____________________
"I am with you, only if you never change."
[ANGELIC DEVIL: The Crown]
Ketakutan, ya?
Apo menyadari dia memang seperti itu, tapi tidak benar-benar mengakui hingga orang lain menegaskan. Ketakutan untuk sendiri. Ketakutan untuk memilih. Ketakutan akan pendapat orang. Ketakutan untuk bahagia dengan cara baru. Ketakutan jika kehilangan. Dan bagaimana jika impian keluarga kecil itu hancur.
Karenanya, Apo pun butuh duduk lama di sofa ruang tersebut. Dia ingin menenangkan diri, tapi rasanya sulit sekali. Tangannya tremor. Kepalanya pusing. Dadanya panas ... dan bahkan satu pun makian tak lagi keluar.
Untung Paing segera mengambil alih baby Er. Alpha itu menggendong si bayi keluar. Mengurusnya. Karena Apo benar-benar butuh sendiri.
"Wanita Beta, ya ...." gumam Apo setelah beberapa saat. Pantas saja Mile bilang hanya pernah knotting ke dia. Itu fakta, tapi bukan berarti Mile tidak dapat memperoleh anak dari luar sana. Toh wanita Beta tak butuh knotting. Mereka spesies paling bebas diantara yang terbebas. Dan bocah itu 3 atau 4 tahun.
Bukankah artinya ini jauh sebelum Mile bertemu dengannya? Tapi bisa jadi itu bukan anak kandung Mile, walau sang suami dan wanita itu punya hubungan.
"Oh, Ya Tuhan ... ya Tuhan ... ya Tuhan ...." gumam Apo sambil meremas rambutnya. Dia makin kalut karena perkataan Miri di telepon sama dengan Paing. Maka wajar jika ibunya marah-marah kali ini.
"Oke kutarik perkataanku. Tidak usahlah pertemuan-pertemuan segala! Sudah jelas sekali kalau sejauh ini! Dasar menantu bajingan! Kenapa terang-terangan membawa mereka di depan orang?! Sia-sia kudidik puteraku untuk menjaga martabat kalau suaminya saja begitu ...."
Miri juga ngomel-ngomel karena Apo sempat mempertanyakan apakah itu anak asli Mile atau bukan. Karena jika--
"Aku ini tidak buta, Sayang! Mataku masih bisa melihat walau harus pakai kacamata kerja! Alisnya, hidungnya, bibirnya ... Gila. Bocah itu adalah duplikat Mile! Bedanya tidak gendut saja ...."
Lantas kenapa baru sekarang terlihat? Kenapa tidak dari dulu wanita itu muncul dengan anaknya? Apo benar-benar tidak habis pikir.
"Soal itu aku dapat kabarnya dari karyawan. Mereka bilang suami lama sudah meninggal. Tapi memang waktu hamil anak Mile, lelaki itu tidak mempermasalahkan. Toh dapat restu orangtua sudah susah. Jadi bisa menikah saja syukur," kata Miri. "Kira-kira mungkin karena itu, Mile tak pernah diberitahu. Tidak penting juga kalau sudah berumah tangga. Hanya saja sekarang malah kemari. Otaknya ditaruh mana orang-orang? Main serempet saja walau berkuasa. Awas saja kapan-kapan. Ma takkan membiarkanmu sehancur ini, Sayang. Gugat cerai saja suamimu. Heran!"
Berkuasa, huh? Memang seberapa hebat keluarga wanita itu? Paing bilang dia adalah pewaris juga. Tapi memang sepertinya bukan dari Thailand. Karena jika iya, Apo sudah pasti jelas tahu.
Oke, jadi awalnya ini bukan perselingkuhan, tapi sekarang jadi perselingkuhan. Mau sama atau beda. Akhirnya tetap sama saja. Toh Apo juga berada di rumah Paing. Dia tidak mau menghakimi 100% Mile Phakpum. Karena bisa jadi sang suami memilih mereka atas suatu alasan.
Lebih mumpuni, hebat, dan menjanjikan ... misalnya? Toh keluarga Wattanagitiphat kini sangat hancur. Apa yang bisa dibanggakan dari dirinya?
Tidak ada.
Apo sepertinya memang hanya perlu fokus kepada diri sendiri.
"Oke, Ma. Terima kasih sudah memberitahu," kata Apo. Lalu menghela napas setelah menutup telepon. Dia memijit kening karena ada-ada saja. Tapi Mile memang pengelana sebelum mereka menikah. Harusnya dia tidak terkejut jika ada wanita yang mengandung benihnya satu atau dua. Atau di luar dia, malah ada yang aborsi? Semua kemungkinan bisa saja terjadi.
"Phi ...." panggil Apo di ambang pintu kamar. Dia pikir Alpha itu terjaga karena Er masih mengoceh di pelukannya. Tapi ternyata sudah tertidur. Paing benar-benar tidak melepas atribut kantor satu pun. Miring. Dan napasnya kembang kempis lambat karena lelah.
"Aaa! Nn! Au--mm ...." oceh Er yang kini mulai miring juga. Baby itu mendusel ke dada Paing. Meneteskan liur di dasi sang Alpha, menariknya. Lalu menggigitnya dengan gusi yang ompong. "Mmn ... nnn!"
Entah kenapa rasanya ingin menangis. Karena Apo tidak pernah melihat Mile memeluk anaknya seperti ini, mungkin karena mereka terlalu banyak. Yang penting tiga-tiganya bisa tertidur, itu bagus. Tidak rewel. Tetap sehat. Lalu ditaruh ke ranjang bayi yang terpisah di kamar lain.
Selalu seperti itu.
"Baiklah, selamat malam ...." kata Apo yang telah di pucuk kesabarannya. Dia pun menarik selimut untuk Paing dan si mungil. Memasangnya. Lalu begadang untuk memeriksa file sisa setelah melepaskan dasi lelaki itu.
Apo benar-benar tidak tidur semalaman. Dia hanya duduk tenang dan menyelesaikan tugas satu per satu. Sesekali memikirkan Paing versi stress juga begitu selama ini.
"OEEEEEEEEEE!! Oeeeee!!! Oeeeee!!" jerit Er pada pukul tiga pagi. Apo yang baru beres-beres pun tersentak kaget. Langsung melipir karena takut Paing bangun, dan ternyata si bayi mengompol banyak sekali.
"Ehhh! Tunggu, sssshhh ... shhh ... shh ... diam dulu, jangan kencang-kencang, hei ..." kata Apo panik. Dia pun mengangkat Er segera dari pelukan. Menyadari ternyata baby itu eek juga. Lalu membawanya ke kamar mandi.
Oh, tentu saja jeritan semakin kencang. Suara Er menggaung-gaung. Sehingga Paing memijit kening karena pusing. Alpha itu bangun dengan kondisi pesing sekujur badan. Bingung. Tapi benar-benar tidak ada babysitter pada jam segini. Lagipula siapa yang berani menerobos kamar tersebut?
"Apo?" tanya Paing yang berkedip-kedip. Dia pun melihat betapa ributnya sang Omega membaringkan Er di sofa. Mengganti popok. Memasang baju bersih dari lemari. Lalu mondar-mandir untuk susu formula.
"Oh, ya ampun, Phi. Sorry ... Er ngompol. Bisa kau segera ganti? Aku benar-benar minta maaf," kata Apo. Dia benar-benar sungkan karena Er masih menangis saat di balkon, tapi Paing malah tertawa.
"Ha ha ha ... bau," tawa sang Alpha dalam kondisi separuh sadar. "It's okey. Aku tadi juga belum mandi," katanya. Lalu duduk di tepi ranjang untuk melepas jas, vest, dan arlojinya sekena hati. Dia tidak me-notice seberapa luas ompol yang meresap di Dormeuil Vaquish hitam-nya. Atau mungkin ada eek yang ikut tercoret juga. Yang pasti mata Paing masih terpejam saat melakukannya. Dan dia melenggang ke kamar mandi dalam kondisi tidak lagi memakai atasan. (*)
(*) Dormeuil Vaquish itu merek jas rancangan desainer Perancis. Meluncur sejak tahun 1842. Dan harganya sekitar 1,8 hingga 5 Miliyar. Memang dirancang untuk pejabat kelas tinggi.
DEG
Sial. Apo pun langsung membuang muka. Melipir semakin jauh, karena baru kali ini melihat tubuh Paing yang penuh berhias tato--maksud Apo, secara jelas.
Bentuknya menarik, pula. Hanya. Separuh di bagian sisi kiri, tapi menyeluruh dari dada, bahu, lengan, hingga kaki (itu terlihat karena Paing juga melingkis celana sebetis). Harusnya dia tak suka. Karena sumpah demi Tuhan orang bertato tidak masuk dalam kriteria Apo. Menurutnya tampak kacau dilihat. Kadang juga malah tampak kotor--tapi, oke. Mungkin Paing adalah pengecualian.
"Apo, kau juga jangan lupa beristirahat," kata Paing setelah selesai bebersih. Dia mengenakan bathrobe putih sambil menggosok rambut basahnya. Tapi sang Omega hanya mengangguk di kejauhan.
"Mn, Phi."
"Pindah ke kamar tamu sebelah saja kalau nanti mau tidur. Yang ini biar dibereskan pelayan besok pagi."
"Oke."
"Selamat malam."
"Malam."
CKLEK!
Begitu Paing keluar, Apo lega karena semerbak aroma Alpha dan sabun perlahan menjauh. Dia juga senang karena Er tertidur lagi, tapi tiba-tiba ponselnya bergetar-getar.
Drrrt ... drrt ... drrt ... drrt ...
Ternyata ada pesan dari Jeff beruntun. Dan bentuknya teks, foto, serta tiga buah dokumen exel.
[Soal obatnya, sudah kuteliti satu per satu. Baru selesai]
[Kukirim hasilnya sekarang biar besok tinggal tidur]
[Aku mau molor seharian di akhir pekan]
[Kalau kau ganggu akan kubalas lusa atau lusanya]
___ Jeff
Secepat rasa penasarannya, Apo pun langsung membuka dokumen itu satu per satu.
Deg ... deg ... deg ... deg ... deg ....
"Kumohon seperti yang aku bayangkan. Kumohon ...." batin Apo ketar-ketir. Matanya menelusur kandungan obat dari atas hingga bawah. Dan ternyata tidak ada yang cocok.
DEG
Serius?
Semua adalah Dopamin dan narkoba seperti yang Jeff sebut pertama kali. Hingga sheet penelitian kedua dibuka secara teliti.
[Qr124AiL - 220: Verified]
Kecocokan 100%
Efek: Bonding permanen tanpa persetujuan.