Chereads / DI PAKSA MENIKAH DENGAN SUAMI AROGAN / Chapter 58 - Alesha menemukan scan janin di kamar Arka

Chapter 58 - Alesha menemukan scan janin di kamar Arka

Alesha sebenarnya tidak mempedulikannya, tapi dia melihat sesuatu yang aneh, di dekat map kuning terlihat hasil scan, Alesha belum mengetahui bahwa itu scan USG.

Alesha menghampiri benda yang tergeletak di atas nakas itu, dia mengambil dan memegang dengan kedua tangannya, mencoba memperhatikan hasil scan itu. Alesha tentu saja tahu hasil scan apa yang sedang dia pegang. Tapi dia merasa heran mengapa Arka mempunyai scan janin itu, tidak mungkin Arka yang sedang mengandung, itu hal mustahil.

Alesha terus memperhatikan gambar scan itu, dia baru menyadari ternyata terdapat tiga janin yang berada di satu kandungan, "wow." teriak Alesha lirih dengan kagum.

Alesha terus melihat beberapa hasil scan itu, seketika dia melihat secarik kertas putih, sepertinya dia mendapatkan petunjuk siapa pemilik scan kandungan yang dia pegang. Alesha mengambil secarik kertas yang berada di bawah map kuning itu, dia membaca dengan teliti setiap

tulisan yang tercantum di kertas putih itu, yang membuat Alesha terkejut adalah nama wanita pemilik hasil USG bernama Kimberly Alexandria Minha.

Nama seseorang yang dia kenal, wanita yang pernah tinggal serumah bersama Arka. Seketika Alesha merasakan sesuatu yang tidak enak di dadanya, dia merasakan sakit yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. Air mata Alesha menggantung di pelupuk matanya, dia terlihat ingin menangis, tapi Alesha mencoba menahannya.

Alesha menggelengkan kepalanya cepat, dia tidak harus berpikir negatif, bisa saja Kimmy yang di maksud bukanlah Kimmy yang pernah tinggal bersama Arka beberapa bulan yang lalu, lagian Alesha tidak mengetahui nama asli Kimmy yang dia kenal. Tapi dia tetap merasakan sakit hati melihat benda itu, Alesha yakin ini milik wanita simpanan Arka, hati Alesha menolak kenyataannya jika memang itu benar.

Saat sibuk dengan pikirannya, Alesha samar-samar mendengar suara yang berasal dari ruang kerja Arka. Buru-buru saja Alesha melipat kertas putih itu dan menyimpannya di dalam saku celana panjangnya. Ketika Alesha melangkahkan kakinya menuju ruang kerja Arka, dia terkejut Arka sudah berada di depan pintu.

"hai Arka." sapa Alesha refleks.

"hai, apa yang sedang kamu lakukan Alesha?" tanya Arka yang melihat Alesha yang terlihat gugup.

"tidak, aku baru saja ingin memanggil kamu untuk makan siang Arka." jawab Alesha mencoba menghilangkan kegugupannya.

"aku baru saja ingin turun Alesha." ucap Arka.

Sepertinya Arka melupakan letak keberadaan map yang dia sembunyikan dari siapapun, padahal benda itu sudah terlihat jelas oleh Alesha, tapi Arka sendiri tidak menyadarinya. Mereka berdua turun ke lantai satu, Alesha yang mengekori Arka mengusap dadanya, akhirnya dia tidak ketahuan, dia tadi sangat merasa gugup takut ketahuan oleh Arka.

Di hari weekend seperti ini Isabella selalu malas berlibur, tidak seperti orang-orang pada umumnya, biasanya orang-orang akan mengunjungi tempat wisata untuk

menghilangkan penat mereka setelah beberapa hari bekerja. Tapi tidak dengan Isabella, dia malah menghabiskan waktunya seharian berbaring di tempat tidurnya, dia ingin mengembalikan stamina tubuhnya yang berkurang akibat bekerja keras setiap hari, dan itu akan terus berjalan sepanjang waktu.

Waktu sekarang menunjukkan pukul 7 malam, Arka dan Alesha baru saja selesai melakukan aktivitas makan malam, mereka berdua sedang asik mengobrol di taman rumah. Tiba-tiba Alesha melontarkan pertanyaan pada Arka.

"Apa kamu sudah mempunyai kekasih Arka?" tanya Alesha tiba-tiba.

"mengapa kamu bertanya seperti itu?" tanya Arka balik.

"aku hanya ingin bertanya saja." jawab Alesha.

Mereka berdua diam membisu, dan tidak lama kemudian mereka bersuara.

"bagaimana dengan diri kamu?" tanya Arka, Alesha paham apa yang di maksud Arka.

"seperti yang kamu ketahui, aku tidak memiliki seorang pria selama ini." jawab Alesha.

"kenapa kamu tidak mencari seorang pria untuk menemani hidup kamu?" tanya Arka lagi.

Alesha hanya mengangkat kedua bahunya tanda jawabannya, dia bingung harus menjawab apa, pasalnya selama ini dia menunggu seorang pria yang ada di hadapannya, dia hanya menginginkan sosok Arka untuk menemani hidupnya bukan pria lain.

Cukup lama Alesha memendam perasaannya pada Arka, dia belum berani mengungkapkannya secara langsung, Alesha berharap Arka menyadari perasaannya.

"kamu belum menjawab pertanyaan aku Arka." ucap Alesha menatap Arka.

Arka diam cukup lama, kemudian dia menjawab.

"aku sama seperti kamu." jawab Arka singkat.

Perkataan Arka barusan membuat Alesha merasa bersyukur, tanpa sadar Alesha menyimpulkan senyum tipisnya. Tapi kemudian Alesha mengingatkan kembali kejadian tadi, mengapa benda itu berada di kamar Arka, apa itu milik kekasih gelapnya? tapi Arka barusan mengatakan bahwa dia belum mempunyai kekasih, Alesha kembali sibuk dengan pikirannya.

"apa kamu tidak berbohong?" tanya Alesha memastikan dengan perkataan Arka barusan.

"apa kamu melihat kebohongan di wajah aku?" tanya Arka balik.

Alesha tertawa pelan menanggapi pertanyaan Arka, dia hanya mengangguk menanggapinya.

"Kenapa kamu tidak memiliki kekasih Arka?" tanya Alesha terus mencari tahu sosok Arka yang sesungguhnya.

"belum takdir aku." jawab Arka singkat.

Alesha membuang kasar napasnya, bukan jawaban seperti ini yang dia harapkan, dia selalu bingung pada Arka, selalu saja bersikap cuek.

"kenapa kamu tidak jujur saja pada aku Arka jika memang benar kamu mempunyai kekasih, jika tidak, lantas benda yang berada di kamar kamu milik wanita siapa?" batin Alesha.

Pagi-pagi sekali Alesha sudah siap dengan pakaian kantornya, saat sedang membereskan tas dan perlengkapan kantor, tiba-tiba dia mengingatkan sesuatu yang dia sempat lupa. Kertas putih kemarin, Alesha baru mengingat

kertas itu, dia segera mengambil celana yang dia gunakan kemarin mencari di saku celana di mana dia menyimpan kertas keramat yang dia temukan di kamar Arka. Begitu dia mendapatkannya Alesha kembali membaca setiap tulisan yang tercantum di kertas itu.

Alesha tetap merasakan perasaan yang sama, sakit hati, tidak terima, dia masih berpikir wanita mana sebagai pemilik benda scan janin itu, dan apa hubungannya dengan Arka, bukankah semalam Arka sendiri yang mengatakan bahwa dia tidak memiliki kekasih. Saat sedang sibuk dengan pikirannya, Alesha di kejutkan dengan kedatangan seorang pelayan.

"Permisi Bu Alesha, pak Arka sedang menunggu anda di bawah." ucap pelayan itu.

"Oh iya, aku segera turun." jawab Alesha.

Semalam Alesha memang menginap di rumah Arka, ini memang rutinitas Alesha di setiap waktu weekend. Dia selalu menghabiskan waktunya di rumah Arka, dan akan kembali ke apartemennya di waktu kemauannya saja. Alesha memasukkan kertas itu ke dalam tasnya, dia berniat untuk mencari tahu wanita siapa pemilik foto scan bayi itu, dan apa hubungannya dengan Arka.

"Selamat pagi Arka." sapa Alesha ketika dia sudah mendudukkan bokongnya di kursi dekat Arka.

"Pagi Alesha." sapa Arka balik.

Aktivitas sarapan pagi sedang berlangsung, kedua orang itu makan dengan hening, hanya terdengar suara sendok dan piring yang bersentuhan. Selang beberapa menit, mereka berdua selesai sarapan, dan akan melanjutkan perjalanan menuju kantor.