"Mungkin perasaanku sulit membuatmu percaya, tapi ... setidaknya pernah kucoba untuk mengatakannya padamu."
[ANGELIC DEVIL: The Crown]
"Jadi, setelah itu apa yang terjadi?" tanya Paing karena mendadak Jeff berhenti cerita. Namun, bukannya lanjut mencoret. Kali ini sang hacker membuka tabletnya.
"Sebentar, ini lebih mudah kalau Anda melihat video CCTV-nya langsung," kata Jeff. Dia pun memberikan tablet tersebut kepada Paing. Dan caranya tentu sangat hati-hati. "Silahkan."
Bukan karena tabletnya baru, tapi itu dilakukan karena Jeff hormat kepada Alpha di hadapannya.
"Permisi," kata Paing. Dia pun menerima dengan hati-hati. Tapi bingung karena ada terlalu banyak video retasan di dalam sana. Beribu-ribu klip Jeff simpan dengan nomor urut yang berkode-kode. Bukti seberapa keras dia berusaha selama ini.
Mungkin Jeff butuh waktu sebentar untuk meretas semua CCTV itu. Namun kalau untuk memeriksa semuanya, jujur dia butuh waktu berbulan-bulan. Toh Jeff sambil menyambil kuliah. Dan asalnya dari tempat yang dia curigai.
Awalnya, Jeff hanya menduga bahwa peristiwa bunuh dirinya Ameera berkaitan dengan kecelakaan Pomchay. Bagaimana pun dua hal ini sama-sama melibatkan keluarga Romsaithong (Pomchay dan Mile) walau secara kasat mata berbeda masalah.
Pertama, Pomchay berada di New York untuk urusan bisnis. Dan kedua, Mile di Bangkok untuk menggantikannya. Namun, musuh yang mereka hadapi sama: Mew Suppasit Jongchevevat. Karena itulah, usai mengumpulkan video CCTV di gedung tempat Ameera jatuh ... berikutnya Jeff pergi ke New York, Amerika Serikat.
Kala itu Nayu Wattanagitiphat belum jadi kekasihnya. Jeff jadi punya waktu lebih bebas. Palingan hanya absen kuliah beberapa hari. Dia pun memeriksa hotel tempat Pomchay melakukan pertemuan, tepat sebelum sang CEO kecelakaan. Dan kenapa dia bisa tahu? Tentu saja membaca beritanya di artikel. Toh peristiwa itu sempat booming di media massa, walaupun hanya sebentar. Mungkin hanya 3 hari saja? Toh Pomchay bukanlah artis.
Sedikit info tapi berharga. Jeff pun pergi ke "The Pearl New York Hotel", walaupun harus menguras uang sakunya. Dia tidak tidur semalam suntuk. Dan baring di ranjang hotel hanya demi meretas CCTV berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun kejadian. Lalu menyimpannya ke dalam memori.
Well, tak masalah. Jeff tinggal minta gaji lebih saja kalau sudah beres. Dia pun pulang ke Bangkok pagi harinya. Tidur total di dalam pesawat. Lalu mengecek hasilnya di apartemen.
Tentu saja pekerjaan mengecek sangat membosankan. Apalagi dia harus memelototi layar dengan gerakan mirip terus menerus. Dan lalang orang kadang membuat Jeff ingin marah-marah. Namun, tak masalah. Toh gaji yang dia terima dari Apo juga tidak kecil.
Jeff pun melakukannya sambil makan. Mendengarkan musik. Menyimak rekaman ulang mapel kuliah. Dan kegiatan lain-lain juga. Namun, usaha tidak akan mengkhianati hasil. Hakcer gadungan itu akhirnya bisa melihat wajah Amaara. Karena sang gadis berpakaian hitam-hitam sempat menoleh ke CCTV lift yang dia tumpangi (oh, itu sebelum topengnya dipasang).
Awalnya, Jeff bingung. Sebab wajah Ameera sangatlah mirip. Barulah dia sadar mereka kembaran karena ada klip yang berbeda, tapi tanggal dan waktunya sama. Dari sini Jeff pun mencari informasi akta kelahiran si kembar di negara asal: Korea Selatan. Lalu sempat menyerahkan salinannya ke Apo.
Dalam hal ini, Jeff bersyukur karena Ameera merupakan tokoh publik. Seorang model. Jadi, informasi tentangnya mudah digali. Namun, butuh waktu hingga dia mendapatkan 2 salinan akta orisinil di dalam data negara. Apalagi Korea Selatan punya keamanan cyber yang cukup mumpuni. Andai saja Jeff lengah sedikit. Justru laptopnya lah yang diserang virus balik. Karena di seberang sana ada hacker lain.
"Oh, maaf. Saya lupa memberi tahu," kata Jeff. "Tolong play yang judulnya 5437642AADF. Folder merah. Letaknya di paling ujung."
"Oke."
Jeff pun melirik Paing karena sempat penasaran. Namun, perkiraannya benar. Alpha dewasa itu sangat-sangat tenang. Dan matanya cukup jeli hingga menemukan video yang Jeff maksud. Dia tidak bertanya ulang sama sekali. Lalu mengetuk ringan file MP4-nya dengan telunjuk.
Di sana, urutan kejadian Pomchay kembali ke "The Pearl New York Hotel" pun terlihat. Mulai dari masuk lift terburu-buru. Naik ke lantai 3 untuk menemui Mr. Anderson kembali (tempat pertemuan mereka tadi di sana). Lalu masuk langsung untuk menolong sebagai saksi (mungkin?) Yang pasti wajahnya benar-benar panik.
Sulung Romsaithong itu pun lari dan meninggalkan sekretaris serta bodyguard-nya karena cemas. Mungkin karena "si Anderson" ini dikenalnya sebagai kolega dekat. Akhirnya, Pomchay masuk dan menemukan Zeta menggila. Wanita itu bahkan melempari suaminya sendiri (Anderson). Tidak bisa dikendalikan dengan feromon siapa pun. Bahkan para satpam hotel yang ikut datang di sekitar pintu. Mereka kesakitan karena ada vas yang mengenai kepala. Ambulans pun didatangkan untuk menolong si satpam. Sementara Zeta pingsan 15 menit kemudian (dia dikunci di dalam ruangan hingga akhirnya lemas sendiri).
Wanita itu seperti ponsel yang batreinya habis. Dia ambruk ke lantai dengan anehnya. Lalu sadar lagi dalam keadaan tak ingat apapun. Aneh, bukan? Yang pasti Zeta habis meminum sesuatu dari gelas yang ditenteng Anderson. Lalu Pomchay dan Anderson sempat berdiskusi sambil mondar-mandir.
Terakhir kali Jeff memeriksa, pertemuan hari itu memang melibatkan 3 belah pihak. Pomchay, Anderson, dan Mew Suppasit Jongchevevat. Namun, karena Pomchay pergi dari hotel terlebih dahulu, Anderson yakin yang memulai perkara bukan si Romsaithong. Toh, ketika klip video lain dimundurkan ... memang terlihat interaksi Mew dan Zeta sempat bicara. Dari waktunya saja, bisa disadari kalau itu sehabis pertemuan.
Sayangnya, Anderson tidak ada di tempat pada waktu itu. Dia sempat keluar bersama beberapa bawahan. Lalu kembali ke tempat itu saat sang istri kondisinya sudah di luar kendali.
Terus kenapa Pomchay dipanggil? Anderson mungkin hanya butuh saksi karena klip video ini sempat dihapus dari CCTV. Begitu cepatnya si pelaku bertindak, dan ini seperti sudah direncanakan. Untung, Jeffsatur tidak kurang akal. Dia pun mencari back-up data video-nya meski harus ke New York sekali lagi. Yang ternyata disimpan sekuriti hotel karena pernah disogok. Akhirnya, Jeff pun menyogok ulang sekuriti itu dengan jumlah uang lebih besar. Semua agar dia menyerahkan file asli. Tentu Jeff mengeluarkan dana sendiri. Tapi mahasiswa itu menghitung semuanya secara rinci. Dan dia akan menuntut Apo untuk membayar suatu hari.
Yang terpenting. Setelah klip uncut didapat, Jeff akhirnya menemukan bukti. Bahwa Mew sungguhan memasukkan suatu obat ke dalam gelas. Sehingga Zeta akhirnya menggila.
Usut punya usut lagi. Zeta ini ternyata teman Mew kuliah dulu. Mungkin karena keakraban obrolan mereka agak tak wajar (sampai tertawa terbahak-bahak padahal dalam penampilan elegan) akhirnya hubungan tersebut bisa diketahui. Namun, apa yang membuat Mew diam-diam tak suka kepada Zeta?
Oke, sampai sini Jeff berpikir keras. Dia pun menempel-nempel hubungan kasus tersebut di dinding kamar. Sesekali menelaahnya sebelum tidur. Hal yang membuat dia jadi sering susah memejamkan mata. Hingga memutuskan menelusur masa lalu Mew lebih jauh. Mulai dari teman-teman sekolahnya. Rekan-rekan kuliahnya yang berhubungan dengan Zeta. Lalu Jeff menemukan foto lama di album sekolah tersebut. Ada Mew, Zeta ... serta 2 gadis kembar yang berdiri di depan panti asuhan: Ameera-Amaara.
"Oke, sebentar ...." kata Paing menginterupsi cerita Jeffsatur. "Biar kutebak saja biar cepat. Apa Mew dendam kepada Zeta karena ada hubungannya dengan Ameera-Amaara?" tanyanya.
DEG
"Benar," kata Jeff refleks mengangguk. Dia tak menyangka Paing setajam itu.
"Terus kenapa dendamnya baru sekarang? Toh si Zeta ini juga tidak sampai mati," kata Paing. "Harusnya jika dendam harus sekalian saja, kan?
Bukannya bikin masalah tercium media."
Jeff akhirnya mencoret-coret kertasnya lagi. "Nah, kalau itu saya bisa jelaskan," katanya. "Jadi, obat ini ... sebenarnya adalah kunci masalahnya." Dia bilang sambil melingkari kode X. "Saya sudah mencari-cari obat apa yang kandungannya bisa membuat Omega tak bisa dikendalikan bahkan suaminya sendiri. Tapi belum ketemu. Bahkan badan kesehatan Omegaverse Negara, Nona Ran saja tak tahu sama sekali. Jadi, pasti buatan sendiri. Entah dimana buatnya, belum tahu. Yang pasti efeknya agresif."
"Oh ...."
"Bisa jadi, bukan cuma untuk Omega, Tuan Takhon. Tapi juga ada versi untuk Alpha, iya kan?" kata Jeff berspekulasi. "Semua hal bisa saja terjadi. Meski hal ini masih harus dicari."
"Oke, aku paham," kata Paing. "Terus Mew dendam soal apa memangnya? Bukankah Ameera ini--kau bilang--sudah sukses berkarir di Sydney? Bersama Tuan Mile, bukan?"
"Ya, benar. Karena Ameera sebenarnya tidak masuk dalam lingkaran kasusnya," kata Jeff. Lalu mencoret-coret nama "Ameera" di atas kertas, tapi membiarkan "Amaara" bersih. "Tapi Amaara ...."
Kedua Alpha itu berpandangan.
"Kenapa?" tanya Paing.
".... dia pernah di-bully ramai-ramai hingga trauma dan gila. Lalu meski beritanya menyebar--pelakunya yang berinisiatif Z lepas karena keluarga Zeta waktu itu memang lebih berkuasa."
...
.....
Paing pun menahan napas hingga dia ditunjukkan video pem-bully-an super lawas. Resolusi 240p, pula. (Oh, Jeffsatur. Dapat darimana lagi bukti-bukti yang seperti ini?) Di sana, Amaara digempur dan dipermalukan di depan kamera ponsel. Dijambak di toilet kotor. Dan dari dialognya ketahuan kalau Amaara ini sangat-sangat cerdas. Dia saingan nilai dengan Zeta selama sekolah. Dan sialnya tidak diadopsi keluarga kaya seperti saudarinya.
Waktu itu, Mew memang masih kalah pamor dengan keluarga Zeta. Dia pun tak bisa menolong kekasihnya, begitu pun Ameera yang sudah pindah ke Sydney sebelum peristiwanya terjadi.
Amaara pun ditaruh di rumah sakit jiwa. Dilupakan masyarakat seiring waktu, tapi Mew membawanya keluar dari sana (mungkin dibawa kabur atau semacamnya?). Yang pasti, Amaara akhirnya malah dilempar jauh ke Oslo, Norwegia (Mungkin karena orangtua Mew kurang suka anaknya memelihara gadis tak waras).
"See? Dari sini benang merahnya sudah terlihat," kata Jeff. Alpha itu membalik kertasnya ke halaman kosong. Lalu membuat coretan baru. "Mew akhirnya ikutan sinting. Dia tidak tahu dimana Amaara berada. Jadi, Ameera yang di Sydney lah yang jadi sasaran."
Paing hanya mengangguk-angguk mencerna. "Jadi, Mew semacam ... ingin dapatkan pengganti Omega, begitu?"
"Ya, benar. Tapi setelah saya cari tahu, rekan-rekan Ameera bilang model ini menyukai Tuan Mile," kata Jeff. Lalu menulis nama "Mile" juga di kertas. "Soalnya saya pernah ke Sydney. Dan langsung bertanya ke orang-orang agensi "The Royalle" demi memastikan."
"Ho, begitu," kata Paing. "Tapi Mew malah me-marking si Ameera ini? Benar?" tebaknya lagi.
"Iya, kurang lebih," kata Jeff. "Mungkin kejadiannya depan belakang dengan kedatangan Tuan Mile ke Bangkok? Yang pasti Ameera ini kecolongan banyak hal. Toh akhirnya Tuan Mile dan Tuan Natta malah menikah."
...
....
Oke? Jadi sad boy Mew dan sad girl Ameera akhirnya bersatu? Paing rasa, perlahan-lahan jiwa detektifnya juga dibangkitkan oleh Jeff. Walau--hei, kenapa ini jadi semacam penelitian hubungan romansa? Namun, Paing tetap menghormati kerja keras Jeff. Dia tak mau memprotes apapun, karena semuanya pasti berhubungan.
"Lalu, Amaara ini sempat terlihat di CCTV, kan?" kata Paing. "Berarti dia sudah keluar dari penjara? Kabur sendiri atau bagaimana?"
"Jelas, kabur," kata Jeff sambil mengangguk. "Saya sendiri tidak tahu bagaimana caranya. Yang pasti Amaara mungkin tidak suka Mew dengan saudarinya. Jadi si model dikorbankan saja."
DEG
"Ah ...."
"Toh Amaara ini mungkin sudah salah paham. Dia mungkin mengira Ameera merebut kekasihnya. Padahal yang menyerang sang Alpha dahulu."
Seketika, semuanya pun masuk akal. Karena meski Paing hanya dengar sedikit. Tapi, dia tak berbohong soal pernah menyimak berita panas antara Romsaithong, Suppasit, dan Wattanagitiphat dari Luhiang.
"Anda sepertinya sudah paham kemana alurnya," kata Jeff.
Paing pun mengangguk pelan. Lalu ikut menunjuk nama Ameera. "So, Amaara ini memalsukan kematian si model. Terus diseret ke penjara Oslo saja. Dibuat gila dengan cara entah apa. Lalu disuruh menggantikan tempatnya."
Jeff tanpa sadar tersenyum puas. "Betul 10:10 ...." katanya senang. Entah kenapa, Jeff mendadak bersemangat karena Paing bisa mengimbangi otaknya. Serasa punya teman seserver, mungkin?
"Jadi, sebetulnya kita ke Oslo untuk membebaskan si model dari penjara ...." kata Paing. "Lalu menangkap Amaara si pelaku sebenarnya."
"Ya. Dan Zeta, si pelaku pem-bully-an di masa lalu juga," tegas Jeff. "Toh Zeta-Zeta ini asal-usulnya. Jadi kita harus mengumpulkan semua bukti terlebih dahulu."
Paing lalu memindah jarinya ke nama Pomchay kembali. "Terus, kecelakaan kakak Tuan Mile sebenarnya karena Apa?" tanyanya. "Kau belum menjelaskannya."
DEG
"Oh, iya ...." kata Jeff, lalu memijit kening tanpa sadar. Dia tampak lelah sekali, tapi Paing paham karena penelitian Jeff bisa sedetail itu. Dia pun menunggu Jeff untuk memindah ke video CCTV berikutnya. Lalu menyimak kembali. "Soal itu, mungkin klip satunya bisa membantu Anda dapatkan jawaban."