"Hoaaaaaaaam. Rasanya sudah lama sekali Saya tidak tidur senyenyak ini. Heemmmmm, apa ini?" Rudy yang baru saja bangun tersebut merasa bahwa tangannya telah menyentuh sebuah benda asing.
"Tekstur lembut macam apa ini sebenarnya? Oh, kalau tidak salah malam tadi bawahannya Reyzo juga ikut tidur bersama Saya. Yah begitu toh rupanya? Heeemmm. Ok, Saya mengerti."(isi pikiran Rudy)
Rudy bergumam dalam pikirannya, lalu dia menghadap ke arah Inara yang saat ini masih tertidur di sebelahnya.
Karena pergerakan dari Rudy, Inara pun terbangun.
Rudy yang melihat hal ini, langsung saja refleks dan menyapa Inara.
"Selamat pagi. Apakah tidur Kamu nyenyak?"(Rudy)
"Iya Tuan, selamat pagi__________?"(Inara)
Inara membalas sapaan Rudy dengan wajah bengong!
Setelah menyapa Inara, Rudy bangkit dari tempat tidur, kemudian dia berjalan ke kamar mandi se-olah tidak terjadi apa-apa.
Namun saat di dalam kamar mandi, Rudy pun berdebat dengan dirinya sendiri.
"Apa-apaan dengan selamat pagi dan apakah tidur Kamu nyenyak, barusan? Apakah Saya sudah gila? Heemmm, sepertinya Saya harus menjelaskan masalah ini pada dia nanti? Yaa, Saya harus menjelaskannya, hemmmmm?"(Rudy)
Dan di tempat lain, Inara juga merasakan perasaan aneh bercampur dengan malu setelah dia mengingat-ngingat kejadian semalam.
"Apa yang Saya pikirkan tadi malam? Kenapa Saya malah berbuat demikian? Aduuhhh, pastinya Tuan Rudy akan menganggap Saya wanita yang aneh, kan? Dan bagaimana jika Tuan Reyzo sampai tahu tentnag masalah ini? Arrgghhhh, Saya benar-benar bodoh!"(Inara)
"Jeglek"
Pintu kamar mandi pun terbuka?
Inara langsung kaget dan menoleh ke arah tersebut!
Lalu Rudy keluar dari kamar mandi itu, kemudian ia menghampiri Inara.
"Ehmmm, ini rahasia Kita berdua saja, ok? Ini perintah dari Saya sebagai pemegang otoritas tertinggi. Dan maaf telah melibatkan Kamu ke dalam situasi seperti ini? Hemmm yah, Saya akan keluar untuk latihan, Kamu lanjutkan saja istirahatnya? Oh ya satu hal lagi. Saat inj Saya tidak bermaksud untuk menyalahgunakan Otoritas Saya?"(Rudy)
"Eeehh? Ya Tuan, terima kasih atas perhatian Tuan? Yah, Saya juga akan pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan"(Inara)
"Ok, terima kasih"(Rudy)
Rudy akhirnya meninggalkan kamar tersebut.
Setelah Rudy keluar, Inara mencuci mukanya dan selanjutnya ia bergegas ke dapur untuk menyiapkan makanan.
Yah, saat ini baru jam 06:00 pagi, jadi Reyzo, Dina, dan juga suaminya Dina, belum bangun dari tidur mereka sehingga peristiwa ini hanya akan diketahui oleh Rudy dan Inara saja.
(Ehemm. Untuk para pembaca tidak perlu berfantasy berlebihan. Saya menjamin bahwa malam tadi mereka berdua hanya tidur bersama dan tidak ada hal lain yang terjadi, Mungkin? Fufufufufufu)
========================
Setelah 2 jam, Rudy kembali ke rumah, dan dia langsung saja menuju ke ruang makan.
Di sana Reyzo, Inara, Dina, dan suaminya yang bernama Robin, telah duduk bersama di meja makan tersebut.
Sepertinya mereka sudah memulai sarapan pagi mereka.
"...?"(Rudy)
Rudy yang melihat mereka merasa sedikit aneh dengan adegan ala-ala keluarga cemara ini.
(ket: keluarga cemara adalah serial tv yang terkenal pada masa lampau)
"Selamat datang Tuan."(Inara)
Melihat Rudy telah kembali, Inara berdiri dari duduknya dan segera menyapa Rudy. Inara saat ini terlihat seperti pelayan yang sedang menyambut tuannya.
"Ohhh. ya, terima kasih. Silahkan dilanjutkan saja sarapannya."(Rudy)
Rudy pun menjawab sapaan Inara tersebut dengan gaya yang bersahaja.
Melihat Inara yang bersemangat untuk menyambut kedatangan dari Rudy, Reyzo, Dina, dan Robin pun merasa bingung dengan apa yang telah mereka lihat ini. Kemudian mereka bertiga serentak melihat ke arah Rudy dengan mata yang penuh kecurigaan.
"Hheeeeeh. Rudy sekarang sudah jadi Tuan, ya? Fufufufu pasti senang tuh disambut oleh gadis cantik seperti Inara?"(Dina)
"Hoy, hoy, hoy! Sejak kapan Inara malah jadi pelayan Kamu? Ada apa ini sebenarnya? Inara! Kenapa Kamu sangat perhatian dengan Rudy, Oniisama saja tidak pernah mendapatkan perlakuan khusus seperti yang barusan?"(Reyzo)
"Uhum, tidak seperti itu, Oniisama? Semua ini hanya murni karna rasa hormat Saya kepada sahabat baiknya Oniisama, tidak ada hal spesial apa pun seperti apa yang Oniisama pikirkan?"(Inara)
Dengan kepala agak tertunduk, Inara memberikan penjelasan atas sikapnya kepada Rudy.
Tapi tetap saja dia saat ini tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah tersebut, dan hal ini membuat Reyzo semakin curiga tentang hubungan apa yang terjadi antara mereka berdua.
Benar-benar ada sesuatu yang terjadi antara mereka berdua, hhhmmmmm? Itulah yang dipikirkan Reyzo saat ini.
"Mbak Dina yang terhormat. Semua ini tidaklah seperti apa yang mbak Dina pikirkan.
Dan untuk Kamu, Reno Casanova. Atau, haruskah Saya panggil dengan Tuan Mucikari Reyzo? Sayalah yang harusnya bertanya kepada Kamu? Yah, apa yang Kamu pikirkan hingga Kamu mengajari seorang gadis kecil seperti ini untuk bertingkah dengan gaya pelayan? Terus, apa-apan itu, ada apa dengan panggilan Oniisama-Oniisama? Nah, tolong jelaskan kepada Saya, sekarang!"(Rudy)
"Hhhhnnn. Kalian pikir kalian bisa menyudutkan Saya?
Saya Rudy bukanlah pria yang bisa disudutkan oleh situasi sekelas ini!"(isi pikiran Rudy)
Rudy yang pintar langsung saja membalikan keadaan.
Dina yang saat ini memang sudah menyelesaikan sarapannya, hanya tersenyum mendengar tanggapan Rudy barusan. Kemudian Dina mengajak suaminya yang kebetulan juga telah menyelesaikan sarapannya untuk segera pulang ke rumah mereka.
"Uhuum, sepertinya Rudy sudah benar-benar sembuh rupanya. Yaaa, kalau begitu tidak ada lagi yang perlu Kami berdua khawatirkan di sini. Fufufufu."(Dina)
Dina berbicara sambil melirik ke arah Suaminya.
"Ok, kalau begitu Kami akan pulang sekarang. Emmmm, kalian bertiga bisa melanjutkan obrolannya? Heheheh, terima kasih untuk sarapannya juga. Rud, kami pulang dulu, yah? Ehem. Untuk nona Inara, tolong jaga Rudy baik-baik, hehehe. Dan Kamu, Reno? Saya juga menunggu penjelasan dari Kamu tentang apa yang Rudy tanyakan barusan!"(Dina)
"Ya Mbak Dina. Emmm Mas Robin juga hati-hati. Dan terima kasih karna sudah menjaga Saya."(Rudy)
"Iya Mbak Dina dan Mas Robin, terima kasih"(Inara)
"Uugghhh? Iya Mbak Dina, nanti Saya akan berkunjung ke rumah Mbak Dina? Dan Mas Robin, Emmm, tolong jaga kakak perempuan Saya ini dengan baik, ok."(Reyzo)
Setelah itu, Dina dan suaminya pun pulang ke rumah mereka dan meninggalkan Rudy, Reyzo, dan Inara yang tetap di meja makan. Sepertinya mereka bertiga masih akan melanjutkan sesi dari obrolan keluarga mereka.
=========================
(ket: Dina juga telah mengenal Reyzo atau Reno itu, dari saat mereka masih kecil)
=========================
Setelah Dina dan Suaminya pulang, Rudy kembali menatap Reyzo dengan pikiran liciknya!
"Uhum, bagaimana dengan pertanyaan Saya tadi Ohhh sahabat Saya Reno? Atau haruskah Saya memanggil Kamu Tuan Mucikari Reyzo?"(Rudy)
Rudy mulai melancarkan teknik manipulasi kata-katanya yang canggih!
Reyzo yang berpikiran simple jelas tidak mampu menghadapi argument-argumen Rudy tersebut.
(ket: seperti yang pernah Saya katakan, berpikiran simple itu, adalah bahasa halus dari agak bodoh)
"Ehem, ohhh Sobatku yang baik hati, hehehe. Ayo duduk dan sarapan dulu? Ehm, bagaimana keadaan Kamu? Apakah sudah baik? Ya, tolong jangan buat Saya khawatir, ok?"(Reyzo)
Reyzo mendekati Rudy dengan penuh perhatian, lalu dia mengajak Rudy untuk duduk dan sarapan dengan penuh semangat.
Reyzo mencoba untuk mengakhiri topik yang sebelumnya. Yah, karna jika dia terus mendesak Rudy dengan pertanyaannya, maka Rudy juga akan mendesaknya dengan pertanyaan yang tadi juga. Dan begitulah, setelah mengetahui situasi sudah aman, Rudy juga berinisiatif untuk mengganti topik pembicaraan mereka tersebut.
Yah, mereka berdua telah bersepakat dalam diam. Mereka tidak akan melanjutkan topik yang mungkin akan akan membuat mereka berdua sama-sama malu nantinya.
"Ehem, ok. Saya baik-baik saja, terima kasih. Emmmmm ya, karna Dina dan Suaminya telah pulang, kita langsung ke pokok utamanya saja?
Tidak perlu mempermasalahkan hal-hal sepele seperti itu. Ehemm"(Rudy)
"Ya. Itu persis seperti yang juga Saya pikirkan. Ehemm"(Reyzo)
Rudy dan Reyzo langsung saja merubah gaya pembicaraan mereka. Dan di mata Inara saat ini, Rudy dan Reyzo terlihat sangat berwibawa.
Bagaimana dengan mudahnya mereka bisa berhenti dari perdebatan konyol tadi dan langsung memasang wajah yang serius untuk memulai pembicaraan yang sangat-sangat-sangatlah rahasia itu!
Inilah sosok dari 2 orang yang memegang otoritas tertinggi di dalam Organisasi.
Inara memandang mereka berdua dengan penuh kekaguman!
Lanjut...
Setelah melirik Inara sebentar, Rudy pun memulai pembicaraan yang sangatlah rahasia itu berdua dengan Reyzo.
bersambung.....