menggunakan shadow change, aku segera muncul di sebuah ruangan dengan seira, Regis dan rael yg tangan dan kaki mereka terkunci oleh pengekang baja di dinding.
melihat ini aku segera menyembuhkan mereka dan melepaskan pengekang baja yg memaku mereka di dinding.
"siapa kamu" suara santai seorang wanita tiba tiba terdengar dari belakang ku lalu aku segera muncul di depannya dan mencekik lehernya kuat kuat.
"ka... mu..." wanita itu mulai meronta sekuat tenaga tapi energi hitam langsung mengikat seluruh tubuhnya menjadi mumi dan hanya menyisakan wajahnya saja.
"kamu menyentuh sesuatu yg seharusnya tidak di sentuh" aku menggunakan kemampuan untuk menyerap energi kehidupan wanita itu dan dengan cepat energi hijau perlahan keluar dari tubuh wanita itu lalu masuk ke dalam tubuh ku.
"to...long hen...ti... kan"
"am..pun...." air mata mulai menetes dari mata wanita itu yg sedikit demi sedikit berubah menjadi tua.
wanita ini adalah ignes karabay yg merupakan anak dari salah satu kepala keluarga bangsawan yg berkhianat dan sifat sadis nya pasti akan selalu membawa masalah di kemudian hari. jadi lebih baik membunuhnya agar tidak ada masalah lainnya.
aku tersenyum puas saat merasakan energi kehidupan yg mengalir deras kedalam tubuh ku yg dengan cepat memperkuat tubuh ku, energi mana, qi dan spiritual ku. serta memperpanjang masa hidup ku yg bisa membuatku awet muda.
hanya butuh beberapa saat dan ignes sudah berubah menjadi nenek tua. "tolong ampuni aku"
"krek" suara remuk langsung terdengar karena aku langsung meremukkan leher ignes yg membuatnya mati seketika dan berubah menjadi cahaya merah yg berterbangan di udara.
"Harry" suara lemah seira mulai terdengar dan aku segera menoleh ke arahnya. "apa aku pernah bilang untuk berhati hati dan jangan memaksakan diri."
"maaf" seperti anak kecil yg melakukan kesalahan, seira segera menundukkan kepalanya dan meminta maaf dengan penuh penyesalan.
"apa kamu ingin membatalkan kencan kita." seira dengan cepat menggelengkan kepalanya dan aku segera membuka gerbang torii yg menghubungkannya ke rumah Frankenstein. "masuklah, di sini akan berbahaya. loctick pasti akan mengamuk karena aku sudah membunuh anaknya."
"bagaimana dengan mu"
"aku akan bermain sebentar di sini, jadi pergilah dan siapkan diri mu untuk kencan kita besok."
seira sedikit tertegun dan blus merah muncul di pipinya. "baiklah" lalu aku menatap Regis dan rael yg masih terdiam seperti patung. "kalian juga, pergilah." mereka berdua saling memandang untuk sesaat sebelum masuk ke dalam gerbang torii. "terima kasih"
tak lama setelah mereka bertiga pergi, aku segera menggunakan skill menghilang sambil bergegas keluar untuk melihat lihat.
melihat dari atas langit, ternyata tempat ini adalah pulau kecil yg terpencil dan di sisi pantai terlihat Frankenstein sedang bertarung melawan kakek tua dan di sebelahnya seorang wanita cantik menonton pertandingan mereka.
rambut panjang, wajah yg mulus dan cantik serta lipstik merah di bibirnya membuatnya terlihat seperti sekretaris seksi.
melihat ini, aku tidak tahan untuk tidak menggoda wanita werewolf ini dan dengan diam diam aku meluncur ke arah wanita werewolf yg merupakan tetua ke 5 dari union.
"jangan bergerak atau nasib mu akan sama dengan dua tetua yg aku bunuh tempo hari." aku berkata dengan nada mengancam sambil memeluk tetua ke 5 dari belakang yg membuat tubuhnya langsung menegang. "apa yg kamu ingin kan." tetua ke 5 mulai berbisik dengan suara kecil untuk menanyakan keinginan ku dan aku menjawab dengan berbisik di telinganya. "aku hanya ingin memelukmu tubuh seksi mu."
tubuh tetua ke 5 sedikit bergetar mendengar kata kata. "jangan bercanda, katakan saja apa yg kamu inginkan." tapi tangan kananku perlahan masuk ke dalam pakaiannya dan mulai meremas payu daranya dengan lembut. lalu aku keluar dari mode menghilang ku.
"lepaskan tangan kotor mu manusia bajingan." teriak tetua ke 5 dengan kesal dan dia langsung masuk ke mode werewolf, tapi itu tidak berpengaruh banyak pada ku dan aku dengan nyaman menggosokkan wajahku di punggung nya. "bulu mu sangat lembut dan harum. apa kamu bisa mempertahankan wujud werewolf ini selamanya?."
"apa maksud mu, cepat lepaskan tanganmu dari tubuh ku" tetua ke 5 mulai panik karena aku terus meremas payu daranya dan Frankenstein yg sudah selesai membunuh kakek tua itu juga mulai mengalihkan tatapannya pada ku dengan expresi gelap.
"Harry, apa yg kamu lakukan di sini" tanya Frankenstein dengan nada yg serius dan aku menjawabnya dengan santai. "aku sudah mengirim seira, Regis dan rael kembali ke rumah, hanya saja aku membunuh ignes anak dari loctick. mungkin dia akan mengamuk mengetahui anaknya sudah mati."
tapi tak menunggu lama, ledakan terjadi di pusat pulau dan energi kuat dari Rai juga mulai terasa dari sini. "tuan" tanpa mempedulikan kami berdua, Frankenstein bergegas menuju sumber ledakan.
"mmm, hentikan tangan mu" tubuh tetua ke 5 mulai gelisah karena tangan kiri ku sudah masuk ke dalam celana dalamnya dan mulai memainkan lubang vaginanya. "kenapa aku harus menghentikannya, bukan kah kita musuh. kamu bahkan menghina manusia rendah seperti ku, jadi biarkan aku sedikit menghina mu."
tetua ke 5 menggunakan kedua tangannya untuk melepaskan tangan ku dan bahkan berusaha membakarnya sekuat tenaga. tapi semua itu hanya memberikan goresan putih dan segera kembali normal dengan cepat.
"tubuh apa yg kamu miliki" tapi aku tidak menjawab dan mempercepat permainan tangan ku. "hmmmmf hentikan hah hah hah" tubuh tetua perlahan mulai memanas dan dia menyandarkan kepalanya ke belakang hingga menyentuh bahu ku. "jangan menghina kaum werewolf seperti ini" nafas panas tetua ke 5 mulai berhembus di pipi ku dan aku mulai memperhatikan wajah nya yg sudah memerah untuk sesaat sebelum mencium bibirnya dengan lembut. "sebenarnya kamu sangat seksi dengan wujud werewolf mu, aku benar benar tidak tahan."
"hentikan mmmm" aku kembali mencium bibirnya dan mulai memainkan lidahku di dalamnya yg membuat tubuh tetua ke 5 menjadi lebih gelisah. perlahan dia berusaha membalik tubuh nya agar bisa saling berhadapan dengan ku, tapi aku tidak membiarkan hal itu terjadi dengan pasrah dia mulai membawa kedua tangannya kebelakang agar bisa mengaitkan nya pada leherku.
semakin lama tubuh tertua ke 5 sudah benar benar gelisah dan pinggulnya mulai bergerak mengikuti irama permainan tangan ku yg sudah basah oleh cairan pelumas yg keluar dari lubang nya. tapi setelah beberapa saat tubuh tetua ke 5 mulai menegang dan dia dengan kuat menarik tangannya yg mengait leherku.
setelah beberapa saat tubuhnya kembali melunak dan aku juga mulai melepaskan ciumanku dari bibirnya sambil memindahkan kedua tanganku ke perutnya. "apa maksud mu dengan semua ini"
"tidak ada"
"apa maksudmu tidak ada, apa kamu ingin pergi setelah melakukan hal ini pada ku."
"mari kita bertemu di lain kesempatan."
"apa maksud mu" tapi saat itu aku sudah menghilang yg membuatnya tertegun untuk sesaat sebelum dia berteriak penuh emosi. "arrrrrggghhhhhh"