"yor fokus melindungi yg lainnya, Rebecca fokus membunuh orge yg melewati ku, anya kamu fokus pada perlindungan dan gunakan sihir listrik untuk menyetrum monster yg mendekat dan shoko, kamu tetap bersama Anya" teriak ku pada mereka semua dan Langsung bergegas ke arah puluhan monster orge yg mengelilingi kami.
"ya kapten" teriak mereka secara serempak dan mulai membentuk formasi. Anya segera melemparkan sihir perlindungan pada kami semua dan Rebecca mulai mengaktifkan skill charge Arrow untuk menembak monster yg mendekat. sedangkan yor mulai membuat banyak pisau elemen di udara untuk menembak para monster tersebut.
segera pertarungan sengit pun terjadi, aku memanifestasikan pedang katana dengan skill Tran on dan mulai membunuh moster itu satu persatu. gerakan mereka yg lambat membuatku mudah membantai mereka dengan bantuan langkah bayangan dan setelah 30 menit semua monster akhirnya selesai di musnahkan, lalu kamu berkumpul kembali untuk beristirahat.
"sayang, kita sudah memasuki hutan selama 2 hari, tapi masih belum sampai juga. di mana sebenarnya tujuan kita." tanya Rebecca yg duduk di sebelahku sambil menyandarkan kepalnya di bahu ku. "kita akan segera sampai di pusat hutan penyangkalan ini"
"jika kita berlama lama di sini, mungkin pikiran kalian akan terpengaruh oleh efek negatif dari hutan ini"
"hanya jika kita berada di pusatnya energi negatif yg mempengaruhi pikiran ini tidak akan ada lagi." jawab ku dengan santai yg membuat semua orang mengangguk.
"maaf Harry aku tidak bisa banyak membantu" kata nishimiya shoko dengan expresi sedih dan aku langsung melambaikan tangan ku sambil berkata. "tenang lah shoko, setelah kapal kita terbentuk aku bisa melatih mu agar menjadi lebih kuat."
"banyak tugas yg akan aku serahkan kepada mu kedepannya, jadi jangan membebani dirimu. hal itu bisa membuat sihir penyangkalan di hutan ini dengan mudah mempengaruhi mu" shoko langsung mengangguk dengan tegas sambil berkata. "tugas apa yg harus aku lakukan nanti Harry"
"banyak hal, misalnya kamu bisa meminjamkan bantal paha kaki mu pada ku untuk bersantai" jawab ku dengan nada main main yang membuat wajah shoko kembali memerah dan dia menutup wajahnya lagi dengan kedua tangannya. "jangan jangan itu terlalu mesum" kata shoko dengan panik dan semua kembali tertawa bersama.
setelah menempuh perjalanan lebih dari 12 jam, kami akhirnya tiba di pusat hutan penyangkalan. "papa, ada suara wanita di dalam gua itu" seru Anya yg ada dalam pelukan ku sambil menunjuk ke arah gua yg ada di dekat kami. "di sana adalah rumah bibi yg sangat cantik penguasa hutan ini. kita harus minta izinnya dulu sebelum membuat kemah di sini." jawab ku pada Anya sambil mencubit hidung Anya dengan lembut.
"ayo papa, kita temui bibi cantik ini. dia pasti kesepian tinggal di gua itu sendirian." seru Anya dengan penuh semangat, tapi aku segera menegur nya. "jangan tidak sopan padanya, bibi ini sangat galak. kita hanya bisa memberi hormat di depan pintu rumahnya."
"baik papa" jawab Anya dengan sedikit nada kekecewaan yg membuat kami semua menggelengkan kepala. setelah itu kami semua masuk kedalam gua itu dengan penerangan cahaya suci yg di lakukan oleh Anya, hingga kami tiba di depan sebuah pintu besar yg di lilit oleh rantai gembok. lalu aku mempersiapkan berbagai persembahan pada yg di letakan di atas sebuah meja kecil di depan pintu tersebut.
selain makanan, aku juga mempersembahkan sebotol esensi spiritual dan air kehidupan yg sudah di berikan sihir cahaya suci oleh Anya agar menjadi air suci. "nona pemilik hutan, terimalah persembahan kami ini. di sini ada makanan enak, air spiritual yg mampu memperkuat jiwa mu dan air suci yg mampu memurnikan jiwa mu."
"tujuan kami di sini hanya untuk membangun sebuah kapal untuk sementara waktu, jadi mohon nona tidak marah jika kami tinggal sementara di hutan ini"
"juga jangan tersinggung dengan perkataan Anya, dia hanya anak yg polos" saat itu Anya langsung berkata. "papa, bibi mengijinkan kita untuk tinggal dan mengijinkan Anya untuk bertemu dengannya." lalu aku tersenyum pada Anya sambil berkata. "tapi Anya tidak boleh nakal jika bertemu bibi. jangan mengambil barang sembarangan, apa Anya paham" Anya segera mengangguk dan berkata dengan penuh semangat. "Anya paham papa" aku langsung berkata pada Anya. "pergilah, ingat jangan nakal. papa akan membangun tenda di luar bersama mama dan kakak shoko." saat itu pintu gerbang tiba tiba sedikit terbuka yg cukup untuk Anya masuk ke dalam dan Anya dengan penuh semangat berlari ke dalam ruangan tersebut.
"sayang apa tidak apa" tanya yor dengan cemas dan aku segera menenangkannya. "tidak apa apa, wanita di dalam adalah orang yg baik selama kita bersikap sopan."
"Anya juga sangat imut, siapa yg tega menyakitinya. dewa sendiri akan turun jika ada yg berani melukai Anya." mendengar penjelasan ku mereka bertiga langsung tersenyum dan menganggukkan kepala.
"jika begitu kita harus segera membangun tenda, hari akan segera menjadi gelap." kata Rebecca dan kami segera keluar dari gua untuk mulai membangun tenda. tentu saja aku langsung mengeluarkan tenda portabel yg membuat segalanya menjadi mudah. lalu aku mengeluarkan daging kaleng, beras spiritual, berbagai bumbu dan sayuran dan alat alat memasak lainya.
"sayang, kamu seperti Doraemon, apa ada hal yg tidak kamu miliki." kata Rebecca yg membuat aku dan yg lainnya tertawa.
"seperti nya itu cinta, jadi aku ingin mendapatkannya dari kalian." seketika wajah mereka mulai memerah dan shoko berkata dengan panik. "aku aku akan mulai memasak dulu" lalu shoko segera mempersiapkan alat alat memasak di ikuti oleh Rebecca. "aku juga akan membantu."
"aku tidak bisa memasak" kata yor dengan malu malu dan aku segera berkata. "bagaimana jika kamu membantuku menebang pohon untuk membuat lapang untuk membangun kapal." yor segera menganggukkan kepala nya dan kami segera ke area sebelah tenda yg di penuhi oleh pohon dan mulai menebangnya satu persatu. setelah area menjadi lapang, aku menggunakan kayu tersebut untuk membuat tempat parkir untuk lambung kapal agar tidak secara langsung menyentuh tanah.
"sayang makanan malam sudah siap, Anya juga sudah kembali. ayo kita makan dulu." teriak Rebecca langsung mengakhiri aktifitas kita sore ini.