Chereads / Three Demon of Hoshigaki and the Legend of Seven Deadly Sins / Chapter 10 - chapter 9 : bertemu bandit untuk pertama kali dan perubahan menjadi iblis

Chapter 10 - chapter 9 : bertemu bandit untuk pertama kali dan perubahan menjadi iblis

"kak Yukine, sudah menemukan jalan? Agar kita bisa membunuh para bandit itu?"

"Tentu saja, cuma kamu aja udah cukup kok keluarin Rune ignis fire saja."

"Lempar ke kedua sisi, selesai masalah." Imbuh James.

"Suruh lempar kak Haruka sama Viktor, selesai kan."

Aku mengambil Rune, itu adalah batu yang bisa menyimpan energi sihir dan aku juga bisa mengatur seberapa besar energi sihir yang ingin aku masukkan kedalam batu itu, ada juga batasan untuk energi sihir yang dimasukkan kedalam Rune tersebut.

Untuk rapalan skillnya agak kuno karena skill dari jaman dulu "partum ignis fire" aku ingin membagi dua energi sihirku untuk Rune maka dari itu Rune tersebut langsung menjadi dua, aku juga bisa membagi menjadi 5 atau 8 dan itu membuat efektifitas Rune nya menjadi sangat berkurang.

Aku memberikan Rune itu pada Haruka dan Viktor dan aku cukup kesusahan saat mencari titik buta para bandit itu, sementara itu kami semakin dekat untuk para bandit.

Yukine melihat Karen dan bilang untuk menggunakan skillnya, Karen langsung menggunakan skill yang dimaksud Yukine "Blindness" tidak bisa bertahan lama karena jumlahnya terlalu banyak, sekitar 10 detik.

Setelah Rune itu mengenai tanah maka akan langsung meledak dan dalam radius 20 meter dari arah manapun akan terkena api tersebut.

Haruka melempar keatas bukit sementara Viktor melempar kehutan.

10 detik telah berlalu dan para bandit kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi pada mereka.

Tak lama setelah itu terdengar suara ledakan yang sangat keras dari atas tebing dan disusul dengan api yang muncul secara tiba-tiba bersamaan dengan munculnya api dari tebing suara ledakan juga terdengar dari hutan api dari Runeku mengenai pohon dan membakar hutan tersebut.

Masih ada sekitar 5 bandit yang hidup dengan luka bakar di tubuhnya.

5 bandit itu terdiri dari satu Mage, satu Archer, satu Knight, satu Assassin, dan satu Dual Sword.

Mage langsung heal mereka semua.

"Apa tujuanmu? Mau menyergap kami?"

"Kami ingin uangmu tentu saja"

"Boleh jika aku bunuh sendiri?"

"Jangan Nezuko, terlalu beresiko untuk Mage sepertimu." Haruka berbisik padaku.

"Mage sepertimu emang bisa apa, mau melawan kami 5 orang"

"Iya Mage sepertimu harus berada didepan agar kita bisa membunuhmu dulu." Salah satu bandit berkata seperti itu disusul teman-temannya yang tertawa.

"Masih cooldown skill ignis fire?" Tanya Yukine padaku dengan wajah serius.

"Iya masih kurang 20 detik lagi, tapi aku bisa menggunakan skill lain untuk membunuh para bandit itu."

Aku mengambil satu Rune lalu aku merapalkan mantra "Partum Vis energy" aku ingin membuat Rune energy yang besar, aku langsung melemparkan Rune itu ke para bandit itu, tak lama setelah itu aku merasakan getaran yang sangat mengerikan dari tubuhku kesadaranku mulai menghilang, dan aku melihat kepada semua orang dan mereka sudah terkapar lemas dan akhirnya aku pingsan.

Saat pingsan aku melihat siluet bayangan seperti ayah.

"Ayah jangan minum itu, terdapat racun didalamnya, ayahh!!!!"

"Kenapa ayah tidak mendengarkan aku." Aku menangis saat bilang itu.

Tangisanku semakin pecah saat melihat siluet pemakaman ayah.

"Sudah tidak masalah Nezuko, hidup ayah memang sampai disini saja, jalani hidup seperti yang kamu inginkan."

"Ayah kamu kah itu? Tapi kenapa? Ibu menikah lagi dengan musuh Hoshigaki ayah."

"Tidak masalah Nezuko, suatu hari kamu akan tau kenapa ayah memilih mati seperti ini."

Aku berada ditempat yang sangat gelap dan tidak bisa melihat apapun, termasuk sosok ayah.

"Jangan sedih karena ayah meninggal, jangan sedih karena ibu menikah dengan musuh klan kita, jangan pernah sedih, kesedihan akan menghancurkan dirimu dengan perlahan."

"Sekarang bangunlah Nezuko, dan carilah sesuatu yang kamu inginkan, kamu adalah seven deadly sins generasi baru bersama teman-temanmu."

Aku terbangun dengan memanggil ayah.

Saat aku terbangun semua orang sudah bangun dan para bandit itu sudah mati.

"Aku merasakan energi sihirku semakin kuat setelah aku bangun dari mimpi, apakah ayah yang memberikannya, aku juga tidak tau." Itulah pikirku sejenak tapi setelah itu aku melihat semua teman-temanku.

"Apa yang kamu mimpikan barusan Nezuko?"

"Eh, kalian juga mimpi?"

"Iya kita semua bermimpi hal yang berbeda."

"Kita semua bermimpi hal yang berbeda."

"Tapi apa maksud dari mimpi itu?"

"Aku merasakan energi sihirku meningkat kak, apa kamu merasakan hal yang sama juga?"

"Iya aku juga merasakan energi sihirku dan akurasi dari panahku meningkat drastis setelah mimpi itu terjadi."

"Apa ini semua ada hubungannya dengan ayah? Kak Yukine."

"Aku rasa tidak, karena kita semua bermimpi hal yang berbeda-beda jadi tidak berhubungan dengan ayah sama sekali."

"Apa yang telah terjadi setelah kamu membunuh para bandit itu?" Imbuh Yukine bertanya padaku.

"Aku merasakan getaran yang sangat mengerikan dan sangat kuat lalu kesadaranku mulai menghilang."

"Kita semua sama, merasakan getaran yang mengerikan? Mungkin saja kita perlahan sudah menjadi iblis?"

Kata Yukine yang membuat semua orang diam dan melihat padanya.

"Kak Haruka, kamu merasakan kekuatanmu meningkat kan?"

"Iya, aku memang merasakan hal itu terjadi setelah aku bangun dari mimpi."

"Viktor kamu juga merasakan hal yang sama seperti yang kak Haruka rasakan bukan?"

"Iya, aku juga merasakannya."

"Cepat atau lambat jika kita terus membunuh manusia, baik itu salah atau tidak kita akan lihat wujud sempurna iblis kita."

"Apa yang kamu maksud Yukine?" Haruka yang tidak terima langsung menarik baju Yukine.

"Terimalah kenyataan, kita perlahan akan menjadi iblis, jika kita tetap membunuh para manusia."

Aku dan Karen yang masih belum bisa menerima kenyataan hanya bisa menangis dalam diam, dan kami berpelukan sambil menangis.

"Sialan!!!!!" Haruka memukul pohon dengan sepenuh tenaganya yang ada di hutan dan pohonnya langsung tumbang.

"Eh, kekuatan fisikku meningkat sangat signifikan, kamu benar Yukine, aku rasa kita semua sudah menjadi iblis secara perlahan."

"Jadi mulai sekarang kita harus menghindari untuk membunuh manusia agar kita tidak menjadi iblis."

"Tapi tunggu sebentar, Karen yang tidak melakukan apapun saja pingsan juga loh."

"Apakah ini yang dimaksud dengan seluruh kekuatan seven deadly sins disatukan? Termasuk kesakitan dan penderitaan."

"Kita semua akan menjadi iblis, suatu saat nanti, percayalah padaku."

"Kak Yukine, apa yang ayah tanyakan padamu?"

"Ayah bilang padaku bahwa aku akan paham dengan apa yang dimaksud kekuatan seven deadly sins digabungkan, termasuk kesakitan dan penderitaan, itulah yang akan ditanggung oleh seluruh dosa seven deadly sins."

"Sepertinya aku harus menggunakan skill itu untuk melihat apa yang dirasakan oleh semuanya, tapi resikonya adalah aku akan pingsan lagi."

"Mind reading." Aku melihat wajah Yukine dan melihat ingatannya tentang tadi.

"Kak Haruka, Nezuko menggunakan skillnya padaku, gendong dia dan jalanlah dengan perlahan."

"Skill itu maksudmu?"

"Iya skill itu."

Aku masuk kedalam ingatan Yukine dan melihat dia sedang kebingungan sama sepertiku.

"Yukine, kamu adalah orang terpintar dalam seven deadly sins jadi cepat atau lambat kamu akan sadar apa yang dimaksud dengan seluruh kekuatan disatukan termasuk kesakitan dan penderitaan kebahagiaan juga."

"Ayah? Kenapa aku mendengar suara ayah disaat seperti ini, bagaimana dengan para bandit tadi?"

"Hebat sekali kak Yukine dia bisa tenang disaat seperti ini."

"Kamu seperti Paman yang memiliki dosa malas sepertimu, dia pintar dan tenang dalam keadaan apapun."

"Ayah apa yang kamu bicarakan dari tadi?"

"Haruka pemimpin seven deadly sins bukan?"

"Iya, memang dia pemimpinnya."

"Ingat ini Yukine, seven deadly sins yang menjadi iblis itu akan menjadi perubahan yang sempurna."

"Apa yang ayah maksud?"

"Ayah jangan pergi lagi, meninggalkan kita."

"Yukine kamu adalah anak yang pintar, dengan cepat pasti kamu akan paham apa yang ayah baru ayah katakan, jangan pernah menyesal dengan apa yang telah kamu perbuat, yang ingin ayah untuk terakhir kalinya, ayah ingin bilang, kamu adalah ahli strategi dari seven deadly sins generasi sekarang."

"Kenapa ayah bisa tau semuanya? Jawab dulu sebelum ayah pergi."

Aku terbangun setelah itu dengan digendong oleh Haruka.

"Kamu nakal juga Nezuko, mengintip ingatanku tanpa aku sadari."

"Maaf kak Yukine, aku hanya ingin tau apa yang ayah bicarakan padamu. xD"

"Dasar kamu ini."

"Sekarang saatnya untuk melihat ingatan kak Haruka."

"Mind reading."

Aku pingsan saat digendong Haruka dan aku mendengar suara ayah.

"Haruka kamu masih sangat lemah untuk sebuah knight, bisa-bisa kamu menjadi aib klan Hoshigaki."

"Ayah? Itu kamu? Aku tau, aku masih lemah."

"Gerakanmu juga masih lambat, apa artinya ini? Ayah sudah melatihmu selama bertahun-tahun apakah ini hasilnya?"

"Dengarkan dulu ayah, bukan tanpa alasan aku masih seperti ini."

"Alasannya apa? Kamu masih lemah dan lambat seperti itu."

"Itu karena ayah sangat kuat dan cepat untuk knight, aku tidak akan bisa menandingi dirimu ayah."

"Sudah aku duga kamu akan bilang seperti itu, kamu harus berlatih lebih banyak lagi dengan temanmu dosa sombong, hatimu masih lemah untuk pemimpin sepertimu, apakah pemimpin Hoshigaki klan harus pindah ke Yukine?"

"Tidak bisa, itu tidak akan pernah terjadi, aku anak tertua yang seharusnya menjadi pemimpin klan, lalu apa yang dimaksud dengan lambat?"

"Itu adalah cara berpikirmu sebagai pemimpin masih sangat lambat, kamu harus belajar lebih banyak dari adikmu Yukine, untuk berpikir lebih cepat, pemimpin harusnya mempunyai otak yang pintar seperti Yukine, masih ingat kata-kata terakhir ayah dulu?"

"Tentu saja aku ingat, aku tidak akan pernah melupakan itu."

"Disaat salah satu dari seven deadly sins ada yang meninggal maka jimat yang dipakai akan hilang dan tersegel kembali di dungeon yang sama seperti saat pertama kali ditemukan. Sudah waktunya bagi ayah untuk pergi, jadi jagalah teman-temanmu jangan sampai ada yang meninggal, walaupun kamu harus mengorbankan dirimu."

"Itu kata-kata terakhir ayah, baiklah aku akan menjaga seluruh teman-temanku walaupun nyawaku sebagai taruhannya."

"Semoga kamu bisa menjaga kata-katamu ini Haruka, ayah berharap besar padamu."

Setelah itu aku terbangun dengan menangis.

"Nezuko sudah bangun?"

"I-iya kak." Kataku sambil menangis tersedu-sedu.

"Aku tidak menyangka kak Haruka akan menderita seperti ini TvT."

"Mau aku peluk Nezuko?" Karen menawarkan dirinya.

"Iya Karen TvT." Aku langsung memeluk tubuh Karen dan menangis dengan keras.

"Sudah diam dasar cengeng."

"Itu tidak akan membantuku sama sekali TvT."

"Sstttt cup cup jangan menangis lagi Nezuko, ada aku kok disini." Karen mencoba menenangkan diriku.

"Baiklah Karen." Aku mulai tenang dipelukan Karen.

Aku berhenti menangis dan melanjutkan perjalanan, untuk menuju kota Emelead.

Yang aku tau adalah disaat salah satu dari seven deadly sins ada yang mati maka seluruh jimat seven deadly sins yang dipakai oleh yang lain maka akan langsung hilang dan tersegel kembali di dungeon.

"Kota Emelead kan kota yang dikuasai bangsawan serakah bukan?"

"Itu menurut info yang aku dapatkan."

"Kira-kira kotanya bakal seperti apa ya kalo."

"Pasti kotor dan dan tidak ada gedung sama sekali."

"Mungkin seperti itu, kita juga belum tau saat ini."

Kita menuju kota Emelead yang jaraknya sangat jauh dari Crassmore, butuh 5 hingga 6 hari untuk sampai kesana.

Keseharian kami masih sama, yaitu berjalan tengah siang makan, setelah makan lanjut berjalan lagi, dan terkadang juga kami dihadang oleh monster.

Saat kami berjalan menuju Emelead tanpa aku sadari buku sihirku ramalannya bertambah satu lagi.

Saat kita hampir sampai di Emelead kami sudah melihat kotanya yang cukup makmur dan bisa dibilang juga Emelead adalah kota yang sangat indah, bahkan aku tidak menyangka ada danau ditengah kota itu.

"Apakah kalian semua sedang mencari penginapan, tuan-tuan?" Kata seorang yang tidak kami kenal.

"Oh iya, kami semua sedang mencari penginapan, apakah Anda seorang penjaga penginapan?" James bilang seperti itu sambil membungkukkan badannya sedikit, hanya untuk formalitas.

"Kak Yukine, apa ada yang aneh dengan orang itu?"

"Iya, menurutku dia punya banyak keanehan, tidak menatap wajah kita secara langsung dan sepertinya, dia adalah seorang budak?"

"Kakak Yukine kenapa bisa menyimpulkan hal seperti itu?"

"Lihatlah tangan dan kakinya yang kurus itu, dan juga dia memakai jubah yang sudah kotor, sepertinya dia sedang dipaksa oleh seseorang, terlihat dari nada bicaranya tadi yang seperti orang ingin menangis tapi tidak bisa."

"James kau tahu kan? Apa yang harus kita lakukan?"

"Tentu saja Yukine, aku sudah tahu kita harus apa sekarang."

"Kita harus segera menemukan orang itu lalu membuatnya pingsan dan kita interogasi orang itu dengan pilihan yang menyakitkan."

"Aku merasakan hawa ingin membunuh dari arah belakang dan atas rumah."

"Kak Haruka emang bisa merasakan hal seperti itu ya."

Tak lama setelah itu kita menemui jalan buntu dan orang- tadi langsung muncul dihadapan kami semua, tapi menurutku itu seimbang karena 6 orang melawan 6 orang.

"Saatnya kita menunjukkan kekuatan dari seven deadly sins yang sudah ingin menjadi iblis." Yukine tersenyum menyeringai.

Dan seluruh orang itu langsung menyerang kami.