Chereads / sistem the gamer / Chapter 914 - Bab 432 sudah lama

Chapter 914 - Bab 432 sudah lama

"bang" suara benturan terdengar di dalam lift.

tsubaki mencengkram kerah bajuku dan menatap ku dengan ganas. "kenapa kamu menargetkan ku."

"cantik, seksi dan menggoda" lalu aku melirik ke belahan dadanya. "aku juga ingin meremasnya."

"bajingan..." tsubaki dengan marah kembali membenturkan tubuh ku ke dinding besi di belakang ku.

"aku hanya mengatakan yg sebenarnya, kenapa kamu sangat marah. aku tidak pernah memaksa mu melakukan hal hal yg tidak kamu inginkan."

"aku bukan barang yg bisa kamu beli" teriak tsubaki sambil menatap mataku dengan niat membunuh.

"aku tahu dan aku tidak pernah menganggap mu seperti itu. jika aku ingin membeli wanita, aku bisa mendapatkan yg lebih cantik dan seksi dari mu jika aku menawarkan harga yg sama pada pemimpin pusat fenrir. mereka tidak kekurangan stok wanita cantik."

tsubaki sedikit melunak dan matanya menunjukan kerumitan.

tapi sebelum dia sempat membuka mulutnya, suara dentingan berbunyi yg menandakan lift sudah mencapai tujuan.

tsubaki segera melepaskan kerah baju ku yg dia cengkram.

saat keluar dari lift, sakuya dan Alice sudah menunggu di ruang resepsionis.

aku tersenyum pada hibari yg sedang menjaga meja resepsionis dan dia juga membalas senyum ku dengan pipi yg sedikit memerah.

lalu aku menatap sakuya. "aku ingin melihat nenek mu?"

"baiklah" sakuya mengangguk ringan dan segera memimpin jalan.

tsubaki dan Alice menunjukan perasaan aneh melihat sakuya dengan sigap memimpin jalan, tapi tidak ada yg membuka mulut untuk bertanya.

suasana canggung terjadi saat kami menuju kediaman nenek hina.

di depan rumah kumuh, sakuya mengetuk pintu dan suara wanita terdengar dari dalam.

"masuklah sakuya.... nenek sedang sibuk di dapur"

"baik nek.." sakuya perlahan membuka pintu.

aku menggunakan sihir slime suit untuk mengubah pakaian ku menjadi pakaian yg sering aku gunakan di dunia paradise saat terperangkap di pagoda mimpi.

armor ringan, jaket kulit dengan simbul sayap di belakang punggung, anting anting berbentuk salib.

sakuya dan yg lainnya terkejut melihat perubahan ku, terutama sakuya yg matanya menunjukan sedikit keraguan.

aura mesum, konyol dan ceria di sekitarku segera berubah menjadi aura tegas, agung dan penuh kesucian.

"siapa kamu sebenarnya?" tanya sakuya dengan ragu ragu, nada yg sedikit bergetar menunjukan bahwa dia sangat terkejut.

tapi aku tidak menjawab dan segera masuk ke dalam rumah itu.

"apa kamu bersama lindow?" tanya nenek hina

"tidak nek, ini teman lainnya" balas sakuya.

"ajak duduk dulu, nenek akan buatkan minuman."

"baik nek"

mereka semua duduk di kursi yg mengelilingi meja kecil di depan mereka.

tapi aku fokus pada foto foto yg di pajang di dinding.

sama seperti ratu, hina membuat sketsa tentang mimpi yg dia alami.

perahu dengan pola naga yg terbang di udara.

semua anggota kru kapal.

bahkan sketsa solo ku juga terpajang di dinding dengan ukuran yg lebih besar.

pakaian yg sama berdiri tegak dengan pose heroik.

di sebelahnya juga ada sketsa saat aku mengenakan armor dengan perisai dan tombak kerucut.

aku hanya berdiri menatap sketsa itu dan semua orang juga memperhatikan apa yg aku lakukan dengan expresi rumit tanpa mengucapkan kata kata.

tapi suasana hening segera pecah saat mendengar suara benda yg jatuh.

mereka menoleh dan melihat seorang wanita tua dengan rambut yg memutih berdiri diam dengan tubuh yg gemetar.

minuman yg dia bawa semuanya berserakan di lantai.

tangan kiri yg putus dan tangan kanan yg mulai bergetar sambil perlahan diulurkan ke arah ku.

"Herry.... apa itu kamu...." suara wanita tua itu penuh dengan getaran dan kerinduan.

aku perlahan mendekat sambil tersenyum lembut padanya. "lama tidak bertemu Hinata"

"ya kapten... lama tidak bertemu." Hinata segera memeluk ku dengan erat.

"maaf membuat mu menunggu lama." aku mencium keningnya dan membelai rambut putihnya dengan lembut.

"tidak apa apa, berapa lama pun aku akan selalu menunggu mu." Hinata tersenyum lebar tapi air matanya sudah mulai mengalir dengan deras.

"kamu masih cengeng seperti biasanya." aku menghapus air matanya dengan tangan ku, tapi itu terus mengalir tanpa bisa di bendung.

"aku merindukan mu kapten"

"kamu masih memanggilku kapten?" aku bertanya dengan tidak senang, tapi Hinata semakin terlihat bahagia dan menyandarkan kepalnya di dadaku dengan nyaman sambil berkata dengan suara lembut. "suami ku, aku merindukan."

"tidak apa apa, aku sudah di sini sekarang." aku membawa Hinata untuk duduk bersama dan meletakkannya di pangkuan ku.

"nenek...dia..." wajah sakuya terlihat sangat ketakutan seperti melihat hantu, tapi Hinata menjawab sambil tersenyum lembut padanya. "dia adalah kakek mu yg sering nenek ceritakan, seorang dewa yg bisa melakukan segalanya dan mengabulkan apapun yg kamu inginkan."

"tapi...bukankah itu hanya mimpi...." sakuya masih tidak terima dengan kenyataan yg dia hadapi.

mendengar itu Hinata segera menatap ku. "aku tidak tahu apa itu mimpi atau ilusi, tapi semua yg aku alami dengan nya adalah nyata."

"seberapa nyata?" tanya ku sambil memainkan hidung Hinata.

"saat itu aku pertama kali bekerja menjadi guru dan pria bajingan itu juga mulai mendekatiku. tapi setelah bermimpi tentang mu aku merasa itu nyata dan mulai menyelidiki pria itu yg hasilnya sesuai dengan mimpi ku." saat itu Hinata terdiam sejenak dan menyandarkan kepalanya di bahu ku. "tapi anehnya aku tiba tiba hamil, aku bahkan belum pernah berhubungan dengan siapa pun dan dokter pun juga bingung karena selaput dara ku masih ada yg membuktikan keperawanan ku. jadi hanya satu hal untuk menjelaskan semua ini, yaitu kamu memberiku benih ini melalui mimpi."

aku mengangguk riang pada hinata. "saat itu aku terperangkap di pagoda mimpi yg membuat ku memimpikan mu, jika keinginan di dalam mimpi terlalu kuat maka itu akan menjadi kenyataan. aku yakin kamu sangat menginginkan seorang anak dari ku, yg membuat benih ku menjadi kenyataan."

Hinata mengangguk ringan dan aku bertanya padanya. "bagaimana dengan natsuo, apa dia mencoba menyentuh mu."

"aku membunuhnya sebelum dia bisa menyentuh rui dan aku. setelah itu Rui menemukan pria yg dia cintai tanpa banyak drama berliku. he he he" tawa hinata terlibat lucu dengan tubuh tuanya.

melihat ini aku juga memberinya acungan jempol.

"suami ku... tubuh ku sudah tua, tapi aku ingin menjadi muda lagi agar bisa menemani mu" hinata menatap ku dengan expresi memohon.

"tentu saja, siapa menurut mu suami mu ini" balasku dengan sombong.

"ya kamu adalah dewa mesum yg bisa mengabulkan semua keinginan wanita cantik." seru Hinata dengan penuh semangat yg membuat bibir ku sedikit berkedut.

tapi aku segera mengabulkan keinginan hinata dan memulihkan kondisi fisiknya menjadi muda lagi.

energi hijau menyelimuti tubuh Hinata dan dengan cepat penampilannya menjadi semakin muda.

tangannya yg putus juga mulai tumbuh kembali.

aku segera menanamkan sihir tanaman padanya dan memperkuat inti sihirnya.

sistem cabang segera di tambahkan dan aku langsung meningkatkan levelnya menjadi tingkat bencana grade A.

kelas esper dengan kekuatan hidup yg di gabungan kan dengan sihir tanaman.

aku secara manual menyusun atribut di sistem cabang milik hinata.

setelah beberapa saat cahaya mulai meredup dan tubuh montok Hinata segera terlihat.

kali ini Hinata bahkan lebih cantik dari aslinya.

"wow... lihat cucuku, nenek mu bahkan lebih cantik dari mu sekarang dan..." Hinata melihat ke arah dadanya dan mulai meremasnya dengan lembut sambil berkata. "dan lebih besar, he he he he..."

sakuya dan yang lainnya hanya bisa membuka mulut mereka dengan penuh ketidak percayaan.

pandangan dunia mereka runtuh seketika.

'ternyata dewa adalah pria mesum' hal pertama yg mereka pikirkan.

tapi aku segera memberikan pisau tangan di kepala Hinata. "ceritakan tentang anak kita."

Hinata seketika menunjukan expresi melankolis. "dia wanita yg sangat ceria dan mimpinya adalah bertemu dengan mu. banyak pria yg mengejarnya tapi tidak satupun yg di terima. dia berkata hanya akan menikah dengan pria yg lebih hebat dari ayahnya." Hinata mendesah. "itu sama saja mengatakan dia tidak ingin menikah dengan siapa pun, mana ada pria di dunia ini yg bisa lebih hebat dari mu."

"lalu bagaimana sakuya bisa lahir?" aku menatap sakuya untuk sesaat sebelum menatap hina. "sakuya lahir dari anak rui."

mendengar ini aku mengangguk penuh pengertian sambil melirik dada sakuya yg tidak terlalu besar. "ya itu bisa di lihat dari ukurannya. sakuya membawa gen Rui."

"hi hi hi hi" Hinata tertawa kecil sebelum berkata. "itu memang sedikit kecil" canda Hinata sambil melirik sakuya yg membuatnya sedikit kesal.

"kalian kakek dan nenek mesum..."

"ha ha ha ha ha" kami berdua tertawa bersama sebelum saling menatap dan melakukan ciuman romantis.

air mata Hinata kembali muncul dan akhirnya dia benar benar menangis.

"aku merindukan mu...whuuuuu sangat merindukan mu...."

"aku mungkin sudah bunuh diri jika bukan karena anak kita..."

"dia selalu meyakinkan ku bahwa kamu akan datang...."

"bahkan di akhir hidupnya, dia percaya bahwa kamu akan menghidupkannya kembali..."

"dia meminta ku untuk menyimpan abunya dan memberikannya pada mu jika sudah tiba.."

"karena keyakinan yg dia berikan aku bisa bertahan selama ini..."

"aku harap ini bukan mimpi, aku tidak ingin ini menjadi mimpi lagi, aku tidak akan sanggup bertahan jika lagi...."

"aku mencintai mu sayang.... aku sangat mencintai mu....aku ingin selalu bersama mu...."

aku hanya bisa membelai rambut hinata tanpa bisa berkata kata.

sakuya dan yg lainnya juga menunjukan expresi melankolis mereka.

mata mereka terlihat berkaca kaca seakan merasakan kesedihan yg di alami oleh Hinata.

setelah Hinata tenang, aku segera bertanya. "dimana anak kita?"

"tunggu sebentar, jangan menghilang lagi" jawab Hinata dengan tegas yg membuatku merasa tidak nyaman. "aku tidak akan kemana mana."

Hinata turun dari pangkuan ku sambil terus menatap ku dalam dalam dengan penuh kecurigaan.

aku hanya bisa tersenyum canggung melihat semua ini, tapi dia segera mengulurkan tangannya.

lampu hijau menyala dan tumbuhan merambat muncul di sekitar ku yg dengan cepat melilit seluruh tubuh ku.

"kamu tidak perlu sampai seperti ini." desahku dengan expresi tak berdaya.

tapi Hinata berkata dengan tegas. "sakuya, jaga kakek mu baik baik. jangan biarkan dia kabur."

"ya ya sakuya akan menjaganya." jawab sakuya dengan wajah bingung dan panik.

dia tidak menyangka bahwa neneknya memiliki sihir yg bisa menumbuhkan tanaman.

apa neneknya adalah seorang Dewi tanaman atau apa.

mendengar jawaban sakuya, Hinata dengan cepat berlari ke kamarnya dan kembali lagi dengan cepat.

semua itu hanya terjadi dalam waktu beberapa detik yg membuat semua orang terkejut.

nenek hina bahkan lebih gesit dari nya yg seorang God Eater.

"ini Nova anak mu, ayo hidupkan dia kembali." Hinata menyerahkan kendi tanah liat yg berisi abu Nova pada ku.

"letakan di lantai" hinata mengangguk dan meletakan kendi itu dilantai.