Dahulu di Renbelum, terjadi perang antara fraksi ksatria raja dan fraksi penyihir agung. Perang itu berlangsung lama dan banyak memakan kobran bagi kedua belah pihak. Namun pada akhirnya, perang itu berhasil dihentikan. Sebuah perjanjian tertulis resmi yang disepakati oleh sang penyihir agung dan raja kerajaan itu sendiri. Terjalinlah kerja sama antara pihak kerajaan dan penyihir di berbagai bidang. Kemanan, Kesejahteraan, Edukasi, dan khusunya Eksplorasi.
Luase adalah Guild yang didirikan sebagai bentuk kerjasama antara kedua belah pihak, itu adalah tempat bagi Ksatria, Penyihir-Penyihir, serta orang-orang bertalenta yang bekerja sama, bertugas untuk melakukan Eksplorasi ke berbagai tempat yang belum pernah mereka ketahui.
Mereka yang berada di puncak dari orang-orang beralenta itu tidak bisa disebut sebagai orang biasa! salah satunya adalah Penyihir bulan "Nona Mage". Sesosok misterius bahkan kemampuannya tidak diketahui. Namun sebelum ia berpartner, ia selalu menjarah dungeon tingkat iblis sendririan, dan kembali dari misi tersulit tanpa adanya kesulitan.
Lalu rekan yang ia sekarang dampingi adalah seorang pria, Tuan Knight. Lulusan Ksatria terbaik dari yang terbaik. Di usianya yang muda, regunya berhasil membawa kepala Naga Api yang meneror kerajaan beberapa waktu yang lalu dan dinobatkan dengan gelar "Dragon Slayer", yang dimana dengan kemampuan dan pencapaiannya menjadikan dirinya Ksatria yang paling dihormati diseluruh kerajaan.
Kedua orang itu berjalan berdampingan di lorong guild, semua orang langsung menyingkir secara sadar maupun tak sadar. Insting mereka mengatakan bahaya, mereka merasa takut atas kehadiran mereka tapi disaat yang bersamaan, mereka hormat, kagum dan merasa bersyukur karena duo yang menakutkan ini itu berada di pihak mereka. Ekspresi mereka sebagaimana ramah, tetapi jauh, hal itu yang membuat khawatir adventurer lainnya. Yang jelas, tidak ada yang tahu apa motif mereka, apa yang ada dipikirkan mereka?
Mereka berada diruangannya, duduk bersebrangan di atas bangku tamu yang mewah dengan teh yang hangat yang disuguhkan di atas meja mereka. Tuan Knight menoleh, meminum teh secara perlahan, lalu ia melirik Nona Mage yang duduk memejamkan matanya.
Apa yang ia lihat adalah seorang wanita, dengan rambut putih panjang diikat dengan penutup mata di mata kanannya.
"Ah, Nona Mage cantik sekali" pikir Tuan Knight sambil meminum tehnya.
Mata Nona Mage terbuka, Tuan Knight melihat satu mata ungu yang indah tanpa menyadari kalau ia melakukan kontak dengan Nona Mage yang sedang dipandanginya.
"Apa ada sesuatu diwajahku?" tegur Nona Mage yang mengembalikan pandangan Tuan Knight.
"Tidak, tidak apa-apa" balas Tuan Knight yang sadar akan perbuatannya.
Keduanya terdiam, Tuan Knight hanya menyeruput tehnya lagi.
"Apa... matamu kananmu baik-baik saja?" Tuan Knight bertanya balik.
"Sama seperti biasa" balas Nona Mage secara ramah kemudian kembali memejamkan matanya.
Ia menganggukkan kepalanya, suasana menjadi hening dan ia menyeruput tehnya sekali lagi.
"Dia ini cuek sekali!!" teriak Tuan Knight dalam hatinya.
Benar!! Tuan Knight menyukai Nona Mage dan melihatnya sebagai lawan jenis, tapi seperti yang terlihat, Nona Mage adalah perempuan yang tidak banyak bicara.
Tidak banyak orang yang mengenali Nona Mage, tetapi orang-orang mengetahuinya sebagai penyihir bulan. Penyihir yang membawa inti dungeon tingkat iblis seorang diri tanpa goresan luka sedikitpun. Dia menolak semua party yang mengajaknya bergabung. Tidak ada yang tahu apa yang ada dipikiran penyihir ini dibalik ekspresinya begitu dingin, sulit untuk didekati.
Setidaknya itu yang dipikirkan Tuan Knight sebelum Nona Mage meminta bantuan Tuan Knight untuk menyembuhkan dirinya.
"Apa kau Tuan Knight?" kata itulah yang memulai semuanya.
Sudah 2 bulan semenjak Nona Mage menjadi pelanggan Tuan Knight, Nona Mage menjadi lebih ramah dan lebih sering tersenyum. Hal inilah yang membuat Tuan Knight jatuh hati kepadanya. Namun, meski mereka bertemu hampir tiap hari, interaksi apapun yang mereka lakukan selalu terkait dengan misi. Diluar itu, mereka hanya berbicara basa-basi.
Ini adalah masalah bagi Tuan Knight yang sedang melakukan pendekatan terhadap Nona Mage. Setiap kali Tuan Knight memulai pembicaraan, Nona Mage selalu menjawabnya dengan efektif, begitu efektif seakan-akan tidak tertarik untuk mengobrol dengannya.
"Kenapa kau begitu cuek? Apakah aku begitu tidak menarik di matamu?" Harga diri Tuan Knight sedikit terluka.
Sebuah pengelihatan datang menyambar Nona Mage. Ia kembali membuka matanya dan mengeluarkan sebuah kertas dan pena dan mulai menggambar.
"Ngomong-ngomong... " ucap Nona Mage sambil mencorat-coret kertasnya.
"Ini adalah misi barumu. Tolong carikan aku ini"
Nona Mage menunjukkan hasil corat-coretannya, sebuah gambar terompet berwarna coklat dengan kekeran yang ada di atasnya.
Tuan Knight melihat gambarnya sejenak.
"Aku tidak pernah melihat benda ini"
"Apa kau punya petunjuk?"
"Kudengar beberapa petualang melihat alat ini di dungeon barat, mungkin kamu bisa memulainya dari sana"
"Kalau boleh tahu, kau mau apa dengan alat ini?"
"Ah, ini adalah terumpet kejujuran. Aku ingin menggunakanya kepada tersangka yang mengutuk diriku dan mata kananku. Tenang saja, aku tidak akan melakukan hal seperti mendendam dan membunuh orang itu, aku hanya akan memintanya untuk membatalkan kutukannya."
"Apa tidak apa-apa memberitahuku itu?"
"Aku sudah lama mengenalmu dan cukup percaya padamu. Ah- tapi tolong jangan beri tahu orang lain soal ini"
Tuan Knight mengeluarkan senyuman bangga akan kepercayaan Nona Mage terhadapnya.
"Baiklah, itu bisa kulakukan. Aku akan mengabarimu besok"
Keesokan harinya Tuan Knight datang ke ruangannya dan menyadari Nona Mage yang terlihat menunggunya disana.
Ia sedikit merapihkan rambut dan memperbaiki ekspresi kegembiraan di wajahnya karena berhasil membawakan apa yang Nona Mage minta. Akhirnya Tuan Knight siap, ia masuk kedalam ruangan dan menyerahkan alat Terumpet Kejujuran kepada Nona Mage
"Kerja bagus, aku tahu aku bisa mengandalkanmu." ucap Nona Mage dan menerima alat yang dibawakan Tuan Knight.
Mendengar akan hal itu, hati Tuan Knight penuh dengan kepuasan. Ia merasa hubungannya dengan Nona Mage maju beberapa langkah.
"Bukan masalah Nona Mage, jika kau ingin datanglah lagi kapanpun kau mau. " ucap Tuan Knight
Dengan lega, ia pergi ke pintu ruangan namun ia tiba-tiba merasakan nafsu membunuh kuat, sebuah benda kecil, dan cepat yang datang ke arahnya. Tuan Knight secara reflek bergegas menarik pedang di saku kirinya, ia berhasil menangkis serangan tersebut.
Hal selanjutnya yang ia dengar adalah suara bernada tinggi "Aduh!" yang keluar dari mulut Nona Mage dengan sebuah peluru karet yang tertancap di dahinya.
"Ah maafkan aku! aku reflek menangkisnya dan itu malah mengenaimu" Tuan Knight meminta maaf
"Nona Mage?" tanya Tuan Knight kepada Nona Mage yang tidak memberi respons.
Ia melihat Nona Mage menundukkan kepalanya, ia pikir ia telah membuat Nona Mage marah, Namun tatapan Nona Mage kosong, matanya terbuka tapi seolah-olah tidak sadarkan diri.
"Oi... Nona Mage" ucap Tuan Knight sambil melambai-lambaikan tangannya dalam pandangan Nona Knight, mencari respon.
"Ya." Akhirnya Nona Mage menjawab, meskipun dengan nada suara yang begitu aneh datarnya.
"Apa kau baik-baik saja?"
"Ya."
Lagi-lagi nada datar aneh itu. Awalnya, Tuan Knight pikir Nona Mage marah kepadanya, kemudian ia melihat Terumpet Kejujuran di tangan Nona Mage.
Tuan Knight mulai menyatukan puzzle dan sampai pada kesimpulan.
Tuan Knight ingin mencari pertolongan, tapi, jika rumor dia yang menembak pelanggannya dengan senjata mereka sendiri mulai tersebar, itu akan buruk bagi reputasi Tuan Knight.
"Berpikilah, bagaimana caranya aku mengembalikan keadaan Nona Mage seperti semula? Sial, aku tidak terlalu banyak tahu tentang sihir. Kalau begini terus, Nona Mage akan terus menjawab pertanyaan yang dilontarkan-"
Tuan Knight berhenti berpikir.
"Jika ia lebih jujur, Bukankah dia akan lebih mudah diajak bicara?" itulah pikiran barunya. Dari pikiran itu, terbentuklah sebuah Rencana.
Ia mengintip keluar dari pintu ruangannya untuk memastikan keadaan. Dari luar, hanya terlihat kepalanya yang muncul. Ia melihat aula yang kosong dan sepi lalu menutup pintunya. Tuan Knight duduk di kursi yang bersebrangan dengan Nona Mage.
"Bagaimana dengan mata kirimu?"
"Ini sangat membuatku terganggu"
"Terganggu seperti apa?"
"Tidak seperti dulu, karena kutukan ini, aku hanya bisa memakai sedikit sihir. Terkadang tiba-tiba wajahku memanas, keringat dingin, detak jantung yang begitu cepat. Badanku tidak sering tidak enakan dan aku kehilangan nafsu makan. Karena itu, aku tidak bisa tidur di malam hari. "
Tuan Knight terkejut. Dia tidak tahu kalau Nona Mage mempunyai kondisi yang menyakitkan seperti itu.
"Seseorang dalam masalah dan datang meminta bantuan tetapi aku malah memanfaatkan keadaannya demi kenimatan diriku sendiri. Aku gagal sebagai seorang Ksatria" pikir Tuan Knight.
Dia tidak tahu apa yang ingin ia lakukan lagi, tapi setidaknya, dia ingin membalas kesalahannya kepada Nona Mage. Dengan Rasa bersalah, Tuan Knight kembali menatap Nona Mage.
"Nona Mage... Apa ada sesuatu yang kau ingintkan dariku?"
"Ada".
Meski begitu, Sepertinya Tuan Knight masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya. "Jika aku bisa membuat keadaanmu menjadi sedikit lebih baik, aku akan melakukannya" Pikir Tuan Knight.
"Apa itu?" tanya Tuan Knight.
"Pangku Aku".
"Bole- Eh?" Tuan Knight mengedipkan matanya dengan cepat, lalu hasrat untuk mengabulkan keinginan Nona Mage beralih menjadi fakta aneh yang berujung pada banyak pertanyaan. Meski begitu, Tuan Knight tidak sempat bertanya. Nona Mage langsung pindah dan duduk di pangkuan kiri Tuan Knight dengan kaki tertekuk yang ada pangkuan kanan Tuan Knight.
"Tunggu-".
Tuan Knight sudah berjanji kalau dia akan mengabulkan permintaan Nona Mage, tapi dia tidak menyangka permintaan se-absurd ini. Pikirannya yang penuh dengan konflik batin dan moral membuat dirinya yang sedang duduk langusng panik dan secara reflek berdiri dan menjatuhkan Nona Mage.
"Apa kau baik-baik saja!?" tanya Tuan Knight yang mengulurkan tangannya untuk membantu Nona Mage.
"Aduh, apa yang terjadi?". Tanya Nona Mage yang mengusap-usap dahinya. Tampaknya ia sudah sadar dari Terumpet Kejujuran.
"Tadi kau jatuh pingsan karena ada peluru karet yang memantul dan mengenai dahimu." Jawab Tuan Knight.
"Begitu ya".
Jawaban itu tidak sepenuhnya benar dan juga tidak sepenuhnya bohong. Hal itu membuat Tuan Knight sedikit gugup, tetapi berdasarkan jawaban Nona Mage, sepertinya dia tidak mengingat apa yang baru saja terjadi. Karena itu, ia menjadi sedikit lega.
Nona Mage melihat jam yang terpampang di dinding, waktu sudah larut, nampaknya ia sudah pingsan terlalu lama.
"Baiklah, aku mau pergi dulu. Jika aku punya permintaan lain, Aku akan datang lagi".
"I.. iya. Silahkan datang lagi".
Bayangan panjang Nona Mage terbentuk dari Matahari senja, sambil menarik gaggang pintu ruangan yang mengeluarkan decitan miring, Tuan Knight mulai mengingat apa yang ia ingin sampaikan.
"Nona Mage...
... Kita pasti akan menyembuhkanmu."
Senja itu, siluet Nona Mage begitu tebal, Meski begitu Tuan Knight bisa melihat ekspresi dan senyuman kecilnya yang tertawa dengan jelas berkata
"Karena itulah aku kemari".
Selanjutnya Prolog bagian dua : Nona Mage