Chereads / ONE IN A BILLION / Chapter 2 - [01]. Staker Kingdom

Chapter 2 - [01]. Staker Kingdom

Pagi tadi Rihana siuman dan diantar ke ruang inap. Semua orang meminta penjelasan, tapi Rihana sama sekali tak ingat apa yang terjadi. Dan anehnya, lubang dilehernya menghilang dan hanya Aria yang mengetahuinya

Steve

Nanti akan ada seorang laki-laki yang menyamar

Ikutlah dengannya

Dan pastikan tak ada yang mengikutimu

Aria

Hmm

Jadi aku harus bohong lagi?

Steve

Tak ada cara lain

Pemimpin kami ingin menemuimu

Sampai bertemu nanti^^

Read

Aria menghela nafas. Untungnya hari ini libur karena guru rapat. Steve bilang jika pemimpin Staker hendak menemuinya

"Mending gw tunggu diluar gak sih." Aria mendekati mamanya

"Ma Aria mau kerjain tugas kerkom sama Luna boleh gak?. Kemungkinan sih pulang malam, mama taulah anak gadis." Ujar Aria, berbohong

"Iya. Tapi kamu hati-hati ya. Jangan lupa makan!." Pesan mamanya

Aria mengangguk lalu menyalim tangan keluarganya yang lebih tua dan pergi keluar

Saat sedang mengikat tali sepatunya, seorang laki-laki berambut putih datang

"Paket!."

Aria tersentak kaget. Dhea keluar dan membayar, ternyata ia memesan makanan tadi dan menyuruh Aria untuk masuk lagi

"Dah terlanjur ini, nanti gw makan diluar aja. Bye kak!." Aria memberikan kode ke laki-laki itu lalu pergi

Setelah selesai membayar, laki-laki itu segera pergi menuju lift yang masih terbuka. Aria ternyata menunggunya, dan untungnya belum ada yang masuk. Saat laki-laki itu masuk, tiba-tiba pakaian laki-laki itu berubah. Namun Aria tampak biasa

"Hee kukira kau akan terkejut." Ujarnya

"Tidak. Aku tau siapa kalian dan latarnya. Tapi, mengapa kau memakai baju begitu?. Kita masih di rumah sakit." Laki-laki itu tersenyum membuat Aria bingung

Lift pun terbuka. Aria tercekat. Bukan lantai rumah sakit yang ia temukan, melainkan sebuah lantai yang berhampar karpet merah dan menuju ke sebuah singgasana. Oh jangan lupa ada banyak lampu liontin yang berterbangan

"Ayo!." Ajaknya seraya keluar

Aria menatap kagum tempat itu. Ia pun keluar

"Semuanya aku pulang!."

Blizztt...

Secara tiba-tiba muncul 4 laki-laki lainnya yang memakai pakaian yang hampir sama, serta seorang wanita cantik dan seksi duduk di singgasana

"Selamat datang Aria." Sambut seorang laki-laki berambut biru keabu-abuan

Aria menjawab dengan senyuman, tanpa tahu siapa laki-laki itu. Ia hanya mengenal Steve dan Daniel

"Ariana Rose?." Wanita itu berdiri membuat kelima laki-laki itu segera berlutut satu kaki

"Ah ya."

'Gw kudu berlutut juga kah?!. Gila cantik banget, mengiri woy!'

"Haha semua orang mengatakan itu kepadaku."

Aria tersentak. Ternyata wanita itu memiliki kemampuan membaca ekspresi. Wanita itu berjalan menuruni singgasananya dan mendekati Aria

"Perkenalkan, aku Lyodra. Pemimpin Staker."

Aria tak menyangka jika pemimpinnya adalah seorang wanita

"Aku tak harus membungkuk kan?. Karena aku belum resmi masuk." Ucap Aria membuat lima laki-laki itu terkejut dan Lyodra yang tersenyum

"Pelayan!. Tolong antarkan nona Aria ke kamarnya dan berikan pakaiannya. Kau pasti lapar, kebetulan kami belum sarapan. Bergabunglah dengan kami, manis." Setelah mengatakan itu Lyodra menghilang

"Sebaiknya kau ikut dengan pelayan itu." Tutur Daniel

Aria mengangguk lalu mengikuti pelayan yang diketahui bernama Mirei menuju sebuah kamar berwarna kelabu dan tentunya sangatlah mewah

"Nona, anda bisa mencari pakaian di lemari. Setelah selesai, saya akan mengantar ke ruang makan. Permisi." Mirei pun keluar

Aria menatap lemari mewah itu

'Ni gak ada dunia lain kan?. Kayak apa tu?. Kurnia?. Au ah lupa'

Aria membuka lemari itu dan mulai mencari pakaian

"Gw lebih suka pake celana sih. Yodah itu aja." Dia pun mendapat pakaian yang ia mau lalu menatap pantulannya di cermin

"Selesai. Oke, waktunya makan." Aria pun keluar dari kamar dan Mirei segera mengantarnya ke ruang makan

Di sepanjang jalan Aria terkagum-kagum melihat kemewahan kerajaan itu. Seperti di dongeng-dongeng, pikirnya. Tak lama mereka sampai di ruang makan yang juga begitu mewah

"What the-."

Aria ternganga melihat meja yang super-duper panjang itu, membuat laki-laki yang berambut panjang terkekeh

"Bukan hanya kita yang makan disini."

"Ah apa anggota Staker yang lain?." Tanya Aria

"Tidak, hanya kita."

"Lalu siapa yang akan makan lagi?. Para pelayan dan ksatria?. Tapi setahuku mereka tak akan berani duduk disana." Ujar Aria

"Kau benar, mereka akan makan di rumah masing-masing. Di meja ini, hanya para anggota Staker, pemimpinnya. Serta ... para Malaikat Roh."

"Malaikat Roh?. Ah aku pernah membacanya!. Mereka semacam hantu bukan?." Laki-laki itu mengangguk

"Oh ya kita belum berkenalan. Namaku Ben."

"Aria."

Mereka berdua lalu duduk. Aria mengenal dua laki-laki lainnya. Yaitu Terry, si laki-laki ramah berambut biru keabu-abuan, dan Key si laki-laki penyamar

"Aku tak menyangka kau tomboy." Ucap Key

"Ya. Entah kenapa aku tak terlalu suka memakai rok dan pakaian terbuka." Jujur Aria

"Tak apa kau terlihat cocok." Sahut Terry. Aria terkekeh dan berterimakasih

Lyodra datang membuat 5 laki-laki itu membungkuk sesaat. Wanita itu menepuk tangannya dan voila!. Makanan mulai muncul. Ada berbagai macam membuat Aria kebingungan. Akhirnya ia mengambil potongan ayam bakar, kari, dan juga tiram. Serta minumannya jus mangga kesukaannya

Aria benar-benar lahap. Setelah itu menu makanan penutup, yaitu buah-buahan dan yogurt. Aria mengambil satu mangkuk yogurt lalu mencampurnya dengan potongan buah mangga, anggur, serta strawberry

"Erkk... apa tak masam?. Yogurt sudah cukup masam rasaku." Ujar Steve

"Tidak, aku lebih suka begini daripada yogurt saja. Rasanya aku mendapat protein yang tanggung." Jawab Aria sambil kembali menikmati yogurtnya

* * * * *

Acara makan selesai. Kini Aria sedang memainkan handphonenya di kamar. Sementara katanya kelima laki-laki itu akan berlatih. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka

"Hey mau melihat ruang latihan?." Ujar Key

Seketika Aria bangun dengan bersemangat, ia menyimpan handphonenya terlebih dahulu lalu pergi dengan Key. Di jalan laki-laki berambut blonde itu tak henti-hentinya bercerita mengenai kerajaan itu

"Wahh, jadi nyonya Lyodra adalah putri dari pemimpin Staker sebelumnya?. Keren, mereka punya potensi yang sama." Tutur Aria. Key mengangguk

"Oh iya, boleh aku tahu kenapa anggota Staker hanya kalian?." Tanya Aria membuat raut wajah Key berubah

'Gw salah bicara ya?'

"Itu karena Darkmon. Salah satu dari kami berkhianat, sehingga banyak yang tewas. Aku ingat, waktu itu kak Daniel dan Steve masih berusia 12 tahun. Ben berusia 10 tahun, dan aku Terry berusia 9 tahun." Jawab Key sendu

"Ahh m-maaf, apa aku-."

"Tidak. Kini kau bagian dari kami. Jadi kau wajib tahu, nah kita sudah sampai. Teman-teman lihat yang ku bawa!." Key masuk ke ruangan itu dengan riang

"Hai Aria."

"Hai Terry!. Wow, alat apa yang kalian pakai itu?." Tanya Aria menggebu-gebu

"Ini sihir kami. Aku memegang pedang." Ujar Daniel

"Aku memegang panah." Tambah Steve

"Aku adalah seorang penyembuh. Selain itu, sihirku ialah tumbuhan!." Kata Ben tak kalah ceria

"Aku bisa mengcopy sihir orang lewat buku ini dan juga, mataku bisa mengeluarkan kubus pelindung. Lihat ya." Terry mengubah mata kirinya menjadi bintang 🔯

Tiba-tiba ada sebuah kubus yang menutupi dan menerbangkan Aria

"Wow ini keren!." Serunya membuat kelima laki-laki itu terkekeh. Padahal mereka kira gadis itu akan takut

Setelah itu Terry menurunkan Aria dengan perlahan. Takut lecet:)

"Dan aku. Aku bisa men-summon makhluk fiksi apapun. Kau mau melihat apa?." Tanya Key

"Hmm, ah aku ingin melihat Phoenix. Apa bisa?."

"Tentu saja!. Tunggu ya." Key menutup matanya dan seketika cahaya muncul

"KIAKK!!."

Mata Aria semakin melebar. Ia menatap kagum burung yang terlilit api itu. Bahkan Phoenix itu memutari tubuh Aria

"Sepertinya dia menyukaimu." Tutur Daniel

"Hai aku Aria!." Aria terkekeh lucu membuat wajah kelima laki-laki itu merona merah

"S-sudahlah bukankah kita mau latihan?." Ujar Ben

"Ah aku akan memperhatikan dari sini bersamanya. Semangat!."

Kelima laki-laki itu tersenyum lalu mengambil posisi masing-masing. Tanpa tahu jika dari tadi Lyodra memperhatikan mereka bersama seorang pengawal

"Apa benar Ma'am?."

"Ya, dialah manusia ... yang disebutkan oleh ramalan."