WARNINGG!!! Banyak mengandung adegan 21++ di harap pembaca dapat bijak dalam memilih bacaan ya:) yg di bawah umur atau tidak suka bisa di skip untuk kali ini:)
HAPPY READING:)
•
•
•
"Hubungin siapa?" Tanya rafa
"Astaga!" Ucap puspita kaget
"Abis hubungin mita?" Tanya rafa
"I-iya, ngapain aku di sini. Tadi aku di rumah mita lagi tidur, pasti kakak kan yang bawa aku pulang!" Ucap puspita kesal
"Kamu gak bisa lari dari masalah, kakak tau kakak salah udah bentak bentak kamu kayak tadi. Gak seharus nya kakak kayak gitu, kakak cuma gak mau kamu kenapa napa di luaran sana!" Ucap rafa
"Tapi omongan kakak bikin aku kaget, selama ini aku gak pernah di bentak orang kayak gitu!" Jawab puspita
"Hey hey, dengerin kakak! Kakak tau kakak salah, kakak minta maaf udah kelepasan ngebentak bentak kamu kayak tadi. Jujur, kakak gak suka omongan kamu pas di mobil tadi!" Ucap rafa
"Tapi yang aku omongin emang bener kan, kakak duluan yang ngomong kayak gitu seolah olah aku itu cwe gampangan!" Jawab puspita
"Gak, gak ada yang bilang kamu cwe gampangan. Inget puspita, kakak cuma gak suka liat kamu deket sama cwo lain. Apalagi bajingan tadi, dia yang udah mau lecehin kamu di tempat yang gak semestinya, dan kakak gak terima itu semua!" Ucap rafa dengan mengeraskan rahang nya
"Kenapa? Kenapa kakak gak suka ada orang yang mau cium atau deketin aku. Apa alesan nya?" Tanya puspita dengan menatap lekat binar mata rafa
"Karna kakak sayang sama kamu! Kakak gak mau kamu deket atau ada hubungan sama orang lain!" Ucap rafa
Deg!
Mendengar pengakuan dari sang kakak membuat puspita terkejut, ia bahkan langsung terdiam dan tak tau harus berkata apa saat itu
"Kenapa diam, kakak tau kakak salah. Dan kakak mau jujur, dari awal di sosial media waktu liat foto kamu. Kakak emang udah suka sama kamu, bahkan di pertemuan pertama kita malem itu kakak sempet kaget waktu tau kalo kamu yang bakal jadi adik tiri kakak!" Ucap rafa menjelaskan
"Awal nya kakak coba ngehindar dan gak mau natap kamu terlalu deket, kakak takut perasaan kakak makin makin ke kamu. Dan ternyata emang bener, nyembunyiin perasaan itu gak mudah. Kakak gak bisa, kakak sayang sama kamu!" Ucap rafa melanjutkan perkataan nya
"J-adi…." Puspita belum sempat melanjutkan ucapan nya karena rafa sudah terlebih dulu memotong perkataan nya
"Iya, kakak sayang sama kamu puspita. Melebihin rasa sayang antara kakak dan adik sambung!" Ucap rafa
Puspita diam, sungguh ia tak menyangka jika ternyata rafa menyukai dirinya. Bahkan, diam diam ia pun sangat bahagia mendengar pengakuan rafa pada nya. Karena, di satu sisi puspita pun memang sudah nenyukai rafa
"Apa kamu juga punya perasaan yang sama kayak kakak?" Tanya rafa
"Hah, a-aku…"
"Jujur aja sama kakak, apa pun bakal kakak terima!" Ucap rafa
"Oke aku jujur, emang aku suka sama kakak. Tapi aku juga sadar diri, kakak punya cwe dan kita juga gak mungkin di setujuin mama sama papa!" Jawab puspita
"Cwe lain, maksud kamu?" Tanya rafa
"Iya, aku denger kakak telponan sama cwe. Waktu itu aku gak sengaja denger karna pintu kamar kakak sedikit kebuka!" Jawab puspita
"Oh jadi kamu cemburu sama mama, ha ha ha. Kakak itu telponan sama mama, selama ini kakak gak pernah berhubungan atau kontak kontakan sama cwe lain!" Ucap rafa
"Kakak gak bohong kan?" Tanya puspita
"Kamu bisa tanya ke mama langsung puspita, mama sering hubungin kakak dan papa juga sama aja. Mereka selalu nanyain kabar kakak dan kamu selama di rumah!" Jawab rafa jujur
"Oh gitu, aku kira cwe laen. Abis nya perhatian banget nanya kabar sama bilang sehat sehat di sana!" Ucap puspita
"Ya ampun sama mama aja cemburu! Jadi, kamu beneran punya rasa yang sama kayak kakak?" Tanta rafa memastikan
Puspita mengangguk, sungguh ia pun tak bisa lagi memendam atau membohongi perasaan nya sendiri.
"T-tapi, kita gak mungkin di setujuin sama mama papa!" Ucap puspita
"Selama mama papa masih bulan madu, kita begini dulu aja. Jalanin sebisa kita, nanti kakak bakal cari waktu yang pas buat ngomong ke mama dan papa tentang hubungan kita yang sebenernya. Kita yang saling punya rasa sayang dan cinta masing masing!" Jawab rafa
Puspita pun mengangguk sambil tersenyum, sungguh ia sangat bahagia mendengar perkataan sang kakak. Walaupun di satu sisi ia takut mama dan papa nya kecewa dengan apa yang mereka perbuat selama ini
Cup!
Rafa pun mengecup puncak kepala puspita, kini rafa pun mulai duduk tepat di depan puspita dan menatap wajah cantik sang adik tiri nya itu
"Kamu cantik!" Puji rafa
Pipi puspita mendadak merah merona, ia pun mengulum senyum mendapat pujian seperti itu dari sang kakak. Mereka bertatapan satu sama lain, sampai pada akhirnya rafa pun mulai mencium bibir merah muda sang adik
Puspita pun menerima dengan hangat ciuman itu, ia pun membuka mulut nya dengan perlahan. Mempersilahkan rafa untuk mengabsen tiap inci rongga mulut nya
Bahkan, suara kecipak lidah mereka mulai terdengar. Ciuman yang awal nya lembut kini berubah menjadi ciuman agresif yang menuntut
Rafa melepas bibir nya di bibir puspita, ia pun mengelap bekas jejak jejak saliva itu. Kini, rafa bangkit dari duduk nya dan berjalan ke arah pintu. Rafa mengunci pintu kamar puspita, dan setelah itu ia memencet tombol merah yang tak lain adalah tombol peredam suara
Tiiit!
Saat tombol itu sudah menyala, ia pun kembali mendekat ke arah ranjang. Rafa mulai mengukung puspita, membuat puspita langsung meremang kala merasakan sentuhan sentuhan yang diberikan sang kakak tiri nya itu
"Mphhhhh…"
Puspita mendesah, kala rafa mulai menciumi leher jenjang nya. Rafa sudah seperti kelaparan yang hendak menerkam mangsa nya saat itu juga
Krekkkk!
Krekkkk!
Rafa yang sudah terbakar api gairah oun merobek pakaian yang di kenakan sang adik, bahkan kini dress milik puspita sudah tak berbentuk lagi dan di lempar ke sembarang arah oleh rafa
"Hmppptt.."
Rafa menyerang bibir puspita, kini mereka kembali berpagutan mesra dengan desahan desahan erotis yang keluar dari bibir seksi puspita
Sambil berciuman, rafa pun mengelus elus punggung puspita. Mencari letak keberadaan bra dan mencopot bra itu dari punggung puspita, hingga kini gundukan sintal yang menjadi favorit nya itu sudah terpampang jelas di hadapan nya
"Mphhhh … shhhh … ahhh!" Lagi lagi puspita mendesah, rafa selalu bisa membangkitkan gairah nya. Kini, rafa mulai memainkan gundukan sintal nya itu. Meremas, mengulum dan bahkan sesekali rafa menggigit pelan niple merah muda yang sangat menggoda itu
"Oughhhh … ahhhhh!"
Puspita meremas remas rambut rafa, sungguh ia sudah seperti melayang di atas awang awang kala merasakan sensasi yang sangat memabukkan itu
"K-akkk! A-aku gak tahann. Dia udah kedut kedut!" Ucap puspita
"Udah mulai nakal heum" jawab rafa
Rafa tersenyum manis, ia tak menyangka jika sang adik yang meminta nya seperti itu. Bahkan, ia sangat senang kala puspita meminta hal lebih dari diri nya. Dengan cepat, rafa pun mulai melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuh atletis nya dan membuang ke sembarang tempat
"Eughhh…" puspita melenguh, ia menggerakkan tangan nya lalu mengalungkan kedua lengan nya pada leher kekar sang kakak
Sementara rafa, bibir dan lidah nya sibuk memberi sentuhan memabukkan pada leher jenjang puspita, sementara sebelah tangan nya tak tinggal diam
Rafa meremas gundukan sintal itu, membuat puspita langsung menaik turun kan dada nya kala merasakan api gairah yang sudah memuncak
"Aaahhhh…" Puspita mendongak dengan kedua mata terpejam. Kedua mata nya terpejam, bahkan kedua tangan nya pun lantas meremas kuat rambut rafa, menekan wajah pria itu di atas dada nya
Rafa terus mengulum benda kecil itu, sesekali dia menghisap kuat bahkan sedikit memberi gigitan kecil nya di sana. Sehingga tak ayal membuat puspita meringis bercampur desahan erotis nya
Rafa melepas kuluman nya dari sana lalu mulai fokus menatap lekat wajah sayu puspita di bawah kungkungan nya. "Kakak boleh ngelakuin lagi?" Tanya rafa, serak
Sejenak puspita diam, namun tak berselang lama gadis itu pun mulai mengangguk tanda menyetujui apa yang di inginkan rafa saat ini
"Yeah!" Jawab puspita sehingga tak ayal membuat rafa langsung mengembangkan senyum manis nya
Pria itu tak langsung melakukan penyatuan nya, karena ia lebih memilih melakukan rangsangan untuk memberi rangsangan terlebih dahulu pada gadis nya itu
Rafa kembali menggoda setiap lekuk tubuh polos itu, hingga rafa membenamkan wajah nya di antara kedua paha puspita. Untuk yang ke sekian kali nya, rafa melihat bagian indah itu membuat diri nya semakin susah meneguk saliva nya
Sejenak, rafa mulai memberi sentuhan lidah hangat nya di sana. Dia memberi sapuan lidah hangat nya, menjilat dan bahkan sesekali menghisap pelan sehingga tak ayal membuat puspita mendesah panjang
Namun, puspita tak sampai mencapai klimaks nya karena rafa pun memilih berhenti.
Pria itu kembali mengukung nya. Dengab perlahan, rafa menggesek pelan kejantanan nya disana lalu mendorong nya
"Ssshhhhttt … k-akkk…!" Puspita meremas kuat bahu lebar sang kakak kala gadis itu merasakan perih dan nyeri pada area sensitif nya
Wajar saja jika puspita masih merasakan nyeri dan pedih di area sensitif nya, karena mereka melakukan itu baru beberapa kali saja
"Tahan bentar, sayang!" Ujar rafa, serak. Sungguh, kepala nya mulai terasa pusing akibat menahan rasa ngilu pada kejantanan nya
"Ssssaaakhhhh…" puspita memekik saat rafa menghentakkan pinggul nya sehingga mereka pun muali menyatu sempurna
"Oh, sayang!" Rafa membenamkan wajah di ceruk leher puspita kala merasakan milik nya yang seperti di remas kuat di dalam milik gadis nya
Sehingga setelah beberapa menit memberi jeda, kini rafa mulai menggerakkan kejantanan nya di dalam inti puspita yang sudah basah itu
"Shhhh … ahhh … ahhh … k-akkk!" Desah puspita
Puspita menikmati, gadis itu telah melupakan rasa sakit dan perih pada milik nya di bawah sana. Bahkan, rafa pun mulai terus bergerak semakin liar dan membuat gundukan sintal milik puspita terus bergoyang di bawah kungkungan rafa. Pria itu geram, lalu mulai mendekat dan mengulum puas
Menit pun telah berlalu, kedua tubuh mereka telah basah oleh peluh. Beberapa kali puspita bergetar, mendesah panjang kala gelombang kenikmatan itu menghantam diri nya. Puspita tak kuasa, sungguh rasa nya begitu nikmat
Mereka bahkan sudah melakukan banyak gaya dalam bercinta kali ini, bahkan kini posisi puspita berada di atas tubuh polos rafa
"Angkat sebentar sayang!" Ucap rafa menyuruh puspita mengangkat bokong sintal nya
Puspita menurut, ia mengangkat bokong nya dan mulai mengarahkan kejantanan milik rafa untuk masuk dan terbenam tanpa sisa di inti milik puspita
Bleshhh!
"Shhh .. oughhhh … ahhh!" Puspita mendesah kala kejantanan rafa mulai terbenam tanpa sisa di inti milik nya, bahkan kini inti milik nya terasa sangat sesak
Tubuh nya bergetar antara menahan sakit dan nikmat secara bersamaan
"Shhh … ahh .. ahh … eungghhh!" Desah nya mulai terdengar berbeda
Menit telah berlalu, apalagi posisi seperti ini. Puspita bisa bergerak sesuka hati saat mencari titik kenikmatan nya. Seperti nya ini akan menjadi gaya favorit nya
"Ahhh capekkk! Aku capek kak!" Ucap puspita sambil terus bergerak
"Kita udahin aja ya?" Tanya rafa dan puspita pun mengangguk
Memang mereka sudah lama bermain, tanpa sadat sudah 1 jam lebih lama nya mereka bercinta dan sudah cukup dalam saling memberi kenikmatan. Lagi pula rafa pun akan khawatir kalau puspita akan terlalu lelah
Rafa menahan pinggul puspita dan ia pun mulai bergerak cepat, menghentak pinggul nya memberi hujaman cepat, kuat dan liar nya dari bawah
"Ahhh … ahhh … sayang oh rafaa!"
"Arghhh .. yeah! Panggil nama aku sayang!" Ucap rafa yang bahagia kala puspita memanggil nama nya dan juga sayang pada nya
Rafa menghentakkan pinggul nya dengan sangat cepat, hingga kini ia merasakan cairan milik nya akan benar benar keluar. Dengan cepat, ia pun mulai mengeluarkan kejantanan nya dari inti puspita dan cairan itu pun muncrat di bokong sintal puspita
Puspita menghempaskan kepala nya di atas pundak kekar sang kakak, dan pria itu pun langsung memeluk tubuh polos nya. Kedua nya sibuk mengatur deru nafas mereka masing masing yang tersenggal hingga beberapa menit
Cup!
"Makasih sayang!" Ucap rafa sambil mengecup dahi puspita
Puspita tersenyum, setelah itu ia pun memposisikan tubuh nya agar tiduran menyamping ke arah kanan. Rafa pun memeluk tubuh polos sang adik dengan penuh kasih sayang dan pelukan yang sangat erat
"Kak, aku ngantuk!" Ucap puspita
"Ya udah kamu tidur dulu oke!" Jawab rafa
"Heum!"
Kini, rafa membiarkan puspita tertidur. Bahkan, puspita tidur sambil memeluk diri nya dan menenggelamkan wajah nya di dada bidang milik rafa
Rafa tersenyum, ia pun menyingkirkan rambut rambut yang menutupi wajah cantik sang adik. Setelah itu, ia pun memastikan sang adik sudah tertidur lelap baru lah ia akan berbenah diri
Rafa hanya takut sewaktu waktu bi ijah ke atas dan mengetuk kamar puspita, karena bi ijah yang memang perhatian akan selalu bertanya apakah mereka sudah makan atau belum.
Kini, rafa masuk ke dalam kamar mandi puspita. Ia pun mulai mandi di dalam sana, saat sudah selesai ia memakai kembali pakaian milik nya yang berserakan di lantai itu
"Hufffft!"
Rafa mendesah pelan, setelah itu ia mulai berjalan ke arah sang adik. Menutupi tubuh polos puspita menggunakan selimut, baru lah setelah itu rafa membuka kunci kamar dan keluar dari kamar puspita
Dapppp dappp dappp
Dapppp dappp dappp
Rafa berjalan menuruni tangga, kini ia akan pergi ke dapur untuk mengambil minuman segar. Sesampai nya di dapur, ia melihat bi ijah sedang mencuci buah buahan dan sayur sayur an yang terlihat sangat segar
"Dooor!"
"Eh dor dor dor, dor dor dor! Astaga, den rafa ngagetin bibi aja!" Ucap bi ijah latah karena rafa mengagetkan diri nya
"Ha ha ha bi ijah ini, latah nya gak ilang ilang ya!" Ucap rafa sambil tertawa
"Iya gimana dong den, bawaan lahir ya emang gini. Lagian den rafa dari kecil sampe udah se gede ini masih aja usilin bi ijah, kalo bi ijah jantungan gimana coba den den!" Ucap bi ijah
"Ya elah bi, bibi kan udah biasa sama rafa. Jadi gak mungkin jantungan, jantung bibi udan aman aman aja!" Jawab rafa
"Iya deh den iya, oh ya den rafa ke dapur mau apa? Mau ambil makan ya?" Tanya bi ijah
"Mau cuci piring bi!" Jawab rafa bercandaan
"Hah, gak usah den. Piring sama kerjaan lain mah udah bibi kerjain, lagian kan itu tugas bibi!"
"Engga kok bi, becandaan he he. Mau ambil minum di kulkas, seret banget tenggorokan!" Ucap rafa
"Oh begitu, oke deh den!" Jawab bi ijah
Yeah, memang seperti itu keakrab an bi ijah dan rafa. Bahkan, rafa sudah menganggap bi ijah seperti ibu nya sendiri. Karena saat mama nya sudah tiada, bi ijah lah yang mengurus dan sangat dekat dengan diri nya
"Den, den rafa sama non puspita udah makan belum? Jangan sampe telat makan den, nanti sakit loh!" Ucap bi ijah memperingati
"Oh iya bi, belum makan nih. Rafa siapin makanan deh sekalian buat puspita juga, tapi makan di kamar aja kali ya. Soal nya puspita lagi tidur juga!" Ucap rafa
"Oh iya gak apa apa den, makan di mana aja gak masalah. Yang penting den rafa sama non puspita gak telat makan, nanti malah sakit nyonya sama tuan khawatir pula!" Jawab bi ijah
"Iya bi, ya udah aku ambil makan dulu abistu langsung ke kamar!" Ucap rafa
Kini, rafa pun mengambil dua piring dan dua gelas. Ia mulai mengisi nasi serta lauk pauk ke dalam piring itu, dan menuangkan air mineral ke gelas. Setelah itu, rafa pun mulai membawa nampan berisi makanan untuk dirinya dan sang adik ke kamar sang adik
Ceklek!
Pintu terbuka!
Rafa masuk ke dalam, ia pun berjalan ke arah nakas untuk menaruh nampan berisi makanan dan minuman itu. Ia mulai duduk di atas ranjang, mencoba membangunkan puspita dan mengajak nya makan
Rafa tak ingin puspita tidur dalam keadaan belum makan nasi, apalagi ia ingat nasihat sang mama yang berkata bahwa puspita memiliki penyakit asam lambung
"Puspita, hei! Bangun dulu yuk, makan nasi. Kamu belum makan nasi pasti kan!" Ucap rafa sambil menggoyangkan tubuh puspita agar gadis itu bangun
"Euhmmm … iya, tapi suapin!" Ucap puspita terdengar manja sambil mengerjapkan kedua mata nya
"Iya kakak suapin, tapi bangun dulu. Makan nya jangan sambil tiduran, nanti malah keselek!" Jawab rafa
Puspita mengangguk, setelah itu ia pun benar benar membuka kedua mata nya. Ia bangkit dari tidur nya, dan seketika selimut yang menutupi tubuh nya pun terbuka begitu saja, memperlihatkan gundukan sintal yang menggantung tepat di hadapan rafa
Glek!
BERSAMBUNG…..