Chereads / Tempat tertinggi / Chapter 13 - Ch 12 : Inara Dan Layanan Pelayan

Chapter 13 - Ch 12 : Inara Dan Layanan Pelayan

Rudy saat ini sedang berjalan menuju kamar gamenya sambil terus menggerutu.

Dia yang sudah lelah akibat keadaan tubuhnya, ditambah lagi dengan semua situasi kacau yang terjadi dirumahnya, terus berjalan sambil menggerutu kesal, dan ketika dia sampai ke kamar gamenya, dia segera membuka pintu kamar itu.

"Jegglleeeeekkk"

Ternyata lampu kamar itu telah menyala, dan di sana Rudy sedikit terpana karna melihat sosok Inara. Saat ini Inara sedang duduk bersimpuh di atas tempat tidur layaknya ia adalah seorang pelayan yang sedang menyambut kedatangan tuannya.

"Selamat datang Tuan. Apakah Anda akan langsung mandi? Saya juga sudah menyiapkan pakaian untuk Tuan."

Inara segera menyapa Rudy dam melayaninya seperti seorang pelayan.

"Ehmm, tidak perlu. Kamu istirahat saja di kamar ini, Saya akan tidur di sofa malam ini. Ya, Saya akan mandi besok pagi saja."(Rudy)

Rudy pun menjawab perkataan Inara tersebut dengan nada acuh! Dia sudah tidak kaget lagi dengan kejadian klise seperti ini.

"Mmmmm, tidak bisa seperti itu, Tuan? Sebagai bawahan dari Tuan Reyzo, Saya juga harus memperlakukan Tuan dengan baik."(Inara)

Tapi Inara bersikukuh memaksa untuk tetap melayani Rudy.

Dia juga menjelaskan bahwa sebenarnya dia adalah bawahan dari Reyzo, dan setelah Rudy mengetahui hal ini, percakapan diantara mereka berdua pun berlanjut.

"Ehhhh! jadi Kamu bawahannya si Mucikari itu? Ehmmm, ya, ya, Saya paham sekarang."(Rudy)

Rudy pun sedikit kaget setelah mengetahui hal tersebut. Sekarang dia pun mulai memahami tentang semua situasi aneh yang telah terjadi dirumahnya tersebut.

Dan pembicaraan antara mereka berdua pun berlanjut.

"Saya kira Kamu Siluman, Uhhmmm, sudah lupakan saja Saya salah bicara barusan. Ya, dimana si Mucikari Reyzo sekarang?"(Rudy)

"Tuan Reyzo sedang tidur di kamar tamu. Oh iya, tadi itu sebenarnya Saya sedang mengambil minum di dapur, lalu Saya mendengar ada suara dari halaman belakang, jadi Saya pun memeriksanya, dam ternyata itu adalah suara dari Tuan Rudy. Yah, begitulah kejadiannya kira-kira."(Inara)

"Ehmmm, yah, Saya mengerti. Sebenarnya setelah Saya sadar, Saya langsung meninggalkan rumah sakit dan pulang kerumah. Ehmm, tapi Saya juga sudah meninggalkan pesan di sana, kok." sambil berpikir sejenak, Rudy kembali melanjutkan perkataannya tersebut, "Mmmm, Itu pasti Bos Roy yang membuat kalian berdua ada disini, kan? Mmmm, ya kalau begitu Saya akan mandi dulu. Dan untuk Kamu? Hhmmm, lanjutkan saja istirahatnya, ehem. Ya, anggap saja ini sebagai rumah Kamu sendiri."(Rudy)

"Iya Tuan. Terima kasih."(Inara)

Rudy saat ini sudah tidak mau ambil pusing lagi. Dia pun mengambil piyama itu dan langsung masuk ke kamar mandi yang ada di ruangan tersebut. Dia meninggalkan Inara yang tetap menunggunya dengan patuh.

Setelah di dalam kamar mandi, Rudy pun mengeluh.

"Mmmmm, hebat juga si Reno! Rupanya dia sekarang sudah jadi bos besar, bahkan dia juga punya pelayan yang cantik seperti itu, hhmmmm?"(Rudy)

Rudy ini memang selalu menjaga jarak dari yang namanya wanita. Buktinya sampai sekarang saja dia tidak pernah merekrut wanita sebagai bawahannya sendiri.

Yah, lihat saja contohnya adalah si Tua Roy yang menjadi bawahan utamanya saat ini. Lalu 8 orang bawahannya yang lain juga semuanya adalah pria. Mereka juga tidak pernah menunjukan identitas aslinya di depan umum, karena memang seperti itulah aturan dari Organisasi Rahasia yang sangatlah-sangat dirahasiakan ini dijalankan.

Mengenai siapa identitas sebenarnya dari ke 8 agen bawahan Rudy, hanya Rudy sendiri dan Roy yang sebagai bawahan utamanya yang dapat mengetahuinya. Dan salah satu bawahan Rudy adalah pemilik rumah sakit tempat Rudy dirawat sebelumnya.

Lanjut...

Peratutan ini tentunya juga berlaku untuk Anggota Dewan yang lain. Karna sesuai aturan yang telah mereka sepakati sebelumnya, semua bawahan Rudy dan ke 8 Dewan Organisasi yang lain kecuali untuk bawahan utama mereka. Maka untuk semua bawahan yang biasanya diberi sebutan agen no 1 sampai no 8, selalu menggunakan topeng apabila mereka bertemu satu sama lain.

Tapi masih ada sosok Dewan yang paling rahasia dan dirahasiakan secara sangat-sangat rahasia di dalam organisasi ini!

Yah, itu adalah sosok Dewan ke-9. Siapa sebenarnya sosok Dewan no 9 ini hanya Rudy sendirilah yang tahu, karena Dewan no 9 ini memang tidak pernah ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan di dalam organisasi. Malahan karena saking rahasianya, sosok yang menjadi Dewan no 9 pun tidak pernah mengetahui bahwa dia sendiri adalah salah satu anggota Dewan dari Organisasi Rahasia itu sendiri!

Yah, hanya sebuah kalung dengan permata berwarna biru yang menjadi bukti bahwa dia adalah salah satu Dewan dari Organisasi Rahasia ini.

(fufufufufufufu sungguh super rahasia)

========================

Lanjut ke cerita . . .

Rudy saat ini sudah selesai mandi dan telah mengganti pakaiannya. Kemudian dia pun keluar dan kaget karna dia melihat sosok Inara yang ternyata masih berada di ruangan itu. Dia lupa kalau sebelumnya dia memang tidak pernah meminta Inara untuk keluar dari kamar tersebut.

Yah. Saat ini Inara masih ada diposisi yang sama seperti sebelumnya, sepertinya dia bahkan tidak beranjak sedikit pun.

Kemudian...

"Apakah Anda ingin langsung beristirahat, Tuan?"(Inara)

Inara pun kembali bertanya layaknya seorang pelayan.

"Ah! Kamu masih disini, ya? Ehm ok. Saya akan tidur di sofa ruang tv, malam ini Kamu silahkan tidur di kamar ini?"(Rudy)

Sebenarnya Rudy juga lupa kalo rumah yang sering dia sebut besar ini hanya memiliki 3 kamar. Dan dengan terpaksa dia pun berjalan berniat ingin meninggalkan kamar gamenya tersebut, tapi sayangnya ketika dia akan keluar, Inara segera berdiri dan ikut berjalan mengikutinya.

"Ehhh! Kenapa Kamu malah mengikuti Saya? Kamu tidur di kamar ini, biar Saya yang tidur diruang Tv, ok? Tidak mungkin Saya akan meminta seorang wanita yang tidur di sofa sedangkan Saya malah tidur enak dikamar, kan?"(Rudy)

Rudy merasa canggung dengan perlakuan ala-ala pelayan yang inara lakukan tersebut. Dia pun kembali menekankan masalah lokasi tidur mereka kepada inara.

"Tidak bisa, Tuan! Saat ini Saya harus mengutamakan kepentingan Tuan Sama halnya seperti yang Saya lakukan untuk Tuan Saya Reyzo! Lagipula Tuan baru saja keluar dari rumah sakit, jelas keadaan Tuan sedang tidak baik sekarang?"(Inara)

Inara masih kukuh dengan pendapatnya. Dan Hal ini jelas membuat Rudy merasa serba salah.

"Apa-apaan lagi sekarang? Arghhhh! Apa pula tingkah ala maid bocah ini, ehmm! Ya, walaupun tidak buruk juga sih. Emmm, Dia juga terlihat sangat cantik. Ehmm ya, untuk saat ini Saya ikuti saja dulu keinginannya. Ok, biar diri Saya yang besok yang akan mengurus masalah ini besok."(isi pikiran Rudy)

Rudy kembali berspekulasi di dalam pikirannya.

Yah, hal ini lah yang membuat otak Rudy memiliki kapasitas dan kinerja super. Itu karna terlalu seringnya dia menjalankan simulasi di dalam pikirannya tersebut sehingga kinerja otaknya pun terus meningkat melampaui batasan manusia normal. Itu jauh, dan jauh melebihi kinerja otak manusia pada umumnya.

Dan hal ini jugalah yang menyebabkan Dewa Ildraiz mengajarkan semua hal mengenai kekuatan psikis serta cara untuk melacak sumber energi Mana kepada Rudy saat itu.

Lanjut ke cerita saat ini...

Akhirnya Rudy pun mengalah dan mengikuti kehendak Inara.

"Ok. Kamu istirahat saja duluan karna Saya mau membuat kopi dulu."(Rudy)

"Biar Saya saja yang buatkan. Tuan duduk dan beristirahat saja dulu di sini."(Inara)

Inara pun mengajukan dirinya, lalu dia meminta Rudy untuk duduk dan beristirahat.

"Ehm, iya terima kasih."(Rudy)

Inara segera beranjak dari tempat tidur lalu pergi ke dapur.

"Jegggleeeek"

Setelah Inara pergi, pintu kamar pun tertutup kembali.

"Emmm, ya. Saya kira Begini tidak buruk juga, hehehehe."(Rudy)

Setelah bergumam sendiri, Rudy pun beranjak ke tempat tidur dan meregangkan tubuhnya yang lelah itu.

Dan selang beberapa menit kemudian pintu kamar itu pun diketuk kembali.

"Tok tok tok"

"Tuan, Saya akan segera masuk?"(Inara)

Inara mengetuk pintu dan meminta izin untuk masuk.

Menanggapi hal ini, Rudy pun kembali berspekulasi liar di dalam pikirannya.

"Gila! Saya sudah kayak raja saja, sekarang, fufufufu. Hhmmmm, hidup seperti ini bagus juga rasanya. Mmm, mestinya sudah dari dulu Saya memperkerjakan maid seperti ini, fufufufufu."(isi pikiran Rudy)

Setelah menyelesaikan pikirannya Rudy pun beranjak dari tempat tidur dan segera duduk di kursi. Kemudian barulah dia segera mempersilahkan Inara untuk masuk.

Setelah mendapat persetujuan Rudy, Inara pun masuk dan berjalan ke arah Rudy yang saat ini dia telah duduk santai di kursinya.

Kemudian Inara meletakan gelas yang berisii kopi buatannya itu di atas meja, dan setelahnya dia kembali berdiri disebelah kursi lainnya.

"Ehhhh? Silahkan duduk saja, Kamu tidak perlu menunggu perintah Saya jika mau duduk, kan? Emmm ya, anggap saja ini rumah Kamu sendiri dan bersikaplah seperti biasanya, ok?"(Rudy)

Rudy yang melihat tingkah kaku Inara tersebut, segera menyuruhnya untuk ikut duduk bersamanya.

"Iya Tuan, terima kasih."(Inara)

Lalu dengan cara yang elegan, Inara pun duduk di kursi yang sebenarnya itu tepat berada bersebelahan dengan kursi yang sedang Rudy duduki. Dam karena merasa sedikit canggung, Rudy pun sedikit menggeserkan kursinya tersebut untuk membuat jarak diantara mereka.

"Sluurrpppppp . . . Slurpppppp . . . Slurppp"

Kemudian Rudy meminum kopi panas itu dengan terburu-buru karna dia sedikit gerogi.Hal itu lantas membuat Rudy tersedak

"Uuhhhhhh!"(Rudy)

"Ada apa, Tuan?"(Inara)

"Tidak apa-apa. Tidak apa-apa."(Rudy)

Rudy pura-pura tidak terjadi apa-apa, lalu ia meletakan kembali cangkir kopi tersebut ke atas meja.

Rudy hanya bisa duduk diam saat ini karna dia tidak tahu harus bertindak bagaimana agar situasi yang canggung ini berakhir.

"Ehhhhh! Bagaimana ini? Apa Saya harus mencoba sok akrab? Atau Saya harus bertingkah dingin dan menyuruhnya tidur? Ahhhh!"(isi pikiran Rudy)

Rudy pun kembali bersimulasi di dalam pikiran tersebut sambil sesekali ia melirik ke arah Inara.

Yah, seolah-olah saat ini mereka berdua sedang melakukan kencan pertama mereka.

Tapi pada akhirnya Rudy pun memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.

=========================

Catatan: kenapa mereka bisa bebas berkomunikasi?

Yah, karna memang di dunia mereka terdapat bahasa umum yang biasanya menjadi bahasa universal di dunia mereka. Itulah sebabnya semua orang di dunia pusat ini bisa tetap berkomunikasi tanpa adanya permasalahan tentang bahasa yang berbeda.

=========================

Lanjut ke cerita...

"Karna ini kali pertama kita bertemu, maka Saya akan memperkenalkan diri Saya.

Ehheeemmm. Saya Rudy kenalannya Reyzo dan kebetulan juga Ketua dari Organisasi Rahasia saat ini."(Rudy) Rudy memperkenalkan dirinya kepada Inara.

"Iya Tuan, Saya sudah tahu karna Tuan Reyzo juga sering membicarakan tentang Tuan Rudy. Baiklah sebagai Bawahan Utama Tuan Reyzo dan Anggota Organisasi, Saya juga akan memperkenalkan diri Saya. Ehm. Saya adalah Inara Kimihime, Saya merupakan penduduk asli kekaisaran Nippon, dan saat ini Saya berusia 18 tahun! Mohon bimbingan Tuan untuk kedepannya."(Inara)

Setelah Rudy memperkenalkan dirinya, Inara segera berdiri dan juga memperkenalkan dirinya dengan gaya prajurit, lalu dia mengakhirinya dengan membungkuk 90° dan setelahnya dia kembali duduk dikursinya.

Dan jelas saja Rudy yang melihat hal ini kembali bersimulasi liar dipikirannya.

"Woy, woy, woy, jangan bercanda? Eeemmm, bagaimana bisa si Mucikari mendidik bocah perempuan jadi seperti ini? Gilaaa!"(isi pikiran Rudy)

Tapi mana mungkin Rudy akan mengungkapkan isi pikirannya. Sekarang dia malah mencoba untuk bertingkah layaknya seorang kepala organisasi yang benar dan dapat diandalkan.

Tapi sayangnya dia adalah Rudy!

Karena dia sudah tidak tahan lagi dengan situasi dan benar-benar lelah, Rudy pun mengambil keputusan yang paling realistis untuk mengakhiri situasi ini.

"Oke, sepertinya Saya akan langsung tidur saat ini. Untuk Kamu, Inara? Eemmm, terserah Kamu saja? Ya, terserah Kamu saja. Tidak perlu untuk mengkhawatirkan Saya. Hhmmm, untuk saat ini itu saja yang ingin Saya katakan. Kita akan lanjutkan pembicaraan ini besok pagi, selamat malam."(Rudy)

Seperti yang diduga, Rudy mengakhiri pembicaraan ini dengan cara yang akan membuat siapa pun yang mendengarnya mengira bahwa dia sedang marah.

Lalu setelahnya Rudy pun naik ke tempat tidur, menarik selimut, dan segera berbaring untuk beristirahat sepenuhnya.

Namun baru beberapa detik saja, Rudy pun kembali melirik ke arah Inara yang ternyata saat ini dia masih duduk diam dikursi kamar tersebut.

Melihat hal ini, Rudy pun merasa sedikit bersalah, jika dia hanya membiarkan Inara tetap seperti itu.

Dan dengan sambil tetap berbaring di dalam selimut, Rudy pun menghela nafas dan berkata.

"Maaf, Saya tidak marah atau kesal terhadap Kamu? Saya hanya sedikit lelah malam ini. Dan untuk kamu, Inara?"(Rudy)

"Iya Tuan?"(Inara)

Mendengar perkataan Rudy tersebut, Inara segera berdiri dan menjawabnya dengan bersemangat.

Kemudian, sambil tetap melirik ke arah Inara yang telah berdiri, Rudy pun melanjutkan perkataan yang sebelumnya sempat terhenti itu.

Rudy pun berbicara sedikit keras dengan nada layaknya ia adalah pimpinan yang sebenarnya.

"Saya tidak tahu apa yang telah si Mucikari Reyzo itu ajarkan kepada Kamu, namun. Atas nama Ketua yang memegang otoritas tertinggi dalam Organisasi ini, Saya Rudy Wijaya Kusuma memerintahkan Kamu, Inara Kimihime untuk segera beristirahat sekarang juga! ____Dan dimana Kamu akan beristirahat, itu terserah Kamu, mengerti?"(Rudy)

Setelah mengatakan itu, Rudy segera memejamkan matanya dan benar-benar tidak akan peduli lagi dengan apa pun yang akan terjadi selanjutnya.

"Iya Tuan, Saya mengerti."(Inara)

Setelah menjawab, Inara pun naik ke tempat tidur, menarik selimut, dan berbaring tepat disebelahnya Rudy.

Rudy hanya melihatnya sejenak, lalu dia pun berkata.

"Selamat malam???????"(Rudy)

" Selamat malam!"(Inara)

Dan akhirnya Rudy dan Inara tidur bersama malam ini.

Bersambung...