkan lagi percakapan dengan Adam23, bahkan rasa penasaran pun tidak ada. Di apartemen, aku berolahraga sekitar 1 jam, dan kembali ke unitku. Beberapa notifikasi Blued terdengar di ponsel yang aku letakkan di atas meja. Aku membuka beberapa pesan, dan salah satunya dari Adam23. Awalnya aku agak ragu membalas pesan anak itu, mengingat pada chatting sebelumnya, dia membalas pesan cukup lama, sehingga komunikasi jadi kurang asik.
Entah apa yang mendorong jari-jariku dengan lincah membalas pesan-pesan Adam23, dan kami akhirnya setuju meet up di apartemenku, dan itu juga hal aneh yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya. Hanya orang yang aku kenal dan percaya serta pernah bertemu beberapa kali di luar yang biasa aku ajak ketemu di apartemenku. Tapi Adam23 aku ijinkan datang ke apartemenku, kami belum kenal, belum pernah bertemu dan Ia bahkan tidak memberikan kontak Whatsappnya kepadaku. Kami hanya berkomunikasi melalui percakapan Blued.
Aku berpikir sejenak, mungkin aku tidak yakin dia serius datang ke tempatku, begitupun denganku. Aku hanya iseng menawarkannya datang, apalagi dari foto yang Ia kirimkan, Adam tampak biasa-biasa saja, dan kelebihannya hanyalah Ia memiliki wajah yang manis. Selain itu, kami juga tidak ada deal apapun, tidak ada harga yang diminta anak itu.
Dalam chatting kami pun terkesan basa basi saja.
"Abang lagi apa?" tanya anak itu di pesan Blued,
"Nonton, kamu lagi apa?" jawabku ala kadarnya.
"Rebahan Bang. Nonton apa bang?" tanyanya lagi
"House Of Dragon." Jawabku singkat.
"Abang tinggal sendiri?" tanyanya lagi.
"Iya, mau nemenin?" balasku singkat.
"Abang tinggal dimana?" tanya anak itu. Aku memberitahukan alamat apartemenku. Dan sesaat kemudian dia membalas.
"Adam OTW ya."
Aku cukup terkejut, aku membalas pesannya lagi untuk memastikan, tapi tidak ada balasan. Ada rasa penasaran yang muncul pada diriku, belum pernah aku mengenal orang seperti ini.
Aku turun ke lobby dan duduk di sofa empuk. Aku membuka ponsel khusus dengan sangat hati-hati dan sudah aku atur mode senyap. Ada keraguan dalam diriku, mungkin saja anak itu tidak serius, kenapa aku cukup bodoh untuk menunggunya. Selain itu, aku baru dua hari yang lalu menyetubuhi Sebastian. Aku tidak terlalu horny hari ini.
Ternyata aku salah, Adam benar-benar datang, Ia masuk ke lobby apartemen dan terlihat agak bingung.
"Nggak tersesat lu" sapaku seraya menghampirinya.
Adam mengangkat padangannya dari ponsel dan tersenyum.
DUAAAAAAAAAAAAAR
Prinsip yang aku pegang bertahun-tahun mendapat serangan pertamanya. Prinsip "NGGAK BOLEH BAPER" itu dihantam keras oleh senyum Adam. Senyum yang begitu manis. Berkulit wajah tidak terlalu putih, namun bersih dan terawat, ditopang gigi yang rapi dan putih, menciptakan senyuman yang luar biasa indah. Prinsip "NGGAK BOLEH BAPER" yang aku pertahankan bertahun-tahun mampu berdiri kokoh laksana The Wall In The North, luluh lantah seketika dengan senyuman Adam laksana semburan Naga yang diubah oleh Night King.
Selama dalam lift menuju unit apartemenku, kami hanya diam. Adam yang berdiri masih menebarkan senyumannya, sangat sulit untuk aku gambarkan. Remaja 19 tahun itu berbeda dari berondong-berondong yang aku kenal dan sering aku setubuhi.
Fandy jauh lebih tampan dari Adam, Sebastian jauh lebih muda, lebih tampan pastinya, dan lebih seksi dari Adam. Ronald dan Deryll akan dengan mudah mengalahkan adam apabila mereka semua mengikuti pemilihan Mr. Teen Internasional. Rendy pun jauh lebih ganteng dari Adam.
Adam dapat aku gambarkan seperti pemuda tampan dari desa, dengan kulit yang halus. Anak desa yang dilahirkan dari orang yang berada, sehingga meskipun anak desa, dia terawat, sangat bersih, tentunya wangi dengan aroma yang sangat natural, nafasnya terasa segar dengan aroma harum yang sangat alami.
Sangat susah membandingkan Adam dengan Fandy, Sebastian, Deryll, Ronald, Rendi bahkan Juan, salah satu langganan favorit yang pernah menemaniku liburan ke Thailand. Adam tidak dapat menandingi mereka, tapi Adam memiliki apa yang tidak mereka miliki, dan aku tidak mengerti itu apa.
Kami masuk ke apartemenku, dan aku menawarkan minuman dingin sambil menghidupkan TV. Kami ngobrol hal-hal ringan, obrolan yang santai dan menarik. Dari obrolan itu aku tahu bahwa Adam kuliah di salah satu perguruan tinggi di Depok, dan baru masuk tahun pertama. Ia tinggal bersama orang tuanya yang bekerja sebagai Pegawai Negeri di Pemerintah Daerah DKI. Adam anak bungsu dari dua bersaudara, dan kakaknya perempuan.
Adam sekilas melihat laptop yang masih terbuka di atas mejaku. Ia bertanya apa saja yang baru aku tonton. Aku jelaskan kadang aku nonton film-film di layanan streaming. Dan ketika aku membuka browser pencarian muncul beberapa riwayat pencarian dari website tertentu masih tersimpan di halaman utama, di antaranya dofreex.blogspot.com, BoyFriendTv.com, sangetods, gaypornforyou, TheGay.com. Xhamster.com dll (berterimakasih lah ke author ya, gua udah kasih alamat website yang menyediakan film-film terbaik dan gratis, bisa di download wkwkwkwkwkwkwk, dan banyak video lokal yang durasinya panjang-panjang, terutama video-video yang dijual di Onlyfans).
"Itu apa bang?" tanya Adam sambil menahan tanganku ketika ingin menutup browser.
"Hahahahahaha. Website tempat abang download video bokep. Tadi sambil iseng sih" jawabku rada malu.
"Abang sudah download kah?" tanya anak itu penasaran. Aku berdiri sambil tersenyum mengambil hardisk 5 TB yang penuh dengan video hasil donwload.
"Astaga." Respon Adam singkat, dengan wajah sama sekali tidak terkejut. Justru aku yang shock melihat reaksi anak itu.
Kami memutar beberapa Video terbaru dari Hunt Magazine, yang aku download dari onlyfans, kebetulan ada beberapa akun yang aku suscribe dengan biaya sekitar USD 11 s.d USD 30 per bulan. Video yang menampilkan aktor porno gay asal Thailand. Sambil menonton sesekali kami mengomentari gaya yang dipraktekkan dalam video-video itu.
"Kalau kayak gitu, masuk banget loh bang" celetuk Adam, ketika si Top memasukkan kontolnya ke lubang dubur bot dari belakang.
"Iya sih, tapi abang paling suka Botnya terlentang dengan membuka lebar pahanya, biar abang bisa natapin wajah Botnya sambil mencium bibirnya." Jawabku asal.
"Hahahahahahahaha" Adam tertawa.
"Itu kalau lagi dimasukkin nggak boleh ditahan loh, biar gak sakit." Ucapku lagi.
"Iyalah bang, Botnya harus rileks." Timpalnya santai.
Kami menonton video porno itu cukup lama, dan lagi-lagi ini pertama kali dalam hidupku melakukan hal itu. Menonton video porno gay berdua dengan Adam, sambil mengomentari adegan demi adegan, dan itu sungguh menyenangkan.
Hampir satu jam kami menonton video-video di laptopku. Iseng aku sentuh kontol Adam yang ada di balik celana jeans yang Ia gunakan.
"Hidupkah?" tanyaku sambil tersenyum. Adam hanya mengangkat alisnya sambil tersenyum.
Tentu saja kontol Adam hidup, sudah berdiri dengan sempurna ketika tanganku pertama menyentuhnya. Sambil menonton aku mengelus lembut kontol Adam cukup lama.
"Adam buka aja ya bang" pinta Adam. Aku menggangguk, anak itu berdiri dan menanggalkan celana jeansnya lalu menyisakan celana dalam yang basah pada bagian ujung kontolnya.
Aku pun membuka celana pendekku dan hanya menyisakan kaos singlet dan celana dalam. Adam menyentuh kontolku dari balik CD, dan aku memasukkan tanganku ke sela-sela celana dalam Adam untuk menyentuh kontolnya. Adam tersenyum nakal, membuat birahi semakin hidup.
Lalu Adam berdiri, melepaskan celana dalam dan kaosnya, dan Ia pun sudah bugil sempurna. Aku pun tidak menyia-nyiakan waktu yang ada, setelah membuka penutup tubuhku, aku membawa adam ke tempat tidur dan mulai menggerayanginya.
Adam terlentang di atas tempat tidur, dan aku langsung melumat bibirnya.
DUAAAAAAAAAAAAR
Bibir Adam, ciuman itu, kembali menjadi senjata kuat yang menghantam prinsipku. Ketika bibirku menyentuh bibir Adam, dan mulai melumat bibir dan mulutnya, kami beradu lidah, bahkan air liurnya masuk ke mulutku, sangat nikmat. Rasanya tidak sama seperti Fandy, Sebastian dan langgananku yang lain. Nafas Adam sangat segar, tidak berbau, sangat alami. Berkali-kali aku cium bibirnya dan dia membalas ciumanku.
Lalu aku mulai menjilat leher Adam, setiap inci dari bagian tubuhnya tidak aku sia-siakan, aku jilat puting susunya dengan lembut, kemudian aku ubah ritmenya, dan Adam mendesah.
"Akhhhhhhhhhhh, enak bang" desah Adam.
Aku jilat lagi bagian lengan dan lehernya, lalu mulai memainkan lidahku di bagian telinganya, Adam kembali mendesah hebat, bahkan Ia memelukku erat ketika lidahku masuk dan bermain di telinga Adam.
"Akhhhhh, bang... Adam suka bang, Adam suka banget bang." Desahnya, padahal aku belum bertanya.
Aku menjilati leher, puting dan telinga adam berulang-ulang dan dia mendesah hebat.
"Kamu udah mau keluar dek?" tanyaku.
"Kalau abang giniin kayaknya cepat bang" jawabnya.
"Abang juga kayakanya udah mau keluar, biasanya lama. Tapi ini nggak tau kenapa libido abang cepat banget naiknya." Ucapku sambil memeluk Adam.
"Adam akan tahan bang, abang juga ya, ntar aja kita keluarin. Adam pengen lama-lama begini. Sumpah, abang jago banget mainnya." Ucap Adam sambil menatapku manja.
Aku mengangguk, lalu kembali mencium dan melumat bibir Adam. Kami kembali saling bermain lidah. Adam membalik tubuhku, dan mulai menjilat leher dan puting susuku, lalu kami kembali berpelukan dan berguling-guling di atas tempat tidurku.
"Abang pengen kontolnya Aku jilat?" tanya Adam.
"Ayok" jawabku dan Adam langsung menjilat batang kontolku, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.
Ia memasukkan kontolku ke mulutnya sampai ke pangkal batangnya membuat tubuhku bergetar merasakan nikmat tiada tara. Setelah beberapa saat, giliran aku menjilat dan memasukkan kontol Adam ke mulutku. Kami terus bermain, dan kembali berciuman dalam waktu yang lama, sambil berpelukan.
"Enak bang, Adek suka" desah Adam setiap kali aku menjilat dan memasukkan serta memainkan lidahku di bagian telinganya.
"Enak dek?" tanyaku penuh nafsu.
"Akhghhh, enak bang. Jago banget abang mainnya." Jawabnya. Aku kembali menjilat dan memasukkan lidahku di telinganya, dan Adam kembali mendesah.
"Abangggggg, akhhhhh, adek suka bang, suka banget" desah Adam.
Aku letakkan kepala Adam di atas tangan kiriku dan tangan kananku memegang bokongnya, sementara Adam membuka lebar kedua pahanya sehingga aku bisa menindih kontolnya dengan kontolku dan kami saling menggesekkan tubuh, dan sesekali berciuman.
"Lemas adek bang" desah Adam.
"Tapi nikmat banget" tambahnya.
Aku memandang wajahnya yang begitu manis, yang hanya berjarak beberapa senti, lalu kembali menciumnya. Kami bercumbu seperti itu selama 2 jam. Dan aku tidak pernah melakukan hal seperti itu dengan siapapun sebelumya. Hanya dengan Adam.
"Abang udah mau dikeluarin?" tanya Adam. Aku mengangguk.
"Mau abang masukkan kah dek?" tanyaku sopan.
"Abang pengen banget masukin?" tanyanya pelan.
"Nggak juga, kalau kamu mau aja." Balasku.
Adam tersenyum kemudian membuka lebar kedua kakinya, memperlihatkan lubang surgawinya yang bersih di antara dua bokong montoknya yang mulus.
Lagi-lagi aku melakukan hal yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya, aku menjilat pinggir lubang surgawi Adam, Ia mendesah dan menggeliat, bahkan aku sampai rela memasukkan lidahku ke dalam lubang yang nikmat milik Adam. Tubuh anak itu bergetar dan ia mendesah.
Aku sudah tidak tahan lagi, aku berdiri melumaskan lubricant di seluruh batang kontolku, dan dengan pelan aku masukkan ke dalam lubang kenikmatan Adam, terasa hangat, nikmat dan perasaan yang sangat gembira memenuhi jiwa ragaku. Perlahan aku tarik kontolku dan memasukkannya lagi, berulang-ulang pinggulku maju mundur sesekali menghentakkannya ke dalam dubur Adam.
Adam menatapku penuh nafsu, sesekali menggigit bibirnya sambil mendesah, membuatku merasakan kenikmatan tambahan yang luar biasa.
"Mentokin lagi bang" pinta Adam.
"Iya dek, enak banget.' Balasku. Lalu dengan kuat aku hujamkan kontolku sampai masuk sepenuhnya sampai perutku di sekitar batang kontol bertemu dengan bibir dubur Adam.
"Akhhhhhhhhhhhh." Adam mendesah panjang. Kemudian aku lakukan berulang-ulang dan berkali kali.
"Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.." desah Adam.
Ketika aku sudah mulai di puncak birahi aku cabut kontolku dari lubang Adam dan mencium bibirnya, lalu leher dan puting susunya, kemudian menjilat telinganya. Adam kembali mendesah.
Setelah libidoku kembali bisa kukendalikan, aku masukkan lagi kontolku ke lubang Adam dan kuhentakan berulang-ulang.
"Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.." Desah Adam tanpa henti.
Lalu ku peluk Adam, kami berpelukan sambil duduk. Adam menyilangkan kakinya di atas kakiku, dan duduk di atas kontolku yang berdiri tegak, dan "blus" suara kontolku masuk sangat dalam ke duburnya.
Adam mengangkat bokongnya naik turun, sementara tangannya memeluk leherku dan sambil berciuman Adam mendesah lagi.
"Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.." setiap kali ia mengangkat dan menurunkan tubuhnya di atas kontolku.
Kemudian kami kembali ke posisi favoritku, Adam kembali terlentang membuka kedua pahanya agar kontolku leluasa menghujam ke duburnya.
"Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.. Akh.."
Dan setelah 4 jam kami bercinta, kontolku menyemburkan sperma di dalam rahim Adam, dan Ia pun menyemburkan sperma yang sangat banyak di dadaku.
Kami berbaring sesaat sambil beristirahat, aku mencium bibirnya yang manis, lalu keningnya. Setelah itu, kami membersihkan diri bersama. Ketika mandi pun kami kembali berciuman.
Tepat pukul 12 malam Adam sudah berganti pakaian, dan kami sudah selesai bercinta.
"ada telepon bunda bang, disuruh pulang" ucap Adam ketika aku mengganti pakaian.
"Iya dek, ayo abang antar." Jawabku. Adam menolak untuk diantar, aku selipkan uang pecahan Rp. 100.000,- sebanyak 20 lembar di kantongnya, dan Ia pun menolak. Aku paksa berkali-kali dan jawabamnya selalu sama.
"Uang Adam ada kok bang." Dengan senyuman yang menawan Ia menjawab.
Akhirnya aku menyerah, dengan berat hati aku hanya mengatarnya sampai mendapatkan taksi, dan aku sempat bertanya nomor Whatsappnya, dan ia menjawab akan Ia kirim via aplikasi Blued.
Akhirnya taksi itu meninggalkan lobby apartemenku, dengan membawa Adam di dalamnya. Aku diam sejenak, dan kembali ke unit apartemenku untuk beristirahat, sambil mengingat moment paling membahagiakan dalam hidupku. Aku melayang dalam imajinasi dengan Adam, seakan-akan ada bagian yang sangat penting dari diriku telah pergi mengikuti Adam.
Keesokan harinya aku membuka ponsel khususku, dan menyapa Adam. Ia membalas seperti biasa, kadang cepat kadang juga lambat. Aku maklumi, karena dia pagi-pagi sudah ke kampus. Aku juga menjalani rutinitasku di kantor seperti biasa. Hanya saja pikiranku lebih banyak memikirkan Adam.
Aku mulai sering membuka ponsel khusus untuk memantau posisi Adam, menanyakan kabarnya, dan Adam pun membalasnya seperti biasa. Kami chatting seperti teman biasa, meskipun Ia jauh lebih muda dariku.
Hampir seminggu berlalu, aku semakin bingung dengan hubungan kami, setiap kali aku chatting dan bertanya tentang apa yang kami lakukan waktu itu, Adam tidak pernah menjawab. Tetapi dia akan selalu membalas pesan-pesanku, selama aku tidak bertanya kapan bisa kembali bertemu. Aku berpikir sepertinya, kami tidak akan bertemu lagi,
"Mungkin Adam tidak menyukaiku, atau tidak nyaman berhubungan denganku. Aku sudah cukup dewasa dan mengalami hal-hal seperti ini bukanlah hal yang luar biasa" aku membatin. Aku harus melupakannya, jangan lagi mengirim pesan kepadanya. Bahkan setelah dua kali aku minta nomor WA, Adam tidak kujung memberikannya.
"Aku harus pegang erat prinsip yang sudah aku bangun. Adam tidak lebih tampan dari Fandy, mainnya tidak lebih baik dari Sebastian." Lagi-lagi aku membatin.
Akhirnya kuputuskan untuk melupakannya. Namun tidak sampai satu jam aku kembali membuka Blued dan memantau akun Adam, sekuat tenaga aku coba untuk tidak memulai chat lebih dulu. Kadang, aku sudah berhasil tidak memantau Adam, dengan memasukkan ponselku ke dalam safety box. Dan ketika aku buka ponsel itu, ada banyak pesan dari Adam, dia menanyakan kondisiku, sudah makan atau belum, menyemangatiku dalam beraktifitas.
Aku sangat bahagia membaca pesan-pesan itu, ruang kosong yang ada di hatiku kembali terisi. Dan aku membalas pesan-pesannya, dan seperti biasa, Adam merespon kadang cepat kadang lambat, dan aku memaklumi itu.
Aku bingung dengan kondisiku ini, kucoba menghubungi Sebastian, Ia datang ke apartemenku, kami bersetubuh, tapi aku tidak mendapatkan lagi kenikmatan yang selama ini aku dapatkan dari Sebastian. Remaja SMA itu melayani nafsuku dan memberikanku kenikmatan seperti biasanya, sangat nikmat ketika aku menyetubuhinya, ketika kontolku masuk ke dalam lubang duburnya yang putih dan mulus terasa begitu nikmat, tapi entahlah, setelah Ia pulang, aku tetap merindukan Adam.
Aku tidak tahu apa yang terjadi. Adam tidak menghilang, dia selalu ada, kami berkirim pesan melalui aplikasi biru setiap hari, tapi entah mengapa Adam terasa begitu jauh.Kadang pernah terpikir olehku untuk bertanya apa yang Adam mau? Uang? Aku bersedia memberikannya seberapa yang Ia mau, selama aku masih mampu. Mobil? Ponsel mahal? Pakaian mahal? Aku akan berikan.
Tapi aku takut Adam merasa direndahkan apabila aku menyampaikan itu. Kami chatting setiap hari, dan isinya hanya obrolan ringan yang kosong. Tentu saja pesan-pesan dari Adam membuat aku bahagia, dan kembali bersemangat menjalankan aktifitasku, tapi pada akhirnya aku akan kembali kosong.
Tanpa terasa waktu berlalu. Hari ini sudah dua bulan dari terakhir pertemuan kami. Mungkin akan lebih mudah bila Adam memblokir akunku, tidak usah membalas pesan-pesanku, atau tidak memulai mengirim pesan yang berisi perhatian lebih dulu. Banyak orang yang menghilang setelah bertemu sekali, dan itu sangat biasa, aku bertanya kenapa Adam tidak menghilang saja. Setiap aku bertanya serius apakah mungkin kita bertemu lagi, lagi-lagi Adam tidak akan menjawabnya.
Kadang aku kesal, aku matikan ponselku selama dua hari, tapi yang terjadi sama seperti nelayan yang memasang jaring. Aku semakin tidak sabar ingin menghidupkan ponsel itu dan melihat notifikasi, dan benar saja, ada banyak pesan-pesan dari Adam.
Ia bertanya kabarku, dan semuanya memperlihatkan bahwa Adam peduli denganku. Aku berdiri di balkon apartemenku, sambil menatap pesan-pesan dari Adam.
DUAAAAAAAAAAAAAAAR
Pertahanan terakhirku runtuh. Aku menyerah tanpa syarat dengan perasaanku, aku tahu bahwa aku telah jatuh cinta. Prinsip "NGGAK BOLEH BAPER" hanya menjadi omong kosong belaka. Perasaanku saat ini, sama persis ketika aku berpisah dengan pacarku 10 tahun lalu, hanya saja sekarang aku sudah dewasa dan paham betul bahwa hanya WAKTU YANG AKAN MENGOBATI KERINDUAN INI.