Cerita ini adalah kisah nyata ku bersama ayah. Tidak henti-hentinya aku membanggakan dia, orang yang selalu memberikan apapun yang ia punya untuk ku,anak wanita satu-satunya.
Akan ku ceritakan dari awal bagaimana ayahku menjalani hidup bersama kami dari sebuah gubuk yang sangat kecil,, 23 tahun silam.
Kisah ini dimulai sejak ayah dan ibu ku merantau ke sebuah desa yang jauh dari kampung halamannya. Jika diukur dengan waktu, bisa menempuh jarak sehari semalam diperjalanan. Berlokasi di daerah selatan sumatera, yang dulunya hanyalah hutan-hutan belantara, tidak ada saudara dan mencoba untuk membangun kehidupan Cemara.
Perantauan mereka hanyalah dibekali sekarung beras, karena kakekku adalah seorang petani. Jadi hanya inilah saku yang bisa orangtuaku bawa untuk merantau.
Ditempat mereka ingin tempati ini, sungguh tidak ada saudara yang mereka punya. tidak ada juga yang ingin mengakui saudara karena kami dulunya orang tidak berpunya. Sakit hatiku, bila akan ku ceritakan kisah ini. Tapi aku berusaha untuk menceritakan, sebagai saksi bahwa, kata ayahku, dia mampu!