Di lain tempat salah satu perawat resepsionis sangat sibuk menghubungi masing-masing keluarga pasien, tetapi ketika ingin menghubungi keluarga Kimmy beberapa perawat dan juga polisi yang sedang berada di rumah sakit tersebut kebingungan, pasalnya Kimmy tidak membawa identitas satu pun, mengingat memang Kimmy waktu dia berziarah ke makam dia juga tidak membawa handphonenya.
Tetapi dengan kecerdasan polisi, mereka mendapatkan keterangan, bahwa Kimmy bersama seorang pria yang di pastikan menjadi
sopir pribadi Kimmy waktu itu. Terkuat dengan bukti kartu tanda pengemudi keluarga Smith didapatkan di mobil yang mereka naiki.
Di kartu tersebut tertera nomor telpon rumah. Segera pihak rumah sakit menghubungi nomor yang tertera di kartu sopir tersebut, mungkin polisi mengira bahwa pria yang bersama Kimmy sopir pribadi, hingga polisi tidak ragu-ragu menghubungi nomor tersebut, berharap keluarga Kimmy segera mengetahui kejadian ini.
Di rumah pak Toni bekerja seperti biasa di pagi hari, hingga telpon rumah berbunyi berkali-kali. Pak Toni yang sedang melintas melewati ruang tengah rumah mendengar adanya panggilan telpon masuk.
Pak Toni berjalan mengarah ke telpon rumah, dan langsung mengangkatnya.
"Halo dari kediaman keluarga Smith, ada yang bisa kami bantu?" ucap pak Toni mengangkat panggilan tersebut, terdengar dari seberang sana seorang wanita berbicara.
"Iya halo pak, kami dari pihak rumah sakit ingin mengabari bahwa sopir bapak mengalami kecelakaan tunggal, dan terdapat juga seorang wanita di dalam mobil tersebut." jelas perawat.
"Baik sebutkan alamat rumah sakitnya." ucap pak Toni terdengar tenang.
Padahal dia sangat terkejut dengan berita yang di dengarnya. Perawat tersebut menyebutkan alamat rumah sakit mereka, pak Toni mencatat alamat itu di kertas yang memang tersedia di dekat telpon rumah.
Begitu pak Toni sudah menutup telponnya, dia lama berdiri. Dia berpikir, tidak mungkin dia langsung mengabari berita ini pada bosnya di sana. Karena pak Toni juga sempat mengetahui bahwa bosnya pergi ke Singapura untuk mengurus permasalahan kantor yang serius.
Akhirnya pak Toni memutuskan untuk
tidak memberitahu kabar ini pada Arka dan Isabella, dia berniat menyelesaikan ini sendirian. Pak Toni yang mengetahui siapa wanita yang kecelakaan bersama sopir tadi ialah Kimmy, karena Kimmy sempat meminta izin padanya.
Waktu terus berjalan, yang tadinya pukul kurang lebih 11 petang, kini sudah menunjukkan pukul 1 siang. Tidak terasa sudah 2 jam lamanya Kimmy menjalani operasi, kini Dokter dan beberapa perawat sudah keluar dari ruangan operasi, bersamaan dengan Kimmy yang di bawa keluar dari ruangan tersebut, dan akan segera di bawa langsung ke ruang ICU.
Akhirnya operasi yang mereka harapkan berjalan dengan lancar, tetapi Kimmy belum juga sadar. Dokter juga sudah memastikan, mungkin dua sampai tiga hari Kimmy akan sadarkan diri. Dokter Devan duduk di tepi brankar Kimmy, dia lihat dengan seksama wajah cantik milik Kimmy.
Terlihat sangat pucat, dan wajah itu terlihat sangat damai, seperti orang-orang yang tidak mempunyai permasalahan hidup sedikit pun. Dokter Devan tidak mengetahui bahwa selama hidup, Kimmy memikul sangat berat beban hidupnya.
Dokter Devan merogoh jas putihnya mengambil benda tipis, dia berniat menelpon Arka, memberi tahu bahwa pelayannya sedang di rawat di rumah sakit. Dokter Devan berharap dia memberi kabar ini agar Arka segera menyelesaikan administrasi Kimmy juga sopir rumah, karena menurutnya ini juga termasuk tanggung jawab Arka.
Dokter Devan juga mengingat, waktu dia mengobrol dengan Kimmy, dia sempat menanyakan keberadaan orang tuanya. Tapi Kimmy menjawab dengan ekspresi wajahnya, Devan sekedar paham, bahwa Kimmy sudah tidak memiliki orang tua.
Panggilan pertama tidak diangkat oleh Arka, Dokter Devan masih mencobanya lagi, masih berbunyi Tuuuuttt,,, tanda panggilan masuk, tapi tidak di angkat. Panggilan kedua juga tidak di angkat oleh Arka.
"apa dia sibuk?" batin Devan.
Devan seketika mengingat Alesha, apa dia harus menghubungi Alesha juga bertanya tentang keberadaan Arka. Dokter Devan pun mencari nomor Alesha di ponselnya, dia juga berniat menelpon Alesha, mengingat Alesha bekerja di kantor Arka sebagai sekretaris, tentu Alesha mengetahui keberadaan Arka.
Devan sudah mendapatkan nomor Alesha, tanpa rasa ragu dia langsung mengklik tombol panggilan, berharap Alesha langsung mengangkat telponnya. Terdengar panggilan terhubung, beberapa menit Alesha mengangkat panggilan pertamanya.
"Iya halo Dokter Devan?" sapa Alesha dari balik telpon.
"Iya halo Alesha, maaf sudah mengganggu waktu kamu. ucap Dokter Devan.
Alesha pun menjawab, "it's okay, is there anything i can help." jawab Alesha bertanya, soalnya tumben sekali Dokter Devan menelponnya, ini juga di waktu jam kerja.
"apa Arka bersama kamu?" tanya Dokter Devan.
"Tidak, Arka tidak bersama aku, dia berada di Singapura bersama Isabella." jawab Alesha.
"apa kamu ada perlu Dokter Devan?" sambung Alesha bertanya.
"Iya, aku hanya ingin memberi tahunya, sopir dan juga pelayannya sedang di rawat di rumah sakit tempat aku bertugas." jawab Dokter Devan.
"astaga apa yang terjadi?" kaget Alesha mendengar kabar itu. Alesha juga belum tahu siapa pelayan yang dimaksud oleh Dokter Devan.
"Mereka mengalami kecelakaan tunggal, dan sopir Arka meninggal dunia dalam kecelakaan itu, nyawanya tidak bisa tertolong. Aku hanya ingin berniat memberi tahu kabar ini pada Arka Alesha, saat aku menghubunginya malah tidak diangkat. Bagaimana pun juga mereka bekerja untuk Arka, mungkin Arka bisa mengurus administrasinya." jelas Dokter Devan.
"astagaaa, bagaimana ya, Arka sedang sibuk, dia mengurus perusahaannya yang terkena masalah besar. Oke begini saja Dokter Devan, aku akan segera ke rumah sakit untuk mengurusnya." jelas Alesha.
Dia sebenarnya juga bingung, tidak ingin memberi kabar ini dulu pada Arka, takut mengganggu pekerjaan mereka. Dia berpikir dia juga bisa mengurusnya, pekerjaan kantor saja semua dia yang menghandle.
"Oke baik Alesha, aku tutup telponnya." ucap Dokter Devan.
Setelah dia memberi tahu tentang kejadian ini pada Alesha, dia juga tidak menyebut nama pelayan itu. Jika Alesha mengetahui bahwa yang dimaksud Dokter Devan adalah Kimmy, mungkin saja Alesha lebih syok lagi, pasalnya Alesha dan Kimmy sudah mengenal lebih dekat.
"Baik itu saja yang saya sampaikan hari ini, saya rasa suka cukup dan jelas, pertemuan hari ini saya tutup, dan terima kasih banyak para pemimpin kantor, semoga rencana kita berjalan dengan lancar." jelas panjang Isabella.
Sekarang Isabella baru saja selesai mempresentasikan materi membahas tentang
tender baru yang akan di mulai beberapa bulan ke depan. Orang-orang di dalam ruangan meeting saling berjabat tangan, untuk mengakhiri pertemuan mereka di hari ini, satu persatu dari mereka meninggalkan ruangan itu.
Tinggal Arka dan Isabella yang berada di ruangan tersebut, tidak di rasa sudah tiga hari mereka berada di Singapura. Semalam Isabella kembali menghujani pertanyaan pada Arka, bagaimana kelanjutan hubungannya pada Kimmy. Apa Arka bersikeras menghukum Kimmy dengan cara seperti itu, tidak menganggap Kimmy sebagai istrinya, malah di jadikan pelayan di rumah sendiri.