perasaan bahagia saat malam tiba adalah saat Wendi ada di sisi kiri dan Veronica ada di sisi kanan, lalu kami saling berpelukan.
tapi malam ini Veronica terlihat sedang merajuk dengan punggung menghadap ke arah ku.
melihat ini aku menatap Wendi untuk membantu tapi dia hanya mengedipkan matanya sambil tersenyum lembut yg membuatku melepas harapan untuk menerima bantuannya.
"perjalanan kita masih panjang dan aku membutuhkan mu untuk selalu ada di sisi ku, jadi aku tidak bisa membuat mu mengandung anak ku untuk saat ini" perlahan aku memeluknya dan membelai perutnya dengan lembut.
"...." tapi Veronica hanya diam tanpa reaksi apapun.
"padahal aku ingin mengatakan sebuah rahasia besar, tapi karena kamu seperti ini jadi aku akan menundanya."
seketika Veronica berbalik dan mata kami berdua saling memandang untuk sesaat sebelum dia berkata. "aku baik baik saja, jadi cepat katakan."
"besok saja"
"aku ingin sekarang." Victoria menatapku dengan mata mengancam, tapi aku segera mencium bibirnya yg membuat nya mulai melunak.
lalu aku menarik Wendi dan Veronica untuk bersandar di bahu ku.
"sebenarnya aku manusia dari dunia lain yg lahir kedunia ini sejak aku kecil."
"apa itu sama dengan Roland." seperti biasa Veronica memiliki mata yg jeli karena dia mampu melihat kesamaan antara aku dan Roland.
"ya tapi caranya yg berbeda."
"maksudnya."
"aku dilahirkan dari janin, jadi Robert tetaplah Robert yg kamu kenal dulu."
"bagiamana dengan Roland."
"Roland yg asli sudah mati karena racun yg di berikan oleh saudarinya dan di gantikan dengan Roland yg sekarang."
"jadi seperti itu, bisa di bilang Roland yg sekarang mengambil tubuh Roland yg dulu."
"jiwa yg tubuhnya sudah mati akan terlahir kembali dengan tubuh baru yg di sebut reinkarnasi, hanya saja aku masih mengingat masa lalu ku. tapi apa yg di lakukan Roland bisa di bilang mengisi cangkang kosong yg jiwa aslinya sudah pergi entah kemana."
"jadi dunia seperti apa tempat mu dulu."
"he he he susah untuk di jelaskan, tapi aku akan mengajak kalian menyaksikannya sendiri."
"bagaimana caranya."
"setelah selesai dengan urusan dunia ini, kita akan pergi menjelajah ke luar planet ini dan menemukan planet lain."
"..." mereka berdua mencium pipi ku kiri dan kanan lalu memelukku dengan erat dan menutup matanya sambil tersenyum.
"terima kasih sudah jujur pada kami"
"kami akan selalu bersama mu"
***
"dimana pria yg menyelamatkan ku, aku ingin melihat penyihir pria ini. bagaimana dia bisa tahu tentang sejarah ratusan tahun silam, kecuali dia juga orang yg selamat seperti ku"
roland dan yg lainnya dengan susah payah menenangkan Agatha yg sudah sadar karena dia masih membawa sifat sombong penyihir terdahulu dimana manusia biasa hanya budak pesuruh di mata para penyihir.
tapi setelah bertukar kata kata, Agatha akhirnya sedikit melunak dan mulai menceritakan kisahnya.
mendengar pertanyaan Agatha, Roland dengan canggung menjawab. "nona Agatha ini sudah malam dan rumah Robert berada jauh di selatan tempat ini. jadi sebaiknya kita menemuinya besok saja atau biarkan lightning mengirim surat agar dia bisa datang ke sini, itu lebih cepat dari pada kita datang ke sana."
setelah berpikir sejenak, Agatha akhirnya setuju dengan saran Roland.
"apa kamu tahu kemampuan yg di miliki pria bernama Robert ini?"
Roland berpikir sejenak menimbang apakah akan memberitahunya atau tidak. 'sepertinya dia tidak peduli orang lain mengetahui kemampuannya' dan akhirnya dia memutuskan untuk memberi tahu Agatha.
"aku tidak tahu detailnya tapi dari yg dia katakan, dia bisa menyalin semua kemampuan penyihir lain dengan cara menyempurnakan sihir mereka."
"apa...." Agatha kembali berteriak kaget. "apa itu menyempurnakan?"
"itu seperti menghilangkan efek negatif dari sihir contoh nyata adalah mereka sekarang bisa hamil."
"....." Agatha hanya bisa diam sambil menatap semua orang, tapi setelah beberapa saat dia kembali bertanya. "bagaimana ciri ciri pria ini, mungkin saja aku dulu mengenalnya."
Roland segera berbisik pada Soraya dan dia mengangguk lalu menggunakan sihir untuk menggambar penampilan ku lalu menyerahkannya pada Agatha.
"apa maksudnya ini" expresi Agatha langsung menjadi gelap dan menatap Roland dengan amarah yg menumpuk.
semua penyihir yg ada di ruangan menutup mulut mereka sambil saling menatap satu sama lain.
"jangan salah paham, Soraya memiliki kemampuan untuk menggambar apa yg dia lihat seperti nyata." Roland memberikan senyum main main pada Agatha.
"maksud mu pria ini adalah orang yg menyelamatkan ku dan dia mencium ku saat aku tidak sadar." geram Agatha dengan kesal sambil meremas kertas yg ada di tangannya.
"maaf nona Agatha, kami tidak sempat bereaksi karena itu terjadi secara tiba tiba." tapi dalam hatinya Roland sudah tersenyum jahat. 'terima pembalasan ku' niat Roland sebenarnya adalah untuk membalas ku karena meninggalkan wanita yg merepotkan ini pada nya.
"biarkan aku sendiri" mendengar ini, semua orang dengan rapi keluar dari ruangan.
melihat semua orang sudah pergi, Agatha kembali membuka kertas di tangannya dan melihat foto yg ada di kertas tersebut.
rona merah perlahan muncul di pipinya.
"mungkin.."
"nona Agatha, apa kamu mau ingin makan malam bersama atau aku akan membawanya untuk mu" melihat scroll yg tiba tiba masuk, Agatha dengan panik menyembunyikan kertas di tangannya ke dalam selimut.
"kenapa tidak mengetik pintu"
"maaf nona Agatha."
"bawakan saja makanan ku ke kamar, aku sedang tidak ingin menemui orang lain."
"baiklah nona Agatha." melihat kepergian scroll, Agatha kembali mengeluarkan kertas yg dia sembunyikan.
tapi tiba tiba pintu segera terbuka lagi yg membuat Agatha menjadi panik dan segera menyembunyikan kertas di tangannya.
"apa lagi...." Agatha mengerang dengan kesal yg membuat scroll tersenyum canggung.
"aku membawa makanan mu"
"kenapa cepat sekali."
"semua sudah di siapkan, jadi aku hanya tinggal membawanya."
"letakan saja di meja." scroll segera meletakan, makanan Agatha di atas meja dekat tempat tidurnya sambil melihat lihat ke sekitar.
"apa yg kamu cari"
"kertas gambar yg tadi nona Agatha remas."
"sudah tidak ada, jangan di cari lagi" Agatha memalingkan wajahnya sambil menyembunyikan tangannya di dalam selimut.
"baiklah nona Agatha." scroll tersenyum misterius sebelum keluar dari kamar Agatha.