Cuaca Surabaya hari ini panas sekali, padahal mendung. Tampak di jalan, orang–orang pada masang tampang masam, keringat bercucuran. Eh tapi tidak semua yang mengeluh, ternyata ada seorang pemuda yang lagi pasang senyum lebar. Pemuda itu bernama Andre, teman kuliah Terry. Tampang Andre cerah sekali kontras dengan kulitnya yang gelap. Kenapa Andre bisa ceria begini? Ya ini semua karena dia baru saja selesai mengurus pembuatan sim A nya, dan sim itu sekarang sedang dielus–elusnya. Andre segera pulang setelah mendapatkan sim A itu. Ia ingin segera menagih janji ayahnya yang akan menurunkan ijin untuk membawa mobil ke kampus.
"Lihat Yah, ini sim A ku," teriak Andre menghampiri ayahnya. Ayah Andre yang lagi asik ngopi sampai kaget dan kopi yang baru diminum langsung muncrat.
"Sesuai janji Ayah, sekarang boleh donk aku bawa mobil xenia-nya," Kata Andre menjulurkan tangannya meminta kunci mobil.
"Xenia? Belum waktunya kamu bawa mobil baru." kata Ayah Andre ngelap tumpahan kopi "Tapi tenang, ayah sudah siapkan mobil khusus buat kamu. Ayo ikut ayah ke garasi," ajak ayah Andre.
Andrepun nurut. Garasi mobil Andre cukup luas soalnya dwifungsi, selain untuk menaruh mobil juga dimanfaatkan untuk menjadi gudang. ayah Andre menuju salah satu sudut yang sudah berdebu banget. Debunya kira–kira sudah 1 cm. Begitu terpal dibuka, Andre dan ayahnya langsung terbatuk-batuk.
Jrengg!!!
Sebuah mobil pick up kuno warna biru, dengan karat disana sini tampak di hadapan Andre.
"Bagaimana? Bagus bukan?" promosi ayah Andre.
"Bagus? Bagus darimananya Yah? Ini mah mobil peninggalan jaman perang. Jangan–jangan mesinnya sudah dimakan tikus semua. Mana mungkin masih bisa jalan," protes Andre.
"Eit tunggu dulu, kamu jangan melihat bodi luarnya saja. Ini mobil salah satu mobil terbaik tahun 70an. Dengan mobil ini juga Ibumu tuh jatuh cinta sama Ayah," kenang ayah Andre.
"Yah.... Ayah itu kan tahun 70an kalau sekarang bukan cewek yang jatuh cinta, tapi tukang besi loak," Gerutu Andre.
"Halah kamu itu protes saja, bentar Ayah nyalain dulu biar kamu dengar bunyi mesinnya yang masih mantap. Kamu bakal kaget kalau mobil ini masih sip," kata Ayah Andre kemudian dia masuk dan mulai menstarter mobilnya.
Cekkk cekkkk! BRRrrrrr, Cek Cekkkk Brrrrrr. Mobilnya masih ngadat. Ayah Andre tidak langsung menyerah.
"Padahal minggu lalu baru saja ayah panasi," gumam ayah Andre kembali mencoba starter mobilnya.
Setelah ngambek 2 menit, batuk–batuk 3 menit, berdehem–dehem, dan akhirnya meraung–raung seperti hewan kelaparan, akhirnya mobil itu nyala juga.
Brmmmm gronggg gronnggg!!!
"Bagaimana? Suaranya masih mantap kan. Ini mobil terbuat dari besi baja yang sudah teruji. Kuat tidak seperti mobil jaman sekarang yang bahannya seperti plastik," ayah Andre mempromosikan mobil tua itu, "Kalau kamu naik ini Ndre, tidak perlu kuatir tabrakan. Dijamin semua mobil, atau motor bakal menyingkir kasih kamu jalan. Kalaupun ditabrak paling mobil yang nabrak yang ancur, sedang mobil ini paling hanya tergores dikit. Mobil ini sudah teruji dan tahan banting. Ayah adalah saksi hidupnya," kata ayah Andre menepuk–nepuk kap mobilnya.
Suaranya memang terdengar mantap.
"Kalau sama truk atau kereta api kuat ga Yah?" tanya Andre polos.
Ayah Andre langsung melotot
"Ndre kamu ini mau bawa mobil untuk ke kampus atau mau ikut jadi rampok? Sudahlah sekarang kamu panasi mobilnya dulu, terus kamu cuci. Biar tambah cakep," kata Ayah Andre ngeloyor pergi. Kini tinggal Andre dan mobilnya. Sebuah mobil pick up tua , dengan cat biru tua yang sudah mengelupas dimana–mana, bodi yang masih masih kotak kaku tidak seperti mobil jaman sekarang yang bulat–bulat atau istilahnya lebih aerodinamis.
"Ya mungkin setelah dicuci bakal tampak lebih baik. Paling tidak sekarang ke kampus tidak perlu nebeng lagi."
***
Malam itu tampak seorang pemuda yang lagi asik di kamar kos nya. Pemuda itu bernama Yosep, salah satu teman kuliah Terry juga. Yosep ini orangnya kalem, dengan sisiran rambut bela tengah. Yosep sedang asik nonton tokusatsu favoritnya sejak sd, itu loh ksatria baja hitam. Tapi sekarang lebih dikenal dengan kamen rider. Lagi asik nonton tiba–tiba gambarnya pecah, tapi itu tidak lama. Yosep jadi heran, mungkin matanya sudah tidak bisa diajak kerja sama alias ngantuk. Maklum ini sudah lewat tengah malam, teman kos Yosep juga sudah pada tidur kecuali penghuni kamar sebelah Yosep. Yosep mengucek–ngucek matanya, gambar itu kembali bagus. Tapi itu tidak berlangsung lama , tiba–tiba gambarnya pecah lagi. Kembali Yosep mengucek–ngucek matanya, alhasil gambarnya kembali bagus. Dan untuk kali ketiganya gambar di monitor Yosep kembali pecah,
"Ah gampang tinggal kucek–kucek mata lagi paling dah baikan," gumam Yosep dalam hati. Tapi setelah mengucek–ngucek beberapa kali kok masih tetap rusak ya gambarnya? Mungkin perlu bantuan air kali ini. Yosep pergi ke kamar mandi cuci muka. Saat kembali , ternyata monitornya tetap menampilkan gambar yang pecah.
"Ah paling ini mata sudah tidak kuat, tidur aja deh," Yosep yang sudah ngantuk berat, ia merasa yang rusak itu matanya. Kemudian ia matikan komputernya dan tidur.
Pagi harinya saat Yosep mau main komputer
"Ahh!!"
Yosep kaget tampilan monitornya masih kacau balau
"Berarti yang rusak ini monitornya toh," keluh Yosep. Robert yang tinggal di kamar sebelah Yosep langsung mengintip ke kamar Yosep begitu mendengar teriakan Yosep.
"Opo toh Sep ? pagi–pagi sudah teriak."
"Ini loh Bert, monitorku rusak, sial. Kayaknya perlu dibawa servis nih."
"ya sudah toh tinggal dibawa."
"Ya masalahnya mana mungkin aku gendong monitor sambil nyetir motor," keluh Yosep.
Robert berpikir sejenak. Sebagai informasi, teman kos Yosep ini hobinya menolong orang dalam kesusahan. Eit jangan dipuji dulu, memang benar Robert seneng banget nolong orang yang lagi susah, tapi dia ga nolong dengan sukarela, tapi mengharapkan balasan yang lebih besar.
"Ya gampanglah nanti aku antar saja," Kata Robert "Tapi..."
"Tapi apa Bert?"
"Gini, nanti siang kan aku harus ngerjain tugas kepanitian. Ngangkat perlengkapan gitu. Yaa mungkin kamu bisa bantu aku dulu, setelah selesai baru kita pergi servis monitormu. Gimana?"
Yosep inginnya sih menolak, tapi dia memang butuh bantuan Robert, akhirnya ia pun setuju.
"Ok nanti siang kita ketemuan di kantin ya, Jam 1.30 . Kamu sudah selesai kuliah toh jam segitu?"
"Sudah, ya nanti aku telpon kalau mau ke kantin deh."
Mendapat bantuan dari Yosep, Robert langsung tersenyum kemudian ia kembali ke kamarnya. Yosep hanya termenung melihat monitornya yang rusak didepan.
***
Terry baru saja sampai di kampus Anda. Terry berhenti dulu di pos parkir, untuk memperlihatkan stnk motor bututnya, tiba – tiba saja,
TOT!
Terry langsung kaget,
"Awas kereta lewat !" teriak Terry spontan. Penjaga pos satpam juga sama kagetnya ikutan lari keluar dari pos parkir. Tapi beberapa saat kemudian, Terry dan penjaga pos parkir baru sadar, kalau disini kan tidak ada jalur rel kereta api, terus itu bunyi apaan? Terry celinga-celinguk mencari asal bunyi itu.
Tott!!!
Ah suara itu dari arah belakang Terry. Kali ini Terry tidak sekaget pertama kali. Terry melihat sebuah pick up biru tua sedang berjalan menuju arah Terry, tapi di lajur mobil sebelah.
"Siapa sih yang bawa mobil perjuangan ke kampus?" pikir Terry.
Baru saja Terry mau mengintip siapa yang menyetir mobi pick up itu, muncul wajah Andre dari jendela
"Pagi Ter !" sapa Andre dengan tampang polos.
"Andre?" Terry masih setengah terkejut.
"Parkir dulu Ter, ntar ketemu di dalam ok ," kata Andre lagi, Terry yang daritadi bengong akhirnya sadar setelah di tegur sama motor dari belakang agar cepat.
Setelah memarkir motornya, Terry menunggu Andre. Tapi Andre tidak datang–datang. Terry memutuskan untuk mencari Andre di tempat parkir mobil. Tidak susah menemukan mobil Andre yang tampil beda. Ternyata Andre lagi bingung markirin mobil. Terpaksa Terry jadi Jukir dadakan.
"Kiri teruss kiriii, awasss ada cewek. Jangan terlalu kanan. Awas! ada kucing lewat. Yak terus terus STOP!"
Setelah berjuang beberapa saat akhirnya mobil Andre terpakir juga dengan benar. Nekat benar nih anak mikir Terry parkir masuk kepala saja masih belum bisa berlagak parkir masuk belakang duluan. Mereka berdua pun langsung menuju ke kelas.
Saat di dalam kelas, teman Terry yang lain Jimmy dan Hermes sudah asik ngobrol. Terry dan Andre langsung menghampiri mereka, dan duduk di sebelah.
"Hot news! Andre sekarang bawa mobil sendiri loh," promosi Terry ,"Eh salah bukan mobil ding, tapi tank," Terry buru–buru meralatnya.
Andre yang tadi tersenyum bangga, langsung cemberut.
"Wah bener Ndre?" tanya Jimmy semangat, Andre mengangguk kemudian meletakan tas nya di bawah meja.
"Kalau gitu bisa buat jalan rame–rame ini," sambung Hermes.
"Masalahnya mobilku ini pick up, Cuma isa nampung 3 orang."
"Ah bisa kok rame–rame. 3 di depan, dan sisanya tinggal nyamar jadi boneka di bak belakang." kata Terry sambil mengeluarkan buku binder dari tasnya.
"Ya kamu cocok tuh Ter, nyamar jadi ikan Teri kering," ledek Hermes tertawa.
Yosep baru saja masuk langsung ikutan nimbrung
"Wah ada apa nih?" tanya Yosep.
"Ini loh Andre, sekarang sudah bawa mobil sendiri," jawab Terry.
"Ya cuma pick up tua sih, tapi masih oklah," lanjut Andre cepat, biar Terry ga sempat ngejek.
"Wah kebetulan banget Dre, bisa nolongin aku bawa monitor untuk servis ga? Hari ini setelah kuliah," pinta Yosep melas.
"Boleh aja."
"Wah thanks Ndre. Baguslah jadi aku ga usa belain bantuin Robert ntar."
"Aku ikut ya Ndre, pengen neh jalan–jalan naik mobil," pinta Terry.
"Lha motormu nanti gimana?" tanya Andre bingung.
"Gampang tinggal saja di kampus, toh nanti kamu juga harus anterin Yosep kembali ke kos kan."
"kalian mau ikutan Mes? Jim?" tanya Andre.
"Katanya Cuma muat 3 orang, gimana sih, kalau kalian sudah bertiga. Aku dan Hermes mau ditaruh dimana? Di jemur di bak?" protes Jimmy Sewot.
"Yaa kan cuma basa – basi aja aku nanya," balas Andre polos.
***
Siang itu Robert lagi bercanda dengan 2 orang cewek. Satu yang wajahnya manis abis dengan rambut poni namanya Liana, dan satunya lagi tampangnya galak bernama Erni. Robert ini lagi naksir sama Liana.
"Sudah kalian santai saja, biar tugas angkat–angkat ini aku yang kerjakan," kata Robert sok gentleman.
"Cie, kalau sama Liana aja, semua langsung dibantu. Coba kalau yang tugas aku sendiri," ejek Erni.
"Ya tetap saya bantu, kan ini tugas seksi kita, perlengkapan," Kata Robert berdiplomasi
"Ga pa–pa nih Bert sendiri? Kan banyak nih meja kursi yang harus dipindah," kata Liana, Robert tidak kuat melihat senyum Liana, benar–benar manis.
"Tenang saja, semua serahkan padaku," kata Robert menepuk dadanya.
"Kalau begitu makasih yaa, kita pergi dulu. Ayo Er," seru Liana tersenyum.
"Ya ayo. ya thanks ya Bert," kata Erni tetap dingin.
Erni dan Liana pun berlalu. Robert melihat jam nya, sudah pukul 1.35, tapi Yosep kok belum datang.
"Dengan begini pasti nilaiku dimata Liana bakal melejit naik."
Robert mulai mengkhayal kalau nantinya Liana bakal muji–muji dia, kemudian jadian sama dia, kencan, membeli cincin tunangan, dan akhirnya menikah. Sudah kelar berimajinasi tentang masa depannya, Yosep berlum datang juga, Robert mulai kesal.
"jangan–jangan Yosep ga jadi datang? Awas aja kalau sampai batal, ga bakal aku anterin dia perbaiki monitor," maki Robert dalam hati. Beberapa menit kemudian Yosep masih belum nampak bayangannya apalagi batang hidungnya, Robert jadi kesal ia memutuskan untuk menghubungin Yosep. Ga berapa lama kemudian Yosep akhirnya telepon, Begitu Robert angkat, langsung saja Robert nyerocos,
"Gimana sih Sep? katanya mau bantuin aku jam 1.30 ini sudah hamper jam 2 kamu belum datang. Ya mungkin saja aku ga bisa bantuin antar kamu soalnya tugasnya banyak ini. Kalau mau aku antar cepet deh datang kesini bantuin aku mungkin aja masih sempat," ancam Robert
"Wah sori Bert, aku lupa kasih tau kamu."
"Kasih tau apa?"
"Aku ga jadi minta antar kamu, kebetulan teman kuliahku bawa mobil, jadi aku minta dia anterin daripada ngerepotin kamu," kata Yosep menjelaskan, Robert langsung kaget.
"Wah ga bisa gitu donk Sep, katanya kamu mau bantuin aku, sekarang malah ninggalin aku. Gimana nih tugasku kan banyak ayolah bantuin aku sebentar," kali ini Robert memohon melas banget. Kebayangkan kalau Yosep tidak jadi membantunya, artinya dia harus sendirian memindahkan meja dan kursi.
"Aduh Sori ya Bert aku benar–benar sori, tapi ini aku sudah dalam perjalanan, jadi ga mungkin aku kembali sekarang. Mungkin nanti sore baru bisa bantuin. Ok ya Udah dulu pulsa mahal."
"Tapi Sep.. tap.."
Tut tut
Yosep menutup telponnya.
"Sial!" maki Robert. Baru saja Robert menutup Hpnya, ada WA masuk. Dari Ketua panitia yang dia ikutin.
" Robert mana perlengkapannya? Cepat antarkan sudah mau dipakai."
Robert menggerutu sendirian, mau ga mau dia harus memindahkan sendiri perlengkapan meja dan kursi itu.
***
Ternyata kerusakan monitor Yosep tidak terlalu parah, jadi masih bisa direparasi. Walaupun begitu monitornya harus ditinggal untuk servis. Kini mereka dalam perjalanan pulang ke kampus. Cara setir Andre sebenarnya rada ajaib. Sering nyelonong salip kiri, salip kanan, tanpa memperdulikan apa kata spion. Andre juga hobi ngerem mendadak, alhasil Terry kejeduk kaca depan mobil 2 kali, Yosep 1 kali. Dan kalau melihat cewek cakep Andre mobil Andre sering berhenti mendadak atau ikutan belok ngikuti. Untung saja semua kendaraan pada keder sama mobil Andre yang antik banget, jadi lebih sering mengalah biarin mobil Andre lewat daripada diseruduk. Setelah mendapat protes yang cukup sering dan ancaman dari Terry dan Yosep , Andre menjadi lebih kalem nyetirnya. Sampai di jalan raya Darmo, Terry mulai was–was soalnya mobil Andre mendadak batuk–batuk ga jelas,
"Tenang saja Ter, kata ayah ini mobil mesinnya masih ok, bahkan isa ngalahin mobil sport. Tuh Lihat kita sudah berapa kali nyalip mobil sedan," Kata Andre bangga.
"Yeee Ndre, itu bukan karena mobil ini cepat, tapi karena mereka pada takut kamu seruduk," ejek Terry.
Walaupun Andre menyatakan mesin mobil masih ok tetap saja Terry , dan Yosep tambah kuatir soalnya frekuensi batuknya tambah menjadi–jadi, kalau orang sakit ini diibaratkan stadium tiga atau empat. Benar saja setelah beberapa lama bertahan akhirnya mobil Andre berhenti dengan sukarela, Andre mulai panik tapi masih sempat meminggirkan mobilnya di tepi jalan. Ia berusaha menstarter mobilnya, tapi tidak ada reaksi. Yosep dan Terry tambah gelisah
"Gimana nih Ndre? Kok masih ga mau di starter?" tanya Yosep.
"Sabar Sep, mungkin sebentar lagi," Kata Andre tenang tapi biarpun begitu kelihatan banget kalau Andre juga sama paniknya dengan Yosep, mukanya yang item jadi kelihatan putih, pucat.
"Masih bellum bisa Ndre?" tanya Terry ga sabar.
"Sabar donk!"
Setelah mencoba beberapa kali, mobil Andre tetap gak mau nyala,
"Mungkin kalau di dorong baru bisa," kata Andre menyerah sambil mengelap keringat di wajahnya.
"Apa dorong? Jangan aku, Terry saja badannya kan lebih besar," usul Yosep cepat.
"Enak saja, Yosep kan palilng tua diantara kita, pasti tenaganya paling kuat. Yosep aja Ndre," tangkis Terry.
"Ehmm bagaimanapun juga, tidak mungkin aku yang dorong, jadi kalian berdua sama–sama aja yang dorong, biar lebih cepat nyala. Ayolah nanti aku traktir makan besok ok," kata Andre.
Terry dan Yosep mau protes lagi, tapi bagaimanapun mereka tetap harus dorong, akhirnya mereka berdua menyerah dan turun untuk mendorong mobil Andre. Dengan setengah hidup Terry dan Yosep mendorong mobil Andre. Mobil Andre hanya bergerak pelan.
"Ayo lebih semangat!" teriak Andre memompa semangat kedua temannya itu.
"Sial coba kamu yang dorong," gerutu Terry.
"Mobilnya di starter Ndre, jangan bengong aja," teriak Yosep.
"Sudah nih, tapi masih belum bisa nyala," balas Andre yang masih berusaha men-stater mobilnya.
Setelah mendorong beberapa belas meter, Terry dan Yosep menyerah, kehabisan tenaga. Andre langsung turun dari mobil.
"Ayo dorong lagi, sedikit lagi bakal nyala," pinta Andre merayu.
"Ogah, capee," kata Tery ngos–ngosan.
"Iya beliin minum dulu haus nih, panas lagi," tambah Yosep.
"Ayolah paling gak sampai bengkel di depan, masih sekitar 100 meter lagi. Please! " Andre memelas, "Nanti traktirannya aku tambah deh."
Walaupun ogah, akhirnya Terry dan Yosep mau juga mendorong.
"Kamu benar Ndre, mobil ini ngalahin mobil sport. Tadi saat jalan kita sport jantung, sekarang saat ga mau jalan kita juga dipaksa SPORT lagi untuk mendorong," keluh Terry.