rose langsung menunjukan expresi sangar dan membanting tangannya ke meja sambil berteriak dengan kesal. "kalian berdua jangan mengolok olok ku. apa kalian tidak tahu bahaya di dalam dungeon." Chang di dan Ais hanya menganggukkan kepalanya, lalu rose mulai berteriak lagi. "lalu apa maksudmu dengan semua ini Ais. apa kamu ingin membunuh nya, apa kamu sudah gila." Ais langsung menggelengkan kepalanya. "aku tahu kemampuannya, dia lebih kuat dari ku."
rose langsung menatap tajam ke arah Chang di. "bukannya aku tidak percaya pada Ais, tapi aku hanya tidak ingin seseorang mati dengan sia sia di dalam dungeon. dungeon memang tempat yg penuh dengan peluang, tapi juga sangat berbahaya." Chang di hanya mengangguk lalu menatap ais. "jika memang tidak bisa maka kita lanjutkan ke tujuan yg kedua. jangan buang waktu berdebat di sini. setelah ini aku akan menepati janji ku." setalah Ais mengangguk setuju, Chang di segera berbalik dan meninggalkan guild bersama Ais. rose hanya termenung melihat kepergian mereka sambil bergumam "apa aku melakukan hal yg salah, kenapa rasanya aku seperti penjahat di sini." lalu dia menatap petugas yg ada di sebelahnya yg sedang termenung menatap ke arah pintu guild. "apa yg kamu pikirkan eina."
eina langsung tersadar mendengar perkataan rose. "tidak..tidak.. aku hanya berpikir Chang di sedikit mirip dengan bell. apa mungkin Ais menyukainya karena dia mirip dengan bell Kun." rose melirik Aina dengan expresi sinis. "pikiran mu hanya bell Kun, jelas Chang di lebih tampan dan lebih terlihat dewasa. dari awal hingga akhir expresinya selalu tenang, bahkan saat aku menolak pendaftarannya." Aina menatap rose dengan expresi bingung. "jarang kamu memuji seorang pria, apa kamu tertarik padanya." rose kembali menunjukan expresi kesal. "lanjutkan saja pekerjaan mu, jangan urusi masalah orang lain." sambil memperbaiki posisi kaca matanya, Aina kembali melakukan pekerjaannya.
_____________________________
saat ini Chang di berdiri di depan sebuah bangunan yg agak besar dengan wajah bingung lalu kembali menatap ais. "bukankah aku bilang yg kecil saja" Ais hanya menjawab dengan santai. "aku meminta bantuan teman ku dan dia memberikan ini pada ku. di depannya juga ada pub yg sangat terkenal di kota ini namanya TheĀ Hostess of Fertility. jadi tempat ini sangat strategis untuk membuka sebuah toko." Chang di langsung masuk ke dalam toko di ikuti oleh Ais.
setelah melihat ruangan yg luas di dalam, Chang di mengangguk dengan expresi puas. dari telapak tangan Chang di sebuah bola cahaya tiba tiba muncul dan dia memberikannya pada Ais. "tempelkan di dahi mu dan kamu akan mendapatkan semua teknik latihan yg kamu butuhkan." tanpa pikir panjang Ais langsung menempelkan bola cahaya tersebut di dahinya lalu menutup matanya. perlahan tubuh Ais mulai memancarkan cahaya emas untuk sesaat dan kemudian kembali normal. itu karena bola cahaya itu bukan hanya mengandung teknik latihan, tapi juga memperkuat kemampuan pemulihan energi sihir dan fisik serta penyembuhan luka.
saat ais membuka matanya dia kembali menatap Chang di. "sihir yg bisa mentransfer pengetahuan dengan sangat mudah. apa kamu pengguna pedang atau penyihir." Chang di dengan santai menjawab. "saat melawan wanita aku akan menjadi pendekar pedang pedang, tapi saat ingin membunuh musuh aku akan menjadi penyihir." Ais masih bertanya dengan expresi bingung. "lalu siapa kamu" Chang di menjawab dengan acuh tak acuh. "seorang penjaga toko" lalu Chang di melemparkan sebuah botol transparan berisi cairan ungu di dalamnya pada Ais. "apa ini"