setelah menyelesaikan urusan dengan raja prihi, aku membawa Teresa ke area inti yg lebih tepatnya ke rumah ku.
di meja makan berbentuk bundar, aku, flone, Eun Yuri, Charlotte, Kim Hanna, Teresa dan Yun seora sedang duduk melingkari meja makan yg sudah penuh dengan makanan yg aku masak sendiri.
"apa kamu benar benar seorang teknisi, aku lebih percaya kamu seorang koki bintang 5!!." Kim hanna melebarkan matanya setiap kali mencicipi makanan yg ada di meja.
sampai pintu rumah tiba tiba terbuka dengan kasar. "raja kyuuu" urara masuk dengan tergesa gesa lalu segera duduk di bangku kosong yg tersisa dan mulai makan dengan rakus.
tapi ketika dia melihat ke arah Kim Hanna, dia segera menghentikan makannya. "kenapa kamu disini."
"aku di culik oleh raja Eva untuk di jadikan ratunya." Kim Hanna menanggapi pertanyaan urara dengan acuh tak acuh.
mendengar itu urara langsung menatap ku. "apa aku tidak layak menjadi seorang ratu." tentu saja aku langsung mengangguk serius. "kerajaan bukan mainan, bukankah aku sudah memberimu sarana untuk bermain dengan parasit."
"apa raja kyuu tidak ingin mencicipi rasa wanita Jepang"
"apa kamu seorang wanita?" tanyaku sambil menatapnya dengan kesal dan yg lainnya tertawa kecil mendengar perkataan ku.
"aku punya lubang... raja bisa memasukannya sesuka hati, depan dan belakang tidak masalah selama raja puas." aku menggelengkan kepala ku mendengar jawaban acuh tak acuh urara, tapi untungnya Hanna segera mengganti topik pembicaraan.
"apa yg ingin kamu lakukan dengan Eva lama?"
"kota yg aman dan juga tempat bagi kita untuk mengeruk semua kekayaan earthling."
"aku tahu itu.." Kim Hanna berseru karena merasa tebakannya benar. "uang ini akan kamu gunakan untuk memperkuat pasukan new Eva dan kesejahteraan warga Eva."
aku mengangguk ringan pada Hanna. "hanya itu satu satunya nilai yg bisa di peras dari para earthling ini."
"aku juga setuju, tapi kita tetap membutuhkan bantuan earthling untuk memenangkan perang ini."
"ya.." aku menatap Kim Hanna sambil tersenyum. "kita hanya perlu menunggu Seol untuk datang ke Eva dan membangun organisasinya sendiri." Kim Hanna langsung memicingkan matanya pada ku.
"kamu ingin membuat Seol menjadi pionir untuk menggerakkan para earthling."
senyum ku kembali melebar. "kita hanya perlu mendukungnya untuk menjadi pahlawan."
"kamu hanya ingin menjadikannya boneka mu" tapi Kim Hanna membatah sambil menatap ku dengan dengan tajam.
"aku tidak suka mengendalikan seseorang, bahkan tanpa ku dia pasti akan melakukan segala cara untuk membantu paradise."
"dari mana kamu tahu."
"he he he aku mengenalnya sejak kecil dan aku bisa menjamin karakternya, dia terjatuh karena judi sepenuhnya karena dia memiliki skill bawaan mata 9 warna."
"maksud mu.." Kim Hanna berusaha meminta penjelasan lebih lanjut dan aku secara perlahan mulai menjelaskan kemampuan mata yg di miliki oleh Seol.
semua orang benar benar terkejut mendengar penjelasan ku dan bahkan menghentikan tangan mereka dari mengambil makanan.
"sial.. dia merahasiakan semua itu dari ku." setelah mengutuk kesal sambil menusuk nusuk sumpitnya ke makanan yg ada di piring, Kim Hanna kembali menatapku. "kamu sudah tahu dari dulu, itu artinya kamu mengetahui kemampuan Seol sebelum masuk paradise."
"tidak ada yg perlu di sembunyikan dari mu" saat itu flone menjulurkan sumpitnya yg berisi daging babi merah di depan mulut ku dan aku segera membuka mulut ku lalu menerkam nya. "nyam nyam..sebenarnya aku sudah bisa menggunakan sihir sebelum masuk paradise."
tangan Kim Hanna yg memegang sumpit sedikit bergetar untuk sesaat sebelum melanjutkan makanannya tanpa mengatakan sepatah katapun. "dan kalian juga akan bisa menggunakan kekuatan kalian di bumi."
"tak.." sumpit di tangan Kim Hanna langsung patah dan sebelum dia bisa bertanya pada ku sebuah layar biru tiba tiba muncul di depan matanya.
[Lee jingso mengundang anda untuk bergabung dalam party black star.
ya / tidak ]
Kim Hanna menatap ku dengan mata melotot sebelum menekan tombol yes.
"wow sayangku... aku juga punya jendela status seperti para earthling." seru Teresa membuat Kim Hanna semakin terkejut.
"jelaskan." Kim hanna meletakan sumpit nya di atas meja dengan sedikit kasar sambil menatap ku dengan kesal.
"ikuti aku" aku segera berdiri dan berjalan ke arah kamar ku.
"kenapa harus ke kamar mu"
"ini informasi rahasia dan aku hanya mempercayakan nya pada mu. jika kamu tidak mau maka aku tidak akan menjelaskannya." nada acuh tak acuh ku membuat Kim Hanna benar benar berada di puncak kekesalannya.
"baiklah." dia segera berdiri dan mengikuti ku ke kamar ku.
"he he he beraninya dia membentak kakak, biarkan dia merasakan hukuman surgawi." Yuri menunjukan senyum licik sambil menikmati makanannya.
"apa kamu tidak ingin ikut" tanya flone dengan nada main main yg membuat Yuri menghentikan tangannya yg memegang sumpit sambil menatap flone dengan senyum canggung. "he he he kakak flone.. Yuri belum pulih sepenuhnya."
flone hanya menggelengkan kepalanya dan teriakan histeris Kim Hanna mulai terdengar.
***
di pagi hari.
aku melihat Kim Hanna dan Teresa yg berbaring di kedua sisi ku sambil memelukku dengan erat.
perlahan aku merapikan rambut Kim hanna yg berantakan dan mencium keningnya yg membuatnya perlahan terbangun dari tidurnya. "aku akan kembali ke bumi selama 2 hari, apa ada yg kamu inginkan."
"aku tidak membawa apa apa selain pakaian yg sudah kamu robek."
"baiklah aku akan membelikan mu beberapa setelan kantor dan pakaian dalam."
"mm, belikan juga alat tes kehamilan."
"...." dan kami saling memandang untuk beberapa saat.
"kemarin masa subur ku dan kamu mengeluarkan banyak sekali di dalam."
"sepertinya kamu akan segera menyandang nama ibu jenny."
"sudah seperti ini apa lagi yg bisa kulakukan." Kim Hanna dengan lembut mencium bibir ku. "boleh aku meminta sesuatu pada mu"
"katakan saja"
"aku ingin kamu mencintai ku sebagai seorang wanita"
"pffft" aku tidak bisa menahan tawa ku melihat expresi melankolis Kim Hanna yg membuat wajah nya perlahan memerah.
"aku tahu kamu hanya memanfaat kan ku" bentak Kim Hanna dengan kesal tapi aku segera mengencangkan pelukan ku pada nya.
"aku punya sebuah rahasia."
"siapa yg peduli." geram Kim Hanna sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan ku.
"keahlian mu hanya sebuah alasan bagi ku untuk membawa mu ke kerajaan Eva, aku juga perlu menjaga martabat seorang raja di depan umum."
"..." Kim Hanna akhirnya berhenti menggeliat seperti cacing.
"apa kamu tahu alasan kenapa setiap earthling yg masuk ke Eva harus menanda tangani kontrak untuk tidak memiliki hubungan apapun dengan sinyoung dan parasit."
"aku juga penasaran, kenapa kamu memusuhi sinyoung begitu keras."
aku kembali membelai rambut Kim Hanna. "karena suatu saat mereka akan mengkhianatimu dan membuang mu begitu saja karena kamu terus mempertahan kan Seol."
"jadi kamu.."
"niat asliku sebenarnya hanya untuk menyelamatkan mu dan tujuan ku memberi mu semua otoritas Eva lama adalah untuk memenuhi ambisi mu serta mimpi mu."
"...."
"aku membuat Eva lama masih tanpa pengaturan apapun hanya untuk menyediakan mu lahan untuk bermain."
"kenapa..." aku merasakan jantung Kim Hanna berdetak lebih cepat dan aku menjawab dengan berbisik di telinganya. "cinta bukan hanya sebuah kata kata tapi tindakan, bukankah kamu ingin di cintai sebagai wanita."
aku rasakan tubuh Kim Hanna sedikit menegang dan dadanya mulai naik turun secara tidak teratur sambil menatap ku dengan linglung.
telapak tangan ku juga perlahan membelai punggungnya yg mulus yg membuat tubuhnya semakin gelisah. lalu dia tiba tiba menoleh ke arah Teresa yg masih tertidur di sisi lainnya sebelum berbisik di telinga ku.
"hanya satu ronde, pagi ini banyak hal yg harus di lakukan." tanpa menunggu jawaban ku dia mencium bibirku dan mulai naik ke atas tubuh ku.
setelah satu ronde, Kim Hanna dengan enggan mengangkat tubuhnya dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
setelah sedikit mengomel tentang pakaian flone yg semuanya adalah gaun yg seksi, kim Hanna dengan enggan memilih salah satu gaun yg paling masuk akal menurutnya dan bergegas melakukan tugasnya di Eva lama.
"jangan pura pura tidur, Kim Hanna sudah pergi." Teresa segera membuka salah satu matanya untuk mengintip area sekitar sebelum tersenyum lebar pada ku.
"hanya lima ronde tidak apa apa, aku tidak terlalu sibuk."
"jangan bermimpi...." aku segera bangun dari tempat tidur dan menyerat kaki Teresa.
"tunggu sayang... beri satu jam saja. aku masih mengantuk." Teresa menarik kain yg menyelimuti tempat tidur sebagai alat bantu agar tidak di tarik keluar dari tempat tidur oleh ku.
"bukankah kamu masih sanggup 5 ronde."
"aku hanya bercanda sayang ku"