Lorrian mulai memikirkan 'kesempatan' yang menjadi satu-satunya jalan untuk membuatnya kembali hidup, dan tentunya untuk membalaskan dendamnya. Namun, pikirannya tak bisa berhenti memikirkan, jika keajaiban ini kemungkinan besar justru akan menghancurkannya lebih dalam.
Tapi, apa dia punya pilihan lain?
Mati atau hidup dengan resiko yang besar.
Pilihan yang terbaik, sebenarnya sudah ada di genggaman tangannya. Pilihan yang akan menusuk tangannya saat tidak dia sadari, dan mungkin pada akhirnya menghancurkannya.
Namun, itu lebih baik daripada harus mati membusuk di tempat seperti ini, dan menyerahkan segalanya. Seharusnya tak akan ada penyesalan yang harus dia pikul ... itulah pemikirannya. Walau dia sendiri tak terlalu yakin.
Untuk itu, Lorrian telah memutuskan ... sejak awal, dia sudah memutuskan pilihannya.
"Beritahu aku detail kesepakatannya. Aku akan menerimanya, jika kau benar-benar bisa membuatku hidup lagi."
Tawa kecil terdengar, dan suaranya jauh lebih menjengkelkan dari sebelumnya. Sosok misterius itu seakan-akan merayakan suatu kemenangan yang seketika membuat perasaan Lorrian menjadi tidak tenang.
Dia merasakan perasaan yang buruk, kesepakatan ini mungkin pilihan terburuk yang pernah dia ambil. Namun, tak ada pilihan lain atau jalan untuk melarikan diri, jika dia terus menghindari hal-hal yang tidak dia inginkan dan tetap berdiri di zona aman. Charles Lorrian akan tetap menjadi manusia lemah yang selalu dia benci, untuk itu ... dia tak bisa mundur dan harus menghadapinya.
Dan selain resikonya yang sangat besar, Lorrian juga tak tahu apa yang akan terjadi padanya setelah dia menyetujui kesepakatan ini. Lorrian tak bisa bertindak ceroboh atau gegabah, dia harus memikirkan setiap tindakannya dengan matang dan hati-hati.
Apa yang ada di depannya bisa menjadi malaikat atau iblis untuknya, atau mungkin dua-duanya- yang sudah pasti lebih buruk dari apapun. Sosok misterius yang bahkan tidak memperlihatkan wajahnya, atau memberitahukan namanya- dia sendiri menutupi sesuatu dan menyembunyikannya di balik dinding ini.
Dia sudah jelas tidak bisa mempercayai orang misterius ini. Ada begitu banyak orang yang memanfaatkan mereka yang tengah terpuruk dan dalam keadaan yang sangat lemah, membuat mereka mudah untuk dipengaruhi dan dikendalian oleh harapan yang diberikan.
Mereka yang terpuruk dalam keputusasaan dan kesedihan, akan sangat mudah dihancurkan dan dilenyapkan seperti kapas yang dihembuskan.
Dan Charles Lorrian sangat menyadari jika situasinya tengah berada di kondisi yang sangat terpuruk, dan tidak memiliki pilihan lain, yang bisa membuatnya bernapas lega.
Maka dari itu, Lorrian tak bisa begitu saja mengandalkan orang ini demi keuntungan dirinya. Ketergantungan adalah racun yang harus dia hindari dan tak bisa dia lakukan. Dia harus menemukan cara agar ikatan yang akan mengekangnya, tak sepenuhnya bisa menahannya- dan pada akhirnya, kesepakatan seperti ini tak akan pernah adil atau seimbang. Salah satu pihak akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar, dan sisanya akan mendapatkan kerugian.
Salah satu cara untuk mengurangi kerugiannya adalah, Lorrian harus membuang cara berpikirnya yang lama. Dia harus meninggalkan dirinya yang lama dan menjadi dirinya yang baru. Bahkan jika itu harus menghapus salah satu hal yang paling berharga dari seorang Manusia.
Charles Lorrian tak akan bergerak mundur ataupun melihat ke belakang.
"Aku tahu kau tidak akan melepaskan kesempatan ini. Untuk itu, kenapa kita tidak langsung ke intinya sekarang? Aku yakin kau akan sangat bingung dengan isinya, jadi jangan malu untuk bertanya."
"Aku mengerti."
Sesaat setelah Lorrian menjawab itu, secarik kertas tiba-tiba muncul tepat di depannya, dan melayang di udara dengan aura yang aneh. Dan di atasnya tertulis dengan jelas ....
"Kontrak Future?"
"Kau bisa mengatakannya sebagai nama sebuah perusahaan atau organisasi. Yah, itu tidak penting. Kenapa kau tidak membaca isi kontraknya sekarang?"
Lorrian kemudian mulai membaca isi kontrak tersebut. Pikirannya seketika terfokus pada setiap kata dan kalimat, otaknya bekerja secara maksimal untuk menganalisis setiap jebakan yang akan di arahkan padanya. Dia harus menemukan keuntungan, dan jebakan yang bisa dia pegang selama dia terikat pada kontrak ini, tak peduli mau sekecil apapun itu- dia harus mendapatkannya.
_______________________
FUTURE CONTRACT
Nama Penerima: Charles Lorrian
Nama Pendamping: Alex
Tanggal Kesepakatan: ∆∆ / ∆∆
Kelas Pendamping: Kemalangan
Permintaan: Balas Dendam
ISI
1. Charles Lorrian akan mendapatkan kesempatan hidup kedua pada dimensi ke-10 dengan melakukan pertukaran tubuh. Syarat yang harus dipenuhi adalah, dengan membunuh versi lain dari dirinya yang bernama, Charles Fraud.
2. Pihak Pendamping diizinkan memiliki kontrol penuh pada pihak Penerima, yaitu Charles Lorrian. Jika keadaan darurat terjadi dan menyebabkan pihak Penerima mulai kehilangan kendali.
3. Pihak Pendamping dan Penerima tidak dibenarkan untuk mencampuri kembali urusan pada dimensi asli Sang Penerima, atau hukuman mati akan segera dilakukan pada pihak yang melanggar.
4. Pihak Penerima berhak mendapatkan perlindungan penuh dari Sang Pendamping, atas segala bahaya yang mengancam nyawa pihak Penerima.
5. Pihak Penerima harus menyerahkan jiwanya secara penuh di saat tujuannya telah sepenuhnya tercapai, dan tidak akan bisa membatalkan kontrak dengan kondisi atau situasi apapun.
6. Kontrak yang telah ditandatangani tidak akan bisa dibatalkan atau dirubah isinya dengan kondisi atau situasi apapun.
7. Pihak Penerima akan mendapatkan Soul star oleh Pendampingnya, untuk melindungi Penerima dari bahaya yang kemungkinan akan terjadi.
_________________
"Ini ...."
"Hm?"
Alex.
Satu nama yang seketika membuat pikirannya tak nyaman.
'Apa aku pernah dengar nama ini sebelumnya?'
Mau berapa kali pun dia memaksa pikirannya untuk menguras setiap ingatan yang ada otaknya. Usahanya selalu berakhir nihil, yang tertinggal di pikirannya hanyalah perasaan janggal yang menggantung dan menghantuinya. Dia tak bisa mengingat apapun secara jelas, hanya ada perasaan samar yang tidak bisa dipastikan.
Perasaan deja vu apa ini? Pikirnya kebingungan.
'Aku seperti pernah bertemu dan berbicara dengannya sebelumnya. Tapi dimana? Tidak. lebih tepatnya kapan?'
Pertanyaan yang tak akan terjawab berkumpul di dalam otaknya. Memaksa pikirannya untuk memikirkan hal yang tidak akan bisa dia pecahkan, walaupun begitu- dia tetap berusaha untuk mencari tahu.
'Aku mungkin tahu siapa orang ini.'
'Apa aku mengenal suara ini?'
'Tapi kapan? Dimana? Aku yakin aku pernah mendengarnya!'
'Siapa? Siapa dia?'
Dan tanpa dia sadari, Charles Lorrian kembali diserang oleh kutukan yang selama ini membuatnya ditolak oleh siapapun.
Segala pertanyaan yang membuatnya tersiksa namun, terkadang membuatnya merasa senang. Kutukan itu segera memberikannya dinding- dinding pada mereka yang menganggapnya sebagai orang yang tidak akan diterima di manapun dia berada.
Dan akhirnya, membuat Lorrian mempertanyakan satu hal yang selalu membayangi pikirannya.
Satu pertanyaan yang telah dia ketahui jawabannya sejak lama.
'Apa aku sudah rusak?'
Namun, dia menolak untuk percaya pada jawabannya.
Kemudian tiba-tiba, suara yang memberikan aura yang sangat berat, seketika menyerang kesadaran Lorrian yang sibuk dengan pikirannya. Seperti menekan tombol power dengan mudahnya, suara misterius itu seketika membuat pikiran Lorrian menjadi kosong dan tidak bekerja.
"Kita tidak pernah bertemu."
Perubahan suara yang tidak terduga. Sedingin es dan setajam pedang Damaskus yang tidak terkalahkan. Aura suara itu menyerang jiwa Lorrian dengan perasaan mengerikan yang membangkitkan rasa takut, dan kepatuhan yang membuatnya segera membisu.
"...."
"Ini adalah kali pertama kita bertemu. Jangan memikirkan hal bodoh, dan tanda tangani kontrak itu. Aku tidak memaksamu untuk hidup, aku hanya memberimu pilihan dan kau lah yang memutuskan segalanya."
Kemudian dia melanjutkan.
"Bukankah sudah kukatakan sebelumnya, jika kau tidak punya waktu yang banyak? Jangan habiskan waktumu untuk hal yang tidak penting, dan fokus pada kertas yang ada di depanmu. Jika kau memang ingin mati, kau seharusnya tidak perlu memanggilku dan membuang-buang waktuku."
Kalimat itu justru membuatnya tidak bisa berhenti memikirkan hal yang 'tidak penting.'
Membuat Lorrian kembali mencari jawaban yang sudah pasti tidak bisa dia jawab- untuk saat ini. Sosok misterius itu sepertinya memiliki kekuatan untuk bisa melihat isi pikirannya.
Walau belum bisa dipastikan, tebakan itu segera membuat Lorrian semakin penasaran dan penasaran.
Pikirannya menekan kembali tombol power yang telah dimatikan, dan membuat otaknya kembali mengoperasikan mesin-mesinnya yang kepanasan.
Otaknya mulai bekerja dengan keras, seperti kereta api yang melaju cepat pada relnya, kemudian menyemburkan asap hitamnya dengan agresif. Lorrian tak bisa berhenti berpikir ... dia terus berpikir dan berpikir- mempertanyakan segalanya, memikirkan semuanya.
Kenapa, kenapa dan kenapa.
Segala pertanyaan yang menusuk otaknya, terasa seperti pedang yang menusuknya secara bertubi-tubi. Namun, anehnya perasaan itu justru membuatnya tak bisa berhenti ... dia tidak mau berhenti.
Memaksakan otaknya untuk melaju dengan kencang. Seakan-akan tak ada batas atau ujung pada rel yang terpasang di kepalanya. Kereta api itu terus melaju dan melaju.
Dia ingin tahu, dia ingin tahu ... segala hal yang tidak dia pahami.
Dia ingin memakan semua pertanyaan dan jawaban itu, lalu menikmatinya. Layaknya makanan mewah yang selalu dia nikmati di restoran mahal. Dia ingin mencari tahu lebih banyak, dia ingin tahu siapa sebenarnya orang yang sedang mengobrol dengannya sekarang.
Sang Pendamping Kemalangan.
Alex.
Kenapa dia merasakan perasaan aneh ini saat dia membaca namanya? Apa ini hanya kebetulan? Tidak. Ini bukan kebetulan ... walau dia belum bisa memastikannya. Namun, Lorrian tidak mau menerima jawaban yang klise seperti itu. Dia tak akan mungkin mau mengambil jawaban yang mudah untuk dipikirkan.
Namun sayangnya, sesaat setelah gairahnya mulai menguasai dan menenggelamkan pikirannya. Sebuah tayangan ingatan masa lalu diputar begitu saja. Mengganggu pikirannya dengan cara yang tidak dia duga.
'Kau anak yang mengerikan.'
'Orang aneh! Itulah kenapa kau selalu sendirian!'
'Pecundang! Dasar tidak berguna.'
'Bodoh! Bodoh! Anak bodoh! Kenapa kau harus dilahirkan!'
'Jangan mendekat! Kau menjijikkan!'
'Kau bukan anakku.'
Itu seharusnya kenangan terburuk untuk manusia biasa. Namun ....
Lorrian tak menyadarinya. Melihat kembali ingatan masa kecilnya yang seharusnya terkunci rapat di dalam pikirannya. Dan kini terbuka, kemudian datang tanpa diundang.
Seringai lebar justru mulai terukir lebar di wajahnya, sebuah perasaan menjijikkan yang selama ini dia simpan di dalam jiwanya, akhirnya kembali mengamuk layaknya kumpulan serangga yang terbangun dari tidur.
Tidak ada yang memahami perasaan itu, selain dirinya sendiri.
Dan dia sama sekali tak membencinya, dan Lorrian paham jika tidak mungkin ada yang mau menerima sisinya yang seperti ini.
Tapi dia tidak peduli.
'Keingintahuan bisa membunuh manusia.'
Lorrian tak mungkin lupa dengan kalimat itu. Kalimat dari seseorang yang telah mengkhianatinya dan membunuhnya, kemudian melemparkannya ke dalam jurang yang terjal tanpa merasa bersalah sama sekali.
'Omong kosong.'
Kalimat itu tak bisa menghentikannya sama sekali- dia tidak menyesal ataupun marah dengan tindakannya yang akhirnya membuatnya terbunuh. Karena 'Charles Lorrian' telah mati sepenuhnya, dia tak perlu memikirkan apa yang dikatakan orang di masa lalunya, dan kesalahan apa yang telah dia lakukan.
Dia hanya perlu memperbaikinya.
Lorrian sekarang berada di jalan dan cerita yang baru.
Dan kontrak inilah yang akan melahirkan dirinya yang baru. Sosok baru yang akan terlahir kembali, dan tidak akan mengikuti dirinya yang lama.
'Charles Lorrian' akan benar-benar terhapus dari pikirannya dan terbuang ke dalam lubang hitam. Sosok lemah itu tidak lagi dibutuhkan, sosok yang selalu menutupi wajahnya, orang seperti itu ... lebih baik mati sejak awal.
Itulah pikiran dari Charles Lorrian.
"Hei, apa kau sudah selesai dengan pemikiran bodohmu?"
"Iya, kurasa."
"Apa keputusanmu?"
Ada banyak hal yang dia tidak mengerti di dalam kontrak ini. Namun, Lorrian telah memutuskan, jika dia akan menerima kesempatan ini walau apapun resikonya. Dia tak mau mati dengan versi dari dirinya yang lama, karena hanya dengan memikirkan situasi itu sudah membuatnya sangat jijik.
Untuk itulah, dia bisa memutuskan dengan percaya diri ....
"Aku menyetujuinya."
Walau itu berarti, dia harus menjadi seorang pembunuh dan meninggalkan dunia lamanya.