"lalu kenapa...." freyja menatap ku dengan expresi melankolis. "kenapa kamu menyerang NUNS dan membunuh banyak orang."
"aku hanya ingin mengingatkan mereka bahwa memiliki teknologi dan senjata yg kuat bukan berarti mereka bisa memerintah seseorang seenaknya." jawab ku dengan acuh tak acuh sambil perlahan mendekati freyja. "dia memaksaku menyerahkan serum dengan mengatasnamakan aturan aliansi, bukankah itu di sebut perampokan yg terselubung. bagaimana jika mereka ingin mengambil malam pertama mu atas nama aliansi, apa kamu akan memberikannya?"
"itu...." freyja kembali menjadi panik dan bingung menjawab kata kata ku. "bagaimana jika mereka ingin memusnahkan kampung halaman mu atas nama aliansi juga, apa kamu akan menerima nya?"
"tidak...tentu saja aku tidak akan menerima nya." jawab freyja dengan tegas dan aku segera menjawab dengan senyum sinis. "lalu apa yg akan kamu lakukan, menyanyi untuk mereka agar mereka sadar." melihat Freyja kembali terdiam, aku segera berkata. "mereka tidak peduli dengan nyanyian kalian dan kenapa kalian masih tetap eksis karena kalian masih bermanfaat bagi mereka untuk memerangi virus var. bagi mereka kalian hanya sebuah senjata dan bidak catur di bawah kendali mereka." aku perlahan merapikan rambut freyja yg membuatnya sedikit tersipu malu sambil memalingkan matanya.
"karena itu aku tidak memberikan serum itu pada mereka, jika semua virus var menghilang maka target mereka selanjutnya adalah kalian. karena nyanyian kalian bisa dimanfaatkan sebagai senjata yg merupakan ancaman bagi mereka."
"tidak mungkin... mereka tidak akan melakukan hal seperti itu" seru Hayate dengan nada tinggi dan aku segera menatapnya lalu menatap Arad yg ada di sebelahnya. "apa kamu berpikiran sama dengan Hayate?"
Arad segera menunjukan expresi rumit dan tidak bisa menjawab kata kata ku.
"aku akan memberi tahu kalian sebuah rahasia" aku menatap semua orang dengan serius. "NUNS mengendalikan pesawat yg di gunakan oleh ayah Hayate dari jarak jauh untuk menjatuhkan bom dimensional di pemukiman padat penduduk kerajaan windermere yg menjadikan ayah Hayate menjadi orang yg berdosa di mata masyarakat windermere, tentu saja secara tidak langsung mereka juga yg membunuh ayah Hayate." semua orang menunjukan expresi terkejut dan penuh ketidak percayaan sambil perlahan menatap Hayate yg juga menunjukan expresi penuh kejutan.
saat itu aku mengangkat tangan freyja yg masih di perban. "bukan kah kamu sendiri menyaksikan kejadian itu saat kamu masih kecil."
mata freyja langsung melebar dengan nafas terengah engah. "bagiamana....kamu....." air matanya perlahan menetes sambil menatap ku dengan expresi sedih.
saat itu aku membuka perban yg ada di tangannya yg memperlihatkan bekas putih di punggung tangannya.
bekas putih ini menandakan bahwa freyja terlalu banyak menggunakan kekuatan rune yg akan mengurangi masih hidupnya.
melihat berkas putih itu, semua orang kembali tercengang.
"freyja..." anggota walkury menunjukan expresi melankolis melihat tanda ini yg membuat freyja dengan panik berusaha menarik tangan nya dari genggaman tangan ku.
"tidak apa apa" energi hijau segera menyelimuti tangan freyja dan perlahan mengalir keseluruh tubuhnya yg membuat bekas putih itu perlahan menghilang.
"ini..." mata freyja di penuhi oleh kejutan melihat tanda putih menghilang dari tangannya. "aku hanya memulihkannya, jika kamu menggunakan kekuatan rune secara berlebihan maka hal ini akan terjadi lagi." saat itu aku mengangkat dagu freyja. "tapi jika kamu mau tinggal bersama ku satu malam, aku bahkan bisa membuat serum yg bisa menghilangkan kelemahan fisik untuk semua penduduk windermere."
"itu...apa kamu benar benar bisa melakukannya." kata freyja sambil memalingkan matanya dengan pipi memerah dan kedua tangannya yg terus meremas sudut rok nya.
"kenapa wajah mu memerah?, jangan bilang kamu sedang berpikir mesum." kata ku dengan senyum main main yg membuat freyja menjadi bingung. "kamu bilang...."
"aku hanya bilang untuk menemaniku malam ini agar istri ku Agatha bisa memeriksa tubuh mu dan membuat serum yg cocok untuk memperbaiki tubuh mu." aku menggunakan jari ku untuk menyundul dahi freyja dengan lembut. "dada mu terlalu rata, pantat yg datar dan tubuh pendek." lalu aku menggelengkan kepala ku. "khayalan mu terlalu tinggi untuk berbuat mesum dengan ku."
"kamu...kamu..." wajah freyja semakin memerah karena malu dan dia dengan panik menatap semua orang yg memberinya senyum canggung.
hal ini membuatnya semakin panik dan akhirnya dia mulai menangis sambil berlari ke pelukan kaname.
melihat ini aku segera menepuk punggung freyja. "jangan menangis, aku akan memberitahu mu rahasia lainnya yg akan membuat mu terkejut."
freyja segera melepaskan pelukannya dari kaname sambil perlahan menghapus air matanya. "katakan..." kata freyja dengan kesal.
"ini tentang orang yg memberikan pemutar musik yg sering kamu bawa." freyja tiba tiba menunjukan expresi bersemangat. "katakan... cepat katakan.."
tapi aku segera menunjuk pipiku. "tidak ada yg gratis di dunia ini, cium pipiku dan katakan 'kakak, tolong katakan pada ku' dengan suara imut."
freyja tertegun sejenak sebelum dia dengan cepat mencium pipiku sambil berkata dengan imut. "kakak, tolong katakan pada ku"
"tentu adik ku sayang" jawab ku sambil mengacak ngacak rambutnya yg membuatnya menatapku dengan kesal sambil mengembungkan pipinya.
"orang yg memberi alat pemutar musik itu adalah ayah Hayate, Wright immelman."
freyja langsung membatu sambil melebarkan mulutnya.
"kamu..bagiamana kamu tahu... apa kamu juga ada di sana... siapa kamu sebenarnya..."
"sekali lagi perkenalkan nama ku, white star. bintang putih yg akan berubah warna sesuai dengan warna yg kamu berikan. jika kamu memberikan kebaikan maka kamu akan melihat bintang kebaikan, jika kamu memberikan cinta maka kamu akan melihat bintang yg penuh cinta tapi jika kamu memberikan kesombongan, maka kamu akan melihat bintang paling sombong di alam semesta." kata ku dengan sopan sebelum perlahan memeluk pinggang mikumo. "kemana kita kencan hari ini? atau kita langsung ke kamar mu?" tanya ku sambil tersenyum pada mikumo.
"kemana saja, selama kita bisa mengobrol dengan santai." mendengar jawaban mikumo, aku segera memberinya armor inter suit dan membawanya ke dalam kokpik Gundam.
di dalam kokpik, aku membawa mikumo duduk di pangkuan ku sesudah melepaskan armor kami.
"target mereka adalah kamu, karena kamu di ciptakan dari DNA penyanyi bintang, mereka ingin memanfaatkan mu untuk mengaktifkan fungsi reruntuhan yg sebenarnya." aku langsung berkata yg sesungguh nya pada mikumo.
"begitu... jadi apa yg harus aku lakukan?" mikumo menjawab dengan expresi tenang, seakan dia sudah tahu akan nasib nya.
"ada dua pilihan untuk mu, pertama ikut bersama ku maka aku akan menjaga mu dan membereskan masalah windermere dengan cepat. yg kedua pasrah pada nasib mu untuk menjadi alat bagi mereka untuk menyakiti semua orang yg tidak bersalah."
"apa aku tidak akan bisa bertemu dengan mereka lagi?"
"ya.. karena sebentar lagi aku akan segera pergi ke dunia paralel lainnya."
"maka aku akan ikut bersama mu dari pada menjadi senjata untuk menyakiti orang lain."
"itu yg terbaik." lalu aku mencium bibir mikumo dengan lembut.