Tiga tahun yang lalu..
Jakarta
Di rumah Bayu,
Di kamar Titah..
"Tugas kuliah selesai juga akhirnya, hehe", kata Titah yang baru saja selesai mengerjakan tugas kuliahnya.
Di meja makan..
"Rel..", Olivia memanggil Farel.
"Iya bu, kenapa ?", tanya Farel.
"Panggil tetah gih di kamarnya", jawab Bayu.
"Oke pak", kata Farel.
"Tunggu bang, Rahel ikut ke kamarnya tetah", sambung Rahel.
"Ya sudah yuk", kata Farel lagi.
"Oke..", seru Rahel.
Tok, tok, tok !! . Suara pintu rumah di ketuk.
Masih di meja makan..
"Siapa yang datang bertamu ya", kata Olivia.
"Tunggu bu, biar Rahel saja yang buka pintunya, bang, Rahel buka pintu saja ya, abang Farel ke kamarnya tetah sendiri saja ya, hehe", sambung Rahel.
"Oh, It's okay", kata Farel.
Di depan rumah Bayu..
"Semoga Titah senang, untung saja saya tahu bunga yang dia suka dan aku membawanya", kata Irfandi di dalam hati.
Tok, tok, tok !! . Suara pintu di ketuk.
Di ruang tamu..
"Iya tunggu", kata Rahel yang akan membuka pintu rumah.
Di depan rumah Bayu..
"Eh ada om Fandi", kata Rahel baru saja membuka pintu rumah dan Rahel juga melihat Irfandi di depan rumah.
"Iya, assalamu'alaikum dik, tetah nya ada tidak di rumah ?", tanya Irfandi.
"Wa'alaikumussalam om, ada di kamar, masuk dulu yuk om Fandi", jawab Rahel.
"Oh okay", kata Irfandi.
Di meja makan lagi..
"Siapa ya bu kira-kira yang datang ke rumah ?", tanya Bayu.
"Tidak tahu mas Bayu", jawab Olivia.
"Om Fandi, bu, pak", kata Rahel.
"Oh, Fandi..", seru Bayu dan Olivia.
"Iya calon kakak ipar, hehe", kata Irfandi.
Di depan kamar Titah..
Tok, tok, tok !! . Suara pintu kamar di ketuk.
Di kamar Titah..
"Masuk", kata Titah yang mendengar pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.
"Assalamu'alaikum tetah", Farel memberikan salam pada Titah.
"Wa'alaikumussalam rel", Titah menjawab salam dari Farel.
"Yuk kita ke meja makan", kata Titah.
Di meja makan lagi..
"Makan malam bersama sekalian ya Fandi di rumah", kata Olivia.
"Iya om, makan malam disini saja ya, itu tetah", sambung Rahel.
"Ambil piring satu lagi ya Rahel di dapur", kata Bayu.
"Delapan enam", sambung Rahel.
"Sekalian sendok, mangkuk, dan gelas ya hel", kata Olivia lagi.
"Delapan enam", sambung Rahel lagi.
"Oh ada om Fandi, loh kembarannya mana ?", tanya Farel.
"Iya, kembarannya om nonton konser dik", jawab Irfandi.
"Oh, ya sudah yuk makan malam, kamu pimpinan doa ya Fandi", kata Bayu.
"Delapan enam hehe", sambung Irfandi.
Bandung
Di rumah pak Krisna,
Di ruang keluarga..
"Besok kita ke jakarta mas Krisna, memberitahu Titah, kalau Titah sudah di jodohkan", kata bu Dewi.
"Iya dik", sambung pak Krisna.
"Mas Krisna, tapi bagaimana kalau Titah sudah punya pacar dik ?", tanya bu Dewi.
"Ya tetap tidak bisa dik, Titah tetap harus menikah dengan anaknya mas Joko, bukan dengan orang lain, ingat dik bukan dengan orang lain", jawab pak Krisna.
Jakarta
Di rumah Bayu,
Masih di meja makan..
"Alhamdulillah kenyang", kata Rahel.
"Mas Bayu, saya boleh ya ajak Titah jalan-jalan sebentar", kata Irfandi yang meminta izin pada Bayu.
"Boleh Fandi", kata Bayu yang mengizinkan Irfandi pergi dengan Titah.
"Tapi pulangnya jangan malam-malam ya Fandi, Titah juga di jaga ya Fandi, mbak titip Titah juga ya Fandi, ingat satu lagi pulang jangan ada yang lecet atau kurang satu apapun dari Titah ya Fandi", kata Olivia yang juga mengizinkan Irfandi mengajak Titah pergi.
"Siap delapan enam", kata Irfandi.
Di rumah pak Sunar,
Di ruang tengah..
"Loh Arfani, Irfandi mana ya kok tidak pulang bersama kamu ?", tanya bu Dian.
"Iya bukannya tadi Irfandi itu pergi berdua bersama kamu ya ?", tanya pak Sunar.
"Mati gua bagaimana jawab pertanyaan bapak dan ibu ya", kata Arfani didalam hati.
"Loh kok diam, hayo dijawab pertanyaan bapak dan ibu, fan", kata bu Dian.
"Fandi", jawab Arfani yang sedang mencari alasan dengan gugup.
"Iya Fandi, mana Fandi ?", tanya bu Dian lagi.
"Emm Fandi, Fandi, Fandi", jawab Arfani yang masih mencari alasan dengan gugup.
"Duh Fandi bagaimana ini, duh bagaimana jawabnya juga ini", kata Arfani didalam hati lagi.
"Kok sekarang diam, Fandi mana fan ?", tanya bu Dian lagi.
Di depan rumah pak Sunar..
"Assalamu'alaikum", Titah dan Irfandi memberikan salam pada bu Dian, pak Sunar, dan Arfani.
Di ruang tengah lagi..
"Wa'alaikumussalam", pak Sunar, bu Dian, Arfani menjawab salam dari Titah dan Irfandi.
"Itu seperti suara Fandi, huh alhamdulillah selamat, selamat", kata Arfani didalam hati yang menghembuskan nafas.
"Pada ngumpul disini, tumben", kata Irfandi.
"Loh kamu sama Titah ya Fandi ?", tanya bu Dian.
"Iya bu sama Titah, maaf telat", jawab Irfandi.
"Iya tidak apa", kata bu Dian.
"Pakde, bude", Titah mencium tangan pak Sunar dan bu Dian.
"Iya nak", kata pak Sunar dan bu Dian.
"Ini ada oleh-oleh pakde, bude", kata Titah yang memberikan sesuatu untuk pak Sunar dan bu Dian.
"Oh iya, terimakasih", kata bu Dian.
"Iya bude sama-sama", sambung Titah.
"Ya sudah ajak Titah ke atas gih, Fandi, bapak dan ibu mau ke kamar", kata pak Sunar.
"Iya pak, yuk yank", sambung Irfandi.
"Iya, permisi pakde, bude", kata Titah.
"Iya nak", seru pak Sunar dan bu Dian.
Di rumah Bayu,
Di ruang TV..
"Ini sudah jam berapa ya mas ?", tanya Olivia.
"Jam sembilan dik", jawab Bayu.
"Mas telepon Fandi ya, suruh bawa Titah pulang sudah jam sembilan malam", kata Olivia.
"Iya dik", sambung Bayu.
"Nah anak-anak sudah malam, kalian masuk ke dalam kamar ya besok kalian sekolah", kata Olivia lagi.
"Delapan enam bu", sambung Farel dan Rahel.
Di rumah pak Sunar,
Di balkon..
"Katanya mau jalan-jalan kok malah ke rumah mu, mulai pintar ya kamu bohong dan cari alasannya, bagaimana kalau kita menikah nanti, pastinya..", kata Titah yang dipotong perkataannya oleh Irfandi.
"Hehe maaf sayang, habisnya itu saja caranya supaya bisa ajak kamu keluar dan ke rumahku, kalau nanti kita menikah mana mungkin saya berani berbohong dan mencari alasan seperti itu yank", kata Irfandi yang memotong perkataan Titah.
"Yank hp bunyi tuh", kata Titah.
"Iya sayang", sambung Irfandi.
"Siapa tuh ?", tanya Titah.
"Kakak ipar hehe, sebentar saya angkat telepon dari kakak ipar dulu ya yank", jawab Irfandi.
"Oh oke", kata Titah.
Percakapan Bayu dan Irfandi lewat telepon.
"Assalamu'alaikum mas Bayu", Irfandi memberikan salam pada Bayu.
"Wa'alaikumussalam Fandi", Bayu menjawab salam dari Irfandi.
"Kamu antar Titah pulang ya dik sudah jam sembilan malam soalnya", kata Bayu.
"Iya mas, ini baru mau antar Titah pulang kok", sambung Irfandi.
"Oke, mas tunggu di rumah ya", kata Bayu.
"Iya mas", sambung Irfandi.
"Assalamu'alaikum", Bayu memberikan salam pada Irfandi.
"Wa'alaikumussalam", Irfandi menjawab salam dari Bayu.
Masih di balkon..
"Yank yuk, sudah di telpon suruh pulang", kata Irfandi.
"Iya yuk", sambung Titah.