Chereads / Raka Randika / Chapter 3 - Bab 3

Chapter 3 - Bab 3

Keluarga Angelica selalu memberikan contoh dan pelajaran kepada setiap anggota keluarganya.

Meski berasal dari keluarga kelas atas, mereka tetap harus bekerja keras. Jangan terlalu mengandalkan orang lain, karena belum tentu bisa mengandalkan orang lain selamanya.

misalnya hari ini, meskipun Angelica berasal dari keluarga yang sangat kaya. Ia tetap rendah hati, dan hanya datang ke sekolah diantar oleh sopir pribadi. Mobil yang dipakai pun hanya Pajero sport yang bagi keluarga kaya lainnya setingkat keluarga Jonson hanyalah mobil murahan.

tetapi keluarga mereka tidak terlalu peduli, dengan apa yang dikatakan orang. Yang terpenting bagi mereka adalah mereka bisa nyaman dan tidak terlalu mengganggu orang lain.

Meski begitu, sebenarnya setiap tahun, mereka mengadakan pesta ulang tahun untuk putri mereka, di sebuah hotel yang sangat mewah. dia juga melakukan ini untuk menunjukkan bahwa keluarga mereka juga tidak rendah. Tapi karena belum ada bangunan hotel berbintang di sini. terpaksa mengadakan pesta ulang tahun kali ini, akan diadakan di rumah mereka.

Khusus untuk teman sekelas Angelica akan diikutsertakan sebagai tamu VIP. karena teman sekelas Angelica, sangat penting menurut keluarganya dan Angelica sendiri.

mereka berempat dengan senang hati membagikan undangan ulang tahun Angelica.

Semua teman sekolah diundang, dari kelas 10 sampai kelas 12, tidak lupa semua guru dan kepala sekolah juga diundang.

mereka semua kaget saat menerima undangan tersebut. karena baru pertama kali ada yang mengundang mereka, untuk datang ke pesta ulang tahun, anak perempuan dari keluarga kelas atas.

Namun, semua teman dan guru di sekolah merasa senang dan bersyukur. karena Angelica meluangkan waktu, untuk mengundang mereka semua secara pribadi.

***

Hari ini mereka sangat kelelahan karena membagikan semua undangan di seluruh sekolah mereka. Alhasil, sore ini mereka tidak bermain seperti biasanya.

Raka sendiri terus hari ini melanjutkan belajar di rumah, sambil mengistirahatkan badannya yang kelelahan.

Bagi Deni dan Susi, keduanya sibuk sendiri dengan kecanggungan hubungan mereka yang semakin dekat.

'Sebenarnya... aku suka kamu, Susi, hanya saja aku merasa tidak enak, jika aku mati aku akan menyakitimu, karena kamu sangat berbeda dari gadis-gadis lain yang selalu bermain denganku...' kata Deni pada dirinya sendiri, ketika dia duduk di sofa di ruang depan rumah Raka.

"Mungkin suatu hari nanti, aku akan menjagamu dengan segenap jiwa dan ragaku, tapi itu setelah aku merasa cukup, dengan semua wanita yang sampai sekarang masih berstatus pacarku…" tambah Deni, masih berbicara sendiri.

***

Saat itu terjadi, ponsel Raka yang ia taruh di meja belajar bergetar dan berdering.

Raka segera mengambil ponselnya, untuk melihat siapa yang menelponnya kali ini.

Raka begitu terkejut setelah melihat layar ponselnya, karena ternyata itu adalah panggilan dari kakaknya, Bima.

bima sangat menyayangi adiknya, dan Raka sebaliknya. Tak ingin membuat sang kakak tercinta menunggu terlalu lama, Raka langsung mengangkat telepon dari sang kakak.

"Halo mas Bima? Apa kabar mas Bima disana? Bapak dan ibu sehat juga?"

raka langsung menyapa dan bertanya pada Bima, setelah panggilan tersambung.

"Hehe, iya halo, kamu tidak pernah berubah sama sekali, apakah kamu selalu mencintai keluargamu? kami semua merindukanmu juga ya, bagaimana dengan sekolahmu? Apakah kamu baik-baik saja??" Jawab Bima sambil menjelaskan panjang lebar, sebelum bertanya.

"Gak ada apa-apa mas, semuanya baik-baik saja mas Bima sendiri, apakah berjalan lancar?" Jawab Raka sebelum bertanya lagi.

"Ya, seperti ini dek, semuanya berjalan dengan baik, oh ya… aku ingin mengatakan sesuatu padamu, tapi tunggu aku pulang, sebenarnya aku juga kangen adikku…" jawab Bima sebelum sedikit menjelaskan.

"Eh iya tapi kapan Bima pulang Raka udah kangen ini sama Mas Bima" tanya Raka.

"Eh, kapan?" ucapan bima terhenti sejenak, "Kalau kamu, kapan kamu mau aku pulang?" tambah Bima meminta saran.

"Eh, Raka pengen banget Bima pulang secepatnya, tapi..."

"Oke, kalau itu maumu... besok aku pulang," kata Bisma sambil memotong perkataan Raka yang belum sempat selesai.

"Oh apa??" Raka benar-benar terkejut dengan perkataan kakaknya barusan.

sampai-sampai, saat ini, mulutnya terbuka lebar ketika dia berteriak tadi, dan mungkin 2 butir telur ayam bisa dimasukkan. Karena dia sangat terkejut.

"Hahaha,.. gak usah teriak-teriak gitu dek, udah biasa ya?

sepertinya Bima memang sengaja menggoda adiknya saat bertanya.

"Mas Bima pasti bohong kan?? Kan baru kerja 3 bulan dia langsung pulang?" tanya Raka yang masih tidak menyangka. karena Raka masih merasa aneh dengan kakaknya yang selalu sengaja mengerjainya.

"Ngapain bohong, mau Bima bohong, bilang Bima gak balik ke Indonesia?" Jawab Bima sebelum bertanya.

"Tidak, Raka tidak ingin Bima berbohong, jadi Bima bicara serius? kalau besok Bima pulang?" Raka menjawab sebelum bertanya.

"Hehe iya serius sih, kenapa Bima gak ngomong serius sama kamu, kamu suka gak kalau Bima pulang?" Jawab Bima sebelum menggoda adiknya lagi.

"Iya suka bang, suka banget, jadi ada yang ngelindungin Raka lagi, nanti hehehe…" jawab Raka dengan penuh kegirangan.

Alasan Raka begitu senang saat Bima pulang adalah karena jelas Bima ahli silat. dan setiap kali ada yang menyakiti Raka, dia akan selalu maju untuk menghadapi orang yang telah menyakiti adiknya.

Bima selalu bertindak sendiri, tanpa melibatkan orang lain. Pernah dihajar kakak kelas Raka, tapi Bima tetap menang tanpa terluka sedikit pun.

mungkin karena gerakannya begitu cepat dan tepat, sehingga orang biasa, bukanlah lawannya.

."Ah bisa saja mas memuji saya dek, oh iya tapi mas Bima di sana baru seminggu mas, mas disana karena diminta perusahaan mas, untuk survey proyek yang lumayan besar disana, pasti sudah tau proyek itu ?" Kata Bima sambil menjelaskan.

'Ah apa??' Raka kembali membuka mulutnya lebar-lebar, namun tidak berteriak seperti sebelumnya. Tapi hanya ingin tahu.

Raka benar-benar sangat terkejut dan merasakan goncangan yang berat. Tentu saja karena tidak menyangka Bima ternyata bekerja di bawah perusahaan yang sama dengan keluarga Angelica. Sungguh luar biasa saudara sekarang.

"Mas Bima juga bekerja di bawah perusahaan yang sama dengan keluarga Jonson?" Tanya Raka hanya untuk memastikan. terus terang, dia masih tidak percaya apa yang dikatakan saudaranya. Raka merasa kakaknya hanya membual.

"Oh jadi adik, apakah kamu kenal keluarga Jonson?" tanya Bima yang pura-pura terkejut. Padahal dia sudah mengetahui semua ini sebelumnya."Iya pak, karena putri dari keluarga Jonson adalah teman sekelas saya. Juga, 4 hari lagi teman sekelas saya, akan mengadakan pesta ulang tahun yang mewah di rumahnya, dan dia juga mengundang semua teman dan gurunya di sekolah, untuk menghadiri pesta tersebut. …" jawab Raka sambil menjelaskan panjang lebar.

"Wah, kalau begitu dek, kamu juga diundang untuk menghadiri pesta, bagaimana kalau nanti, kita pergi bersama saja, dek?" tanya Bima meminta persetujuan Raka.

"Hmm, iya mas, nanti kita ke pesta bareng," kata Raka mengiyakan.

setelah itu, keduanya mengobrol sebentar, sebelum langsung menutup telepon.

Sebenarnya masih banyak hal dan rahasia yang belum Bima sampaikan ke Raka. Namun Bima tidak mengatakan hal tersebut, ia melakukan hal tersebut untuk memberikan kejutan nantinya, kepada adiknya.

cantik banget, Raka merasa sangat senang, karena adik kesayangannya akan pulang. Ya, meski baru seminggu, Raka tetap merasa sangat bahagia.

***

Keesokan paginya di sekolah.

Setelah mengetahui bahwa Susi kini menjadi sahabat Angelica. Kini banyak juga cowok yang merasa minder untuk mendekati Susi.

namun ada juga yang sengaja ingin mendekati Susi. Karena dia juga ingin dekat dengan Angel, tapi Susi selalu bisa menolaknya dengan halus.

Susi menolak semua itu, karena saat ini hatinya hanya untuk Deni. semakin dia datang ke sini, semakin dia merasa untuk Deni. begitu pula dengan Deni yang sepertinya juga semakin menyukai Susi.

Setelah berteman dan sering diajak pergi Angelica. Susi juga sering diundang. untuk perawatan di salon, bahkan Susi juga di belikan skincare oleh Angelica.

wajahnya yang polos di masa lalu, kini telah berubah menjadi putih bersih dan cantik.

Rambutnya dipotong lurus, diberi sedikit warna merah di bagian dalam, sungguh sangat menawan, seperti model Korea.

"Hei!! melamun saja," kata Raka kepada Deni, sambil juga menepuk punggung Deni.

"Eh iya Raka, eh salah aku suka sama sahabat sendiri? Jawab Deni sebelum bertanya langsung ke Raka. Tanpa basa-basi dia langsung melirik Susi. juga langsung berterus terang kepada Raka.

"Tidak salah, tidak ada yang salah ..."jawab raka dengan anggukan, sebelumnya dia juga mengalihkan pandangannya ke Susi, "Kamu benar-benar tidak salah Den jatuh cinta padanya, selain itu, sekarang dia semakin cantik dan menawan. , berbeda sekali dengan yang pertama kali masuk yuk kita sekolah dulu" tambahnya sambil menganggukkan kepala. sebelum dia berbaliktatapannya kembali ke Deni."Kamy benar sekali Raka," kata Deni sambil tersenyum kecut.

"Ya, tentu saja, saya tidak mengenal salon dan fashion sebelumnya," tiba-tiba suara Susi menjawab.

Raka dan Deni langsung jadi malu sekaligus gugup setelah mendengar suara Susi menjawab mereka. mereka tidak menyangka, jika ternyata Susi mendengar semua yang mereka bicarakan, ini benar-benar sangat memalukan.

"Eh Susu, ehh maaf, Susi maksudku..." deni pun berbicara canggung sementara Raka hanya menanggapinya dengan tertawa.

Susi sendiri juga tertawa dan berpikir sendiri. setelah melihat Deni bertingkah canggung di depannya seperti ini.

Tak lama kemudian, tiba-tiba Angelica datang dan langsung menghampiri mereka.

setelah Angelica datang, semua orang hanya terdiam. Ini terutama terjadi pada Deni yang masih menundukkan kepalanya karena malu.

Meski begitu, Deni sudah merencanakan sesuatu untuk Susi. Dia juga telah mendiskusikan masalah ini dengan Angelica. bahwa pada hari ulang tahun Angelica, dia akan memberikan kejutan besar kepada semua orang.

***

Hari ini, Raka menjemput adiknya di Bandara Internasional Yogyakarta. tapi Raka tidak menyetir sendiri, karena dia belum bisa mendapatkan SIM, di usia 16 tahun.

Sebenarnya ini juga yang menjadi alasan Raka tidak pernah menggunakan mobilnya untuk pergi ke sekolah.

Namun kali ini Raka cukup senang, karena Angelica dan sopirnya yang mengantarnya ke bandara.

**

kembali ke masa lalu, Raka menceritakan semua tentang kakaknya kepada Angelica. Termasuk saudaranya yang akan kembali ke negeri ini, sore ini.

Mendengar penjelasan dan cerita Raka, Angelica lalu menawarkan diri untuk membantu Raka menjemput Bima. karena sejujurnya Angelica juga sangat penasaran dengan keluarga Raka, termasuk kakaknya. Yang dikatakan Raka, sedang bekerja di luar negeri.

Raka sendiri, menerima bantuan Angelica dengan baik. karena memang dia tidak bisa menolak niat baik Angelica padanya. terus terang ia juga merasa senang, karena Angelica selalu memberikan respon yang positif kepadanya.

**

Kembali ke masa kini.

Saat ini, Raka dan Angelica masih dalam perjalanan menuju bandara. mereka berdua duduk bersama di kursi belakang.

Sebenarnya, Raka merasa sedikit grogi dan canggung saat berduaan dengan Angelica. Apalagi jika Anda duduk berjejer seperti ini di dalam mobil. Lagipula, siapa yang tidak merasa gugup jika dekat dengan wanita yang sangat sempurna.

kecantikan angelica seperti bidadari dan kekayaannya tidak terbatas seperti seorang ratu. Ini juga yang menjadi alasan mengapa hingga saat ini Raka belum bisa mengungkapkan perasaannya kepada gadis sempurna di sampingnya.

tidak lama kemudian, mereka akhirnya tiba di Bandara Internasional Yogyakarta. tidak lama setelah mereka tiba, terlihat tiga orang berjalan keluar dari pintu keluar bandara.

dua orang di kanan dan kiri adalah pria berjas hitam dan sepatu kulit hitam seperti tentara. dilihat juga, keduanya memiliki wajah yang sangat mirip, mungkin kedua orang ini adalah saudara kembar. dan untuk yang di tengah, adalah orang yang sangat dikenal oleh Raka, tentunya orang tersebut adalah Bima Randika, kakak Raka Randika.

setelah melihat kakaknya, Raka langsung turun dari mobil, sebelum berlari cepat dan langsung memeluk kakaknya, "kakak..." begitu kata Raka, saat air mata juga jatuh dari matanya.

Itu adalah bukti bahwa dia sangat merindukan kakaknya.

ketika ini terjadi, pengemudi dan Angelica hanya bisa melebarkan mulut karena terkejut.

Ini terjadi, terutama pada Angeluca, karena ternyata selama ini dia benar. ternyata kakak Raka adalah Bima Randika dari keluarga Randika. ini benar-benar kejutan, bagi Angelica dan pengemudinya.

Karena mereka sudah saling kenal selama ini. Namun, Angelica tidak menyangka Raka juga berasal dari keluarga Randika yang sama dengan Bima. dalam artian, Angelica harus sangat menghormati Raka.

Bima sendiri hanya menanggapi Angelica dan sopirnya dengan senyuman dan anggukan. Sepertinya mereka juga mengerti arti anggukan Bima, diam tanpa banyak bicara.

mereka tidak berani kelepasan, jadi mereka hanya berbicara sebentar sebelum masuk ke mobil dan pulang bersama ke Temanggung.

Sesampainya di Magelang, Bima meminta sopir berhenti di pinggir jalan, setelah melihat penjual bakso Malang.

soalnya, rasanya udah lama Bima ga makan bakso Malang di pinggir jalan.

Maka ia memutuskan untuk mampir dan makan bakso Malang dulu. walaupun Angelica berasal dari keluarga kaya, dia juga tidak merasa malu, ketika dia makan di pinggir jalan seperti ini. apalagi yang jelas saat ini dia sedang makan bersama Raka dan Bima.

setelah mereka selesai makan bakso dan merasa cukup kenyang, mereka lalu melanjutkan perjalanan pulang.

Sesampainya di pekarangan rumah, Raka dan rombongan langsung turun dari mobil, sebelum langsung masuk ke rumahnya.

deni yang sedang asyik bertelepon tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan Raka dan rombongannya.

Deni kemudian berbicara singkat di telepon, sebelum segera menutup telepon dan menyapa mereka.

"Oh, jadi selama ini kamu menemani adikku di rumah ini? Terima kasih sudah menjaga adikku..." bima berbicara dan tersenyum pada Deni.

"Oh ya, kamu suka bakso malang, ini kami bawakan untukmu," tambah Bima, sebelum langsung memberikan bakso yang dibungkus tadi kepada Deni.

"Ya, terima kasih, Pak," kata Danny dengan gembira. Deni pun tersenyum dan mengangguk sebelum menerima bakso tersebut.

untuk Angelica dan pengemudi, keduanya langsung kembali, setelah selesai mengantar mereka.

Raka berbincang-bincang sebentar dengan kakaknya, sebelum ia beristirahat, karena ia merasa lelah setelah menempuh perjalanan jauh.

Malam berlalu tanpa hambatan.

keesokan paginya, di rumah keluarga Randika, Deni dan Raka sarapan bersama Bima di ruang makan. Adapun pengawal yang datang bersama Bima kemarin, keduanya ditugaskan untuk mengurus sesuatu.

"Dek, nanti di ulang tahunmu yang ke 17, ayah dan ibumu pasti pulang, katanya mau kasih kejutan…" kata Bima sebelum menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

raka hanya menanggapi sambil tersenyum dan mengangguk sambil juga memasukkan makanan ke dalam mulutnya. terus terang, Raka sangat senang, setelah mendengar bahwa orang tuanya akan pulang. Apalagi di hari ulang tahunnya, pasti akan sangat-sangat menyenangkan. karena sudah hampir setahun dia tidak melihat orang tuanya secara langsung.

setelah selesai sarapan, Raka dan Deni bergegas pergi ke sekolah. Namun kali ini bedanya Raka dan Deni akan dikawal oleh bodyguard yang menjadi driver mereka.

Yang membuat Raka dan Deni kagum adalah saat ini keduanya akan diantar menggunakan 2 mobil mewah Ferrari 488 Pista Spider.

ternyata kedua bodyguard tersebut, di tugaskan untuk membeli tiga mobil ferrari dengan sangat cepat, oleh Bima. Tentu saja hal ini dilakukan Bima, untuk menyenangkan hati adik tercintanya.

baru tadi malam kedua bodyguard itu di tugaskan oleh Bima, untuk membeli mobil mewah tersebut, di pagi hari sudah ada 3 mobil ferrari didepan rumah Raka. Deni dan Raka benar-benar merasa sangat terkejut melihat semua itu.

Tak lama kemudian, Raka dan Deni tiba di sekolah mereka.

banyak siswa dan guru tercengang ketika melihat dua mobil Ferrari melewati gerbang sekolah mereka. Mobil berjalan perlahan memasuki sekolah, dan langsung menuju tempat parkir. Siapa pun yang memiliki mobil ini pasti orang yang sangat kaya dan berkuasa.

setidaknya itulah yang dipikirkan semua orang saat ini.

"Apakah ini Angelica? Lagi pula, hanya dia, di sekolah kami, yang memiliki kekayaan tak terbatas, untuk dapat memiliki mobil semewah itu." suara ini datang dari salah satu siswa di sekolah ini.

"Tunggu sebentar, tapi bukankah dia biasanya pergi ke sekolah menggunakan mobil Pajero?" Tanya siswa lain.

"Ya, dia mungkin berganti mobil, lagipula, sangat mudah bagi Angelica untuk berganti mobil bersama? Tapi ... kenapa kamu harus menggunakan dua mobil?" Siswa lain juga berkomentar.

"Nggak usah banyak mikir, mendingan sekarang kita ketemu langsung aja sama pemiliknya, siapa tahu mungkin ada anak baru kaya yang datang ke sekolah kita lagi." komentar datang dari beberapa siswa yang berspekulasi sendiri.

"Hei, bukankah Angelicaangelica akan datang," sebuah suara nyaring terdengar dari seorang gadis muda, yang juga cukup cantik.

"Iya, itu benar Angelica, lalu siapa pemilik Ferrari itu?" siswa lain bertanya.

sekolah semakin sama, bahkan banyak siswa yang sudah dekat dengan mobil Ferrari saat ini. terus terang, mereka penasaran dengan pemilik mobil tersebut. Raka benar-benar merasa sangat malu, karena telah mengejutkan seisi sekolah.

sangat berbeda dengan Deni yang sangat bangga dan merasa ini adalah mobil dan supir pribadinya sendiri.

kini mobil tersebut telah berhenti di tempat parkir, dan mobil Angelica juga telah berhenti di samping kedua mobil tersebut.

Untuk Angelica, dia sudah tahu mobil siapa itu. karena sebenarnya bapaknya yang membantu, untuk membeli mobil itu. itu terjadi setelah ayahnya mendapat perintah langsung dari atasan.

Angelica turun dari mobilnya, sebelum langsung menghampiri dua mobil Ferrari yang berada di sampingnya.

Setelah itu, dua remaja yang sangat akrab keluar dari kedua mobil tersebut.

"Raka??"

"Sarang??"

Serempak seluruh siswa yang melihat pemandangan tersebut, sang guru pun membuka mulutnya lebar-lebar karena sangat terkejut.

Setelah itu, kesunyian pun terjadi beberapa saat, tidak ada yang menduga bahwa Raka dan Deni akan menumpang di mobil mewah tersebut.

"Maafkan aku telah membuat keributan di sekolah, kedua mobil ini milik kakakku, dan dia memaksa kami untuk naik mobil ini," kata Raka canggung dan menunduk malu, karena kini semua mata tertuju padanya.

setelah itu dia dan Deni, langsung lari ke kelasnya. Raka melakukan itu, karena dia tidak bisa menjawab satu per satu pertanyaan dari semua siswa yang ada. Bahkan ada beberapa guru yang kagum dan banyak bertanya kepada Raka.

ada juga seorang guru yang berpenampilan cantik dan menawan, yang belum menikah. tanpa rasa malu sedikitpun, ia pun mencoba mendekati Raka. Bahkan dengan berbagai cara, sang guru juga berusaha untuk bisa berbicara dan dekat dengan Raka. sungguh guru tidak punya malu, mendekati muridnya sendiri, di depan umum seperti ini.

setelah Raka tiba di kelasnya, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa, meski kali ini ada sedikit kecanggungan.

mungkin akibat Raka dan Deni menggunakan Ferrari saat berangkat sekolah.

Sebenarnya Raka sudah meminta sang kakak untuk tidak bertindak boros dengan membeli mobil mewah seperti itu. Namun kata sang kakak, semua ini diberikan untuk sang adik tercinta.

Raka hanya bisa pasrah, ketika Bima pun memaksanya bersekolah dengan mobil Ferrari.

Hari ini sungguh melelahkan bagi Raka, dan tanpa terasa, kelas berakhir begitu saja.