Chereads / The King Fell While Running Away From The Inauguration / Chapter 2 - Chapter 02 - Bertemu Kaisar

Chapter 2 - Chapter 02 - Bertemu Kaisar

***

~ Kekaisaran Mitavia ~

Setelah Enert melewati hutan, dia lalu memberikan sebuah kotak kepada Anesha yang masih dalam bentuk Elvish.

"Apa ini Master? Apa ini hadiah untukku?"

"Itu kotak untuk Bibi, jadi kau harus memberikannya,"

"Uh! Lagi-lagi Master mengusirku. Apa aku sudah tidak cantik lagi?"

"Itu tugas penting untukmu. Jika kau berhasil memberikan kotak itu, aku akan membawamu ke reruntuhan,"

"Baik Master! Aku segera berangkat!" Seru Anesha kegirangan.

Anesha lalu berubah ke dalam bentuk Elbeast dan langsung terbang meninggalkan hutan.

Sementara itu Enert mengambil sebuah gulungan dan memeriksa apakah itu benda yang begitu penting. Dan dirasa cukup, dia lalu menyimpan kembali gulungan itu sambil berjalan ke pintu gerbang kekaisaran.

.... Gerbang yang cukup besar. Hmmm ... ada seseorang tengah mengawasiku ....

"Yo ... Paman penjaga, apa aku bisa bertemu Kaisar?" tanya Enert.

Kedua penjaga itu memperhatikan Enert dengan pandangan aneh. Dan karena penampilan Enert terlihat mencurigakan, hingga membuatnya hampir ditangkap.

"Kau bocah mencurigakan, pergilah sebelum aku melaporkanmu pada para ksatria," ucap penjaga 01.

"Bagaimana dengan gulungan ini?" Balas Enert sambil menunjukkan gulungan itu.

"Hahaha ... dasar bocah bau, apa kau mencoba untuk menipu kita dengan gulungan kekaisaran palsu itu," sahut penjaga 02.

"Aku tidak tahu kalau ini gulungan palsu. Tapi bisakah aku masuk? Aku akan memberikan Paman koin yang cukup banyak,"

"Bocah bau, pergilah jika tidak ada keperluan," ucap penjaga 01.

"Baiklah ... tolong sampaikan pada orang mesum di balik gerbang itu, bahwa aku akan membuang gulungan palsu yang diberikan Bibiku," ucap Enert sambil berjalan.

"Tunggu!" Seru Kana dari balik gerbang.

Kana langsung membuka gerbang itu dengan kesal.

"Tuan Putri Kana, hormat Tuan Putri," ucap kedua penjaga itu dengan hormat Kekaisaran.

"Oh, jadi kau benar-benar Tuan Putri?" sahut Enert.

"K-Kau sialan! Kalau bukan karena Master, aku akan mengusirmu!" Balas Kana.

"Yah, kalau begitu aku akan kembali dan bilang ke Bibi kalau aku diusir," sahut Enert.

"Siapa yang mengusirmu?! Cepat masuk dan ikut aku!" sahut Kana sambil berjalan masuk menuju Kekaisaran.

Enert merasa terbantu dengan datangnya Kana, lalu dia berjalan melewati penjaga untuk mengikuti Kana.

***

~ Aula Elstein 02 ~

Sementara itu Kana dan Enert sampai di dekat Aula 02. Karena Kana masih kesal dengan Enert, dia langsung mengajak Enert untuk berdual dengannya. Awalnya Enert menolak karena tidak ingin menggunakan kekuatannya. Namun karena Kana terus memaksa, akhirnya Enert menerimanya.

"Baiklah, aku hanya akan menyerangmu satu kali dengan tangan kosong,"

"Apa kau pikir aku lemah! Kau memang kurang ajar! Aku tidak akan memberimu ampun!"

Teztaline Sword --- dari sisi kanan Kana muncul beberapa bentuk pedang warna biru dengan rantai kecil hitam yang saling terhubung.

"Wah, apa itu hadiah untukku?"

Kana merasa kesal dan tidak menghiraukan Enert. Lalu dia terbang ke arah Enert dan menyerangnya langsung.

"Wah, silau sekali hadiahku ini," ucap Enert sambil menghindari serangan dari Kana.

"Sialan! Karena kau sangat menyebalkan, aku akan gunakan serangan terkuatku!" Seru Kana sambil mempersiapkan sebuah Skill.

Lavatrium Elmagia Sword --- di belakang Kana muncul tujuh bentuk pedang dengan warna pelangi. Di setiap pedang itu memancarkan kekuatan Magic yang cukup kuat.

.... Eh, sepertinya aku pernah lihat bentuk pedang itu ... oh, itu adalah bentuk tujuh pedang yang ditinggalkan oleh jiwa aneh di dalam reruntuhan ....

"Jangan berharap kau bisa menghindar!" Seru Kana sambil menyerang Enert.

***

~ Aula Elstein 01 ~

Cafastle Eiji, nama seorang 'Casper' atau gelar seorang Kaisar. Eiji mendapatkan gelar Kaisar yang kedua setelah mewarisi tahta dari Kaisar pertama. Meski bergelar Kaisar, Eiji tidak menganggap dirinya sebagai Kaisar.

Saat itu, Kaisar Eiji tengah berada di aula latihan bersama seorang penasihat Kekaisaran bernama Marxus. Dan bukan lain, penasihat itu adalah Paman nya sendiri.

"Paman, apa aku bisa mencapai tahap akhir dengan melatih 'Lance Dance Skill'?" Tanya Eiji.

"Tentu saja. Kau bahkan bisa mengalahkan Ayahmu, tapi tentunya tidak mudah. Jadi berlatih sampai kau bisa mencapai batas dari senjatamu," jelas Paman Marxus.

"Baik Paman."

***

~ Aula Elstein 02 ~

"Hey lihat itu! Sepertinya Tuan Putri sedang bertarung dengan seseorang! Ayo kita lihat!" Seru salah satu ksatria yang tengah berjalan di samping Aula.

Sementara itu Kana masih merasa kesal dengan Enert, dan membuatnya harus menggunakan salah satu Dari kemampuannya untuk mengalahkan Enert.

Karena efek dari serangan Kana, membuat Aula itu dipenuhi dengan serpihan-serpihan Magic yang berasal dari tujuh pedangnya.

"Apa kau takut dan ingin menyerah?" Ledek Kana.

Kana merasa dia berhasil mengalahkan Enert, dia lalu menyimpan kembali bentuk pedang itu dan berjalan menghampiri Enert.

"Apa kau sudah menyerah?" Tanya Kana dengan rasa bangga dan sedikit meledek.

"Hey, aku yang harusnya bertanya,"

"Ha! Apa yang terjadi? Kenapa kau masih baik-baik saja? Apa kau berhasil menghindarinya?"

"Untuk apa aku menghindar? Kau saja yang salah menyerang,"

"A-Apa? Lalu siapa yang aku serang?"

"Kapten Ludwig! Apa kau baik-baik saja?!" Seru salah satu kesatria begitu melihat Ludwig pingsan.

Lalu dari depan gerbang Aula, seorang Kaisar bernama Eiji datang bersama Paman Marxus.

"Apa yang terjadi?" Tanya Eiji.

"Kaisar Eiji? Ah, ini. Kapten Ludwig tiba-tiba diserang oleh Tuan Putri Kana,"

"Aku tidak menyerangnya! Kalau kalian ingin menyalahkan, salahkan saja dia!" Tunjuk Kana pada Enert.

"Eh, bukankah dia bocah yang waktu itu ada di kedai makan?" Ucap salah satu ksatria.

"Ah benar, dia yang waktu itu menghajar Kapten dan mencuri pedang milik Kapten," imbuh ksatria yang lain.

.... Aku merasa tidak pernah menghajar orang lain selain ninja aneh waktu itu. Dan juga, pedang platina itu aku hanya diberi oleh seseorang. Jadi dimana letak kesalahanku ....

"Kenapa semua kesalahan dan keluhannya hanya dilemparkan padaku?" Tanya Enert.

"Hey, siapa kau dan apa yang telah kau lakukan pada prajurit Kekaisaranku?" Tanya Eiji.

Enert sedikit malas untuk menjawab, lalu dari arah langit seseorang mantan Kaisar bernama Enma datang dengan memancarkan aura yang cukup kuat dan disusul oleh Elbeast naga sebelumnya.

Melihat datangnya mantan Kaisar Enma, membuat ksatria yang ada di Aula langsung tunduk terdiam dan hormat.

"Eiji, apa Kana membuat masalah lagi selama aku pergi?" Tanya Enma sambil mengamati sekitar Aula.

"Maaf Ayah, aku tidak tahu kau sudah kembali? Kana memang suka membuat masalah. Tapi kali ini biarkan aku yang bertanggung jawab," jelas Eiji.

"Ayah, aku tidak membuat masalah. Aku hanya sedang berlatih dengan si kurang ajar disana," balas Kana sambil menunjuk ke arah Enert dan memberikan isyarat untuk membantunya dari Ayahnya.

"Eh, kau tadi tidak bilang seperti itu," sahut Enert.

"Diam kau!" Seru Kana.

Melihat Enert yang bisa ada di Aula itu, Enma langsung mengaktifkan sihir mata untuk melihat kekuatan jiwa pada Enert. Namun tiba-tiba sihir yang digunakan Enma langsung berbalik menyerang dirinya.

Melihat Enma menerima serangan balik itu, tanpa berpikir panjang Marxus langsung menyerang Enert. Lalu dari arah belakang Enert, Paman Marxus muncul dan menyerang Enert dengan sebuah pedang sihir. Gelombang sihir yang keluar dari pedang itu membuat beberapa ksatria yang melihatnya terpental.

Serangan dari Marxus itu tidak membuat Enert bergerak sedikitpun, dan dia hanya menahan dengan jari telunjuk.

Lalu Marxus mencoba menyerang kembali dengan lebih serius menggunakan pedang yang berbeda. Namun tiba-tiba Elbeast Kucing bernama Olivia muncul di belakang Enert dan menghentikan serangan dari Marxus.

Karena kekuatan dari Olivia berhubungan dengan sihir, membuat pedang yang digunakan Marxus hancur dan membuat Marxus menjauh dari Enert.

.... Elbeast milik Tuan Putri? Sejak kapan dia ada disana? Apakah dia baru saja menghentikan seranganku untuk melindungi anak itu ....

"Ifix bodoh! Kenapa kau diam saja! Apa kau hanya akan membiarkan calon sang raja terluka?!" seru Olivia melalui perantara jiwa.

Mendengar apa yang dikatakan Olivia, Ifix langsung membuat pola pelindung pada Enert. Ifix tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Olivia dan hanya mengikutinya.

"Ayah, apa kedua Elbeast itu sedang melindunginya" tanya Eiji.

"Seperti yang kau lihat, Ifix tidak pernah menggunakan pola perlindungan seperti itu sebelumnya. Bahkan saat aku terluka, dia tidak begitu peduli denganku." jelas Enma.

Sementara itu, Enert berbicara dengan Olivia dan Ifix yang berada dalam bentuk jiwa manusia.

"Hey bocah bau, aku tidak bermaksud untuk melindungimu. Aku hanya mengikuti perintah Kak Olivia," ucap Ifix.

"Bocah kurang ajar!" Sahut Olivia sambil memukul kepala Ifix.

"Siapa bocah naga berisik ini?" Tanya Enert.

"Maaf Raja, dia adikku Ifix. Dan dia memang bocah yang menyebalkan jadi tolong hiraukan saja dia,"

.... Eh, apa dia bisa melihat wujud jiwa manusiaku dan juga Kak Olivia ....

"Lalu, bisakah kalian bantu aku membereskan masalah yang terjadi?"

"Baik. Hey Ifix! Bilang pada Pak Tua itu untuk menghentikan kesalahpahaman ini!"

"B-Baik Kak!"

Setelah keadaan cukup tenang, Ifix bergegas menghampiri Enma dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Enma yang mengetahui kejadian yang sebenarnya, dia merasa sangat marah. Namun dia menahannya karena pesan dari Ifix.

Enma lalu menghampiri Enert yang berdiri di sebelah Olivia.

"Hahaha ... ternyata semua hanya salah paham. Jadi, teman kecil siapa namamu?" Tanya Enma sambil masih menahan kesal.

"Namaku Enert, dan aku datang untuk bertemu dengan Kaisar Enma,"

.... Hmmm ... anak ini tidak terlihat panik dan santai sekali. Bahkan tidak menghormatiku secara terang-terangan. Namun di lain sisi, dia seperti menyembunyikan sesuatu ....

Karena Enert malas untuk menjelaskan, dia lalu memperlihatkan kotak warna emas yang diberikan oleh Dokter Lina, dan membuat Kaisar Enma langsung merasa senang.

"Hahaha ... kenapa wanita mesum itu tidak bilang jika kau akan datang hari ini. Kalau aku tahu, aku akan langsung menyambutmu secara pribadi," sahut Enma.

"Ada sedikit masalah yang terjadi," balas Enert.

"Hey, bocah itu berbicara santai dengan Kaisar Enma, bahkan dengan tidak sopan. Aku tidak mengerti apa yang akan terjadi pada bocah itu," ucap salah satu ksatria.

"Marxus tolong urus sisanya, ada hal penting yang harus aku lakukan dengan teman kecilku ini,"

"Serahkan padaku," balas Marxus.

"Ayah tunggu! Kenapa Ayah membawa si kurang ajar itu?! Dia itu seorang penipu!" Seru Kana.

Namun Kaisar Enma tidak peduli dan hanya melihat Kana dengan tatapan kesal, lalu mengajak Enert pergi meninggalkan Aula.

"Huh, si kurang ajar itu baru saja membuat Ayah tertawa. Aku akan membiarkannya kali ini," sahut Kana.

"Hey, apa kau tidak ingin memperkenalkan pacarmu itu padaku?" Tanya Eiji tiba-tiba.

"Hah! Pacar dari mana?! Aku bahkan tidak ingin kenal dengan si kurang ajar itu,"

"Hahaha ... tapi aku tidak keberatan jika dia nanti menjadi adik iparku," ledek Eiji.

"Berisik!" Sahut Kana, lalu pergi meninggalkan Aula.

Setelah Kana pergi, Eiji memperhatikan bekas ledakan yang ditinggalkan dari serangan Marxus dan Elbeast sebelumnya.

"Paman, siapa anak yang tadi itu?" Tanya Eiji penasaran.

"Lebih baik kau tidak menanyakan siapa sebenarnya anak itu," sahut Marxus.

.... Jika melihat dari apa yang dilakukan kedua Elbeast yang langsung melindunginya, itu sudah cukup untuk mengetahui bahwa dia bukanlah bocah biasa. Dan juga kotak yang diberikan anak itu, itu bukanlah kotak yang berasal dari Kekaisaran ataupun dunia atas ....

Tak ingin memikirkan lebih, Marxus lalu mengajak Eiji pergi mempersiapkan bahan yang akan digunakan untuk memperbaiki Aula.

***

~ Greenheaven, Taman Kekaisaran ~

"Kakak, kenapa kita harus tunduk dengan anak yang tadi itu?" Tanya Ifix.

"Apa kau ingat, untuk apa kita pergi ke dunia bawah?"

"Kalau tidak salah ingat, kita diberikan tugas oleh Ratu --- untuk mencari anak Ratu yang kabur dari upacara pelantikan,"

"Apa kau sudah paham?"

"T-Tunggu! Jangan bilang tadi itu calon Raja kita yang kabur?"

"Kalau kau sudah tahu, cepat buatkan aku makanan yang enak,"

"Lalu Kak, bisakah kau antar aku bertemu calon Raja. Aku ingin meminta maaf karena sudah lancang sebelumnya,"

"Baiklah, aku akan membantumu."

***