Bel tanda akhir pelajaran telah berbunyi.
Namun saat Raka melangkah keluar, bersama teman-temannya. Mereka disambut oleh begitu banyak siswa di luar kelas. Jelas, dari sudut pandang mereka semua, mereka ingin menjilat orang kaya.
"Rak," teriak banyak gadis serempak, memanggil nama Raka.
Raka bingung dengan semua ini, dan dia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Namun yang mengherankan Raka, mereka tidak malu untuk menjiplaknya, setelah mengetahui kekayaan Raka.
meskipun di masa lalu tidak ada yang seperti ini, meskipun dia mungkin mengira dia cukup tampan.
Karena dia tidak tahu harus berbuat apa, dia juga tidak ingin menyinggung teman-teman sekolahnya. Yang bisa Raka lakukan saat ini, hanya tersenyum dan mengangguk pada semua siswi yang menyapanya.
"Sadarkah kau, dia sangat tampan dan menawan," tiba-tiba terdengar suara seorang gadis memuji Raka. Gadis itu pun langsung menghampiri dan menggandeng tangan Raka sambil tersenyum manis. Jika pantas, mungkin gadis itu akan langsung melahap Raka hidup-hidup. karena dia merasa sangat bergairah dengan pria Raka ini.
Namun karena saat ini dia masih menjadi bodyguard, dia ditugaskan untuk menunggu Raka pulang sekolah.
Si bodyguard sigap berlari, sebelum segera melepaskan Raka dari kerumunan gadis-gadis di sini.
Raka yang merasa risih dengan aksi tersebut hanya bisa berkata, "Sampai jumpa besok teman-teman..." ucapnya sambil berjalan menuju tempat parkir bersama kedua bodyguardnya.
Karena saat ini sudah ada bodyguard, jadi tidak ada yang berani mendekati Raka lagi.
namun saat ini ada seorang gadis bernama Laras yang mengumpat dalam hati, bagaimanapun juga dia tidak akan pernah rela jika tidak memiliki Raka.
'Suatu hari aku akan menjadi orang yang akan membawamu ke pelaminan,' pikir Laras dalam hati sambil tersenyum sendiri.
***
Hari itu adalah hari yang melelahkan, sesampainya di rumah Raka ia langsung beristirahat di kamarnya, saat itu juga ia memikirkan sesuatu.
Jika dia kaya raya, apa yang akan disukai semua orang. Hanya saja harta saudaranya yang sedikit untuk dipamerkan, itu sudah membuat semua orang seperti itu.
setidaknya itu yang dia pikirkan saat ini.
Tanpa disadari, mungkin karena saya merasa cukup lelah. Akhirnya Raka tertidur setelah pulang sekolah. Dan Raka bangun lagi sekitar pukul 16.26. saat terbangun, Raka langsung keluar dari kamar. hingga di luar ruangan, tepatnya di ruang tamu. Raka dikejutkan oleh Deni yang sedang bermain catur bersama kakaknya.
"Oh, jadi sekarang kamu sudah punya pasangan?" Raka berbicara sambil berjalan ke arah Deni dan kakaknya.
"Hahaha, salah kamu sendiri dek, kok tidur jam segini?" Balas Bima dengan sedikit tertawa juga.
"Skakmat, hahaha," Danny tertawa penuh kemenangan. "Karena aku menang, jadi bagaimana dengan janjinya, kak?" Deni menambahkan berbicara dengan menunjukkan giginya.
"Janji? Apa janjinya?" tanya raka sambil menghadap Bima.
"Hahaha, tenang saja, aku pasti akan memenuhinya." Jawab Bima menanggapi Deni.
Sebelum Bima mengalihkan pandangannya kembali ke Raka.
"Baiklah dek, aku sudah berjanji pada temanmu ini, jika aku akan meminjamkannya sebuah Ferrari untuk pergi dengan seorang wanita," tambah Bima menanggapi Raka.
"Loh, kok cuma Deni yang dipinjamkan," Raka cemberut
Ferrarinya??" Raka menambahkan sambil ngambek
"Hahaha,.. kamu kan, dari dulu kamu dimanjakan seperti ini, kan, itu Ferrari buat kalian semua, jadi terserah kamu mau pakai apa." Jawab Bima sambil tertawa.
"Oh apa??"
suara ini berasal dari Raka dan Deni, keduanya sangat terkejut dengan apa yang terjadi di depan mereka saat ini. Siapa sangka Ferrari semewah itu diberikan kepada Raka secara cuma-cuma.
Mereka berdua hanya menganga dan membuka mulut lebar-lebar. sepertinya tidak percaya ini.
untuk memastikan ini bukan mimpi, Deni mencubit tangan Raka "Ahhh sakit" rengek Raka.
"Itu artinya kamu tidak sedang bermimpi," kata Deni masih tak percaya.
"Mas Bima, pasti bercanda kan?" Tanya Raka untuk memastikan.
"Ngapain bercanda soal mobil yang akan kuberikan pada adik tercinta," Bima tersenyum menjawab pertanyaan Raka.
Jelas saat ini Bima sangat yakin akan hal itu.
"Wah, bagus sekali, ini bisa menjadi kesempatan kita, bisakah kita menggunakan mobil ini untuk datang ke pesta ulang tahun Angelica?" saran Deni.
"Ya, apa yang kamu katakan itu benar, tapi tetap saja... aku tidak bisa mengendarai mobil sendiri, itu berarti kamu yang akan mengemudi, kan Den?" kata Raka menjelaskan, sebelum bertanya.
"Hah... Kenapa harus aku?kayaknya nggak bisa hehe, toh saya harus jemput Susi dan ajak dia ke pesta, pasti dia tambah cantik dan menawan kalau turun dari ferrari bersama saya," jawab Deni sambil membayangkan bagaimana indahnya berjalan bersama wanita cantikSusi, menggunakan Ferrarimobil."
kereta
gerbong
gerobak
oto
wagon
pedati
hey tenang aja dek, kamu berangkat sama Mas Bima, jadi aku biarin kamu yang nyetir buat adikku tersayang," kata Bima sambil menepuk punggung Raka.
"Oh iya, hehe kok bisa lupa, kalau Bima juga ikut ke pesta," jawab Raka sambil menepuk keningnya, "Kalau begitu, bodyguardnya juga ikut nggak, mas?" tambah Raka pada Bima.
"Untuk bodyguard biar nanti naik brio, lagipula cuma ada dua jadi cukup naik brio" jawab Bima menjelaskan, "sudah, kalau begitu, aku mau mandi dulu ya. terus kalau masih mau ngobrol bareng," tambah Bima.
"Ya, Tuan," kata Rakka.
"Iya mas Bima," jawab Deni.
Setelah itu Bima berdiri dan berbalik meninggalkan Raka dan Deni.
"Eh, iya… aku lupa menanyakan ini," kata Raka setelah mengingat sesuatu, "dari mana Bima mendapatkan uang sebanyak itu untuk membeli semua Ferrari ini, tidak mungkin dari gajinya? Lagi pula, mas Bima baru bekerja sekitar tiga bulan, tidak mungkin kan dia bisa mendapat gaji miliaran rupiah? tambah Raka meminta Deni, untuk meminta pendapat.
Benar, baru sekarang Bima terlihat sangat aneh. Bahkan Bima juga bisa membawa dua pengawal. yang ia bawa langsung dari perusahaan tempatnya bekerja. Namun yang membuat Raka semakin bingung adalah. bagaimana Bima bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Untuk membeli 3 mobil Ferrari yang harganya hampir 15 milyar rupiah.
"Eh Raka, sebaiknya kamu jangan terlalu mikir sana-sini. Yang terpenting sekarang kamu punya mobil Ferrari yang mewah, jadi mulai sekarang kamu tidak perlu terlalu asik dengan seorang wanita!!!" Jawab Deni sambil memberi saran.
saat ini, Deni merasa seperti berada di surga. karena tidak pernah terpikir olehnya untuk bisa mengendarai mobil mewah Ferrari. Yang biasanya hanya dimiliki oleh artis dan pengusaha kaya.
"Masalah sama cewek lagi ya,..dasar Deni," kata Raka sambil tersenyum kecut pada Deni.
meski begitu, Raka juga berimajinasi dan memikirkan dirinya sendiri. "Gimana, kalau nanti aku ajak Angelica jalan-jalan naik Ferrari, pasti seru banget, mungkin Angelica juga cocok banget mengendarai mobil mewah, toh dia sangat cantik," pikir Raka sambil tersenyum sendiri.
Raka dan Deni terus mengobrol dan bercanda. Tak terasa, malam baru saja tiba.
Akhirnya mereka memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian.
setelah berganti pakaian, mereka kemudian makan malam, dengan makanan yang telah disiapkan oleh para penjaga.
"Ternyata sebagai pengawal, mereka bukan hanya ahli berkelahi ya? Mereka juga ahli memasak, ini sudah terbukti sekali, masakan mereka enak sekali," kata Deni setelah menelan makanan.
"Ya begitulah seharusnya, karena sebelum resmi menjadi bodyguard, mereka dulu menjalani pelatihan kehidupan militer, jadi pasti akan belajar memasak juga, karena mereka juga harus membiasakan hidup mandiri." jawab Bima sambil menjelaskan.
"Oh iya dek, kalau mau jago silat seperti Bima, lebih baik mulai belajar sedikit ilmu dari mereka yang cukup ahli silat!!" tambah Bima menyarankan.
"Emm, bagaimana dengan itu..." jawab raka sebelum berpikir sejenak, setelah itu Raka mengangguk dan melanjutkan "Aku ikut Bima saja, bagaimana?"
"Hmm, bagus… kamu selalu mengikuti apa yang mas sarankan," kata Bima memuji Raka.
"Hehe makasih mas," kata Raka sambil tertawa kecil. karena selalu merasa senang, setiap kali Bima memujinya.
"Oh iya, udah siapin kado untuk ultah Angelica Jonson?? Aku sendiri sebenarnya bingung mau ngasih kado yang murah apa nggak sih," tanya Deni sambil meminta pendapatnya. karena dia juga merasa bingung tentang hal ini.
"Hmmm jangan bingung.. beli saja hadiah yang cukup pantas untuk Angelica, untuk masalah uang, kalian pakai ini saja!!" bima menjawab pertanyaan Deni, sebelum meletakkan kartu banknya di atas meja makan, "Ada saldo sekitar 2 miliar rupiah di kartu itu, kamu bisa menggunakannya, untuk membeli barang yang kamu inginkan, dengan semua uang itu, dan untuk kata sandi, ini hari ulang tahunmu." Rakka." tambah Bima menjelaskan dengan santai. "Apa??"
lagi-lagi Raka dan Deni terkejut lagi dan lagi, seperti biasa mereka hanya melongo, dan melebarkan mata serta mulut mereka.
Ini terjadi terutama pada Raka, dia benar-benar tidak menyangka. Jika saudaranya bisa memiliki uang sebanyak ini.
"Hei hei,,." bima mengulurkan tangannya dan melambaikannya di depan wajah Raka dan Deni, "Apakah shocknya sudah selesai?" tambah Bima bertanya sambil tersenyum.
"E-uh iya pak, ah saya bingung pak, tapi sebelum itu.. terima kasih mas, untuk semuanya," kata raka dengan haru, setelah itu ia bangkit dari duduknya sebelum langsung memeluk saudara laki-lakinya.
"Hehe, tenang aja… kalau bisa, aku yakin kamu akan memberikan segalanya untuk adikku," jawab Bima membalas pelukan Raka.
"Oke...kalau begitu, sekarang pergilah kemanapun kamu mau, dan belilah apapun yang menurutmu pantas, untuk diberikan sebagai hadiah ulang tahun temanmu!!" tambah Bima memberi perintah.
"Hehe, iya mas…" jawab Raka dengan mata berkaca-kaca, karena merasa sangat terharu dan bahagia. Dengan adanya Bima, Raka selalu bisa bahagia dan terlindungi. Mungkin itu juga alasannya, kenapa Raka sangat menyayangi kakaknya.
***
akhirnya Raka dan Deni pergi, dan kali ini ditemani dua pengawalnya. raka berencana memberikan kalung berlian untuk Angelica. Jadi mereka langsung menuju ke toko emas dan berlian di luar kota. karena di kota ini tidak ada toko emas dan berlian yang cukup mewah dengan harga ratusan juta. Sama seperti pikiran King saat ini.
Sesampainya di toko, mereka langsung disambut dengan sapaan hangat oleh para penjaga toko.
Pelayan memiliki alasan mengapa mereka melakukan itu. yang jelas karena para pelayan pernah melihat Raka dan Deni turun dari Ferrari yang harganya hampir 5 milyar rupiah itu.
Benar-benar orang kaya. Setidaknya itulah yang dipikirkan semua orang tentang Raka dan Deni saat ini.
"Tolong tuan-tuan, pilih barang-barang di sini, yang menurut Anda paling bagus dan menarik bagi Anda," pelayan itu berbicara dengan sangat sopan dengan sedikit membungkuk.
deni malah tidak percaya dengan pemandangan di hadapannya saat ini, 'Beginikah rasanya menjadi orang kaya sejati, bahkan sampai pelayan pun membungkuk hormat pada kita,' kata Deni kepada diri.
Raka melihat-lihat sebentar, sebelum langsung tertarik dan memilih. kalung emas dengan berlian berbandul yang sangat indah, yang saat ini tergantung di dinding toko.
"Tolong ambil yang itu," Raka mengacungkan jari telunjuknya ke sebuah kalung emas berbandul berlian, "Itu dijual juga, kan?" tambah Raka bertanya pada pelayan.
Pelayan itu kaget dan tersentak setelah melihat apa yang ditunjuk tangan Raka.
"apa?? kalung emas yang begitu mahal.
."Iya, saya tertarik, tolong ambilkan yang itu, saya mau lihat dulu," jawab Raka sambil tersenyum santai.
Adapun para pelayan, mereka hanya bisa menelan air liur mereka dengan susah payah. setelah melihat tatapan tajam kedua bodyguard yang dibawa oleh Raka dan Deni. akhirnya pelayan hanya bisa mengangguk sedikit sebelum memutuskan sesuatu. Karena tidak berani melanggar perintah Raka, tapi dia juga tidak berani menurunkan kalungnya.
"Mohon tunggu sebentar Pak, nanti biar atasan saya turunkan kalungnya," jawab pelayan dengan memaksakan senyum, sebelum berbalik dan langsung masuk ke ruangan pengelola.
Setelah sampai di kamar pengelola, pelayan langsung menceritakan semua yang terjadi di luar.
mendengar cerita dari pelayannya, si manajer langsung terkejut dan bangkit dari tempat duduknya.
Namun, pengelola juga tidak berani menyinggung pelanggan yang begitu penting.
setelah apa yang dikatakan oleh pelayan, manajer memutuskan untuk pergi, dan menemui Pak Randika sendiri.
dari luar terlihat keluar, seorang maid yang baru saja memasuki ruangan manager. Setelah itu, di belakang pembantu juga keluar seorang wanita. wanita itu sangat cantik dan menawan, berusia 30-an, dan sekarang sedang berjalan ke arah mereka.
"Apakah Anda Tuan Randika??" tanya manajer untuk memastikan.
manajer juga sedikit membungkuk ketika ditanya barusan.
Banyak tatapan iri melihat pemandangan ini. mungkin karena mereka belum pernah melihatnya sebelumnya. Jika pengelola secara pribadi melayani pembeli di toko ini.
namun setelah mendengar cerita dari orang lain di tempat ini, dan melihat Ferrari di tempat parkir, saya memutuskan untuk mencobanya. Mereka dengan cepat menghilangkan rasa irinya.
"Ternyata orang ini adalah raja sejati, apakah dia juga bisa dibandingkan dengan Rafi Ahmad?" banyak orang bergumam dan mulai memberikan penilaian mereka sendiri.
"Ya, saya Raka Randika," jawab Raka dengan anggukan, "Saya ingin kalung itu, apakah dijual?" Raka menambahkan sambil mengarahkan jari telunjuknya ke kalung di dinding.
Tanpa banyak basa-basi sebelumnya, Raka langsung menyatakan minatnya.
Alasannya karena saat ini dia sedikit malu dengan banyak mata yang menatapnya kagum.
oleh karena itu, dia ingin cepat membeli kalung itu. Untuk meninggalkan toko ini dengan cepat.
"Maaf pak,.. tapi,.. yakin mau beli? sebenarnya itu adalah barang paling berharga dan termahal di toko kami, karena paling mahal jadi kami tidak berani mengambil resiko meletakkannya di etalase,... barang itu harganya 345 juta rupiah, serius tentang membelinya pak?" jawab manager sambil menjelaskan dengan sopan, karena memang manager tidak akan berani, jika menyinggung orang seperti Raka.
"Oh tidak apa-apa, aku sangat serius dan pasti akan membelinya, pokoknya… ini juga untuk kado ulang tahun dari temanku, yang mungkin dia juga jauh lebih kaya dari kakakku, yang memberikan fasilitas ini kepada saya, makanya,.. saya tertarik untuk membeli barang yang paling berharga sebagai hadiah, karena saya merasa kurang percaya diri, ketika harus memberikan hadiah, yang kurang berkelas," jawab Raka sambil menjelaskan.
Terlihat jelas dari nada suaranya saat menjelaskan. Raka itu sepertinya tidak ingin menyombongkan diri. dan tetap jujur pada semua orang, bahwa semua yang dia miliki adalah milik saudaranya.
Mendengar penjelasan Raka, sang manager mulai berpikir sejenak. Setelah cukup berpikir, dia segera memutuskan tidak apa-apa untuk menjual barang paling berharga di tokonya.
"Baik tuan, saya akan segera mengambilkannya untuk anda" jawab manager setelah selesai berpikir.
"Ya, terima kasih," katanya sambil mengangguk.
setelah itu pengelola dibantu oleh beberapa asisten toko. Ambil kalung berlian emas dari dinding. Sebelum langsung menunjukkannya terlebih dahulu kepada Raka.
setelah melihat kalung itu dari dekat, Raka semakin yakin untuk membelinya. Sebagai hadiah ulang tahun untuk Angelica.
"Tolong bungkus dengan rapi, karena ini untuk wanita yang sangat spesial." kata Raka sambil mengembalikan kalung itu kepada manager.
"Iya pak.. mohon tunggu sebentar" jawab manager sambil mengambil kembali kalung itu dan membawanya kembali untuk dibungkus.
"Mau yang ini,... yang ini, bungkus rapi juga, karena yang satu juga untuk kado ulang tahun, dan yang satu lagi untuk kado.... intinya ada hehe," skarang Deni sedang berbicara dengan pelayan. Ketika dia selesai memilih kalung yang cukup mewah juga.
"Ya tuan, tolong tunggu sebentar," jawab pelayan itu dengan anggukan. Di hadapannya, segera mengambil kedua kalung emas itu dan juga membawanya kembali untuk dibungkus.
Terlihat bahwa manajer dan pelayan ada di sini. tidak berani membuat pelanggan seperti Deni dan Raka menunggu terlalu lama. dan dengan cepat, mereka menuruti permintaan Deni dan Raka.
"Pak, dari Magelang juga?"
Tiba-tiba ada yang langsung menanyakan Raka dan Deni.
"Tuan, Anda belajar di sekolah mana?"
datang lagi, ada yang bertanya pada Raka dan Deni.
"Tampan, apakah kamu punya pacar, aku lajang, lo ..."
sekarang ada cewek genit juga balas.
"Pria ini benar-benar tampan, sungguh."
"Aku pasti akan menjadi wanita paling beruntung, jika aku bisa menjadi pasangannya, aku benar-benar tidak akan menyia-nyiakannya kan?"
Semakin banyak suara yang berkomentar, bertanya, dan menjilat. namun Raka tidak menanggapi satupun dari mereka. yang bisa dilakukan Raka saat ini hanyalah menundukkan kepalanya karena malu.
Ternyata menjadi kaya tidak sebaik yang dipikirkannya selama ini. Hanya harta saudaranya yang sampai ke kondisi ini. Bagaimana jika suatu saat dia kaya dengan usahanya sendiri.
akan lebih memalukan dari ini.
Karena pasti akan semakin banyak orang yang akan menyukainya. Mungkin untuk berteman dengannya.
Itu juga alasan mengapa Raka selama ini tidak pernah menunjukkan dirinya memiliki mobil atau rumah mewah.
karena dia tidak ingin punya teman, yang hanya melihat kekayaannya. "Maaf membuat kalian berdua menunggu begitu lama, ini semua pesanan kalian, kami telah mengemas semuanya dengan baik," kata manajer setelah kembali ke ruang depan, dan membawa 3 kotak tempat kalung itu berada.
Manajer pun langsung memberikan semua kotak itu kepada Raka dan Deni.
"Ya, terima kasih," jawab Raka sambil tersenyum dan mengangguk, sambil menerima kotak itu.
"Terima kasih," Deni pun demikian.
"Apakah anak ini serius, membeli semua kalung itu?" suara ini datang dari seorang wanita paruh baya. Terlihat wanita ini cemburu pada Raka dan Deni.
Dia telah bekerja siang dan malam. Belum mampu beli Ferrari, tapi anak ini, semuda itu sudah punya dua Ferrari dan bodyguard, apa-apaan ini, dunia ini tidak adil.
Itulah yang dipikirkan wanita paruh baya itu.
"Ya, dia sendiri yang berbicara sebelumnya, semua ini diberikan oleh kakak laki-lakinya, jadi semua ini jelas bukan miliknya." kata suami wanita itu menanggapi dengan tatapan sinis.
"Ayolah, maunya dari saudaramu dari siapa saja, kamu ada urusan apa dengan kamuhaha,..kalau kamu cemburu, katakan saja, kamu tidak perlu menyindir, hahaha," suara ini terdengar dari orang lain. di tempat tersebut.
Pasangan itu langsung terdiam, setelah mendengar seseorang berbicara barusan. ditambah lagi, sekarang terlalu banyak yang melihat mereka dengan mata mencemooh.
Raka Senei juga tidak terlalu peduli dengan orang ini. Yang dia lakukan hanyalah menggesekkan kartu di tangannya ke mesin pos. Dan langsung masukkan password yang menurut kakaknya adalah hari ulang tahunnya.
'Kasihan, passwordnya salah kalau saya tidak melakukannya... kartunya tidak ada saldo sama sekali,' pikir wanita itu masih kesal dengan Raka.
meski tak saling mengenal, terlihat jelas wanita ini sudah membenci Raka. karena Raka yang masih anak-anak bisa memiliki segalanya, dibandingkan dengan dirinya sendiri.
tiba-tiba, mesin pos berbunyi "ding", disusul suara, "terima kasih,.. pembayaran 460 juta rupiah telah dikreditkan,"
Suara di toko segera menjadi sunyi tanpa suara. Setelah semua orang mendengar suara mesin pos.
mulut semua orang terbuka lebar, dan telur ayam mungkin bisa masuk.
"Apa??"
Entah siapa yang memecah kesunyian kali ini.
karena tiba-tiba, toko itu kembali diramaikan oleh suara orang-orang yang terkejut.
Hal ini juga terjadi pada pasangan wanita dan pria tadi.
'Mereka benar-benar membeli berlian seharga 460 juta rupiah? dan itu bahkan tanpa mengedipkan mata?' pikir salah satu orang di sana, ketika dia juga menelan ludahnya dengan susah payah.
ketika terjadi keributan dan saling bertanya diantara semua pengunjung disini. Saat itulah Raka dan Deni menemukan kesempatan untuk melarikan diri dari kerumunan, dan segera naik ke mobil mereka untuk kembali ke Temanggung.
dalam perjalanan disuguhkan pemandangan, berbagai bangunan hotel, perkantoran, hiburan, wisata, dan lain sebagainya.
"Proyek yang dipercayakan kepada keluarga Jonson ini benar-benar proyek yang sangat besar. Namun, baru beberapa bulan pembangunannya sudah mencapai hasil seperti ini. ternyata keluarga Jonson memang sangat piawai membangun proyek besar," kata Raka kagum sambil melihat ke luar jendela mobil.
Deni sendiri juga melihat ke luar, namun tidak menanggapi perkataan Raka. Setelah itu dia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Gimana rasanya jadi orang kaya kayak Angelica?" tanya Deni penasaran.
***
Tak begitu terasa, akhirnya mereka sampai di rumah Raka. merasa cukup lelah, mereka langsung masuk ke kamar dan beristirahat dengan tenang.
Keesokan paginya, di kelas mendengar. semua teman sekelas membicarakan ulang tahun Angelica yang akan diadakan malam ini.
"Hei kalian sini yuk ikutan diskusi ulang tahun Angelica," tiba-tiba Laras memanggil Raka dan Deni yang baru masuk kelas.
Laras pun menjelaskan sedikit tentang hal-hal yang dibahas kali ini.
Raka dan Deni dengan senang hati menghampiri Laras dan teman-temannya yang lain. untuk membicarakan semua hal ini.
Pagi ini Angelica sendiri juga belum masuk sekolah, jadi semua teman sekelasnya masih membicarakannya.
sejak mengetahui Raka sangat kaya, semua teman sekelasnya juga sangat ramah padanya.