di sore hari, kapal thousand sunny mendekat ke arah Fahrenheit dari kejauhan.
terlihat bahwa tilly memberi tumpangan pada semua penyihir di kota perbatasan bersama Roland dan beberapa stafnya untuk menghadiri pernikahan ku.
setelah memarkirkan kapal mereka, para prajurit wanita berpakaian pelayan segera menyambut mereka dengan ramah dan mempersilahkan mereka untuk duduk di tempat yg sudah di sediakan.
banyak meja bundar dengan 6 kursi mengelilingi mereka tersusun rapi di area pernikahan.
pohon sakura yg mengelilingi area resepsi, dengan kelopak bunga merah muda yg berterbangan menambah kesan yg romantis.
setelah mereka semua duduk, para pelayan memberikan minuman pada masing masing tamu.
"yang mulia, sejak kapan ada bangunan seperti ini di sini. kenapa tidak ada catatan tentang penghuni tempat ini."
Roland mengangkat minumannya sambil melihat ke arah wanita berambut perak yg duduk di sebelahnya dan mulai berkata. "dia hanya tamu di wilayah kita, jadi tidak ada informasi mengenainya."
"semua penyihir bahkan hadir, apa dia orang yg sangat penting?" wanita itu terlihat semakin penasaran dan Roland segera menganggukkan kepalanya. "kapal yg di gunakan adik ku untuk mengangkut kita adalah pemberiannya dan saat tentara kita bergerak dia juga memberi dukungan ransum, jadi kita tidak mengeluarkan ransum apapun dari persediaan kota."
wanita itu terdiam dengan expresi terkejut untuk sesaat sebelum bertanya lagi. "apa dia tidak meminta imbalan untuk itu"
"dia bahkan memberiku 1jt koin emas dengan santai, imbalan apa lagi yg bisa di berikan. mungkin aku bisa memberikan mu padanya karena dia terlihat sangat menyukai wanita cantik seperti mu" Roland memberi senyum main main pada wanita itu yg membuat anna yg duduk di sebelahnya tertawa kecil.
"yang mulia jangan bercanda, aku tidak suka dengan pria tua." wanita itu menatap Roland dengan kesal dan Roland membalasnya dengan senyum misterius. "aku harap kamu tidak menyesal nona Edith."
"kenapa aku harus menyesal."
Roland dan Anna saling menatap sebelum mereka tertawa bersama.
di meja lainnya, blackveil menatap bangunan yg ada di depannya dengan mata takjub dan penuh rasa menyembah. "ini istana dewa...."
penyihir gereja yg lain hanya diam sambil menikmati minuman yg di berikan oleh pelayan sambil menikmati pemandangan laut yg ada di sebelah mereka.
tidak butuh waktu lama sebelum pembawa acara mengumumkan upacara pernikahan akan di mulai.
segera setelah itu, aku, Wendi, Veronica, Agatha dan Gracia muncul di atas panggung di ikuti dengan ibuku yg menggendong Rin kecil dan leaf yg bertugas sebagai pendamping.
mereka berdua juga mengenakan gaun malam yg indah yg aku buat khusus untuk mereka.
melihat ini semua orang segera berdiri dari tempat duduk mereka untuk menyaksikan proses upacara pernikahan.
"yang mulia, bukankah itu nona Agatha dan kakak mu Gracia?" Edith menatap Roland dengan penuh ketidak percayaan dan Roland hanya memberinya anggukan ringan.
"...." Edith juga kembali terdiam melihat jawab Roland, lalu kembali menyaksikan proses pernikahan.
di pimpin oleh lelaki tua barov yg merupakan penasehat terpercaya Roland, kami berlima mengucapkan sumpah pernikahan dan setelah itu saling bertukar cincin pernikahan.
setelah bertukar cincin, Veronica langsung menyerbu dan memberiku ciuman ganas nya di ikuti oleh yg lainnya.
segera tepuk tangan meriah terdengar dari para undangan yg menandakan proses pernikahan berlangsung dengan sukses.
Veronica dan Wendi segera menemui para penyihir teman lama mereka bersama leaf.
Agatha, Gracia dan ibu ku pergi ke meja Roland.
"ibu.. silahkan duduk." tilly segera menyerahkan kursi kosong pada ibu ku.
"terima kasih tilly kecil" jawab ibu ku dengan nada menggoda sambil perlahan duduk di bangku kosong.
"Roland ini adalah nyonya Sofia ibu dari Robert dan satu satunya orang yg bisa menjinakkan Robert."
mereka semua tertegun sejenak sebelum tertawa kecil mendengar perkenalan dari tilly. "salam nyonya Sofia, senang berkenalan dengan mu" Roland mengulurkan tangannya dan ibu ku menjabat tangan Roland sambil berkata. "senang berkenalan dengan yang mulia Roland, Robert sering bercerita tentang anda."
"apa dia berkata hal hal yg buruk tentang ku?"
ibu ku menggelengkan kepalanya. "dia pernah berkata, lebih mudah bertarung di garis depan dari pada memimpin manusia untuk menggabungkan kekuatan dan hati mereka untuk mencapai tujuan bersama. setidaknya Robert hanya perlu fokus mengalahankan musuh sedangkan kamu harus memahami setiap aspek kehidupan untuk membuat kota mu berkembang dengan pesat."
"aku pikir Robert tidak kalah dengan ku jika dia mau melakukannya." balas Roland dengan santai tapi ibu ku segera tersenyum pada roland.
"Robert pernah berkata seorang raja hanyalah budak masyarakat dan dia tidak ingin menjadi budak. ikatan duniawi hanya akan menghambat jalan menuju kehidupan yg lebih tinggi. harta, status dan harga diri hanya salah satu ilusi dunia yg merupakan sumber penderitaan semua orang. manusia selalu berlomba mengejar semua itu dan tanpa sengaja mereka mengabaikan sesuatu yg lebih berharga yg ada di dekatnya." saat itu ibu ku menoleh Anna sambil tersenyum. "yaitu cinta."
semua orang tertegun sejenak dan tanpa sadar menoleh ke arah Anna yg sudah tersipu malu sambil memeluk lengan roland.
sedangkan Roland hanya bisa tersenyum canggung sambil menggaruk pipinya yg sedikit memerah.
"ibu.. sejak kapan ibu begitu romantis." tanya Agatha dengan rasa penasaran dan Gracia juga ikut menatap ibu ku dengan mata penuh tanda tanya.
ibu ku segera melambaikan tangannya dengan malas sambil berkata. "jangan bilang kalian belum pernah mendengar kata kata romantis dari Robert?"
Gracia dan Agatha segera menggelengkan kepalanya.
"dia mencuri ciuman pertama ku tanpa persetujuan, lalu menipu ku agar mau menciumnya, lalu mengejek ku, memaksa menyuapi mie ramen ke mulut ku, saat aku akan menolak lamarannya dia langsung memakan ku di tempat. tidak ada kata kata romantis darinya." kata Agatha yg penuh dengan keluhan.
"saat itu dia memukuli pengawal ku dan melempar ku dengan pedang yg sedikit menggores telinga ku dan sampai sekarang aku belum pernah dia menggoda ku dengan kata kata romantis." tambah Gracia yg membuat semua orang terdiam.
"bagaimana kalian bisa mencintainya?"
"entahlah, hati ku terasa sesak saat dia pergi untuk waktu yg lama dan saat aku bersamanya hati ku merasa penuh kebahagiaan." balas Agatha.
"mmm" Gracia mengangguk setuju. "aku juga seperti itu, rasanya seperti kami memang di takdir kan untuk bersama"
seketika semua kembali terdiam, karena tidak tahu harus berkata apa apa.
tapi tiba tiba suara petikan gitar yg merdu menarik perhatian semua orang.