Chereads / ANGELIC DEVIL [MILEAPO FANFICTION] / Chapter 53 - S2-10 COMPLICATED

Chapter 53 - S2-10 COMPLICATED

"You never know your role until you decide to stand in one place."

[ANGELIC DEVIL: The Crown]

Apo pun pulang dengan hati nyeri. Dia tahu, sang suami merupakan orang dari lingkungan yang lebih bebas. Jadi, kata "wajar" seharusya bisa dia mengerti. Buktinya, dengan Ameera Mile membatasi diri--mungkin karena wanita itu serius menyukainya. Tapi Leodra tidak diperlakukan sama.

Bukankah artinya Mile belum berubah total untuknya? Leodra yang jelas-jelas mencium hanya disenyumi. Mereka juga mengobrol wajar, tapi Apo rasanya sulit terima--apakah selama ini Mile selalu begitu? Di belakangnya, mungkin? Leodra hanya seorang contoh yang berhasil diketahui.

Lantas kenapa marah dan mengagungkan pernikahan mereka? Kenapa menyerang Paing, padahal sang senior diam saja di tempatnya? Apa yang salah dengan hanya mencintai? Apo benar-benar marah!

BRAKH!!

"BRENGSEK!!" maki Apo setelah sampai ke kamar. Usai membanting pintu terlampau keras, dia baru sadar ikut membawa kresek belanjaan masuk. Omega itu pun melempar bawaannya hingga buah-buah menggelinding. Namun, dia tidak peduli.

Dia masuk kamar mandi dan mengguyur tubuh, menangis tanpa suara bahkan sebelum melepas baju. Rasanya kesal baru tahu sekarang. Padahal, saat Mile bercerita tentang kehidupan masa lalunya di Sydney, Apo kira sang Alpha sudah berubah. Dia bilang, "Iya, Leodra Taraan itu nama panggung dari Dasha. Dia puteri tunggal ketua agensi The Royalle. Dan seseorang yang sangat berjasa. Kalau bukan dia yang membawa masuk, aku mungkin agak kesulitan merambah dunia modelling editorial."

Saat itu, Apo pun memastikan sesuatu. "Tapi kalian tidak ada hubungan, kan? Kedengarannya dekat sekali."

Mile malah tertawa. "Tidak, tidak. Mana mungkin sampai begitu. Dia dan aku bisa dibilang setara. Teman seks-nya juga banyak kok. Kami hanya saling membantu."

Saling membantu, huh? Sepertinya tidak hanya dalam pekerjaan--

"KEPARAT KAU, MILE! BAJINGAN! ARRRGHH!"

BUAGH! BUAGH! BUAGH!

Apo pun meninju dinding marmer beberapa kali. Dia baru berhenti setelah merasa sakit, lalu duduk begitu saja di lantai. Ah, bagaimana mungkin Apo ingin menyapa baby triplets? Mereka pasti makin takut karena melihatnya seperti ini.

CKLEK

"Apo ...."

Mata merah Apo pun beralih ke pintu utama kamar mandi. Dia melihat Mile berdiri tertegun, tapi sang Omega memutuskan pandangan. "Pergi ...." katanya. Meski pelan, Apo yakin Mile mendengar kalimatnya cukup jelas.

"Apa?" kaget Mile. "Sebenarnya kenapa, Apo? Kau bisa sakit kalau di sana--"

BRAKHHH!!!

"BISA MINGGIR TIDAK SIH?!" teriak Apo hingga box set mandi jatuh bertebaran. Ada handuk kecil yang gulungannya terbuka. Dan semua itu basah di lantai. "FUCK! JANGAN DEKAT-DEKAT DENGANKU! Kau pikir aku tidak tahu yang di supermarket?! HAH?! Du verrückter Bastard!" (*)

(*) Bahasa Jerman: Dasar kau bajingan bangsat.

Mile memang tidak menguasai bahasa Jerman. Namun, jika sang istri sudah memaki di luar kendali. Berarti Apo memang sungguhan marah.

DEG

"Di supermarket?"

"YA! KAU DAN WANITA ITU! BEDEBAH!" teriak Apo. Tatapan mata sang Omega menyiratkan betapa kecewanya dia saat ini. "Mile ...." Air matanya mulai keluar. "Aku paham pemikiranmu itu seperti apa. Tapi--kita sudah menikah. Hkss ... Kenapa bilang akan hati-hati jika nyatanya kau tak paham maksudku."

Seketika otak Mile pun melaju cepat. Alpha itu sampai terdiam pias, karena sekarang tahu apa yang Apo maksud.

"Tapi, Apo. Kau tahu sendiri tahu Leodra itu siapa--"

DEG

"OH IYA! TENTU!" sela Apo. "Lalu kenapa kalau dia orang berjasa? Kapan-kapan kalau ada Leodra yang lain--berarti kau tidak masalah? Aku paham kalian tidak saling menyukai. Tapi apa itu pantas? Aku ini apa di matamu? HAH?!" katanya dengan suara goyang. "Aku ini apa, Mile .... hiks ... hiks ... hiks ...."

Tanpa sadar, Mile pun mengepalkan tangan untuk menahan emosi. "...."

"Aku benar-benar bingung peranku di sini ...." kata Apo sambil meremas kemeja bagian dadanya. "Kau bilang hanya ingin bersamaku. Kau pulang ke sini karena aku--dan para baby. Kau juga bilang ingin menetap di Bangkok--tapi, coba pikir. Kalau kau masih seperti saat di luar sana, aku ini harus bagaimana? Berbagi suami dengan mereka semua?"

BRAKHHHHH!

Tak terima, Mile dengan feromon gelapnya pun menekan Apo ke ujung. Alpha itu mengunci pintu karena kepalang murka, lalu menghampiri Apo.

DEG

"PERGI! KELUAR--"

BRAKHH!!

"Arrgh ...."

"Lalu apa yang kulihat semalam, hah?" kata Mile. Setelah meremas kedua bahu Omega-nya, lelaki itu mematikan keran agar bisa bicara semakin jelas. Wajahnya hanya beberapa senti dari Apo, dan desisannya seperti ular. "Kau pikir aku tidak tahu kelakuanmu dengan Alpha itu? Bertingkah seolah-olah menjadi korban, tapi lupa memberi batasan. Apa bedanya aku dengan Leodra yang tak punya perasaan. Kau paham Paing Takhon memandang lebih, tapi tetap memeluknya dengan wajah itu."

DEG

"Apa?"

"Aku tahu kau pergi dengan taksi itu, Apo Nattawin!" bentak Mile agar sang istri tersadar. "Kau lari dariku, tetapi tidak darinya. Terus apa? Bicara hangat sambil saling memeluk? Apa kau tidak tahu wajahmu itu ingin membuat seseorang ingin menghancurkan--"

PLARRRRRRRRRRR!!!

"Setidaknya kami tahu bagaimana harus berperan ...." kata Apo dengan napas yang tersengal-sengal. Dia sendiri syok karena baru pertama menampar sang suami. "Sekarang jujur padaku, Mile. Berapa banyak wanita--atau pria--yang kau cium semenjak kita menikah? Hah?" tanyanya dengan suara yang serak. "Atau mungkin lebih dari itu ...."

DEG

"Apa?"

"Melakukan seks, mungkin? Jika bukan, setidaknya dengan tangan atau mulut," tegas Apo dengan tremor yang merambat di tangannya. "Bilang, Mile. Aku yakin Leodra bukanlah yang pertama ...."

Namun, daripada menjawab. Mile yang sudah gelap mata menyeret sang istri keluar.

BRAKH!!

"Arrgh! Sakit!"

"Ikut aku sekarang ...."

"Tidak! Aku benar-benar membencimu!"

Dia tak peduli Apo nyaris terpeleset. Bahkan membanting kasar lelaki itu ke ranjang.

BRUGH!!

"NO! PERGI!"

Mile tetap melepas pakaian karena stress-nya sudah di ujung tanduk. Alpha itu sulit berpikir karena Apo bahkan berani menendang dia, tapi berakhir terbekuk di bawah tindihan.

"MILE!"

Mile pun mengikat dua tangan Apo dengan sabuknya. "Ya, aku," katanya murka. "Dan akan kubuat kau ingat selalu, bahwa hanya aku yang memilikimu."

KRAKHH!

"Mnnhh!" lenguh Apo. Kedua kakinya bergeliatan di bawah Mile, sulit bergerak karena sang suami sudah menciumnya membabi buta. "Mmff--Mile! Sssssshh ...." Rasanya perih sekali! Sungguh!! Gigitan Mile pada bibirnya sampai berdarah, dan itu berlanjut ke leher.

Tidak, tidak. Tak ada ampun lagi seperti biasa. Mile melampiaskan segala emosi buruknya kepada sang Omega, persetan jika pagi nanti berubah jadi biru-biru.

Lebih berbekas, lebih bagus! Mile akan mengukir tubuh itu semau hatinya, bahkan meski Apo menjerit karena dimasuki langsung tanpa banyak persiapan.

PLAKHHH!!

"AKKHHHHH! Hikss ...." isak Apo sambil memeluk leher sang Alpha kuat. Wajahnya merah bukan karena malu, melainkan menahan perih karena terasa robek di bawah sana. "Sakit ... sakit ...." keluhnya selama dihunjam tusukan yang sangat cepat. Tempo gerakan Mile membuat selimut kusut dan ranjang berguncang, dan itulah seks pertamanya yang lebih terasa seperti siksaan.

Lihatlah wajah gelap Mile Phakphum. Apo tidak menemukan sosok suami yang dia kenal, karena Mile mengabaikan tangisannya sama sekali. Dia juga tidak dibiarkan pergi. Sekali Apo mampu merangkak, Mile membalik tubuhnya kembali dengan jambakan.

BRUGH!

"Arrrghh! Tidak mau!"

PLAKH!

"Kemari kau."

"Mffffff!" keluh Apo karena tiba-tiba dimasuki kembali. Dia tak bisa berteriak karena Mile juga membekap mulutnya, lantas melepaskan klimaks yang kesekian di dalam. "Mffff--hiks ... hiks ... hiks ...." keluhnya dengan pipi yang merona basah. Air matanya berjatuhan seperti hujan, dan akhirnya menyurukkan wajah ke bantal.

Tak sanggup.

Bahkan meski lilitan sabuk Mile sudah terlepas, Apo hanya meremas seprai dan membiarkan bokongnya dimonopoli. Dia lelah. Baik jiwa dan raganya terguncang kuat, dan Mile baru berhenti setelah puas.

BRUGH!

Apo pun tergolek lemas seperti jeli. Dia terengah-engah seorang diri, dan meringkuk perlahan-lahan.

"Hahh ... hahh ... hahh ...."

Jujur saja, Apo mulai takut dengan Alpha-nya sendiri. Memandang Mile saja tak sanggup, sehingga Omega itu menarik selimut untuk menutupi wajah. Jangan sampai bertatapan dengan Mile. Jangan sampai--atau dia akan gemetar hebat.

"Pikirkan baik-baik perkataanku tadi," kata Mile, yang langsung membalut diri dengan baju tidur di headstand. "Atau kau merasa suci sendiri? Mungkin pengakuanmu saja yang tak pernah bercinta dengannya di belakangku."

DEG

Apa katanya barusan?

BRAKHHH!

Apo pun tertegun dengan wajah pucat. Dia bingung karena kata-kata barusan keluar, tapi Mile sudah meninggalkannya di balik pintu.