Chereads / sistem the gamer / Chapter 506 - Bab 24 meregangkan otot

Chapter 506 - Bab 24 meregangkan otot

hari berlalu dengan sangat cepat dan satu tahun pun sudah terlewati. peningkatan level di awal memang menyenangkan, tapi saat ini level ku benar benar meningkat sangat lambat. butuh lebih dari satu bulan hanya untuk meningkatkan satu level setelah mencapai level 70 dan inti mana sekarang berada di level perak cerah. sebulan sekali aku akan mengunjungi paman Vincent secara rahasia untuk memberikan barang yg perlu di jual dan mengambil uang hasil penjualan sebelumnya. karena koin emas sangat penting bagiku selain di gunakan untuk meningkatkan atribut melalui mangkok renkarnasi, koin emas juga di butuhkan untuk membeli berbagai hal di toko sistem.

di sisi lain, Jasmin selalu bertanya kenapa di belum hamil karena ku. tentu saja aku memberinya alasan bahwa aku bisa menonaktifkan cairan susuku agar tidak bisa membuahi rahim nya. lalu di sisi Art yg sudah terbiasa dengan kelakuan kami hanya bisa mengabaikan semua nya dan fokus pada pelatihannya.

banyak dongeon dongen yg belum pernah di jelajahi dan aku tanpa segan segan membantai semua monster yg ada di sana tanpa ampun. tapi hari ini rasanya sedikit spesial karena setelah membunuh bos dongeon aku bertemu tiga wanita yg salah satunya sudah aku kenal. melihat ketiga wanita ini menatapku dengan tatapan tajam aku hanya bisa bertanya dengan nada bingung "apa ada yg salah dengan ku" sontak mereka bertiga menganggukkan kepalanya.

"kami mendapat laporan bahwa monster monster di dongeon tiba tiba menghilang tanpa tahu siapa yg membersihkan dongeon tersebut. jadi kami ditugaskan untuk menyelidikinya, apa ini semua ulah mu" aku menatap wanita berambut putih itu, lalu menganggukkan kepalaku. "bisa di bilang seperti itu, akhir akhir ini aku kurang kerjaan jadi sedikit meregangkan otot sepertinya tidak masalah. toh ini juga tidak merugikan siapapun." wanita berambut putih itu perlahan melangkah ke depan sambil berkata. "bagaimana jika kamu meregangkan otot dengan ku, aku dengan senang hati akan membantu mu" aku langsung melambaikan tanganku. "maaf nona, aku tidak biasa memukul wanita, terutama wanita cantik seperti mu. hal itu adalah sebuah dosa yg tak termaafkan bagi laki laki sejati seperti ku"

tapi wanita ini terlalu galak dan tanpa basa basi diri es sudah mulai menghujani tubuh ku. tentu saja aku hanya bisa mengelak dari serangan duri tersebut satu demi satu. di mata mereka, aku yg tertusuk duri es selalu berubah menjadi after image yg membuat mereka terkejut. "jangan bergerak atau wanita elf yg cantik ini akan segera menjadi istriku" saat itu aku sudah muncul di belakang Alea dan langsung memeluknya dari belakang. segera dua wanita yg tersisa menatap ke arah kami dengan tatapan tajam dan alea hanya bisa terdiam di dalam pelukanku. "OOO sayang sekali tubuhku terlalu kecil, jadi aku hanya bisa menatap punggung mu nona alea. aku harap kamu bisa bersabar sampai aku dewasa nanti agar bisa memberimu pelukan yg lebih baik." tubuh alea sedikit bergetar dan dia mulai bertanya dengan ragu ragu. "siapa kamu, dari mana kamu tahu nama ku" aku memeluknya semakin erat dan berkata.

"perkenalkan nama ku chord, petualang kelas A. aku tidak tahu kenapa kalian begitu galak pada ku, aku hanya anak anak dan umurku baru 10 tahun. bisakah kalian lebih lembut sebagai wanita, suatu saat kalian juga akan memiliki seorang anak" tapi wanita berambut putih itu langsung berkata. "anak kecil yg membunuh semua monster di dongeon sendirian dan kamu ingin aku percaya semua itu" aku langsung berkata. "aku tidak bisa melepaskan topeng ku, tapi aku bisa melepaskan celana ku. apa kamu mau melihatnya untuk membuktikan keaslian ku" mereka langsung terkejut dengan wajah yg sedikit memerah. "ok coba aku lihat apa kamu berani menunjukannya."

mendengar itu aku langsung berkata. "tidak adil jika hanya aku yg membukanya, bagiamana jika kalian juga ikut membukanya. mari kita saling menunjukan satu sama lain" tapi saat itu sebuah tanaman merambat langsung melilit seluruh tubuh ku dan alea yg sudah terlepas dari pelukanku langsung berbalik ke arahku sambil menunjukan senyum manisnya. "apa kamu sudah puas memeluk ku" aku langsung menggelengkan kepalaku. "aku tidak akan pernah puas untuk memelukmu, jika bisa aku ingin kamu selalu berada di sisi ku. aku ingin kamu menjadi istriku dan hidup bahagia bersama ku, selamanya sampai kita tua dan mati bersama" alea menatapku dengan mata terharu sambil menutup mulutnya, tapi wanita berambut putih itu perlahan mendekatiku sambil berkata. "kamu bahkan masih tenang di saat seperti ini. mari kita lihat seperti apa wajah bocah mesum ini sebenarnya." tapi tubuh mereka tiba tiba tidak bisa bergerak dan tanaman biru dengan cepat melilit tubuh mereka hingga terlentang seperti salib. tentu saja aku menggunakan kekuatan ruang untuk mengunci pergerakan mereka dan menghentikan aliran mana di sekitar mereka dengan kekuatan waktu. lalu aku menggunakan skill pengikat dari wuhun kaisar rumput perak biru untuk mengikat mereka.

di depan mata mereka, tanaman yg mengikatku perlahan berubah menjadi layu dan akhirnya membusuk yg di akibatkan oleh percepatan waktu yg aku gunakan. setelah lepas dari belenggu tanaman tersebut, aku mendekati alea dan mengeluarkan sebuah gelang yg sangat indah dengan permata hijau yg cantik. saat itu aku melukai Alea sedikit untuk mendapatkan darahnya dan meneteskannya pada gelang tersebut. "apa yg kamu lakukan pada ku" tapi saat itu gelang indah itu bercahaya dan bergegas masuk menempel ke pergelangan tangan alea. "ini hadiah untuk mu, gelang itu akan membantu mu agar tidak mati saat menghadapi musuh yg kuat." lalu aku membelai pipi alea dengan lembut yg membuat alea sedikit memerah. "kenapa kamu memberikannya pada ku" lalu aku menyentuh bibirnya yg imut itu. "aku merindukan bibir manis mu" mengabaikan alea yg sudah membatu karena terkejut, aku segera berjalan ke arah wanita elf lainnya yg bernama Aya dan memberikan gelang yg sama padanya.

"kenapa kamu memberikannya pada ku juga" aku dengan santai berkata. "nona Aya, musuh yg jauh mudah terlihat dan musuh yg ada di depan mata kadang luput dari pandangan. keserakahan manusia akan kekuatan dan kekayaan tidak perlu di pungkiri lagi, kerinduan kurcaci akan daratan tidak usah di pertanyakan lagi. tapi para elf selalu hidup dengan harmonis dan damai, hal ini sangat susah bagi iblis jahat untuk menghasutnya. aku harap kamu mengerti kata kata ku nona Aya." saat itu aku perlahan berjalan pergi meninggalkan mereka. "tunggu, siapa kamu sebenarnya. apa kamu juga dari ras elf. bagaimana kamu bisa menggunakan sihir tanaman dan kenapa kamu tidak melepaskan ikatan kami." aku langsung melambaikan tanganku. "aku hanya anak manusia biasa nona aya dan sebenar lagi ikatan kalian akan lepas sendiri." saat itu aku langsung menghilang di depan semua orang dan ikatan mereka langsung terlepas secara bersamaan.

mereka bertiga saking memandang untuk sesaat. "kenapa hanya aku yg tidak di beri gelang oleh nya" Aya langsung tersenyum dan berkata. "varay, kamu terlalu kejam padanya dan itu membuatnya kesal" varay langsung berkata. "aku tidak tahu ada orang sekuat itu yg bersembunyi. kita harus segera menyelidiki identitasnya dan melaporkan semua ini pada dewan council." akhirnya mereka berdua mengangguk dan hanya alea yg tatap diam, melihat ini Aya langsung berkata. "apa kamu mengenal orang itu" alea dengan panik berkata. "tidak tidak, ini juga pertama kalinya kami bertemu. aku hanya sedikit terkejut dengan gelang yg dia berikan, gelang ini memulihkan mana ku secara otomatis. selain itu aku bisa merasakan ikatan dengan gelang ini seakan dia adalah bagian dari tubuhku, lalu ada beberapa kemampuan yg bisa di lakukan oleh gelang ini" alea segera mencoba salah satu skill gelang tersebut dan sebuah perisai transparan langsung menyelimuti tubuh alea. Aya lalu mencoba untuk menghancurkan perisai tersebut tapi tidak berhasil sama sekali. "perisai yg kuat, adik kecil ini tidak bercanda tentang membuatmu tetap aman. dia pasti penggemar berat mu" alea segera menundukkan kepalanya dengan malu sambil membelai gelang di tangannya. "cih jangan bergosip di sini. ayo kita kembali dulu" dan mereka bertiga pun akhirnya pergi dari dongeon tersebut.